Konselor : Ibu disini bertindak sebagai pemimpin kelompok dan kalian sebagai anggota, dan saya persilakan siapa dulu yang mau bicara, apa kalian sudah siap? Konseli : siap Bu ! Konselor : ok, sebelumnya dalam proses konseling ini ada asas-asas yang harus dipatuhi bersama asas-asas tersebut adalah: 1. Asas kerahasiaan: semua anggota berjanji apa pun yang terjadi dalam proses konseling ini tidak akan dibocorkan terhadap orang lain. 2. Asas keterbukaan: semua anggota kelompok terbuka dalam menyampaikan permasalahannya 3. Asas kesukarelaan: setiap anggota suka rela tanpa paksaan untuk mengikuti kegiatan ini 4. Asas kenormatifan: semua anggota mengikuti norma-norma yang berlaku, menjaga sopan santun, saling menghormati, dan ketika memberikan solusi untuk anggota yang lain hendaknya sesuai norma yang berlaku. 5. Asas kegiatan : semua anggota kelompok mengikuti konseling kelompok ini dari awal hingga akhir 6. Asas kemandirian : semoga kalian setelah kegiatan ini bisa menerapkan dalam kehidupan sehari- hari hal yang positif. 7. Asas keaktifan : semua anggota kelompok di harapkan aktif saat kegiatan konseling kelompok berlangsung Bagaimana setuju? Konseli : setuju Bu….. Konselor : sepertinya kalian tegang semuanya , biar gak tegang kita permainan dulu ya, Dwi : iya Bu, permainan apa Bu? Konselor : barang kali kalian punya ide , silakan utarakan saja Novi : nyanyi bareng ajah Bu Konselor : baiklah kita nyanyi “disini senang” ya Konseli : siap Bu (konselor dan konseli bernyanyi bersama Konselor : terimakasih buat semangatnya, kita lanjutkan ke kegiatan intinya Fahmi : iya Bu
2. Tahap III: Tahap Kegiatan
Konselor : baik, siapa dulu yang ingin mengemukakan masalahnya? Novi : saya Bu, saya merasa akhir-akhir ini ibu saya tidak sayang sama saya, selalu memarahi saya, padahal dulu tidak seperti itu, saya marah. Saya jadi tidak konsen belajar, dan jadi malas belajarnya. Konselor : iya, saya memahami perasaanmu, selanjutnya? Dwi : kalau saya tidak boleh pacaran sama orang tua, kan gak enak padahal aku suka sama seseorang, heheh… Fahmi : saya merasa ibu saya lebih sering sama kakak saya daripada saya, kalau kakak minta apa-apa langsung dituruti, tapi kalau aku yang minta pasti disuruh nunggu, kan gak adil. Konselor : iya , ibu mengerti yang kamu rasakan, berikutnya siapa? Adit : saya pak, saya juga tidak boleh pacaran oleh orang tua, heheh M . arif : kalau saya, orang tua saya terlalu banyak menuntut, inilah itulah, harus baguslah nilainya, hmm… Konselor : baik, semua sudah mengemukakan masalahnya, nah sekarang masalah siapa ya yang harus diselesaikan dulu? Adit : masalah Novi Bu, kasihan sampai gak konsen belajar gitu. Dwi : iya setuju, kasihan Novi Konselor : baiklah kalau begitu, Fahmi ceritakan masalahmu. Novi : begini Bu, ibu saya seperti tidak sayang sama saya, selalu marah-marah, salah sedikit marah, ibu sudah tidak sayang saya, saya jadi malas belajar. Percuma sulit untuk konsentrasi. Dwi : memangnya dulu ibu kamu gak gitu? Novi : enggak, dulu baik kok gak suka marah-marah. Adit : mungkin ibumu sedang ada masalah M. Arif : iya makanya dia sering marahin kamu Novi : aku gak tahu M. Arif : bagaimana ibu dengan ayahmu? Mungkin sedang ada masalah, maksudku bertengkar? Novi : kayaknya enggak, baik-baik aja kok, cuman waktu itu ayah sedang ada masalah dengan saudara-saudaranya. Dwi : mungkin gara-gara itu, biasanya orang tua suka marah-marah kalau sedang ada masalah, seperti orang tuaku dulu. Novi : tapi kenapa ibu yang marah-marah, ayahku biasa aja Fahmi : ya mungkin ayahmu orangnya kuat, jadi sabar menghadapi masalah Adit : iya, dan ibumu kurang sabar karena ayahmu dapat masalah, jadi dia suka marah-marah. M. Arif : kamu juga harus sabar, positif tingking aja, gak ada lo orang tua yang gak sayang sama anaknya sendiri Fahmi : betul, coba kamu ingat dulu waktu sebelum ayahmu belum mendapat masalah, gimana sikap ibumu? Novi : ya baik, sayang ma aku Fahmi : nah tu kan, sebenarnya ibumu sayang mah kamu, karena ada masalah ini jadi ibumu gampang marah, kamu ngertiin ibumu aja. Dwi : ya kamu senengin ibu kamu aja, misalnya bantuin apa gitu, bantuin nyapu, atau bersih-bersih biar ibumu senang. Adit : ya kamu tunjukin dengan belajar giat, pasti ibumu senang, apalagi kalau liat nilaimu bagus, yak an? M. Arif : setuju tuh Novi : iya juga yah, mungkin ibuku itu kepikiran masalahnya ayah Adit : iya, kamu positif thinking aja, ibumu marah bukan berarti tidak sayang ma kamu, ya kan? Novi : iya kalian bener juga. Konselor : ok, bagaimana Novi dari saran dan masukan teman-teman kamu? Novi : iya Bu mungkin ada benarnya, dan saya harus tetap rajin belajar. Konselor : bagus! Bagaimana sekarang? Masih jengkel dengan ibumu? Novi : heheh.. tidak Bu saya sudah lega Konselor : baiklah kalau begitu.