Jobsheet Pemfis, Vit K, Salep Mata
Jobsheet Pemfis, Vit K, Salep Mata
Waktu : 1 x 60 menit
Objektif Perilaku siswa : 1. Setelah memperhatikan simulasi, mahasiswa mampu
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk
melakukan pemeriksaan fisik pada BBL dengan tepat
2. Setelah memperhatikan simulasi, mahasiswa mampu
mendemonstrasikan pemeriksaan fisik pada panthoom
bayi dengan benar sesuai dengan jobsheet/ daftar tilik
3. Setelah memperhatikan simulasi, mahasiswa mampu
mendemonstrasikan pemeriksaan fisik pada bayi dengan
benar sesuai dengan jobsheet/ daftar tilik
Petunjuk Kerja 1. Baca dan pelajari lembar kerja / jobsheet / daftar tilik
2. Siapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan bayi
3. Letakkan bahan dan alat pada tempat yang mudah
dijangkau
4. Pusatkan perhatian pada kegiatan praktek
5. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
6. Ikuti petunjuk struktur
7. Laporkan hasil pemeriksaan setelah selesai melakukan
praktek pemeriksaan fisik bayi
2. Bahan
- Handscoon
- Salep/ Tetes Mata
- Vit K1
- Tisue
- Kapas DTT
- Kasa
- Air DTT
- Air sabun, air DTT dan larutan chlorine
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan dalam dua tahap yang meliputi pengkajian
segera setelah lahir yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan adaptasi bayi baru lahir dari
dalam ke kehidupan diluar uterus yang terdiri dari penilaian sigtuna dan atau APGAR yaitu penilaian
yang dimulai sejak kepala crowning saat persalinan. Pengkajian selanjutnya adalah pengkajian fisik
secara keseluruhan untuk memastikan bayi baru lahir dalam keadaan normal dan tidak ada kelainan
serta dapat mendeteksi kelainan sedini mungkin sehingga akan mendapatkan pertolongan dengan
segera. Pemeriksaan fisik pada tahap ini jika memungkinkan disertai dengan pemeriksaan penunjang
lain yang diperlukan. Tindakan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan segera setelah lahir, dalam 24 jam
pertama kelahiran dan menjelang pulang dari tempat pelayanan kesehatan.
Pengkajian fisik sebagai bagian dari prosedur perawatan bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik pada
BBL terdiri dari pemeriksaan antropometri yang meliputi BB yang dilakukan setiap hari, pengukuran
PB, LD dan Lila yang dapat dilakukan setiap minggu. Selain pemeriksaan antropometri juga
dilakukan pemeriksaan sistem organ dan pemeriksaan neurologis meliputi beberapa reflek primitif
bayi. Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir dilakukan dengan metode inspeksi dengan melakukan
pengamatan/ observasi, palpasi dengan menggunakan tangan dan jari-jari untuk meraba adanya
normalitas dan abnormalitas, Auskultasi dengan menggunakan alat seperti stetoskop, dan perkusi
dengan mengetuk menggunakan ujung jari tangan secara langsung dan tidak langsung untuk
mengetahui normalitas dan abnormalitas dari organ yang diperiksa.
Selama pemeriksaan fisik sering ditemui beberapa variasi yang lazim terjadi pada bayi
diantaranya ; adanya Caput succedaneum yang merupakan pengumpulan cairan dibawah kulit kepala
yang melewati garis sutura dan terjadi karena proses persalinan, Moulage merupakan keadaan saling
bertumpuknya sutura sebagai upaya memfasilitasi pergerakan kepala saat melewati jalan lahir pada
proses persalinan sehingga kepala menjadi tidak simetris, Bercak Mongol yang merupakan
hyperpigmentassi datar dan berwarna kebiruan yang sering terdapat pada daerah bokong,
Hemangioma merupakan tanda lahir berwarna merah keunguan, pseudomenorhoea merupakan cairan
mucus kental berwarna keputihan kadang disertai kemerahan yang terjadi pada bayi perempuan pada
minggu pertama BBL, Akrosianosis merupakan adanya warna kebiruan pada tangan dan kaki yang
dapat terjadi pada 2-4 jam pertama akibat sirkulasi perifer yang buruk, serta Milia berupa sumbatan
pada kelenjar sebacea tampak sebagai bercak putih menonjol pada muka terutama pada daerah hidung
Dalam melakukan pemeriksaan fisik pada bayi harus memperhatikan usia gestasi saat lahir, yang
akan memberikan pengaruh hasil pemeriksaan. Pada 1 jam pertama kelahiran bayi diberikan salep
mata dan vitamin K1 sebagai upaya profilaksis. Berikut prosedur asuhan kebidanan neonatus pada 1
jam pertama.
6. Pemeriksaan mata
Key Point
Inspeksi
- Perhatikan kesimetrisan, pelebaran epicantus, adanya tanda
infeksi, perhatikan jarak antara kedua mata, warna
konjungtiva, sklera dan refleks terhadap cahaya
(Perhatikan adanya strabismus, glaukoma kongenital/
kekeruhan pada kornea, katarak congenital/pupil berwarna
putih)
- Perhatikan setiap reaksi bayi
8. Pemeriksaan telinga
Key Point
Inspeksi
- Perhatikan kesimetrisan dan bentuk (posisi pinna berada pada
garis horizontal pada bagian luar kantus mata)
- Amati bagian telinga, adanya pengeluaran abnormal, serumen.
Palpasi
- Raba bagian belakang telinga dari dalam keluar, rasakan ada
tidaknya benjolan, waspadai pembesaran kelenjar mastoid
- Perhatikan reflek terkejut sebagai reaksi dari bunyi suara
9. Pemeriksaan leher
Key Point
Inspeksi
- Perhatikan keterbatasan pergerakan (kelainan tyroid)
- Perhatikan adanya pembengkakan kelenjar pada bawah rahang
- Perhatikan adanya pembesaran vena akibat adanya gangguan
pernafasan
Palpasi
- Raba dengan menggunakan kedua tangan dari belakang
kedepan dan pastikan tidak ada pembesaran pada leher bayi
17. Timbang BB
Key Point
- Siapkan timbangan, alasi dasar timbangan, dan siapkan kain
penutup bayi
- Pastikan timbangan bayi benar dan setting pada angka nol
- Lepaskan baju bayi
- Angkat bayi dengan hati-hati dan letakkan pada timbangan bayi
dan lihat angka yang tertera
- Alasi timbangan dengan kain bersih dan hangat
- Baca hasil dengan tepat
EVALUASI
1. Langkah dikerjakan sesuai dengan keadaan bayi secara sistematis
2. Tindakan pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan dengan lembut serta memperhatikan
keselamatan dan kenyamanan bayi.