Anda di halaman 1dari 29

“Kejadian Penyakit DBD”

Oleh

Kelompok 4:

Putri Ferdayanti K202101012

Agung Asnur K2021010

Agustriani K2021010

Alya Alfani K202101006

Fiki Aulia K202101019

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehinggah proposal ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami berharap semoga proposal ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersikap
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik dan kami akan terbuka
terhadap saran dan masukan dari semua pihak, akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................................3
D. Manfaat Penelitian............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis ...............................................................................................6


B. Tinjauan Empiris................................................................................................8
BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir Penelitian ........................................................................................9


B. Kerangka Konsep Penelitian .............................................................................9
C. Variabel Penelitian ............................................................................................9
D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif ......................................................10
E. Hipotesis Penelitian ........................................................................................12
BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian .............................................................................13


B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................13
C. Populasi dan Sampel .......................................................................................13
D. Pengumpulan Data..........................................................................................14
E. Pengolahan Data ............................................................................................16
F. Analisis dan Penyajian Data ............................................................................17
G. Etika Penelitian ...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular
Yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti
Sehingga dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat karna Terjadinya
perdarahan dan gangguan lainnya. Penyakit DBD adalah penyakit Menular yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes
aegypti.
Demam Berdarah Dengue (DBD) sekarang ini telah menjadi masalah
Kesehatan yang sangat penting di negara-negara berkembang tropis. Angka
Kejadian demam berdarah dengue (DBD) meningkat secara signifikan pada
Beberapa tahun terakhir. Setiap tahunnya diperkirakan 50-100 juta kasus
demamBerdarah dengue terjadi di dunia. Penyakit DBD ini telah menyerang lebih
dari 20 Negara dengan jumlah kasus lebih dari 17.000 kasus termasuk 225 kasus
Kematian. Selain itu, WHO memperkirakan sekitar 2,5 miliar orang atau dua
Perlima dari populasi dunia sekarang mempunyai resiko terkena penyakit ini.
(WHO, 2012).
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) merupakan
Penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis seperti di Indonesia, Dengan
penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Data Kementerian Kesehatan
(Kemenkemenjadi 65.432 penderita, dan yang meninggal adalah 595 jiwa dari total
jumlah Penduduk Indonesia yaitu 241.182.182 jiwa yang meliputi 495
kabupaten/kota Yang terjangkit kasus ini (Kemenkes RI, 2011 penduduk Indonesia
yaitu 241.182.182 jiwa yang meliputi 495 kabupaten/kota yang terjangkit kasus ini
(Kemenkes RI, 2011).
Demam berdarah banyak ditemui di Indonesia karena lingkungan alam
Tropis, sanitasi buruk berpotensial sebagai sarang nyamuk, dan rendahnya
Kesadaran masyarakat menjadi alasan utama berkembangnya penyakit ini.
Sehingga kejadian demam berdarah di Indonesia pada tahun 2011 menempati
Urutan tertinggi se-Asia tenggara.
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap individu masyarakat yang
Harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk
Memproteksi masyarakatnya tertular penyakit yang dianggap berbahaya. Negara
Sebagai organisasi terbesar diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan yang
Maksimal terhadap penanggulangan penyakit tertentu, karena negara yang
meliputi keseluruhan kehidupan bermasyarakat. Untuk itu sudah selayaknya negara
memberikan jaminan kesehatan kepada Masyarakatnya. Termasuk dalam
penanggulangan penyakit berbahaya yang Dimana negara dianggap perlu turun
tangan untuk mengatasi permasalahan Penyakit tersebut. Salah satu penyakit yang
dianggap momok bagi bangsa Indonesia ialah Demam Berdarah Dengue (DBD).
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan
Masyarakat diantaranya adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi,
Perkembangan teknologi serta tuntutan hidup manusia yang meningkat dan
Semakin bervariasi, sedangkan sumber daya yang dimiliki semakin terbatas dan
Menyebabkan turunnya kualitas lingkungan serta gangguan kesehatan bagi
Manusia, Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa berbagai penyakit fisik
maupun Penyakit mental atau kejiwaan. Penyakit fisik berupa penyakit menular
dimana Mekanisme penularannya dengan pembawa yang disebut vektor. Vektor
dapat Berupa serangga seperti nyamuk, lalat, kecoa atau dapat berupa binatang
bertulang Belakang.
Faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit berdasarkan model segitiga
Epidemiologi yaitu dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai host termasuk,
nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD. Lingkungan merupakan hal
mendasar Secara signifikan mempengaruhi kesakitan bagi setiap individu termasuk
sosial Ekonomi dan perilaku masyarakat, meningkatnya mobilitas penduduk,
kepadatan Hunian, semakin baiknya sarana transportasi dan masih terdapat tempat
perindukan Nyamuk penular DBD. Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti
berupa Genangan air jernih dan tertampung dalam suatu wadah yang tidak
beralaskan tanah Di luar dan di dalam rumah. Nyamuk Aedes aegypti juga lebih
menyukai wadah Yang berwarna gelap dan terlindung dari sinar matahari
Gejala – gejala DBD sendiri antara lain, demam tinggi (38-40 derajat
Celcius) yang berlangsung dua sampai tujuh hari, sakit kepala, rasa sakit yang
Sangat besar pada otot dan persendian, bintik – bintik merah pada kulit akibat
Pecahnya pembuluh darah, pendarahan pada hidung dan gusi, mudah timbul Memar
pada kulit shock yang ditandai oleh rasa sakit pada perut, mual, muntah, Jatuhnya
tekanan darah, pucat, rasa dingin yang tinggi terkadang disertai Pendarahan dalam
tubuh.
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk aedes aegepty atau aedes
Albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari
Penderita demam berdarah lain. Nyamuk aedes aegepty berasal dari Brasil dan
Ethiopia, dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang
Beresiko terkena demam berdadan tinggal di daerah lembab serta daerah kumuh.
Penyakit ini sering terjadi di Daerah tropis, dan muncul pada musim penghuja
daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah adakah hubungan antara pengetahuan warga tentang Demam
x Berdarah dengan pemilihan cara pencegahan Demam Berdarah Dengue ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan,
sikap dan Perilaku masyarakat dengan kejadian DBD.
2. Tujuan khusus
• Untuk mengetahui data karakteristik responden yang terdiri dari
usia, jenis Kelamin, pendidikan terakhir.
• Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat tentang DBD.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan
Peneliti tentang hubungan pengetahuan,sikap dan perilaku masyarakat
dengan Kejadian DBD.
2. Tenaga kesehatan
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi tenaga Kesehatan mengenai
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku masyarakat dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue, Sehingga dapat di jadikan bahan penyuluhan untuk
mencegah dan Memberantas penyakit DBD.
3. Masyarakat
Memberikan wawasan dan kesadaran akan pentingnya melakukan
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD dengan cara melakukan 3M
PLUS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

a. Pengertian

DBD merupakan penyakit yang ditandai dengan beberapa gejala krinis


seperti : demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas dan berlangsung terus
menerus salama 2-7 hari, terjadi manifestasi perdarahan (petekie, purpura,
perndarahan konjngtiva, episkasis, ekimosis, melena dan hematuri), uji
Tourniqet positif. Tombosittopeni (100.000/µl atau kurang), terjadi
peningkatan hematokrit 20% atau lebih, bila status lanjut dapat disertai
pembesaran hati (“Kementrian Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan,” 2011)

b. Etiologi

Penyebab dari penyakit DBD ini adalah Virus Dengue yang ditularkan oleh
vektor Aedes aegypti. Aedes aegypti adalah spesies nyamuk tropis dan
subtropis. Distribusi Aedes aegypti juga dibatasi oleh ketinggian dan biasanya
tidak ditemukan di atas ketinggian 1000 m, akan tetapi pernah dilaporkan
distribusi nyamuk ini pada ketinggian 2121 m di India, pada 2200 m di
Kolombia dan pada ketinggian 2400 m di Eritrea (WHO, 2012)

c. Faktor Yang Mempengaruhi Penyebaran DBD

Faktor-faktor yang dapat mendukung perkembangan nyamuk Aedes aegypti


menurut Departemen Kesehatan RI (2004), antara laian: 1) Faktor Manusia
Faktor manusia yang berhubungan dengan penularan DBD antara lain
umur, suku, kerentanan, keadaan sosial ekonomi, kepadatan penduduk dan
mobilitas penduduk.

2. Faktor Nyamuk Penular

Faktor yang mempengaruhi pesebaran nyamuk Aedes aegypti antara


lain tempat berkembang biak, tempat istirahat, resistensi, perilaku dan sifat
nyamuk.
3. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi, antara lain kualitas


permukiman, jarak antar rumah, pencahayaan, ketinggian tempat, curah
hujan, iklim, temperatur, kepadatan nyamuk dan karakteristiknya.
d. Penularan

Penyakit Demam Berdarah Dengue ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.


Nyamuk ini mendapatkan virus dengue sewaktu mengigit mengisap darah
orang yang sakit demam berdarah dengue atau tidak sakit tetapi didalam
darahnya terdapat viru dengue. Seseorang yang didalam darahnya mengandung
virus dengue merupakan sumber penularan penyakit demam berdarah. Virus
dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam.
Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan
ikut terisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan
memperbanyak diri dan tersebar diberbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk
didalam kelenjar liurnya. Satu minggu setelah mengisap darah penderita,
nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi
ekstrinsik). Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang
hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang telah mengisap virus
dengue itu menjadi penular (infektif) sepanjang hidupnya. Penularan ini terjadi
karena setiap kali nyamuk menusuk atau menggigit, sebelum mengisap darah
akan mengeluarkan air liur melalui alat tusuknya (proboscis) agar darah yang
diisap tidak membeku. Bersama air liur inilah virus dengue dipindahkan dari
nyamuk ke orang lain (Depkes, 2005).
Penularan demam berdarah dengue menurut Depkes RI (2005) dapat terjadi
disemua tempat yang terdapat nyamuk penularan. Adapun tempat yang
potensial untuk terjadinya penularan DBD adalah :
1) Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis).

2) Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orangorang yang


datang dari berbagai wilayah sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran
dari beberapa tipe virus Dengue cukup besar. Tempat-tempat umum antara
lain : sekolah, RS atau Puskesamas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya,
hotel, pertokoan, pasar, dan lain-lain.
3) Pemukiman baru dipinggir kota

Karena dilokasi ini, penduduk umumnya berasal dari berbagai wilayah


dimana kemungkinan diantaranya terdapat penderita atau carier.
e. Tanda dan Gejala penyakit DBD

Menurut Depkes RI (2005) tanda-tanda dan Gejala penyakit DBD adalah :


1) Demam

Penyakit DBD didahului oleh demam tinggi yang mendadak terus-


menerus berlangsung 2-7 hari, kemudian turun secara cepat. Demam
secara mendadak disertai gejala klinis yang tidak spesifik seperti : lemas,
nyeri pada tulang, sendi, punggung dan kepala.
2) Manifestasi pendarahan

Pendarahan terjadi pada semua organ, umumnya timbul pada hari 2-3
setelah demam, sebab pendarahan adalah trombositopenia. Bentuk
pendarahan dapat berupa : ptchiae, purpura, echymosis, pendarahan
conjunctive, pendarahan dari hidung (mimisan), pendarahan gusi, muntah
darah (hematenesis), buang air besar berdarah atau disentri (melena),
kencing berdarah (hematuri), gejala ini tidak semua harus muncul pada
setiap penderita DBD, untuk itu diperlukan toreniquet test dan biasanya
positif pada sebagian besar penderita Demam Berdarah Dengue.
3) Pembesaran hati (hepatomegali)
Pembesaran hati dapat diraba pada penularan demam. Derajat
pembesaran hati tidak sejajar dengan beberapa penyakit. Pembesaran hati
mungkin berkaitan dengan strain serotype virus Dengue.
4) Renjatan (syok)

Renjatan dapat terjadi pada saat demam tinggi yaitu antara hari ke 3-7
mulai sakit. Renjatan terjadi karena pendarahan atau kebocoraan plasma
ke daerah ekstra vaskuler melalui kapilar yang rusak. Adapun tanda-tanda
pendarahan : kulit teraba dingin pada ujung hidung, jari dan kaki; penderita
menjadi gelisah; nadi cepat, lemah, tekanan nadi menurun (menjadi 20
mmHg atau kurang), tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun
sampai 80 mmHg atau kurang). Renjatan yang terjadi pada saat demam,
biasanya mempunyai kemungkinan yang lebih buruk.
f. Pencegahan Penyakit DDB

Menurut (Misnadiarly, 2009) pencegahan Penyakit Demam Berdarah


Dengue adalah :
1) Penyuluhan Bagi Masyarakat

Diera pandemi COVID-19 ini kassus DBD semakin meningkat, maka


upaya pencegahan demam berdarah ditujukan pada pemberantasan
nyamuk beserta tempat perindukannya. Oleh karena itu dasar pencegahan
demam berdarah yaitu memberikan penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat tentang bagaimana cara memberantas nyamuk dewasa dan
sarang nyamuk, yang dikenal sebagai pembasmian ssayang nyamuk atau
PSN. Demi keberhassilan pencegahan demam berdarah, PSN harus
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, dirumah,
di sekolah, di rumah sakit dan tempat-tempat umum seperti tempat ibadah,
makam dan lain-lain. Dengan demikian masyarakat harus dapat mengubah
perilaku hidup sehat, terutama meningkatkan kebersihan lingkungan.
2) Cara Memberantas Jentik

Cara memberantas jentik dilakukan dengan cara 3 M yaitu menguras,


menutup, mengubur. Artinya :
a) Kuras bak mandi seminggu sekali (menguras)
b) Tutup penyimpanan air rapat-rapat (menutup)

c) Kubur kaleng, ban bekas dan lain-lain (mengubur)

Kebiasaan-kebiasaan seperti mengganti dan membersihkan


tempat minum burung setiap hari atau mengganti dan membersihkan
vas bunga, sering kali dilupakan. Kebersihan diluar rumah seperti
membersihkan tanaman yang berpelepah dari tampungan air hujan
secara teratur atau menempatkan ikan pada kolam yang sulit dikuras,
dapat mengurangi sarang nyamuk.
d) Pedoman Penggunaan Bubuk Abate (Abatisasi)

Abatisasi harus dilakukan sesuai dengan pedomannya agar benar-


benar mematikan jentik nyamuk Aedes aegypti.
Pedoman tersebut yakni :

a. Satu sendok makan peres (10 gram) untuk 100 liter air

b. Dinding bak mandi jangan disikat setelah ditaburi bubuk abate

c. Bubuk akan menempel di dinding bak/ tempayam/ kolam

d. Bubuk abate tetap efektif sampai 3 bulan

3) Cara Memberantas Nyamuk Dewasa

Untuk memberantas nyamuk dewasa, upayakan membersihkan


tempat-tempat yang disukai nyamuk untuk beristirahat, antara lain :
a) Jangan menggantung baju bekas pakai

b) Pasang kasa nyamuk pada ventilasi dan jendela rumah

c) Lindungi bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu
d) Semprot obat nyamuk rumah di pagi dan sore hari (jam 08.00 dan
18.00)
e) Perhatikan kebersihan sekolah. Apabila kelas gelap dan lembab
semprot dengan obat nyamuk terlebih dahulu.
f) Pengasapan (fogging) hanya dapat dilakukan apabila dijumpai
penderita yang dirawat atau meninggal. Untuk pengasapan diperlukan
laporan dari rumah sakit yang merawat.
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Agent

Virus Dengue

Vektor

Nyamuk Aedes aegypti

Host

1.Pengetahuan responden
tentang penyakit DBD
2.Pemberantasan
sarangnyamuk 4M Plus Environmet
3.Layanan promosi
Keberadaan jentik
kesehatan
Keterangan : nyamuk Aedes
aegypti

Kejadian DBD

Keterangan :

: Diamati
: Tidak Diamati

Kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori segitiga
epidemiologi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DBD
yaitu faktor penyebab/agent (virus Dengue), host/pejamu (pengetahuan responden
tentang penyakit DBD, pemberantasan sarang nyamuk 4M plus, layanan promosi
kesehatan) dan environment/lingkungan (keberadaan jentik nyamuk Aedesaegypti).
Ketiga komponen tersebut berhubungan dengan kejadian DBD. Upaya yang dapat
dilakukan dalam penanganan DBD yaitu dengan melakukan PSN yang dapat
menekan atau mengurangi keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Pada
penelitian ini akan dilakukan analisis mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian DBD di Kelurahan Sesetan yang meliputi: pengetahuan responden
tentang penyakit DBD, pemberantasan sarang nyamuk 4M Plus, layanan promosi
kesehatan dan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur dan diamati yang nilainya
bervariasi antar satu objek ke objek lainnya dan terukur (Riyanto, 2011).
a. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain,


artinya apabila variabel bebas berubah maka akan mengakibatkan perubahan
variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden
tentang penyakit DBD, pemberantasan nyamuk 4M plus, layanan promosi
kesehatan dan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti.
b. Variabel terikat (Dependen Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain,


artinya variabel terikat berubah akibat perubahan pada variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah variabel kejadian Demam Berdarah Dengue.
c. Variabel pengganggu/perancu (Confounding Variable)

Variabel pengganggu merupakan variabel yang berhubungan dengan


variabel bebas dan berhubungan dengan variabel terikat, tetapi bukan merupakan
variabel antara. Variabel pengganggu dalam penelitian ini adalah musim,
kelembaban, kepadatan penduduk.
d. Hubungan antar variabel

Hubungan antar variabel dalam penelitian ini digambarkan seperti bagan pada
Gambar 2:

Variabel bebas Variabel terikat


1. Pengetahuan responden Kejadian Demam Berdarah
tentang penyakit DBD
2. Pemberantasan4M Dengue.
plus Keberadaan

Variabel pengganggu
1. Musim
2. Kelembaban
3. Kepadatan penduduk

Keterangan :

: Diamati

:TidakDiamati

Gambar 2 Hubungan Antar Variabel


Bagan pada Gambar 2 diatas menggambarkan bahwa penyakit DBD tidak
hanya berhubungan dengan faktor pengetahuan responden terhadap penyakit DBD,
pemberantasan nyamuk 4M plus, layanan promosi kesehatan dan keberadaan jentik
nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian DBD tetapi musim, kelembaban dan
kepadatan penduduk juga dapat mempengaruhi terjadinya Demam Berdarah
Dengue.
Variabel pengganggu (Confounding Variable) dalam penelitian ini tidak
akan dilakukan analisis data secara statistik dikarenakan akan lebih menjelaskan
mengenai hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat yang sudah
dijabarkan pada bagan tersebut.

2. Definisi Operasional

Tabel 1
Definisi Operasional

No Variabe Definis Cara Skala


l i
Pengukura
n
1 2 3 4 5
1 Pengetahuan Pemahaman responden Menggunaka Ordinal
responden tentang penyakit DBD n kuisioner
tentang yang meliputi
penyakit DBD pengetahua
n tentang DBD, cara
penularan, tanda, gejala.
Kategori pengetahuan
yaitu: Baik:
Bila nilai jawaban 9-
12Cukup:
Bila nilai jawaban 5-8
Kurang: Bila nilai
jawaban
0-4
1 2 3 4 5
2 Pemberantasan Segala sesuatu yang Menggunaka Ordinal
sarang diketahui dan dilakukan n kuisioner
nyamu responden
k 4M Plus dengan
penerapan 4M Plus yang
meliputi
mengura
s,
mengubur,
menutu
p, memantau jentik secara
rutin. Kategori 4M Plus
yaitu:
Baik:

Bila nilai jawaban


7-9 Cukup:
Bila nilai jawaban 4-6
Kurang: Bila nilai
jawaban 0-3
3 Layanan Pernyataan dari Menggunaka Ordinal
promosi responden tentang n kuisioner
kesehatan layanan promkes yang
didapatkan baik dari
puskesmas maupun
media sosial. Kategori
promkes yaitu:
Baik:

Bila nilai jawaban


7-9 Cukup:
Bila nilai jawaban 4-6
Kurang: Bila nilai
jawaban
0-3

4 Keberadaan Ada atau tidaknya jentik Melakuka Nominal


jentik dalam tempat n
nyamu penampungan air yang observasi
k Aedes aegypti diperiksa. Kategori
keberadaan jentik Aedes
aegypti yaitu:
Ada jentik

Tidak ada jentik


1 2 3 4 5
5 Kejadian Jumlah penderita DBD Menggunaka Nominal
Demam yang terdaftar di catatan nkuisioner
Berdarah medik Puskesmas I
Dengue Denpasar Selatan.
Kategori kejadian DBD
yaitu:
Pernah sakit

Tidak pernah sakit

C. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

1. Ada hubungan faktor pengetahuan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue

di Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar Tahun 2022.

2. Ada hubungan faktor 4 M Plus dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di


Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan Kota Denpasar Tahun 2022.
3. Ada hubungan faktor layanan promosi kesehatan dengan kejadian Demam
Berdarah Dengue di Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan Kota
Denpasar Tahun 2022.
4. Ada hubungan faktor keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian
Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan
Kota Denpasar Tahun 2022.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan
menggunakan pendekatan cross sectional study, yaitu penelitian yang diadakan
dalam waktu yang bersamaan (variabel independen dan variabel dependen) tetapi
dengan subjek yang berbeda-beda (Siswanto dkk, 2016). Rancangan penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:

Populasi ( Sampel )

Faktor Risiko + Faktor Risiko -

Efek + Efek - Desain Penelitian Efek


Gambar 2 : Bagan Cross+ Sectional Study
Efek -
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 30 juli 2023 sampai dengan 4
Agustus 2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wua-wua Kota
Kendari
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karateristik tertentu
yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh
karateristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Alimul, 2012).
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah 61 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Wua-
Wua. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus (Notoatmodjo
,2009).
n=

keterangan :
n = Besarnya sampel
N = Besaraya populasi
D = Tingkat kepercayaan (0,05)
Hasil perhitungan di peroleh :
n= = 53

Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 orang. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Proposional Stratified Sampling.
Adapun kriteria Sampel terdiri dari :
1. Kriteria inklusi
a. Usia (2 - 64 tahun)

b. Berjenis kelamin laki - laki dan perempuan


c. Kasus berjumlah 61 responden
d. Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Lampeapi
e. Bersedia diwawancarai
2. Kriteria Eksklusi :

a. Responden yang pindah rumah


b. Tidak bersedia menjadi responden
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data. Sebelum
melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat
memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa
kuesioner/angket, observasi, wawancara atau gabungan ketiganya. (Alimul, 2012)
1. Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan
beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila responden jumlahnya besar dan tidak
buta huruf. Selain itu, pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner
mampu menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu
pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan.
2. Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan nilai besaran yang dikur
dengan alat ukur yang telah ditetapkan sebagai satuan. Pengukuran ini digunakan untuk
mengukur suatu benda yang tidak dapat dibaca melainkan untuk mengetahui hasilnya
harus diukur.
3. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan melakukan
pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan
atau hal-hal yang akan diteliti. Pengumpulan data dengan cara observasi ini dapat
digunakan apabila objek penelitian adalah benda atau proses kerja.
4. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung.
Metode dapat dilakukan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara
mendalam serta jumlah responden sedikit.
E. Pengolahan, Analisis Data dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
a) Editing
Data yang telah diisi oleh responden dikumpulkan dan kemudian diperiksa
kempali oleh peneliti yaitu seperti memeriksa kelengkapan, pengisian kuesioner,
kejelasan jawaban, dan keseragaman suatu pengukuran
b) Koding
Koding atau pengkodan pada lembaran observasi. Pada tahap ini kegiatan
dilakukan ialah mengisi daftar kode yang disediakan pada lembaran observasi
sesuai pengamatan yang dilakukan.
c) Skoring
Setelah melakukan pengkodean maka dilanjutkan dengan tahap pemberian
skor pada lembar observasi dalam bentuk angka.
d) Tabulating
Tabulasi yaitu menghitung responden dan memasukan semua variabel
penelitian.
e) Entri
Entri adalah memasukkan data yang diperoleh menggunakan fasilitas
computer, dengan menggunakan system atau program komputer.
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada analisis ini data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran tendensi sentral atau
grafik. Jika data mempunyai distribusi normal, maka mean dapat digunakan sebagai
ukuran pemusatan dan standar deviasi (SD) sebagai ukuran penyebaran. Jika
data berdistribusi tidak normal maka menggunakan median sebagai ukuran
pemusatan dan minimum-maksimum sebagai ukuran penyebaran. (Saryono,
2013)
Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang
berguna, dan pengolahan datanya hanya satu variabel saja, sehingga dinamakan
univariat. Dalam analisis deskriptif data dapat diringkas berupa ukuran statistik
(mean, median, modus), tabel, grafik. Analisa univariat dilakukan masing-masing
variabel yang diteliti. Variabel dalam penelitian ini adalah luas ventilasi, jenis
lantai, jenis dinding, kelembaban, pencahayaan, kepadatan hunian, menutup mulut
saat batuk dan meludah sembarang tempat. (Sujarweni Wiratna,2014)

b. Analisis Bivariat
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
variabel independen dengan dependen dengan menggunakan uji statistik Chi Square
dengan menggunakan batas kemaknaan α = 0,05.
Adapun rumus uji Chi-square, yaitu:

Keterangan :
X² = nilai chi- square hasil perhitungan
Fo= frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi yang diharapkan
Pengambilan Keputusan :

1) Apabila X2hitung > X2tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
2) Apabila X2hitung < X2tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.

F. Etika Penelitian
Dalam penelitian ini, masalah etika sangat diperhatikan dengan menggunakan
metode:

1. Lembar persetujuan (Informed Consent)


Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang menjadi subyek penelitian
dan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian serta dampak
yang akan terjadi bila bersedia menjadi subyek penelitian. Jika responden menolak
untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati hak-hak
responden.
2. Tanpa nama (Anonimity)
Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden pada lembar instrument dan hanya menulisakan inisial responden saja
misalnya Imam Akbar ditulis IM.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasian informasi yang telah didapat oleh peneliti dari responden akan dijamin
kerahasiaannya. Hanya pada kelompok tertentu saja yang akan peneliti sajikan
utamanya pada hasil riset.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan
tindakan pencegahan demam berdarah dengue ( DBD) oleh tokoh masyarakat di
kecamatan endemis Kota Padang dapat disimpulkan bahwa:
1. Distribusi frekuensi faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan demam
berdarah dengue (DBD): lebih dari separuh responden memiliki pendidikan tinggi,
pengetahuan baik, sikap negatif, sarana prasarana yang kurang, dukungan petugas
kesehatan yang tidak mendukung, responden yang terpapar informasi, dan lebih
dari separuh responden yang mempunyai tindakan yang baik dalam pencegahan
demam berdarah dengue (DBD) oleh Tokoh Masyarakat di Kecamatan endemis
Kota Padang.
2. Pengetahuan, sikap, sarana prasarana dan dukungan petugas kesehatan merupakan
faktor yang berhubungan dengan tindakan pencegahan demam berdarah dengue
(DBD) oleh Tokoh Masyarakat.
3. Dukungan petugas kesehatan merupakan variabel yang paling dominan yang
mempengaruhi terjadinya tindakan pencegahan demam berdarah dengue (DBD)
B. SARAN
1. Kepada masyarakat
Masyarakat berperan aktif dalam melaksanakan kebersihan lingkungan
terutama dalam melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk guna menekan
sekecil mungkin peluang nyamuk untuk bersarang serta berkembang biak dengan
melaksanakan Menguras, Menutup tempat-tempat penampungan air baik diluar
rumah maupun di dalam rumah serta Mengubur/membakar barang bekas.
2. Kepada Petugas Kesehatan
Diharapkan petugas Kesehatan lebih rutin untuk melaksanakan penyuluhan di
masyarakat tentang perkembangan DBD agar masyarakat lebih memahami tentang
penyakit Demam Berdarah serta pentingnya melaksanakan Pemberantasan Sarang
Nyamuk ( PSN ), guna menekan terjadinya perkembangan kasus Demam Berdarah
di masyarakat, bekerja sama dengan lintas sektor yang terkait untuk bersama-sama
berperan aktif di dalam menekan kasus Demam Berdarah di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arukunto, Suharsimi (2016) metodelogi Penelitian, Yogyakarta: Bina Aksara adalah cara yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam penelitian.
Alfarisi, 2411, Definisi dan Etilogi/Penyebab Demam Berdarah Dengue,http//doc
alfarisi.blogspot.com/201 1/04/definisi-dan-etiologi penyebab demam. html, di akses
pada 2 Februari 2017, jam 11.00. Bachtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan
pendekatan praktik. Erlangga
................ 2007, Pemberantasana Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSNDBD) oleh
Juru Pemantau Jentik (Jumantik), Dirjen PPM dan PLP, Jakarta.
Hopp MJ and J, 2006, Global-scale Relationships Between Climate and the Dengue Fever
Vector Aedes Aegypti, Climate Change.
Notoatmodjo, S, 1993, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan ilmu perilaku Kesehatan, Andi
Offset Jogyakarta 2003a. Metodelogi Penelitian Kesehatan , Rineka Cipta, Jakarta.
................2003b, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta. 4
................2003c, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta.
Nursalam, 2003, Konsep dan Penyerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta
Soegijanto, S, 2006, Demam Berdarah dengue, Edisi Kedua, Airlangga University Press,
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai