Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN

DAN
PENGANGGARAN
KELOMPOK 3
1. La Ode Muhamad Wahyuddin B1C120270

2. Putri Maharani Fatiha Silondae B1C121288

3. Bahar B1C122012

4. Mikas Andini B1C122028

5. Nur Septiawati B1C122034

6. Serli B1C122039

7. Miftahul Jannah B1C122099

8. Serli B1C122116

9. Nurhasanah Aprillia Dwiyana B1C122204


A. Perecanaan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan Kebijakan Umum APBD (KUA)

RKPD adalah dokumen


perencanaan tahunan yang
memuat rancangan kerangka KUA adalah dokumen yang
ekonomi daerah, prioritas memuat rancangan kebijakan
pembangunan daerah, rencana pendapatan, belanja, dan
kerja, pendanaan, dan pembiayaan daerah yang akan
prakiraan maju. RKPD disusun dituangkan dalam Rancangan
dengan berpedoman pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Rencana Pembangunan Jangka Daerah (RAPBD). KUA disusun
Menengah Daerah (RPJMD) dan berdasarkan RKPD dan
Rencana Kerja Pemerintah mempertimbangkan kondisi
(RKP). keuangan daerah.
Proses penyusunan RKPD dan KUA dilakukan secara
bertahap dan melalui beberapa tahapan, yaitu:

 Penyusunan rancangan awal RKPD


 Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Musrenbang)
 Penyusunan rancangan final RKPD
 Penyusunan rancangan KUA
 Pembahasan rancangan KUA di DPRD
 Penetapan KUA

RKPD dan KUA memiliki beberapa manfaat penting

 Memastikan kesesuaian antara perencanaan


dan penganggaran daerah.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penggunaan anggaran daerah.
 Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan daerah.
 Mendorong partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan daerah.
B. Pembuatan Rencana Kerja Anggaran
Satuan Kerja Pemerintah Daerah (RKA-
SKPD)

RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan


penganggaran yang berisi rencana pendapatan,
belanja program dan kegiatan SKPD serta Beberapa peraturan perundang-
rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan undangan, Dalam Penyusunan
APBD. RKA-SKPD disusun oleh masing-masing RKA-SKPD
SKPD berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran
Daerah (RKPD) dan Kebijakan Umum Anggaran 1. Peraturan Pemerintah Nomor 86
Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA). Tahun 2010
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 77 Tahun 2020
3. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 050/32/SJ Tahun 2021
Proses penyusunan RKA-SKPD secara umum
terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

 Penyusunan rancangan awal RKA-SKPD


 Pembahasan rancangan awal RKA-SKPD
 Penyusunan rancangan final RKA-SKPD:
 Penetapan RKA-SKPD
 Pengendalian dan evaluasi RKA-SKPD

RKA-SKPD memiliki beberapa manfaat penting, antara lain:

 Memastikan kesesuaian antara program dan


kegiatan dengan anggaran yang tersedia.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penggunaan anggaran.
 Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan SKPD.
 Mempermudah pelaksanaan monitoring dan
evaluasi program dan kegiatan.
C Rekomendasi RKA-SKPD oleh Musrenbang dan
Panitia Anggaran Eksekutif.

Rekomendasi RKA-SKPD merupakan hasil


pembahasan dan kesepakatan antara
Musyawarah Rencana Pembangunan
Daerah (Musrenbang) dan Panitia
Anggaran Eksekutif (PAE) terhadap
Rancangan Kerja dan Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (RKA- SKPD)
yang diajukan oleh masing-masing SKPD.
Rekomendasi RKA-SKPD ini menjadi
acuan bagi kepala daerah dalam menyusun
Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (RAPBD).
Proses rekomendasi RKA-SKPD meliputi beberapa
tahapan, yaitu:

 Musrenbang
 Pembahasan RKA-SKPD oleh Tim
Koordinasi Penyusunan RKA-SKPD
 Pembahasan RKA-SKPD oleh Panitia
Anggaran Eksekutif (PAE)
 Penetapan Rekomendasi RKA-SKPD
 Penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
D. Penuangan RKA-SKPD dalam
dokumen RAPBD.
Rencana Kerja dan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RKA-SKPD) merupakan
dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi
RKA-SKPD dituangkan dalam
rencana pendapatan, belanja
dokumen RAPBD dengan
program dan kegiatan SKPD
cara mengelompokkan
serta rencana pembiayaan
program dan kegiatan SKPD
sebagai dasar penyusunan
berdasarkan urusan
APBD.
pemerintahan dan organisasi
perangkat daerah
Struktur RAPBD yang memuat Berikut ini adalah contoh
RKA-SKPD secara umum terdiri penuangan RKA-SKPD dalam
dari beberapa bagian, yaitu: dokumen RAPBD
• Bagian Pendapatan • Bagian Belanja
• Bagian belanja • Belanja Barang dan Jasa
• Bagian pembiayaan • Belanja Barang dan Jasa

Penuangan RKA-SKPD dalam dokumen


RKA-SKPD dituangkan dalam RAPBD penting untuk:
dokumen RAPBD dengan cara yang  Memastikan kesesuaian antara program dan
lebih rinci, yaitu: kegiatan dengan anggaran yang tersedia.
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas
• Uraian program dan kegiatan penggunaan anggaran.
• Anggaran program dan kegiatan  Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi
• Rencana pembiayaan: pengelolaan keuangan daerah.
 Mempermudah pelaksanaan monitoring dan
evaluasi program dan kegiatan.
E. Dengar pendapat RAPBD antara DPRD
Dan SKPD

Dengar pendapat ini


bertujuan untuk
mendapatkan masukan
dan saran dari DPRD
SKPD
Dengar pendapat ini bertujuan
untuk mendapatkan masukan
terhadap RAPBD sebelum
dan saran dari DPRD terhadap
disahkan menjadi RAPBD sebelum disahkan
Peraturan Daerah (Perda). menjadi Peraturan Daerah
Proses dengar pendapat (Perda). Proses dengar
pendapat
RAPBD secara umum terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

• Penyampaian RAPBD oleh Kepala Daerah


• Pembagian Dokumen RAPBD kepada Komisi-Komisi DPRD
• Pembahasan RAPBD oleh Komisi-Komisi DPRD
• Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan RAPBD oleh Komisi-Komisi DPRD
• Pembahasan RAPBD oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD
• Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan RAPBD oleh Banggar DPRD kepada Sidang
Paripurna DPRD:
• Pemungutan Suara terhadap RAPBD

Peran DPRD dan SKPD dalam Dengar Pendapat RAPBD:


• DPRD:
• SKPD
F. Pembahasan RAPBD pada forum
paripurna DPRD

Pembahasan RAPBD pada forum


Paripurna DPRD merupakan
tahap akhir dalam proses
pembahasan RAPBD sebelum
disahkan menjadi Peraturan
Daerah (Perda). Pembahasan ini dilakukan oleh
seluruh anggota DPRD dalam sidang
paripurna yang dipimpin oleh Ketua
DPRD.
Tujuan pembahasan RAPBD pada forum Paripurna
DPRD adalah untuk:

1. Memperoleh persetujuan dari seluruh anggota DPRD terhadap RAPBD


yang telah dibahas oleh mFasing-masing komisi dan Banggar DPRD.
2. Menyempurnakan RAPBD berdasarkan masukan dan saran dari seluruh
anggota DPRD.
3. Menetapkan RAPBD menjadi Perda.

Tahapan pembahasan RAPBD pada


forum Paripurna DPRD secara umum
terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

• Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan RAPBD


oleh Banggar DPRD
• Penyampaian Pandangan Fraksi-Fraksi DPRD
G. Pengesahan RAPBD Menjadi
APBD. RAPBD dapat disahkan
menjadi APBD jika memenuhi
beberapa syarat, yaitu:
1. Pengesahan RAPBD menjadi
APBD merupakan proses 1. Telah dibahas oleh
akhir dalam siklus masing-masing
penyusunan anggaran komisi dan Banggar
daerah. Pengesahan ini DPRD.
dilakukan oleh DPRD dalam 2. Telah mendapatkan
persetujuan dari
sidang paripurna yang
seluruh anggota
dipimpin oleh Ketua DPRD. DPRD dalam sidang
paripurna.
3. Sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku.
Tahapan pengesahan RAPBD menjadi APBD secara
umum terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

• Pembahasan RAPBD pada Forum Paripurna DPRD


• Pemungutan Suara terhadap RAPB
• Penetapan RAPBD Menjadi APBD
• Penyerahan APBD kepada Kepala Daerah
• Pengundangan APBD

Manfaat Pengesahan
Peran Peserta Pengesahan RAPBD RAPBD Menjadi APBD:
Menjadi APBD:
 Memastikan legalitas penggunaan
anggaran daerah.
• Ketua DPRD:  Menyediakan dasar hukum bagi
• Anggota DPRD pelaksanaan program dan kegiatan
• Kepala Daerah daerah.
 Meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan
daerah.
H. Evaluasi Rancangan Peraturaan Daerah
Tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah
Tentang Penjabaran RAPBD.

Evaluasi rancangan peraturan . Berikut adalah beberapa teori


daerah tentang Anggaran dan pendekatan yang dapat
Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) serta peraturan kepala diterapkan dalam evaluasi tersebut:
daerah tentang penjabaran Rencana • Kepatuhan Hukum
Anggaran Pendapatan dan Belanja • Transparansi dan Partisipasi Publik
Daerah (RAPBD) merupakan proses • Efisiensi dan Efektivitas
penting yang memastikan bahwa • Keseimbangan Anggaran:
kedua dokumen ini sesuai dengan • Prioritas Pembangunan Daerah:
• Adaptabilitas dan Fleksibilitas:
peraturan perundang-undangan
• Evaluasi dan Monitoring
yang berlaku, efisien dalam alokasi
sumber daya, serta efektif dalam
mencapai tujuan pembangunan
daerah.
Tahapan pengesahan RAPBD menjadi APBD secara
umum terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

• Pembahasan RAPBD pada Forum Paripurna DPRD


• Pemungutan Suara terhadap RAPB
• Penetapan RAPBD Menjadi APBD
• Penyerahan APBD kepada Kepala Daerah
• Pengundangan APBD

Manfaat Pengesahan
Peran Peserta Pengesahan RAPBD RAPBD Menjadi APBD:
Menjadi APBD:
 Memastikan legalitas penggunaan
anggaran daerah.
• Ketua DPRD:  Menyediakan dasar hukum bagi
• Anggota DPRD pelaksanaan program dan kegiatan
• Kepala Daerah daerah.
 Meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan
daerah.
I. Penetapan Peraturan Tentang APBD
dan Penjabaran APBD

Penetapan peraturan tentang APBD Berikut adalah gambaran umum


(Anggaran Pendapatan dan Belanja tentang proses penetapan peraturan
Daerah) dan penjabaran APBD
melibatkan beberapa tahapan kunci tentang APBD dan penjabarannya:
yang harus diikuti sesuai dengan • Penyusunan Rancangan APBD
peraturan perundang-undangan • Pembahasan Rancangan APBD
yang berlaku di Indonesia, • Penyempurnaan Rancangan APBD
khususnya berdasarkan Undang- • Pengesahan APBD
Undang No. 23 Tahun 2014 tentang • Penjabaran APBD
• Implementasi APBD
Pemerintahan Daerah dan peraturan
• Monitoring dan Evaluasi
pelaksanaannya.
• Pelaporan
J. Pelaksanaan dan Perubahan APBD
Pelaksanaan APBD dimulai dengan uraian tentang
asas umum pelaksanaan APBD yang mencakup:

1. Bahwa semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan daerah harus dikelola dalam APBD;
2. Setiap SKPD yang mempunyai tugas memungut dan/atau menerima pendapatan daerah
wajib melaksanakan pemungutan dan/atau penerimaan berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
3. Dana yang diterima oleh SKPD tidak boleh langsung digunakan untuk membiayai
pengeluaran, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;
4. Penerimaan SKPD berupa uang atau cek harus disetor ke rekening kas umum daerah
paling lama 1 (satu) hari kerja;
5. Jumlah belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk
setiap pengeluaran belanja;
J. Pelaksanaan dan Perubahan APBD
Pelaksanaan APBD dimulai dengan uraian tentang
asas umum pelaksanaan APBD yang mencakup:

1. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada anggaran belanja daerah jika untuk pengeluaran
tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBD;
2. Pengeluaran seperti tersebut pada butir (6) hanya dapat dilakukan dalam keadaan darurat,
yang selanjutnya harus diusulkan terlebih dahulu dalam “rancangan perubahan APBD”
dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
3. Kriteria keadaan darurat ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

4. Setiap SKPD tidak boleh melakukan pengeluaran atas beban anggaran daerah untuk tujuan
lain dari yang telah ditetapkan dalam APBD; dan
5. Pengeluaran belanja daerah harus dilaksanakan berdasarkan prinsip hemat, tidak mewah,
efektif, efisien, dan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Perubahan APBD diajukan setelah laporan realisasi anggaran semester pertama dan
hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam
keadaan luar biasa. Keadaan luar biasa adalah keadaan yang menyebabkan estimasi
penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD mengalami kenaikan atau penurunan
lebih besar dari 50% (lima puluh persen).

Adapun proses Perubahan APBD adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD tahun anggaran yang
bersangkutan untuk mendapatkan persetujuan DPRD sebelum tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.
2. Persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya
tahun anggaran.
3. Proses evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran perubahan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan kepala daerah berlaku
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Pasal 48, Pasal 52, dan Pasal 53 PP Nomor 58 Tahun 2005.
K. Produk Perencanaan dan
penganggran daerah

Produk perencanaan dan


penganggaran daerah di
Indonesia terdiri dari Berikut adalah produk-produk
beberapa dokumen yang
tersebut: • Rencana Pembangunan
saling terkait dan
Jangka Panjang Daerah
memuat strategi dan (RPJPD)
program pembangunan • Rencana Pembangunan
daerah dalam jangka Jangka Panjang Daerah
panjang, menengah, dan (RPJPD)
• Rencana Kerja dan
pendek
Anggaran Daerah (RKAD)
• Dokumen Pendukung
Lainnya
REVIEW JURNAL
PENUTUP
Perencanaan dan penganggaran daerah (PPD) merupakan proses penyusunan
rencana dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang dilakukan
oleh pemerintah daerah. PPD bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi
daerah, mencapai tujuan pembangunan daerah, dan meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat. Tahapan PPD secara umum terdiri dari beberapa
langkah, yaitu:

1. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)


2. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang AnggaranPendapatan
dan Belanja Daerah (Ranperda APBD)
3. Pembahasan Ranperda APBD oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD)
4. Penetapan Ranperda APBD menjadi Peraturan Daerah (Perda) tentang
APBD
5. Pelaksanaan APBD
6. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan APBD

Anda mungkin juga menyukai