Anda di halaman 1dari 19

MODUL PRATIKUM

OKSIGENISASI

Disusun Oleh :
Nur Anggie Oktaviani
10.080.000.92

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
JAKARTA
2012
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Mata Ajaran : Keterampilan Dasar Praktek Klinik (KDPK)


Kode Mata Kuliah : 302
Pokok Bahasan : Oksigen
Sub Pokok Bahasan :
Semester : II
Institusi : STIKIM
Tanggal :
Waktu :
Tempat :

I. TPU
Setelah mendapatkan pengalaman belajar dikelas, peserta didik
mampu melakukan pelaksanaan oksigenisasi

II. TPK
Setelah mendapatkan praktek di ruangan, diharapkan :
1. Peserta didik mampu menjelaskan dan manfaat oksigenisasi
2. Peserta didik mampu menyiapkan alat alat untuk
pemeriksaan oksigen tanpa bantuan dengan benar
3. Peserta didik mampu melaksanakan oksigenisasi

III. Materi
1. Definisi ,Tujuan Oksigenisasi, Faktor yang mempengaruhi
Oksigenisasidan Gangguan / masalah kebutuhan oksigenasi
2. Persiapan alat untuk Oksigenisasi
3. Langkah –langkah Oksigenisasi

IV. Metode : Bed Side Teaching


1. Pre Conference
2. Bed Side Teaching
3. Post Conference
V. Kegiatan Belajar Mengajar
No Kegiatan Clinical Instruktor Kegiatan Peserta Didik
1. Pre Conference ; 10 Menit - Menjawab tentang
definisi dan tujuan
- Mengkaji kesiapan
oksigenasi
peserta didik tentang
- Menunjukan /
oksigenisasi
menyebutkan alat-alat,
- Melibatkan peserta
langkah-langkah
didik untuk mereview
pemeriksaan fisik,
alat-alat, langkah-
diagnosis dan
langkah pemeriksaan
pencatatan / rekam
fisik, diagnosis dan
medic
pencatatan / rekam
- Menanyakan hal-hal
medic
lain yang belum jelas
- Melibatkan peserta
didik lain untuk
bertanya
- Menyimpulkan dan
mengklarifikasi
jawaban
2. Bed Side Teaching : 20 Menit - Melakukan
pemeriksaan
- Membimbing peserta
pemeriksaan fisik,
didik dalam oksigenisasi
diagnosis dan
pemeriksaan fisik,
pencatatan / rekam
diagnosis dan
medic
pencatatan/ rekam
medik
3. Post Confrence : 10 Menit - Peserta didik yang lain
mengutarakan hal-hal
- Menilai dan
yang kurang tepat
mengevaluasi
- Menanyakan hal-hal
pelaksanaan
yang belum jelas
oksigenisasi
- Mendengarkan atau
- Memberi kesempatan
menyimpulkan
kepada peserta didik
penjelasan dan
untuk menanyakan
mengutarakan
- Menjawab pertanyaan
pendapat
yang diajukan peserta
didik dan mengingatkan
peserta didik yang lain
VI. Media Alat
1. Alat-alat oksigenisasi
2. Bed
3. Alat tulis
VII. Sumber
1. Asuhan-keperawatan-kebutuhan-oksigeniasi

VIII. Evaluasi
1. Selama prosedur
Selama peserta didik melakukan tindakan oksigenisasi
2. Bentuk
Penilaian penampilan kemampuan dalam melakukan
tindakan oksigenisasi
3. Format penilaian penampilan kemampuan terlampir

CI Pengajar

( ) ( )

Mengetahui
Dosen Pembimbing

( )
LAMPIRAN MATERI

1. PENGERTIAN OKSIGENISASI
Oksigenisasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENISASI


1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OKSIGENISASI


a. Alergi pada saluran nafas
b. Saraf otonomik, rangsangan simpatis dan parasimpatis dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan konstriksi
c. Hormonal dan obat, semua hormone yang termasuk derivate
catecholamine dapat melebarkan saluran pernafasan. Kemudian obat-
obatan yang tergolong parasympathic dapat melebarkan tractus
respiratorius.
d. Factor perkembangan dapat mempengaruhi kematangan organ
termasuk organ pernafasan sehingga berdampak pada kemampuan
pemenuhan oksigen
e. Factor lingkungan, seperti dataran tinggi, lingkungan dengan polusi
tinggi, dll.

GANGGUAN/ MASALAH KEBUTUHAN OKSIGENASI

1. Hipoksia , merupakan kondisi kurangnya kebutuhan oksigen dalam tubuh atau


tidak terkecukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat
defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel.
2. Tachypnea , merupakan pernafasan yang memiliki frekuensi melebihi 24 kali
per menit, yang dapat di sebabkan karena paru dalam keadaan atelektaksis atau
terjadi emboli.
3. Bradypnea, ditandai dengan pola lambat dan kurang lebih 10 kali per menit pola
ini dapat ditemukan seseorang dalam keadaan peningkatan tekanan intra cranial
yang disertai narkotik atau sedative.
4. Hiperventilasi, ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, nafas pendek,
adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi dan lain-lain, keadaan demikian
dapat disebabkan karena adanya infeksi, keseimbangan asam basa atau
gangguan psikologis.
5. Hipokapnea, yaitu berkurangnya CO2 tubuh di bawah batas normal, sehingga
rangsangan terhadap pusat pernafasan menurun.
6. Kusmaul, merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan
pada orang dalam keadaan asidosis metabolic.
7. Hipoventilasi, merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida
dengan cukup yang dilakukan pada saat ventilasi alveolar tidak cukup dalam
penggunaan oksigen dengan ditandai dengan nyeri kepala , penurunan
kesadaran.
8. Hiperkapnea, yaitu retensi CO2 dalam tubuh sehingga PCO2 meningkat (akibat
hipoventilasi) sehingga akhirnya menyebabkan depresi susunan saraf pusat.
9. Dispnea, merupakan perasaan sesak dan berat saat pernafasan. Hal ini
disebabkan oleh perubahan kadar gas-gas dalam darah yg berpengaruh psikis.
10. Orthopnea, merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau
berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif
paru.
11. Cheyne stokes, merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula
naik kemudian menurun dan berheni kemudian mulai dari siklus baru.
12. Pernafasan paradoksial, merupakan pernafasan dengan ditandai adanya dinding
paru bergerk brlawanan arah dari keadaan normal , yang sering ditemukan pada
keadaan atelektaksis.
13. Biot , merupakan pernafasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stoke
akan tetapi amplitudonya tidak teratur.
14. Stidor, merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran pernafasan pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trachea, atau
obstruksi laring.
15. Obstuksi jalan nafas (bersihan jalan nafas), merupakan suatu kondisi individu
mengalami ancaman pada kondisi pernafasannya yang berkenaan dengan
ketidak mampuan batuk secara efektif , yang dapat disebabkan oleh sekresi yang
kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi, imobilisasi, statis sekresi dan
batuk tidak efektif karena penyakit persarafan, seperti CVA, akibat efek
pengobatan sedative, dll.
16. Pertukaran gas, merupakan suatu kondisi individu mengalami penurunan gas
baik oksigen maupun karbon dioksida antara alveoli paru dan system vaskuler,
yang dapat disebabkan sekresi yang kental atau imobilisasi akibat penyakit
system saraf, depresi susunan saraf pusat, atau penyakit keradangan pada paru.
Ditandai dengan dispnea pada usaha nafas, nafas dengan bibir pada fase
ekspirasi yang panjang, agitasi , lelah, letargi, meningkatnya tahanan vaskuler
paru, menurunnya saturasi oksigen, meningkatnya PCO2 dan sianosis.
2. PERSIAPAN ALAT

 Masker / sungkup dengan berbagai ukuran dengan selangnya.


 Tabung dengan diatas alat pendorong roda.
 Humidifier  (pelembab) yang diisi dengan air steril.
 Manometer (kapasitas tabung).
 Pengukuran aliran (flow meter)

3. LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN

 Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien.


 Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
 Mengatur posisi pasien dengan posisi semi fowler.
 Membuka panel manometer dan dicoba
 Memasang selang oksigen pada tabung
 Selang oksigen dihubungkan dengan masker / sungkup.
 Mengatur volume oksigen pada flow meter.
 Memasang masker pada hidung.
 Mengobservasi tanda-tanda vital.
 memperhatikan humidifier tetap terisi cairan setiap saat.
 Menanyakan keadaan pasien.
 Merapikan pasien dan membereskan alat-alat.
 Memcuci tangan.
PENILAIAN KETERAMPILAN KLINIK
OKSIGENISASI

Nama mahasiswa :
Nomor mahasiswa :
Semester :

No Aspek Yang Di Uji Keteran


gan
4 3 2 1
1 Persiapan Alat

 Masker / sungkup dengan


berbagai ukuran dengan
selangnya.
 Tabung dengan diatas alat
pendorong roda.
 Humidifier  (pelembab) yang diisi
dengan air steril.
 Manometer (kapasitas tabung).
 Pengukuran aliran (flow meter)
2 Persiapan Klien

- Informed consent
- Sapa pasien dan keluarganya,
perkenalkan bahwa anda
petugas yang akan melakukan
tindakan.
- Jelaskan tindakan yang akan
dilakukan.
- Pastikan bahwa pasien dan
keluarganya telah mengerti
penjelasan tentang penjelasan
tersebut.
- Mengatur posisi yang
menyenangkan dan nyaman
untuk pasien.
- Pasang peringatan pada pintu
masuk kamar pasien bahwa
oksigen sedang dipakai dan
dilarang merokok atau
menyalakan api.
- Perhatikan dalam pemberian
dengan aliran tinggi.
- Waspadai pemberian O2 yang
selalu lama.
3 Prosedur
 Mendekatkan alat-alat ke
dekat pasien.
 Cuci tangan dengan air
bersih dan sabun
 Mengatur posisi pasien
dengan posisi semi fowler.
 Membuka panel
manometer dan dicoba
 Memasang selang oksigen
pada tabung
 Selang oksigen
dihubungkan dengan
masker / sungkup.
 Mengatur volume oksigen
pada flow meter.
 Memasang masker pada
hidung.
 Mengobservasi tanda-
tanda vital.
 memperhatikan humidifier
tetap terisi cairan setiap
saat.
 Menanyakan keadaan
pasien.
 Merapikan pasien dan
membereskan alat-alat.
 Memcuci tangan.

Keterangan :
Nilai 4 : bila dikerjakan sendiri dengan benar
Nilai 3 : bila dikerjakan dengan bantuan
Nilai 2 :bila dikerjakan kurang benar
Nilai 1 :bila tidak dikerjakan

Nilai Akhir : jumlah poin yang diperoleh mahasiswa


Jumlah items

CI Pengajar

( ) ( )
DAFTAR TILIK
OKSIGENISASI

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sebagai berikut


0 Gagal : Bila langkah klinik tidak dilakukan
1 Kurang : Langkah klinik dilakukan tetapi tidak mampu
mendokumentasikan sesuai prosedur
2 Cukup : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
terampil atau kurang cekatan dalam
mndemonstrasikan dan waktu yang diperlukan relatif
lebih lama dalam menyelesaikan tugas
3 Baik : Langkah klinik dilakukan dengan bantuan, kurang
percaya diri kadang tampak cemas dan memerlukan
waktu yang dapat dipertanggungjawabkan
4 Sangat baik / : Langkah klinik dilakukan dengan benar dan tepat
mahir sesuai dengan teknik prosedur dalam lingkup
kebidanan dan waktu efisien

N KOMPONEN PENILAIAN
o 0 1 2 3 4
A PERSIAPAN ALAT
1.masker / sungkup dengan berbagai ukuran dengan
selangnya.
2.tabung dengan diatas alat pendorong roda.
3.humidifier (pelembab) yang diisi air steril.
4.manometer (kapasitas tabung)
5.pengukur aliaran (flow meter).
B PERSIAPAN PASIEN
1.informed consent
2.menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
3.mengatur posisi yang menyenangkan dan nyaman
C LANGKAH – LANGKAH
1. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
2. mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
3.mengatur posisi pasien dengan posisi semi fowler.
4.membuka panel manometer dan dicoba.
5.memasang selang oksigen pada tabung.
6.selang oksigen dihubungkan dengan masker /
sungkup.
7.  mengatur volume oksigen pada flow meter
8.  memasang masker pada hidung.
9.mengobservasi tanda-tanda vital.
10.  memperhatikan cairan pada humidifier
11.   menanyakan keadaan pasien.
12.merapikan pasien dan membereskan alat-alat.
13.mencuci tangan.
JOB SHEET

Sub Pokok Bahasan :


Pelaksanaan oksigenisasi

PELAKSANAAN OKSIGENISASI
PERALATAN DAN BAHAN

ALAT BAHAN
 Masker / sungkup dengan  Air steril
berbagai ukuran dengan
selangnya.
 Tabung dengan diatas alat
pendorong roda.
 Humidifier  (pelembab) yang
diisi dengan air steril.
 Manometer (kapasitas tabung).
 Pengukuran aliran (flow meter)
PROSEDUR PELAKSANAAN

NO Langkah – langkah Gambar

1. Mendekatkan alat-alat
kedekat pasien

2. Cuci tangan dengan air


bersih dan sabun.

3. Mengatur posisi pasien


dengan posisi semi fowler
4. Membuka panel manometer
dan dicoba

5. Memasang selang oksigen


pada tabung

6. Selang oksigen
dihubungkan dengan
masker / sungkup
7. Mengatur volume oksigen
pada flow meter

8. Memasang masker pada


hidung

9. Mengobservasi tanda-tanda
vital

10. Memperhatikan cairan pada


huminifier
11. Menanyakan keadaan
pasien

12. Merapikan pasien dan


membereskan alat-alat

13. Mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai