Handout Resusitasi
Handout Resusitasi
I. Pengertian
Asfiksia adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak bernapas secara spontan dan tidak
teratur.
C. Keadaan bayi
1. Bayi prematur ( < 37 minggu)
2. Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, dystosia bahu, ekstraksi vakum,
forcep)
3. Kelainan kongenital
4. Air ketuban bercampur mekoneum
Keterangan :
Alat penghisap lendir De lee adalah alat yang digunakan untuk menghisap lendir
khusus untuk BBL.
Tabung dan sungkup merupakan alat yang sangat penting dalam tindakan ventilasi
pada resusitasi, siapkan dalam keadaan terpasang dan steril.
Alat penghisap lendir De lee, tabung dan sungkup dalam keadaan steril di simpan
dalam kotak alat resusitasi.
Cara menyiapkan :
Kain 1 : untuk mengeringkan bayi baru lahir yang basah oleh air ketuban segera
setelah lahir.
Bidan yang sudah biasa dan terlatih meletakan bayi baru lahir diatas perut ibu,
sebelum persalinan harus menyediakan sehelai kain di atas perut ibu. Itu juga
dapat digunakan untuk bayi asfiksia.
Bidan yang belum terbiasa melakukan hal di atas, selain kain di bawah perineum
ibu, letakanlah sehelai kain kira-kira 45 cm dari perineum ibu untuk memindahkan
bayi.
Kain ke 2 : untuk membungkus bayi baru lahir agar tetap kering dan hangat serta
mengganti kain pertama yanng basah sesudah bayi dikeringkan. Kain diletakan di
atas tempat resusitasi, digelar menutupi permukaan yang rata.
Kain ke 3 : untuk mengganjal bahu ( agar mudah dalam pengaturan posisi kepala
bayi ). Kain digulung setebal kira-kira 5 cm, diletakan di bawah kain ke 2 yang
menutupi tempat resusitasi untuk mengganjal bahu.
Alat resusitasi : Kotak alat resusitasi berisi alat penghisap lender de lee dan alat
resusitasi tabung dan sungkup, diletakan dekat tempat resusitasi (supaya mudah
diambilnya sewaktu-waktu untuk melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir).
Sarung tangan
Jam atau pencatat waktu
D. Persiapan Diri
Memakai alat pelindung diripada persalinan (celemek plastik, sepatu tertutup).
Lepaskan perhiasan, cincin, jam tangan sebelum cuci tanngan.
Cuci tangasn dengan air mengalir dan sabun
Keringnkan dengan lap bersih
Kemudian gunakan sarung tangan sebelum menolong persalinan
Catatan :
Lakukan penilaian cepat dalam 0 menit, apakah bayi bernapas, bernapas megap-megap, atau
tidaklah bernapas? Indikasi ini menjadi dasar apakah bayi perlu resusitasi atau tidak.
3. Isap lendir
Isap lendir mulai dari mulut (<5 cm), kemudian hidung (<3 cm) dengan
menggunakan penghisap lendir de lee.
Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar.
Tahap II : Ventilasi
Ventilasi adalah tahapan tindakan resusitasi untuk memasukan sejumlah volume udara ke
dalam paru dengan tekanan positif untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas
spontan dan teratur.
Langkah-langkah :
1. Pasang sungkup
Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi
2. Ventilasi 2 kali
Lakukan tiupan dengan tekanan 30 cm air
Lihatlah apakah dada bayi mengembang
Bila tidak mengembang :
o Periksa posisi kepala, pastikan posisi sudah ekstensi
o Periksa sungkup dan pastikan tidak ada udara yang bocor
o Periksa cairan atau lendir di mulut. Bila ada, lakukan lagi pengisapan
Bila dada mengembang, lakukan tahap berikutnya
5. Siapkan rujukan bila bayi belum bernapas normal sesudah 2 menit ventilasi
Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
Teruskan resusitasi sambil menyiapkan untuk rujukan
Tindakan resusitasi Bayi Baru Lahir jika air ketuban bercampur mekoneum
Asuhan neonatal :
1. Bila pernapasan bayi dan warna kulitnya normal, berikan bayi pada ibunya
2. Lakukan pematauan seksama terhadap bayyi pasca resusitasi selama 2 jam pertama
3. Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering
4. Bila kondisi bayi memburuk, perlu rujukan sesudah resusitasi