Anda di halaman 1dari 7

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN E-GOVERNMENT, KOMITMEN,

PENGEMBANGAN APARATUR DAN IMPLIKASINYA


TERHADAP KINERJA PELAYANAN PUBLIK

Koesharijadi1, Hardiyansyah2, Muhamad Akbar3


1,2,3
Universitas Bina Darma
Jalan Ahmad Yani No. 3 Palembang
E-mail: koesharijadi@binadarma.ac.id1 , hardiyansyah@binadarma.ac.id2, muhamad.akbar@binadarma.ac.id3

ABSTRACT

This study aims to find out and analyze about "The effect of e-government policy implementation, leadership
commitment and apparatus development on the performance of public services in the City Government of
Palembang and Prabumulih. The method used is quantitative method through questionnaire distribution to
respondents. The results showed that partially and simultaneously the implementation of e-gov policy, the
commitment and development of apparatus resources significantly affected the performance of public services
in the Government of Palembang City and Prabumulih City.

Keywords: e-government, commitment, apparatus development, service performance.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang “Pengaruh implementasi kebijakan e-
government, komitmen pimpinan dan pengembangan sumber daya aparatur terhadap kinerja pelayanan publik
pada Pemerintah Kota Palembang dan Prabumulih. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif melalui
penyebaran angket kepada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan
implementasi kebijakan e-gov, komitmen dan pengembangan sumber daya aparatur berpengeruh secara
signifikan terhadap kinerja pelayanan publik pada Pemerintah Kota Palembang dan Kota Prabumulih.

Kata kunci: e-government, komitmen, pengembangan aparatur, kinerja pelayanan.

sesuai standar, jangan sampai standar sehari


PENDAHULUAN menjadi 2 atau 3 hari. Pemerintah pun mesti serius
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam hal pemberian pelayanan dengan mengacu
sampai saat ini memiliki 17 daerah otonom, yang pada paradigama tiga Undang-undang yakni UU
terdiri dari 13 pemerintah kabupaten dan 4 No. 5 tentangaparatur sipil negara (ASN), UU No.
pemerintah kota. Dari 17 kabupaten/kota di 23 tentang Pemerintahan Daerah, dan UU No. 30
Sumsel, ada 6 daerah yang masuk kategori kuning tentang Administrasi Pemerintahan. Intinya, supaya
dalam hal “pelayanan publik”, artinya kepatuhan terjadi pelayanan terbaik kepada masyarakat
pendampingan terhadap pelayanan masyarakat [http://sumselupdate.com/pemerintah-sumsel-
belum sesuai standar. Misalnya, kita masuk sebuah belum-puas-status-pelayanan-publik-saat-ini/]
kantor belum ada struktur organisasi, belum ada
plang petunjuk WC, juga belum ada petunjuk Enam daerah yang masuk kategori kuning
tempat parkir. Pelayanan Publik sesuai UU No. 25 dalam pelayanan publik di Sumatera Selatan
tahun 2009 dievaluasi Ombudsman, agar pelayanan tersebut menurut Ketua Ombudsman Perwakilan
bisa memenuhi standar. Yang akan dievaluasi oleh Sumatera Selatan Indra Zuardi, yaitu: tiga
Ombudsman adalah standar pelayanan yang pemerintah kota, yaitu Palembang, Prabumulih dan
diberikan kepada masyarakat, misalnya di Badan Lubuklinggau, dan tiga pemerintah kabupaten,
Pertanahan Nasional (BPN), Samsat, Pembuatan yaitu Kabupaten Ogan Komering Ulu, Ogan
SIM, dan Perbankan. “Setiap pelayanan harus Komering Ilir, dan Kabupaten Lahat (Wawancara,
memenuhi standarnya, waktu pelayanan harus 13 Mei 2017). Sementara itu, menurut laporan

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 1 Bulan Maret 2019 39


Koran Sindo (Senin, 13 Maret 2017) bahwa didasarkan pada paradigma pengetahuan
layanan pemerintah daerah dan instansi vertikal di pragmatik. Pendekatan Mixed Methods disebut
berbagai tingkatan mulai dari provinsi hingga juga sebagai penelitian gabungan. Berorientasi
kabupaten/kota di Sumatera Selatan dinilai belum pada tindakan dengan menggunakan metode
memuaskan publik. Hal ini terbukti dari pengaduan kuantitatif maupun metode kualitatif dalam proses
masyarakat yang meningkat dibandingkan tahun pelaksanaan suatu penelitian yang sama. Metode
sebelumnya. Tahun 2016 jumlah pengaduan tersebut digabungkan untuk mendeskripsikan
masyarakat mencapai 134 laporan, jumlah itu semua fakta yang terkait dengan e-gov, komitmen
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang pimpinan, pengembangan sumber daya aparatur
hanya 124 pengaduan. Peningkatan ini bisa dan kinerja pelayanan publik pada Pemerintah Kota
diindikasikan dua hal; bisa jadi masyarakat yang Palembang, Prabumulih, Lubuklinggau, Kabupaten
aktif dalam melaporkan mengenai layanan publik OKI, OKU, dan Kabupaten Lahat. Untuk tahun
yang diberikan pemerintah atau memang layanan pertama dari rencana tiga tahun penelitian,
publik pemerintah makin menurun. Materi menggunakan metode kuantitatif dengan responden
pengaduan diantaranya mengenai layanan publik berasal dari ASN pada SKPD di lingkungan
yang lamban, data publik yang tidak Pemerintah Kota Palembang dan Prabumulih
dipublikasikan, kesulitan publik mengkases data sebanyak 200 orang responden.
publik, dan lain-lain.
ASN pada masing-masing satuan kerja LANDASAN TEORI
perangkat daerah (SKPD), baik yang bersifat E-Government
pendukung atau operasional dituntut untuk selalu Hasil penelitian Kurniasih dkk. (2013)
meningkatkan kinerjanya, memiliki tingkat menunjukkan bahwa implementasi kebijakan e-
kemampuan dalam melaksanakan Government terbukti berpengaruh signifikan
tugas/pekerjaannya, terutama dalam memberikan terhadap kinerja aparatur pemerintah di Kota
pelayanan kepada masyarakat. Seiring dengan Cimahi. Implementasi kebijakan e-Government
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan pengaruh sebesar 54,85% terhadap
pemanfaatan teknologi informasi (TI), seperti e- perubahan kinerja aparatur pemerintah di Kota
government (e-gov) sudah menjadi kebutuhan Cimahi. Meskipun tidak terlalu besar, namun
dalam pelayanan publik sesuai dengan Instruksi implementasi kebijakan e- Government merupakan
Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan salah satu faktor yang dominan dalam menentukan
dan Strategi Nasional Pengembangan e-Gov perubahan kinerja aparatur pemerintah di Kota
(electronic-Government framework), salah satu Cimahi.
tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan Terminologi "E-Government" atau sering
publik yang berkualitas yang memenuhi prinsip- disingkat dengan e-gov dapat diartikan sebagai
prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good kumpulan konsep untuk semua tindakan dalam
governance). Namun demikian, realitas sektor publik (baik di tingkat Pemerintah Pusat
menunjukkan bahwa pemanfaatan TI masih belum maupun Pemerintah Daerah) yang melibatkan
maksimal, masih banyak ASN yang gagap teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka
teknologi, masih senang dengan paradigma lama mengoptimalisasi proses pelayanan publik yang
dan manual. efisien, transparan dan efektif (Kurniawan, 2006).
Berdasarkan fenomena, fakta dan data di Secara umurn pengertian E-Government
atas, kinerja pelayanan publik masih belum dapat adalah Sistem manajemen informasi dan layanan
diimplementasikan dengan baik sesuai dengan masyarakat berbasis internet. Layanan ini diberikan
tugas pokok dan fungsinya. Misalnya; alur oleh pemerintah kepada masyarakat. Dengan
pelayanan yang tidak jelas, kotak saran tidak memanfaatkan internet, maka akan muncul sangat
tersedia, masih lambat, berbelit-belit, dipimpong, banyak pengembangan modus layanan dari
kurang informatif dan sebagainya. Dugaan pemerintah kepada masyarakat yang
sementara, berbagai persoalan dalam pelayanan memungkinkan peran aktif masyarakat dimana
publik tersebut disebabkan dari pemanfaatan diharapkan masyarakat dapat secara mandiri
teknologi informasi yang belum optimal, komitmen melakukan registrasi perizinan, memantau proses
pimpinan yang masih rendah serta pengembangan penyelesaian, melakukan secara langsung untuk
sumber daya aparatur yang belum maksimal dan setiap perizinan dan layanan publik lainnya. Semua
lain-lain. hal tersebut dengan bantuan teknologi internet akan
dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja
(Abidin, 2000).
METODE
Komitmen Pimpinan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan Hardiyansyah (2014) dalam penelitiannya
pendekatan mixed methods. Mixed methods yang berjudul: “Model Implementasi Kebijakan
merupakan salah satu pendekatan yang cenderung Publik dalam Pengelolaan Sampah dan Kebersihan

40 IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 1 Bulan Maret 2019


Kota Palembang,” diperoleh kesimpulan bahwa: Pada umumnya, sebagai bawahan dalam rangka
keberhasilan implementasi kebijakan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan Kota organisasi seringkali atau memiliki kecenderungan
Palembang ditentukan oleh faktor komunikasi, lebih senang bekerja tanpa diawasi secara ketat
sikap pelaksana, sumber daya, dan struktur asalkan terlebih dahulu diberikan pedoman atau
birokrasi. Keempat faktor tersebut akan dapat arahan dalam pelaksanaannya. Namun, dilain pihak
berjalan dengan baik apabila didukung oleh bawahan dalam menjalankan tugasnya juga perlu
“komitmen pimpinan.” Komitmen pimpinan yang dilakukan pengawasan yang cukup ketat agar
dimaksudkan adalah komitmen Walikota pelaksanaanya tidak menyimpang serta hasil
Palembang yang betul-betul serius memberikan kerjanya pun tidak meleset dari yang ditetapkan.
semua fasilitas dan dukungan dana (melalui APBD) Hal ini sesuai dengan kodrat sebagai manusia yang
guna mewujudkan Kota Palembang yang bersih. memiliki beraneka ragam perilaku, dan ini
Hasil penelitian Mutia dalam Aisyah dkk. (2014) merupakan tantangan bagi pimpinan dalam
mengindikasikan bahwa kinerja sektor publik dapat mengendalikan bawahannya. Pemberian arahan dan
optimal apabila didukung komitmen organisasi petunjuk kepada bawahan merupakan salah satu
baik dari individu pegawai maupun para pejabat tugas bagi seorang pimpinan, agar sasaran yang
dalam pemerintahan. hendak dicapai dapat dilaksanakan sesuai dengan
Deputi Pelayanan Publik Kemenpan-RB yang dikehendaki pimpinan serta dengan
Mirawati Sudjono mengatakan: Komitmen menggunakan biaya yang efisien sesuai dengan
pimpinan dalam suatu instansi pemerintah menjadi misi organisasi.
kunci menciptakan layanan publik yang Dalam kaitannya dengan keberhasilan atau
berkualitas. "Kuncinya ada pada pimpinan, kalau kesuksesan seorang pemimpin, Davis (2002:46)
mereka tidak paham bagaimana akan menciptakan telah merumuskan empat sifat umum yang
pelayanan publik yang berkualitas." Menurut dia, mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
dalam mewujudkan pelayanan publik yang kepemimpinan seseorang yaitu: (a) Kecerdasan.
berkualitas di Tanah Air sudah ada payung hukum Hasil penelitian membuktikan bahwa pemimpin
yaitu Peraturan Menpan-RB no 24 tahun 2014 mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Publik. dibandingkan dengan yang dipimpin. Namun yang
"Dengan demikian pimpinan instansi, lembaga sangat menarik dari penelitian tersebut adalah
pemerintah hingga kepala daerah wajib pemimpin tidak dapat melampaui terlalu banyak
menjalakannya," kata dia. Ia menjelaskan dari kecerdasan pengikutnya; (b) Kedewasaan dan
pelayanan publik yang berkualitas memiliki kriteria keluasaan hubungan sosial. Pemimpin cenderung
cepat, mudah, dan prosedur yang jelas sehingga menjadi matang dan mempunyai emosi yang stabil,
masyarakat puas dalam menyelesaikan urusannya. serta mempunyai perhatian yang luas terhadap
Langkah pertama yang harus dipenuhi dalam aktivitas-aktivitas sosial, dan cenderung
memberikan pelayanan prima adalah adanya mempunyai keinginan menghargai dan dihargai; (c)
standar operasional prosedur yang jelas agar Motivasi diri dan dorongan berprestasi. Para
masyarakat tidak bingung, kata dia. Ia mengatakan pemimpin relatif mempunyai dorongan motivasi
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat juga yang kuat untuk berprestasi. Mereka bekerja
harus memiliki mekanisme dan aturan yang jelas berusaha mendapatkan penghargaan yang intrinsik
baik dari segi tahap maupun persyaratan. Jika ada dibandingkan dari yang ekstrinsik; (d) Sikap-sikap
waktu yang dibutuhkan dalam mengeluarkan suatu hubungan kemanusiaan.
izin, maka harus pasti dan jelas berapa lama dan Pemimpin-pemimpin yang berhasil adalah
tidak boleh terlalu lama. Ia menambahkan jika pemimpin yang mau mengakui harga diri dan
pelayanan publik suatu daerah baik, maka kepala kehormatan para pengikutnya, dan mampu
daerah yang hendak mencalonkan kembali tidak berpihak kepadanya. Dalam istilah penelitian
perlu kampanye karena masyarakat sudah Universitas Ohio, pemimpin itu mempunyai
merasakan langsung pelayanan yang berkualitas perhatian. Sedangkan kalau mengikuti istilah
sehingga otomatis akan didukung. penemuan Michigan, pemimpin berorientasi pada
http://www.antaranews.com/berita/462660/komitm karyawan, bukannya berorientasi kepada hasil
en-pimpinan-kunci- pelayanan-publik-berkualitas produksi.
(diakses tgl. 18/5/2016).
Siagian (2005:20) menjelaskan bahwa suatu Pengembangan Sumber Daya Aparatur
kenyataan di dalam kehidupan organisasi pimpinan Keberadaan dunia saat ini penuh dengan
memainkan peranan yang sangat penting bahkan keterbukaan, dunia seolah menyatu atau dikenal
dikatakan amat menentukan dalam usaha dengan sebutan globalisasi. Globalisasi dimaknai
pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan oleh sebagian besar orang seolah-olah tidak ada
sebelumnya. Untuk mencapai tujuan organisasi, lagi batas-batas tembok pemisah antara satu negara
pimpinan baik secara individu maupun secara dengan negara lainnya, baik dalam bidang
kelompok memerlukan bantuan dari bawahannya. ekonomi, poltik, sosial maupun budaya. Walaupun

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 1 Bulan Maret 2019 41


masing-masing bangsa memiliki karakter-karakter Kinerja Pelayanan
bangsanya, namun dengan keterbukaan yang ada Herdinawati (2014) melakukan penelitian
semuanya menjadi saling membaur. Sebagai tentang kinerja pegawai. Penelitian ini dilakukan
konsekuensi dari era globalisasi, adalah tingginya atas dasar buruknya kinerja pegawai Pemerintah
tingkat persaingan dan tantangan yang Kota Surabaya, belum adanya sistem reward and
ditimbulkannya. Suka atau tidak suka, ini punishment terkait manajemen kinerja. Tujuan dari
merupakan suatu realitas yang harus dihadapi penelitian ini untuk mengetahui kondisi penerapan
setiap warga bangsa. Pertanyaan mendasar dari program e-performance pada Pemerintah Kota
realitas ini adalah sanggupkah dan siapkah manusia Surabaya, kondisi kinerja pegawai sebelum dan
dikondisikan sebagai sumber daya transformasi sesudah adanya program e-performance, serta
sosial atau sumber daya yang diantisipasi sebagai faktor penghambatnya. Hasil penelitian ini
pelaku pembangunan? Salah satu upaya menunjukkan bahwa penerapan program e-
mengantisipasinya adalah dengan menciptakan performance melibatkan seluruh jajaran/level pada
berbagai sumber daya manusia unggul yang Pemerintah Kota Surabaya dilaksanakan sejak
memiliki kemampuan berbuat sesuatu bagi tahun 2011 dan kinerja pegawai setelah
bangsanya. Terdapat dua macam manusia unggul, dilaksanakan program tersebut semakin meningkat
yaitu: 1) keunggulan individualistik yang dianggap semenjak diadakan e-performance. Peneliti
sebagai cerminan sikap rakus manusia karena menemukan beberapa faktor yang menjadi
keunggulannya digunakan untuk dirinya dan penghambat e-performance antara lain kurangnya
kepuasan pribadinya sehingga diasumsikan tidak kemampuan pegawai mengenai teknologi informasi
tepat diterapkan dalam era globalisasi, dan 2) pada Dinas-dinas yang dapat mempengaruhi
keunggulan partisipatoris yang mengembangkan kinerja pegawai Bagian Bina Program dalam
prinsip-prinsip persaingan sehat untuk mencari mengelola aktivitas pegawai serta ditemukan
cara, proses dan hasil terbaik (Satar, 2002). penyalahgunaan akun pegawai yang merugikan
Pengetahuan pegawai akan pelaksanaan berbagai pihak. Yang menjadi faktor pendukung
tugas maupun pengetahuan umum yang antara lain yakni adanya Peraturan Walikota
mempengaruhi pelaksanaan tugas, sangat sebagai landasan hukum penerapan e-performance
menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas dalam pemberian uang kinerja, jenis teknologi yang
dengan baik. Pegawai yang kurang memiliki digunakan telah memenuhi kebutuhan dan semakin
pengetahuan yang cukup tentang bidang kerjanya memperlancar kinerja pegawai Bagian Bina
akan bekerja tersendat-sendat. Pemborosan bahan, Program Pemerintah Kota Surabaya.
waktu dan bahan produksi yang lain akan diperbuat Ariany dan Putera (2013) dalam
oleh golongan pegawai yang belum memiliki penelitiannya mengemukakan bahwa kinerja
pengetahuan cukup akan bidang kerjanya. pelayanan yang kurang maksimal dari dua SKPD di
Pemborosan- pemborosan ini akan mempertinggi Pemerintah Kota Pariaman. Untuk Kantor
biaya pencapaian tujuan organisasi. Dengan kata Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman
lain, pengetahuan pegawai harus diperbaiki dan Modal (KP2TPM) walaupun pelayanan sudah
dikembangkan agar mereka tidak berbuat sesuatu diberikan secara masksimal akan tetapi masih
yang merugikan usaha-usaha pencapaian tujuan terdapat kelemahan mengenai koordinasi antar
dengan sukses. SKPD yang terkait dengan perizinan di lembaga
Keterampilan pegawai, merupakan salah ini. Sementara itu di Dinas Kependudukan dan
satu faktor utama dalam usaha mencapai sukses Catatan Sipil (Disduk dan Capil) telah memberikan
bagi pencapaian tujuan organisasi. Bagi pegawai pelayanan dengan baik namun pelayanan yang
baru atau pegawai yang menghadapi pekerjaan diberikan itu belum disertai dengan standar
baru, diperlukan adanya tambahan keterampilan operasional prosedur (SOP) yang jelas sehingga
guna melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. pegawai melaksanakan pelayanan berdasarkan apa
Pengetahuan dan keterampilan saja belumlah cukup yang ada saja. Untuk itu perlu ada perbaikan
untuk menjamin suksesnya pencapaian tujuan. terhadap sumber daya aparatur terutama dari segi
Sikap pegawai terhadap pelaksanaan tugas, juga kualitas pegawai sehingga dapat melayani dengan
merupakan faktor kunci dalam mencapai sukses. baik dan meningkatkan koordinasi antar SKPD
Oleh karena itu, pengembangan sikap juga harus yang terkait dengan perizinan.
diusahakan dalam pengembangan pegawai. Hasil Kinerja adalah satu-satunya petunjuk yang
penelitian Findarti (2016) menyebutkan bahwa dapat dipercayai untuk menyimpulkan apakah
pengembangan sumber daya manusia memiliki suatu organisasi, unit, atau pegawai sukses atau
pengaruh sebesar 31% terhadap kinerja pegawai gagal, berprestasi atau tidak. Selain itu, untuk
pada Kantor Badan Kepegawaian Provinsi mengkaji suatu kinerja diperlukan pemahaman
Kalimantan Timur. secara keseluruhan. Ada tiga macam tujuan yang
dikenal, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan
tujuan pegawai, maka dikenal pula tiga macam
kinerja, yakni kinerja organisasi, kinerja unit, dan

42 IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 1 Bulan Maret 2019


kinerja pegawai. Kinerja organisasi secara Analisis Regresi Berganda
keseluruhan dapat dipahami dengan baik apabila Hasil perhitungan model summary
dipahami pula kinerja unit, dan kinerja pegawai. menunjukkan bahwa nilai R = 0,777 yang berarti
Demikian pula dalam proses perencanaan, bahwa antara variabel independent (Implementasi
membuat suatu perencanaan pegawai (manpower Kebijakan E-Government, Komitmen Pimpinan
planning) dengan baik apabila dipahami tujuan- dan prestasi kerja) mempunyai hubungan yang
tujuan unit dan tujuan organisasi. sangat erat atau kuat dengan variabel dependent
(Kinerja Pelayanan Publik).
HASIL PENELITIAN DAN Besar nilai koefisien determinasi (R2) =
PEMBAHASAN 0,604 yang berarti bahwa sebesar 60,4% Kinerja
Karakteristik Responden Pelayanan Publik dapat dijelaskan oleh
Penelitian ini dilaksanakan pada Satuan Implementasi Kebijakan E-Government, Komitmen
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pimpinan dan prestasi kerja. Sedangkan sisanya
Pemerintah Kota Palembang, meliputi Dinas dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya yang tidak
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu termasuk dalam penelitian ini.
Pintu (DPMPTSP); Dinas Pendapatan Daerah;
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil; dan Dinas Hasil Uji Anova
Tata Kota. Karakteristik responden dibagi menjadi Hasil perhitungan ANOVA dapat
dua yaitu berdasarkan jenis kelamin dan menunjukkan bahwa nilai Sig = 0,000. Nilai ini
berdasarkan usia. Laki-laki berjumlah 63 orang lebih kecil dari nilai α = 0,05 yang berarti bahwa
atau 92,65,%, dan wanita berjumlah 5 orang atau ada pengaruh yang sangat siginifikan dari
7,35%. Jumlah usia < 25 tahun 26 responden atau Implementasi Kebijakan E-Government, Komitmen
38,26%, usia 26 – 35 tahun berjumlah 12 Pimpinan dan Pengembangan SDM Aparatur
responden atau 17,65% dan usia > 35 tahun secara simultan terhadap Kinerja Pelayanan Publik.
berjumlah 30 responden atau 44,12%.
Deskripsi frekuensi variabel Implementasi Hasil Uji Koefisien Regresi Linier Berganda
Kebijakan E-Government kerja (X1), berdasarkan Hasil perhitungan terhadap koefisien regresi
data hasil pengumpulan kuesioner menunjukkan linier berganda menunnjukkan bahwa persamaan
bahwa hasil jawaban dari seluruh responden yaitu regresi sebagai berikut:
sebesar 26,84% responden menjawab sangat kuat,
52,21% responden menjawab kuat, 19,12% Y = 1,945 + 0,453X1 - 0,468X2 + 0,624X3 + e
responden menjawab sedang, 1,84% responden Interpretasi persamaan di atas adalah
menjawab tidak kuat dan tidak ada responden sebagai berikut, angka konstanta sebesar 1,945
menjawab sangat tidak kuat. menyatakan bahwa jika nilai Implementasi
Variabel Komitmen Pimpinan (X2) Kebijakan E-Government (X1), Komitmen
berdasarkan data hasil pengumpulan kuesioner Pimpinan (X2) dan Pengembangan SDM Aparatur
menunjukkan bahwa hasil jawaban dari seluruh (X3) sama dengan nol atau dengan kata lain jika
responden yaitu sebesar 33,82% responden tidak ada Implementasi Kebijakan E-Government,
menjawab selalu, 45,77% responden menjawab Komitmen Pimpinan dan Pengembangan SDM
sering, 17,84% responden menjawab kadang- Aparatur maka nilai Kinerja Pelayanan Publik
kadang, 2,57% responden menjawab pernah dan sebesar 1,945 satuan skor statistik.
tidak ada responden menjawab tidak pernah. Besarnya koefisien X1 = 0,453 menyatakan
Variable Pengembangan SDM Aparatur bahwa setiap penambahan 1 satuan skor statistik
(X3) berdasarkan data hasil pengumpulan Implementasi Kebijakan E-Government kerja maka
kuesioner menunjukkan bahwa dapat dilihat hasil akan meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik
jawaban dari seluruh responden yaitu sebesar sebesar 0,453 satuan skor statistik, dengan catatan
29,41% responden menjawab selalu, 51,47% bahwa Komitmen Pimpinan kerja (X2) dan
responden menjawab sering, 16,86% responden Pengembangan SDM Aparatur (X3) konstan.
menjawab kadang-kadang, 2,26% responden Besarnya koefisien X2 = -0,468 menyatakan
menjawab pernah dan tidak ada responden bahwa setiap penambahan 1 satuan skor statistik
menjawab tidak pernah. Komitmen Pimpinan kerja maka akan menurunkan
Kinerja Pelayanan Publik (Y) berdasarkan Kinerja Pelayanan Publik sebesar 0,468 satuan skor
data hasil pengumpulan kuesioner menunjukkan statistik, dengan catatan bahwa Implementasi
bahwa hasil jawaban dari seluruh responden yaitu Kebijakan E-Government (X1) dan Pengembangan
sebesar 27,15% responden menjawab selalu, SDM Aparatur(X3) adalah konstan.
46,03% responden menjawab sering, 24,10% Besarnya koefisien X3 = 0,624 menyatakan
responden menjawab kadang-kadang, 2,49% bahwa setiap penambahan 1 satuan skor statistik
responden menjawab pernah dan 0,23% responden Pengembangan SDM Aparaturmaka akan
menjawab tidak pernah. meningkatkan Kinerja Pelayanan Publik sebesar
0,624 satuan skor statistik, dengan catatan bahwa

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 1 Bulan Maret 2019 43


Implementasi Kebijakan E-Government (X1) dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Komitmen Pimpinan (X2) adalah konstan. Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah
Selanjutnya untuk melihat apakah hubungan Daerah Kabupaten Kampar). JOM FEKON,
antara variabel independent Implementasi 1(2), 1-16.
Kebijakan E-Government, Komitmen Pimpinan
dan Pengembangan SDM Aparaturterhadap Abidin, Z. (2000). Electronic Government dan
variabel dependent Kinerja Pelayanan Publik Penerapannya di Kabupaten Takalar.
signifikan secara parsial akan digunakan uji t. Yogyakarta: MAP-UGM.
Bedasarkan nilai yang diperoleh dapat
diketahui bahwa nilai sig = 0,000 dan diketahui Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The
nilai α = 0,05. Ini artinya bahwa nilai sig lebih kecil measurement and antecedents of affective,
dari nilai α untuk semua variabel. Ini maksudnya continuance and normative commitment to
adalah bahwa Implementasi Kebijakan E- the organization. Journal of occupational
Government kerja berpengaruh sangat signifikan psychology, 63(1), 1-18.
terhadap Kinerja Pelayanan Publik, Komitmen
Pimpinan berpengaruh sangat signifikan terhadap Ariany, R. & Putera, R. E. (2013). Analisis Kinerja
Kinerja Pelayanan Publik dan Pengembangan SDM Organisasi Pemerintah dalam Memberikan
Aparatur berpengaruh sangat signifikan terhadap Pelayanan Publik di Kota Pariaman.
Kinerja Pelayanan Publik. MIMBAR, Jurnal Sosial dan Pembangunan,
29(1), 33-40.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian melalui Castetter. (1998). Organizational Behavior: Human
perhitungan statistik dan analisis, maka diperoleh Behavior at Work. McGraw- Hill Publishing
kesimpulan bahwa secara simultan dan parsial, Comp. New Delhi.
implementasi kebijakan e-government, komitmen
pimpinan dan pengembangan SDM aparatur Davis, K. (2002). Human Relation at Work. Grown
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Hill Book Co Inc, Kasagata, Co. Ltd.
pelayanan publik. Kesimpulan ini mengandung arti Tokyo.
bahwa kinerja pelayanan publik akan meningkat
apabila implementasi kebijakan e-government Findarti, F. R. (2016). Pengaruh Pengembangan
dilakukan secara optimal, komitmen pimpinan Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja
dilakukan secara konsisten, dan pengembangan Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian
SDM aparatur dilakukan secara kontinyu dan Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
berkeadilan, baik secara parsial ataupun secara eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 4(4),
simultan. 937-946 ISSN 2355-5408,
ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id

UCAPAN TERIMA KASIH Handoko, T. H. (2004). Manajemen Personalia dan


Sumber Daya Manusia, Edisi 4. BPFE –
Penelitian ini merupakan hibah penelitian dasar UGM. Yogyakarta.
unggulan perguruan tinggi (PDUPT) yang dibiayai
oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Hardiyansyah. (2012). Analisis Kualitas Pelayanan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Izin Mendirikan Bangunan pada Dinas Tata
Tinggi, sesuai dengan Kontrak Penelitian Tahun Kota di Kota Palembang. MIMBAR, Jurnal
Anggaran 2018, DIPA No. 042.06.401516/2018. Sosial dan Pembangunan, 28(2), 191-199.
Sehubungan dengan itu, kami ucapkan banyak
terima kasih dan penghargaan yang setinggi- Hardiyansyah. (2014). Model Implementasi
tingginya. Kami juga mengucapkan terima kasih Kebijakan Publik dalam Pengelolaan
kepada ASN pada Pemerintah Kota Palembang dan Sampah dan Kebersihan Kota Palembang.
Prabumulih atas kesediaannya menjadi responden, Jurnal Mimbar, Jurnal Sosial dan
serta terima kasih juga kami sampaikan kepada Pembangunan). 30(1), 108-117.
petugas lapangan, petugas survey, dan pengolah
data statistik, Herdinawati, B. (2014). Analisis Kinerja Pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Kota Surabaya
melalui Electronic Performance (Studi
DAFTAR PUSTAKA Penerapan E-Performance pada Bagian Bina
Program Pemerintah Kota Surabaya). Jurnal
Aisyah, S., Karmizi dan Savitri, E. (2014). Administrasi Publik. 2(5), 1-7.
Pengaruh Good Governance, Gaya
Kepemimpinan, Komitmen Organisasi dan

44 IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 1 Bulan Maret 2019


Hoy and Miskel. 2001. Manajemen, (terjemahan:
Antariksa et. al.). Erlangga. Jakarta.

http://www.antaranews.com/berita/462660/komitm
en-pimpinan-kunci-pelayanan- publik-
berkualitas (diakses tgl. 18/5/2016).

Kartono, K. (1994). Pengantar Metodologi Riset


Sosial. Mandar Maju. Bandung.

Kurniasih, D., Fidowaty, T. & Sukaesih, P. (2013).


Pengaruh Implementasi Kebijakan E-
Government Terhadap Kinerja Aparatur
Kota Cimahi. Sosiohumaniora, 15(1), 6-10.

Kurniawan, T. (2006). Hambatan dan Tantangan


dalam Mewujudkan Good Government di
Indonesia. http://publications-
tk.blogspot.com/ (diakses tgl. 27/4/2017).

Mitchell. (1999). Organizational Behavior.


A.I.T.B.S.Publisher & Distributors. New
Delhi.

Penjelasan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatus


Sipil Negara.

Purbokusumo, Y. (1998). Manajemen publik baru


di dalam birokrasi pemerintah (Studi kasus
di Kabupaten Daerah Tingkat II Kediri).
Tesis. MAP-UGM. Yogyakarta

Ranupandojo, H. & Husnan, S. (2003). Manajemen


Personalia edisi 2. BPFE. Yogyakarta.

Samidjo, W. (2004). Kepemimpinan dan Motivasi.


Ghalia Indonesia. Jakarta.

Satar, M. (2002). Pengembangan SDM Indonesia


Unggul Menghadapi Masyarakat Kompetitif
Era Globalisasi. Jurnal Mimbar. 18(4), 429-
442.

Siagian, S. P. (2005). Manajemen Sumber Daya


Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Smith, I. and Waldron. (2002). Performance
Appraisal: Questions and Answers,
Occasional Papers, 9, Australian
Government Publishing Service. Canberra.

The New Grolier Webster International Dictionary


of the English Language, 1999.

Thoha, M. dkk (Ed.) (1999). Menyoal birokrasi


publik. Balai Pustaka. Jakarta.

Zainun, B. (2003). Manajemen dan Motivasi.


PT.Balai Aksara. Jakarta.

IKRAITH-HUMANIORA Vol 3 No 1 Bulan Maret 2019 45

Anda mungkin juga menyukai