Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KEGIATAN

Pertemuan : Sosialisasi Kebijakan Pelaksanaan PUG Termasuk PPRG

Waktu : Selasa, 14 Februari 2023

Tempat : Aula lantai 2 DP3PPKB Kabupaten Karanganyar

Peserta : dr. Satriyo Fajar W

Link Materi : https://tiny.cc/materi-14feb2023

PELAKSANAAN PUG MELALUI PPRG

 PUG Dilaksanakan Melalui Perencanaan Dan Penganggaran Responsif Gender 


PPRG adalah serangkaian tahapan sistematis untuk mengintegrasikan perspektif gender
ke dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasinya.
PPRG dilaksanakan di tingkat Pusat, daerah dan desa. 
 Instrumen PPRG terdiri dari 
Gender Analysis Pathway (GAP)
Merupakan alat bantu analisis gender dengan 3 langkah utama :
 Mengidentifikasi isu kesenjangan gender dan factor – factor penyebabnya (data
APKM. Data kuantitatif dan data kualitatif)
 Mengidentifikasi dan merumuskan intervensi atau rencana aksi yang diperlukan untuk
memperkecil kesenjangan gender 
 Merumuskan indicator kinerja dari rencana aksi yang dilakukan 
Gender Budget Statement (GBS) 
Menginformasikan bahwa suatu kegiatan telah direncanakan dan dianggarkan dengan
perspektif gender mengikuti GAP. GBS mencakup anggaran, pernyataan masalah,
rencana tindakan dan rantai hasil (aktivitas, keluaran dan dampak)

Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG)

Merupakan salah satu bentuk penerapan strategi pengarusutamaan gender dalam


pembangunan, khususnya dalam tahap perencanaan dan penyusunan anggaran

Anggaran Responsif Gender (ARG) merupakan bagian dari PPRG

ARG bukanlah anggaran terpisah bagi laki-laki dan perempuan, melainkan strategi
untuk mengintegrasikan isu gender ke dalam proses penganggaran, dan menerjemahkan
komitmen para pihak untuk mewujudkan kesetaraan gender ke dalam komitmen anggaran.

Prinsip Dasar Anggaran Responsip Gender


1. ARG bukanlah anggaran yang terpisah untuk perempuan dan lak-laki berkaitan dengan
penyediaan profil gender.
2. ARG sebagai pola anggran yang akan menjembatani kesenjangan status,peran dan
tanggung jab antara perempuan dan laki-laki dimana kurangnya pelatihan gender untuk
meningkatkan sensitifitas melihat permasalahan/ketimpangan gender
3.  ARG bukanlah dasat yang”valid” untuk meminta tambahan alokasi anggaran karena ARG
tidak bergantung pada jumlah anggran yang dikelola perlu adanya data terpilah
(kuantitatif).
4. Adanya ARG tidak berarti adanya penambahan dana yang dikhususkan untuk program
perempuan Kurang keahlian melakukan analisis gender (kualitatif—evaluasi secara
berkala apakah dampak pembangunan sudah merata dan menjamin APKM yang setara
bagi laki-laki dan perempuan). Alokasi ARG hanya berada dalam program khusus
pemberdayaan perempuan. Kesalahpahaman ARG adalah anggaran khusus perempuan.
Dengan hanya mengalokasikan beberapa kebutuhan perempuan saja sudah dianggap
responsif gender tanpa menjawab persoalan yang sesungguhnya
5.  ARG bukan berarti ada alokasi dana 50 % laki-laki , 50% perempuan untuk semua
kegiatan. Kurangnya pemahaman terhadap akar masalah dan realitas kemiskinan terutama
yang dihadapi perempuan dan juga laki-laki di setiap wilayah.
6. Tidak semua program dan kegiatan perlu mendapat koreksi agar menjadi responsive
gender. Dimana perempuan belum memiliki posisi tawar yang tinggi di di masyarakat,
masih dianggap rendah apalagi dalam keluarga miskin. perempuan pun masih pasif dalam
menyuarakan hak dan kebutuhannya, apalagi ditambah anggapan bahwa urusan
pembangunan hanya urusan laki-laki.
7. ARG selalu mengkonsultasikan perbedaan masalah, kebutuhan, aspirasi perempuan dan
laki-laki dan menggunakan data terpilah dalam penmyusunannya untuk mempertajam
kelompok sasaran.(Sumber Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI 2004 dan Debbie et al
(1998)).

Langkah Teknis Untuk Melakukan Analisis Gender


 Kumpulkan data terpilah (kuantitatif dan kualitatif)
 Lakukan analisis bagaimana pembagian kerja gender (domestik - publik) dan pola
pengambilan keputusan dan sebaliknya bagaimana program akan mempengaruhi pola
pembagian kerja tersebut dan pola pengambilan keputusan
 Lakukan penilaian siapa yang memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya dan
aset, dan siapa yang akan diuntungkan dengan program tersebut  (APKM)
 Analisis kebutuhan, persoalan dan  persepsi yang berbeda dari perempuan dan laki-laki
(tua dan muda) untuk memastikan kebutuhan khususnya terakomodasi dalam
perencanaan
 Analisis hambatan-hambatan bagi perempuan dan laki-laki untuk berpartisipasi dalam
setiap tahapan
 Susun strategi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut
 Lakukan peningkatan kapasitas pada berbagai pihak untuk melakukan PUG
 Analisis apakah program akan mengangkat pemberdayaan perempuan, memenuhi
kebutuhan strategis (kepemimpinan, peningkatan pengetahuan dan posisi
pengambilan keputusan) ataukah hanya kebutuhan praktis

Tantangan Utama Pelaksanaan PUG Melalui PPRG


 Meningkatkan pemahaman tentang konsep gender dan urgensi PUG dalam
pembangunan
 Memperkuat Kapasitas kelembagaan dalam melaksanakan PUG dan PPRG (SDM,
data terpilah gender)
 Meningkatkan komitmen, dan dukungan politik terhadap kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan
 Meningkatkan kualitas ARG agar benar benar berdampak pada peningkatan
kesetaraan gender

Anda mungkin juga menyukai