Anda di halaman 1dari 7

ESSAY REFLEKSI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DENGAN PEMERIKSAAN PPIA
DI UPTD PUSKESMAS TAMPAKSIRING II

Oleh
Dewa Ayu Putri Pramesti
NIM : 20089152075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
TAHUN 2022
YAYASAN KESEJAHTERAAN WARGA KESEHATAN SINGARAJA – BALI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
INSTITUSI TERAKREDITASI B
Program Studi : D3 Kebidanan, S1 Kebidanan, S1 Keperawatan, S1 Farmasi, ProfesiNers, dan
Profesi Bidan
Office :Kampus I Jln. Raya Air Sanih Km. 11, Bungkulan, Singaraja – Bali
Kampus II Jln. Raya Air Sanih, Km 3, Kubutambahan, Singaraja – Bali
HP : 081939337102 ( WA ) Web : stikesbuleleng.ac.id Email : stikesbuleleng@gmail.com

ESSAY REFLEKSI

DI UPTD PUSKESMAS TAMPAKSIRING II

Introductoin

Essay pada kasus ini menggunakan kasus pada pasien HIV AIDS. Melalui refleksi ini

dapat sebagai bahan untuk pengembangan diri dan pegetahuan saya ke depannya.

Description

UPTD Puskesmas Tampaksiring II adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya. Salah satu

pelayanan kesehatan yang dilayani di UPTD Puskesmas Tampaksiring II yaitu Kesehatan Ibu

dan Anak. Pelayanan KIA yang diberikan meliputi pemeriksaan ibu hamil, nifas, BBL, KB,

masalah reproduksi, dan imunisasi ibu hamil. Pada ibu hamil saat kunjungan pertama

kepuskesmas ( jika ibu belum melakukan pemeriksaan laboratorium di fasilitas kesehatan lain)

diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah diantaranya

Hemoglobin, PPIA yaitu Hepatitis, VCT, Sifilis, pemeriksaan golongan darah, GDA, Protein

urine. Saya tertarik memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hasil VCT (+) karena

ibu mempunyai riwayat sexual bebas dan pernikahan ini merupakan pernikahan ke 2 dengan
suaminya yang sekarang.

Evaluation

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang jenis sel darah putih

yang menyebabkan system kekebalan tubuh menurun kemudian berkembang menjadi penyakit

yang bernama AIDS. Yang mengancam jiwa tanpa terkecuali ibu hamil. PPIA merupakan

program pencegahan penularan Ibu ke anak. Di UPTD Puskesmas Tampaksiring II pemeriksaan

PPIA pada ibu hamil dilakukan setiap hari.

Penyebab HIV/AIDS HIV adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh human immunodeficiency
virus. Adapun AIDS adalah kondisi yang terdiri dari kumpulan gejala terkait melemahnya sistem imun.
ADIS terjadi ketika infeksi HIV sudah berkembang parah dan tidak ditangani dengan baik.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus HIV dari orang yang

terinfeksi hanya bisa diperantarai oleh cairan tubuh seperti:

 Darah

 Air mani

 Cairan pra-ejakulasi

 Cairan rektal (anus)

 Cairan vagina

 ASI yang berkontak langsung dengan luka terbuka di selaput lendir, jaringan lunak, atau

luka terbuka di kulit luar tubuh orang sehat.

1. Hubungan seksual

Jalur penularan virus umumnya terjadi dari hubungan seks tanpa kondom (penetrasi

vaginal, seks oral, dan anal). Ingat, penularan hanya bisa terjadi dengan syarat, Anda sebagai

orang yang sehat memiliki luka terbuka atau lecet di organ seksual, mulut, atau kulit.
Biasanya, perempuan remaja cenderung lebih berisiko terinfeksi HIV karena selaput vagina

tipis sehingga rentan lecet dan terluka dibandingkan wanita dewasa. Penularan lewat seks

anal juga termasuk lebih rentan karena jaringan anus tidak memiliki lapisan pelindung

layaknya vagina sehingga lebih mudah sobek akibat gesekan.

2. Penggunaan jarum suntik yang tidak steril

Selain dari paparan antar cairan dengan luka lewat aktivitas seks, penularan HIV juga dapat

terjadi jika cairan terinfeksi tersebut disuntikkan langsung ke pembuluh darah, misalnya dari:

Pemakaian jarum suntik secara bergantian dengan orang yang terkontaminasi dengan human

immunodeficiency virus.

 Menggunakan peralatan tato (termasuk tinta) dan tindik (body piercing) yang tidak

disterilkan dan pernah dipakai oleh orang dengan kondisi ini.

 Memiliki penyakit menular seksual (PMS) lainnya seperti klamidia atau gonore. Virus

HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.

 Ibu hamil pengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus aktif kepada bayinya (sebelum

atau selama kelahiran) dan saat menyusui.

 Namun, jangan salah sangka.

Anda TIDAK dapat tertular virus HIV melalui kontak sehari-hari seperti:

 Bersentuhan

 Berjabat tangan

 Bergandengan

 Berpelukan

 Cipika-cipiki

 Batuk dan bersin


 Mendonorkan darah ke orang yang terinfeksi lewat jalur yang aman

 Menggunakan kolam renang atau dudukan toilet yang sama

 Berbagi sprei

 Berbagi peralatan makan atau makanan yang sama

 Dari hewan, nyamuk, atau serangga lainnya

Faktor risiko HIV/AIDS

Setiap orang, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan orientasi seksualnya bisa terinfeksi HIV.

Namun, beberapa orang lebih berisiko untuk terjangkit penyakit ini apabila memiliki faktor

seperti:

 Melakukan hubungan intim yang berisiko menyebabkan paparan penyakit menular

seksual, seperti seks tanpa kondom atau seks anal.

 Memiliki lebih dari satu atau berganti-ganti pasangan seksual.

 Menggunakan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik yang digunakan secara

bergantian dengan orang lain.

 Melakukan prosedur STI yakni pemeriksaan pada organ intim.

Analysis

Pemeriksaan PPIA sangat penting dilakukan untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. Karena

masih banyak ibu-ibu hamil belum mengetahui tentang manfaat pemeriksaan PPIA mereka

awam dengan pemeriksaan ini karena tingkat pengetahuan dan faktor pekerjaan sehari-hari.

Untuk itu sangat di harapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan tentang

pentingnya PPIA bagi ibu hamil dan dukungan tenaga kesehatan pada ibu hamil untuk

melakukan pemeriksaan PPIA dapat berupa pemberian informasi, saran untuk pemeriksaan dan

konseling pasca pemeriksaan. Untuk wilayah UPTD Puskesmas Tampaksiring II ada beberapa
pasien datang sendiri membawa pengantar dari dr SpOG atau PBM untuk melakukan

pemeriksaan PPIA. Bidan tetap memberikan penjelasan tentang apa itu pemeriksaan PPIA dan

manfaat pemeriksaan tersebut dan memberikan informand consent untuk menyetujui bahwa akan

dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti cek Hb, golongan darah, GDA, Sifilis, VCT,

HbsAg, dan protein urine dan ada pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan hamil tanpa

mengetahui tentang pemeriksaan PPIA dan pemeriksaan laboratorium yang lainnya.

Conclusion and Action Plan

Pada kasus ini pasien datang membawa pengantar dr SpOG untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium seperti pemeriksaan Hb, GDA, VCT, Sifilis, HbSAG, golongan darah, protein

urine.Ibu dan suami sudah mendapatkan penjelasan dari dokter manfaat pemeriksaan

laboratorium tersebut sehingga ibu bersedia menandatangi surat informad consent. Setelah

dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil VCT : reaktif selanjutnya ibu hamil

dirujuk untuk melakukan konseling pada petugas konselor HIV untuk mendapatkan penjelasan

dan informasi untuk pemeriksaan dan terapi selanjutnya. Petugas konselor HIV yang

memberikan penjelasan tentang hasil VCT : reaktif dan melakukan konseling pada ibu dan suami

untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika terdapat factor resiko ibu dan suami seperti ibu

riwayat sexual bebas, suami sekarang adalah suami yang ke dua. Konseling pada ibu dan suami

untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan untuk mendapatkan terapi ARV sehingga

kehamilan ibu dan keadaan bayi bisa terpantau.


Referensi

Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto : 2001

Anita, 2000. Penyebaran dan Usaha Pencegahan AIDS. Dalam R.H. nasution C

The Jurnal of Midwifery vol. 6 no 1 tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai