Essay Refleksi Hiv Pramesti
Essay Refleksi Hiv Pramesti
Oleh
Dewa Ayu Putri Pramesti
NIM : 20089152075
ESSAY REFLEKSI
Introductoin
Essay pada kasus ini menggunakan kasus pada pasien HIV AIDS. Melalui refleksi ini
dapat sebagai bahan untuk pengembangan diri dan pegetahuan saya ke depannya.
Description
upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya. Salah satu
pelayanan kesehatan yang dilayani di UPTD Puskesmas Tampaksiring II yaitu Kesehatan Ibu
dan Anak. Pelayanan KIA yang diberikan meliputi pemeriksaan ibu hamil, nifas, BBL, KB,
masalah reproduksi, dan imunisasi ibu hamil. Pada ibu hamil saat kunjungan pertama
kepuskesmas ( jika ibu belum melakukan pemeriksaan laboratorium di fasilitas kesehatan lain)
Hemoglobin, PPIA yaitu Hepatitis, VCT, Sifilis, pemeriksaan golongan darah, GDA, Protein
urine. Saya tertarik memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hasil VCT (+) karena
ibu mempunyai riwayat sexual bebas dan pernikahan ini merupakan pernikahan ke 2 dengan
suaminya yang sekarang.
Evaluation
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang jenis sel darah putih
yang menyebabkan system kekebalan tubuh menurun kemudian berkembang menjadi penyakit
yang bernama AIDS. Yang mengancam jiwa tanpa terkecuali ibu hamil. PPIA merupakan
Penyebab HIV/AIDS HIV adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh human immunodeficiency
virus. Adapun AIDS adalah kondisi yang terdiri dari kumpulan gejala terkait melemahnya sistem imun.
ADIS terjadi ketika infeksi HIV sudah berkembang parah dan tidak ditangani dengan baik.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus HIV dari orang yang
Darah
Air mani
Cairan pra-ejakulasi
Cairan vagina
ASI yang berkontak langsung dengan luka terbuka di selaput lendir, jaringan lunak, atau
1. Hubungan seksual
Jalur penularan virus umumnya terjadi dari hubungan seks tanpa kondom (penetrasi
vaginal, seks oral, dan anal). Ingat, penularan hanya bisa terjadi dengan syarat, Anda sebagai
orang yang sehat memiliki luka terbuka atau lecet di organ seksual, mulut, atau kulit.
Biasanya, perempuan remaja cenderung lebih berisiko terinfeksi HIV karena selaput vagina
tipis sehingga rentan lecet dan terluka dibandingkan wanita dewasa. Penularan lewat seks
anal juga termasuk lebih rentan karena jaringan anus tidak memiliki lapisan pelindung
Selain dari paparan antar cairan dengan luka lewat aktivitas seks, penularan HIV juga dapat
terjadi jika cairan terinfeksi tersebut disuntikkan langsung ke pembuluh darah, misalnya dari:
immunodeficiency virus.
HIV akan sangat mudah masuk saat sistem kekebalan tubuh lemah.
Ibu hamil pengidap HIV/AIDS dapat menularkan virus aktif kepada bayinya (sebelum
Anda TIDAK dapat tertular virus HIV melalui kontak sehari-hari seperti:
Bersentuhan
Berjabat tangan
Bergandengan
Berpelukan
Cipika-cipiki
Berbagi sprei
Setiap orang, terlepas dari usia, jenis kelamin, dan orientasi seksualnya bisa terinfeksi HIV.
Namun, beberapa orang lebih berisiko untuk terjangkit penyakit ini apabila memiliki faktor
seperti:
Analysis
Pemeriksaan PPIA sangat penting dilakukan untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. Karena
masih banyak ibu-ibu hamil belum mengetahui tentang manfaat pemeriksaan PPIA mereka
awam dengan pemeriksaan ini karena tingkat pengetahuan dan faktor pekerjaan sehari-hari.
Untuk itu sangat di harapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan penjelasan tentang
pentingnya PPIA bagi ibu hamil dan dukungan tenaga kesehatan pada ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan PPIA dapat berupa pemberian informasi, saran untuk pemeriksaan dan
konseling pasca pemeriksaan. Untuk wilayah UPTD Puskesmas Tampaksiring II ada beberapa
pasien datang sendiri membawa pengantar dari dr SpOG atau PBM untuk melakukan
pemeriksaan PPIA. Bidan tetap memberikan penjelasan tentang apa itu pemeriksaan PPIA dan
manfaat pemeriksaan tersebut dan memberikan informand consent untuk menyetujui bahwa akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti cek Hb, golongan darah, GDA, Sifilis, VCT,
HbsAg, dan protein urine dan ada pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan hamil tanpa
Pada kasus ini pasien datang membawa pengantar dr SpOG untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium seperti pemeriksaan Hb, GDA, VCT, Sifilis, HbSAG, golongan darah, protein
urine.Ibu dan suami sudah mendapatkan penjelasan dari dokter manfaat pemeriksaan
laboratorium tersebut sehingga ibu bersedia menandatangi surat informad consent. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil VCT : reaktif selanjutnya ibu hamil
dirujuk untuk melakukan konseling pada petugas konselor HIV untuk mendapatkan penjelasan
dan informasi untuk pemeriksaan dan terapi selanjutnya. Petugas konselor HIV yang
memberikan penjelasan tentang hasil VCT : reaktif dan melakukan konseling pada ibu dan suami
untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika terdapat factor resiko ibu dan suami seperti ibu
riwayat sexual bebas, suami sekarang adalah suami yang ke dua. Konseling pada ibu dan suami
untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan untuk mendapatkan terapi ARV sehingga
Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan pada anak. Jakarta: CV Sagung Seto : 2001
Anita, 2000. Penyebaran dan Usaha Pencegahan AIDS. Dalam R.H. nasution C