PEDOMAN PELAYANAN KBBL DAN PERINATOLOGI Baru
PEDOMAN PELAYANAN KBBL DAN PERINATOLOGI Baru
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pelayanan pasien merupakan hal yang penting yang terdapat di rumah sakit pasien
dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sam berhak mendapat kualitas
asuhan yang sama di rumah sakit. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan
oleh suatu organisasi yang mememelihara dan meningkatkan kesehatan, mencehag dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan keseshatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-
rata penduduk, serta yang menyelanggarakan sesuai kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan diruangan KBBL dan Perinatologi merupakan pelayanan yang dapat
memberikan tindakan yang cepat dan tepat pada seseorang atau kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu,
upaya peningkatan ruangan. Kamar bayi dan perinatologi ditujukan untuk menunjang
pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien di ruangan kamar bayi dan
perinatologi.
Ruangan Kamar Bayi Baru lahir dan Perinatologi meruapan ruangan yang disediakan
khusus untuk pasien 0-28 hari. Baik bayi dalam kradaan sehat ataupun bayi dalam keadaan
patologis dan kelainan congenital dimana beberapa penyakit patologis diantaranya sebagai
berikut: Asfiksia, hiperbilirubin, sepsis neonatorium, tetanus neonatorium, ARDS,
premature, BBLR, imaturus dan dengan kelainan congenital antara lain: CHD, atresia ani,
hisprung, down syndrome ( http://icoel.wordpress.com/manajemen/).
Manajemen keperawatn dimasa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan global bahwa
setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia (nursalam,2002).
1
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka dalam melakukan pelayanan diruangan
kamar bayi dan perinatologi Rumah Sakit Kartika Cibadak harus berdasarkan standar
pelayanan diruangan kamar bayi dan perinatologi Rumah Sakit kartika Cibadak.
B. Tujuan
Tujuan dari pedoman pelayanan ruangan KBBL dan Perinatologi adalah :
1. Terselengaranya pemberian asuhan keperawatan secara komprehensif untuk
pemenuhan kebutuhan dasar, memfasilitasi bounding attachment serta melibatkan
keluarga dalam perawatan bayi. Serta setiap petugas keperawatan mampu
melakukan pengelolaan manajemen asuhan danmanajemen unit pelayanan di ruang
KBBL dan Perinatologi.
2. Menurunkan angka kematian bayi.
3. Meningkatkan kesejahteraan bayi baru lahir dan meningkatkan SDM berkualitas.
4. Melakukan kajian situasi unit kamar bayi dan perinatologi sebagai penyusun
strategi dan operasional unit.
5. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan sesuai kondisi unit.
6. Melakukan implementasi sesuai dengan rancangan strategi dan operasional.
7. Melakukan fungsi control dan evalusi program.
2
Perawatan neonatus usia kehamilan <35 minggu atau neonatus sakit sampai
dapat pindah ke fasilitas neonatus spesifikasi
Stabilisasi neonatus sakit sampai pindah ke fasilitas asuhan neonatus
spesialistik
Terapi sinar
3
Pemberian asuhan bayi dalam masa penyembuhan pasca perawatan
intensif
2. Batasan operasional
a. Ruangan kamar bayi sehat
b. Ruangan Perinatologi (bayi sakit).
3. Landasan Hukum.
a. Keputusan kementrian kesehatan RI 2012, tentang pedoman penyelenggaraan
Ponek 24 jam di Rumah Sakit.
b. Undang-undang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
4
c. Surat Keputusan mentri kesehatan RI No 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang
berlakunya standar Pelayanan di Rumah Sakit.
d. Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI No
0701/YANMED/RSKC/GDE/VII/1991 tentang Pedoman pelayanan gawat
darurat.
e. Undang-undang No 29 tahun 2004 tentang Praktek Dokter.
f. Undang-undang No 8 tahun 1991 Tentang perlindungan konsumen.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAKERJAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola Ketenagakerjaan.
B. Distribusi Ketenagaan.
Pola pengaturan keterangan ruangan kamar bayi dan perinatologi yaitu:
6
a. Untuk Dinas pagi : yang bertugas sejumlah 2-3 otang (dua atau tiga) orang
dengan standar minimal bersertifikat resusitasi neonatus dan BTCLS.
Kategori : 1orang kepala ruangan 2 orang perawat pelaksana.
b. Untuk dinas sore : yang bertugas minimal sejumalah 2 (dua) orang dengan
standar minimal bersertifikat resusitasi neonatus dan BTCLS.
Kriteria : 1 orang penanggung jawab shift dan 1 orang pelaksana.
c. Untuk dinas malam : yang bertugas minimal sejumalah 2 (dua) orang dengan
standar minimal bersertifikat resusitasi neonatus dan BTCLS.
Kriteria : 1 orang penanggung jawab shift dan 1 orang pelaksana.
7
e. Jadwal dinas terbagi menjadi dinas pagi, dinas siang,dinas malam, lepas malam,
libur dan cuti.
f. Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah dicantumkan (terencana), maka perawat tersebut harus
memberitahu kepala ruangan 4 jam sebelm dinas pagi, 4 jam sebelum dinas
siang atau dinas malam. Sebelum member tahu kepala ruangan diharapkan
perawat yang bersagkutan belum mendapat perawat pengganti maka karu akan
mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu libur atau
perawat ruangan yang tinggal di asrama.
g. Apabila ada perawat tiba-tibda tidak dapat sesuaijadwal yang telah ditetapkan
(tidak terencana) maka KaRu akanmencari tenaga perawat pengganti yaitu
perawat yang hari itu libur atau perawat ruangan yang tinggal di asrama .
apanila perawat pengganti tidak didapat, maka perawat yang dinas pada shift
sebelumnnya wajib untuk menggantikan.( prosedur pengaturan jadwal dinas
perawat ruangan sesuai SOP terlampir)
8
di gantikan oleh yang pada saat itu libur atau dirangkap oleh dokter jaga
ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan maka dokter jaga
shift sebelumnnya wajib untuk menggantikan (prosedur pengaturan jadwal
jaga dokter sesuai SOP terlampir).
Untuk yang tidak terencaca, dokter yang bersangkutan harus
menginformasikan kepada kepala instalasi ruangan kamar bayi dan
perinatologi dan diharapkan dokter tersebut sudah menunjuk dokter jaga
pengganti, apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan, maka kepala
instalasi ruangan kamar bayi dan perinatologi wajib untuk mencari dokter
jaga pengganti, yaitu digantikan oleh yang pada saat itu libur atau dirangkap
oleh dokter jaga ruangan. Apabila dokter jaga pengganti tidak didapatkan
maka dokter jaga shift sebelumnnya wajib untuk menggantikan (prosedur
pengaturan jadwal jaga dokter sesuai SOP terlampir).
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas.
1. Fasilitas, sarana dan prasarana
KBBL dan perinatologi Rumah Sakit kartika Cibadak beralokasi di
lantai II gedung utama yang terdiri dari ruangan bayi sehat dan ruangan bayi
sakit, ruangan resusitasi dan ruangan Level IIA dan Level IIB.
2. Peralatan kamar bayi
Peralatan yang tersedia di KBBL dan perinatologi mengacu pada buku
pedoman pelayanan ruangan kamar bayi dan perinatologi depatemen kesehatan
RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien gawat. Alat yang
tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung asiksia.
a. Alat –alat untuk ruangan resusitasi
1) Oksigen lengkap dengan flowmeter (1set)
2) Laringoskop nenonatus (1 set)
3) Spuit semua ukuran ( masingmasing 2 buah).
4) Oroparingeal air way (sesuai kebutuhan)
5) Set infuse (2 buah).
6) Infuse set / tranfusi set ( masing-masing 2 buah).
7) Gunting besar (1 buah).
8) Mesin suctioan ( 1 buah)
9) Neopuff ( 1 set)
10
10) Monitor ( 1 set)
11) Trolly emergency yang berisi alat-alat untuk melakukan resusitasi ( 1
buah)
12) Ambubag (1 set)
13) Stetoskope (1 buah )
14) Thermometer ( 1 buah )
15) Tiang infuse ( 1 buah)
11
6) Thermometer (1 buah )
7) Stethoscope (1 buah).
8) Standar infuse (1 buah).
9) Set infuse (1 set).
10) IV kateter segala ukuran (1 set).
11) Spuit sesuai kebutuhan.
1 cc (5 buah )
2cc (5 buah )
3 cc(5 buah )
5 cc(5 buah )
10 cc(5 buah )
20 cc(5 buah )
50 cc(5 buah )
d. Alat-alat dalam trolly emergency
1) obat live saving ( telampir pada standar pbat kbbl dan perinatologi Rs)
2) obat penunjang ( telampir pada standar pbat kbbl dan perinatologi Rs)
3) alat –alat kesehatan.
4) Ambubag untuk bayi (masing-masing 1 buah)
5) Ropharingeal airway dengan berbagai ukuran sesuai kebutuhan
(masing-masing 1 buah )
6) Laryngoscope neonatus (masing-masing 1 buah)
7) Tendotracheal tube w/o cup neonatus ukuran : 2,5 (1 buah), 3 (1 buah).
8) Selang oksigen sesuai kebutuhan.
9) Stomach tube /OGT : ukuran Fr 3,5,8 (masing-masing 2buah).
10) Suction kateter segala ukuran.
12
1 Aminophiline ampul 2 Anti asmatic dan COPD preparation
2 Ca glukonas ampul 3 Spasmodic
3 Phenobarbital ampul 1
4 Atropine ampul 1
5 Inviclot ampul 1
6 Ephineprinw ampul 5 Anasteric local general
b. Cairan Infuse
No Nama Obat Satuan Jumlah Jenis Obat
1 Kaen MG3 Kalf 5
2 Dextrose 5% 500 ml Kalf 5
3 Dextrose 10% 500 Kalf 5
ml
4 Nacl 0,9% 500ml Kalf 10
5 Salin 3% Kalf 1
6 Dextrose5%+¼NS Kalf 3
7 Dextrose5%+½NS Kalf 3
13
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
14
2. Perangkat Kerja
Formulir Persetujuan Tindakan
3. Tata Laksana Informed Concent
Dokter jaga ruangan yang sedang bertugas menjelaskan tujuan dari
pengisian informed concent pada pasien / keluarga pasien disaksikan
oleh perawat.
Pasien atau keluarga pasien menyetujui informed concent diisi dengan
lengkap disaksikan oleh perawat
Setelah diisi dimasukan ke status medic pasien
15
E. Tatalaksana Transportasi Pasien
1. Bila dokter sudah menyatakan meninggal, maka dilakukan perawatan jenazah
2. Dokter jaga membuat surat keterangan meninggal
3. Jenazah dipindahkan / diserah terimakan di ruangan jenazah dengan bagian
umum/ keamanan
2. Perangkat Kerja
Ambulan
Formulir persetujuan tindakan
Formulir rujukan
16
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
17
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) dirumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak pengulangan
kejadian tidak diharapkan (KTD).
18
Adalah suatu kesalahna akibat melaksanakan suatu tindakan
(cpmmission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambuil
(omission), yang dapat mencederai pasien, tapi cedera serius tidak terjadi:
1. Karena “keberuntungan “
2. Karena “pencegahan”
3. Karena “peringatan”
4. Kejadian tidak cedera (KTC)
5. Adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul
cedera.
6. Kejadian potensial cedera (KPC).
7. Adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera
tetapi belum terjadi insiden.
8. Kejadian sentinel (sentinel event)
9. Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius, biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan
atau tidak dapat diterima, seperti: operasai bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi( sperti amputasi pada aki yang salah) sehimgga pencarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalh yang serius pada
kebijakan dan prosedur yang berlaku.
E. Tata Laksana.
1. Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Melaporkan pada dokter jaga.
3. Memberikan tindakan sesuai dengan intruksi dengan dokter jaga.
4. Mengobservasi keadaan umum pasien.
5. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “pelaporan insiden
keselamatan pasien”.
19
F. Pencatatan Dan Pelaporan
1. Rumah Sakit.
a. Setiap unit kerja di rumah sakit mencatat semua kejadian terkait dengan
keselamatan pasien (KTD,KNC dan kejadian sentinel) pada formulir yang
sudah disediakan oleh rumah sakit.
b. Setiap pasien unit kerja terkait di rumah sakit melaporkan semua kjadian
terkait dengan keselamatan pasien (KTD,KNC dan kejadian sentinel).
Kepada tim keselamatan pasien rumah sakit pada formulir yang sudah
disedikan oleh rumah sakit.
c. Rim keselamatan pasien di rumah sakit menganalisis akar penyebab
masalah semua kejadian dilaporkan oleh unit kerja.
d. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka tim keselamtan pasien
rumah sakit merekomendasikan solusi pemecahan dan mengirimkan hasil
solusi masalah kepada pimpinan rumah sakit.
e. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah tim
keselamatan pasien setiap terjadi insiden dan setelah melakukan masalah
yang bersipat rahasia.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam wktu 24 jam secara terus menerus tentunya
mempunyai risiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
B. Tujuan
20
1. Petugas kesehatan dalam menjalankan tugas wajib dapat melindungi diri
sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran inmfeksi.
2. Petugas kesehatan dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
papar tinggi terinfeksi penyakit menular, dilingkungan tenpat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan
prinsip”universal preacaution”\
21
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pendahuluan.
Indikator mutu yang digunakan dirumah sakit kartika cibadak dalam
memberikan pelayanan adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan
dengan variable jumlah penderita yang dilayani >5 menit berbanding dengan
jumlah penderita ruangan kamar bayi dan perinatologi hari yang sama.Dalam
pelaksanaan nya indikator mutu menggunakan kurve harian dalam format tersendiri
22
dan di evaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur
pelayanan.
23