Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AL-MUARIEF

NIM : B20121083
KELAS :B
MK : SOSIOLOGI KEPENDUDUKAN

Rangkuman materi
Ilmu Demografi Dan Pembagiannya

Ilmu demografi adalah cabang ilmu sosial yang mempelajari populasi manusia, termasuk
jumlah, komposisi, distribusi, pertumbuhan, dan perubahan populasi seiring waktu. Ilmu
demografi menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan populasi, seperti
kelahiran, kematian, migrasi, dan dinamika populasi lainnya

1. Demografi Fertilitas: Ini mempelajari tingkat dan pola kelahiran dalam suatu
populasi. Analisis demografi fertilitas melibatkan pengukuran tingkat kelahiran,
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan berkeluarga, dan implikasi demografi
dari pola kelahiran yang berbeda.

2. Demografi Migrasi: Ini mempelajari pergerakan manusia antara wilayah geografis


yang berbeda. Demografi migrasi melibatkan analisis pola migrasi, alasan migrasi,
dampak migrasi terhadap populasi sumber dan penerima, serta implikasi demografi
dari perubahan migrasi.

3. Demografi Sosial: Ini mempelajari hubungan antara populasi dan struktur sosial.
Analisis demografi sosial melibatkan pemahaman tentang interaksi antara populasi
dan faktor-faktor sosial seperti pendidikan, pekerjaan, status sosial, dan dinamika
keluarga.

4. Demografi Deskriptif: Ini melibatkan analisis dan deskripsi komposisi dan


karakteristik populasi manusia, termasuk umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
kesehatan, dan faktor-faktor lainnya. Demografi deskriptif memberikan gambaran
yang lebih jelas tentang struktur populasi pada suatu waktu tertentu.

5. Demografi Populasi dan Pembangunan: Ini mempelajari hubungan antara populasi


dan pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Analisis demografi populasi dan
pembangunan melibatkan pemahaman tentang bagaimana faktor-faktor demografi
mempengaruhi proses pembangunan dan bagaimana pembangunan dapat
memengaruhi pola dan tren populasi.

6. Demografi Mortalitas: Ini mempelajari tingkat dan pola kematian dalam suatu
populasi. Analisis demografi mortalitas melibatkan pengukuran tingkat harapan hidup,
penyebab kematian, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian, dan
implikasi demografi dari pola kematian yang berbeda.

Demografi Murni Dan Demografi Sosial

Demografi murni adalah pendekatan dalam ilmu demografi yang berfokus pada
analisis statistik dan matematis mengenai komposisi dan perubahan populasi manusia.
Ini melibatkan pengukuran dan analisis kuantitatif tentang jumlah penduduk,
kelahiran, kematian, migrasi, harapan hidup, dan faktor-faktor demografi lainnya.
Tujuannya adalah untuk memahami pola dan tren populasi secara objektif dan
menggunakan metode-metode statistik untuk menggambarkan perubahan dalam
populasi. Demografi murni lebih berfokus pada analisis data populasi dalam skala
besar, menggunakan model matematis dan statistik untuk memprediksi dan
menjelaskan perubahan demografi

Demografi sosial adalah pendekatan dalam ilmu demografi yang mempelajari


interaksi antara populasi dan struktur sosial. Ini melibatkan analisis tentang
bagaimana faktor-faktor sosial seperti pendidikan, pekerjaan, status sosial, dan
dinamika keluarga mempengaruhi perubahan dan pola dalam populasi. Demografi
sosial berusaha untuk memahami bagaimana faktor sosial dan struktur masyarakat
mempengaruhi perilaku demografis individu dan kelompok. Demografi sosial lebih
fokus pada dimensi sosial dan konteks yang membentuk pola demografis.

Aliran Malthusian Dan Marxian Dalam Kependudukan

Aliran Malthusian didasarkan pada pandangan yang dikemukakan oleh Thomas


Malthus, seorang ekonom abad ke-18. Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan
populasi akan melebihi pertumbuhan sumber daya yang tersedia, sehingga
menyebabkan kelaparan, kekurangan sumber daya, dan ketimpangan sosial. Dalam
perspektif Malthusian, pertumbuhan populasi yang cepat dianggap sebagai ancaman
bagi keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat. Malthus berargumen bahwa
tindakan pencegahan seperti pengendalian kelahiran dan pembatasan populasi harus
dilakukan untuk mengatasi masalah kelebihan populasi.

Dalam perspektif Marxis, isu kependudukan dilihat sebagai bagian dari struktur
sosial dan ekonomi yang lebih luas. Karl Marx dan teori Marxis berfokus pada
pertentangan kelas sosial dan pengaruh sistem kapitalis dalam menciptakan
ketimpangan sosial dan ekonomi. Dalam konteks kependudukan, aliran Marxis
melihat pertumbuhan populasi sebagai hasil dari faktor-faktor sosial dan ekonomi
seperti kondisi kerja, eksploitasi, dan ketidakadilan sistemik. Dalam pandangan
Marxis, solusi terhadap isu kependudukan tidak terletak pada kontrol kelahiran atau
pembatasan populasi, tetapi pada transformasi sosial dan ekonomi yang
menghilangkan ketidakadilan dan ketimpangan struktural.

Sensus, Survei Dan Re

Sensus, survey, dan registrasi penduduk adalah tiga metode yang umum digunakan
dalam pengumpulan data tentang penduduk.

1. Sensus: Sensus adalah proses pengumpulan data yang dilakukan oleh pemerintah
secara berkala untuk mengidentifikasi dan mencatat informasi tentang seluruh
penduduk di suatu negara atau wilayah tertentu pada waktu tertentu. Sensus
biasanya dilakukan dalam skala nasional dan melibatkan pengumpulan data
seperti jumlah penduduk, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tingkat
pendapatan, dan karakteristik demografis lainnya.
2. Survey: Survey adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengambil sampel penduduk yang mewakili populasi secara keseluruhan. Dalam
survei, sejumlah pertanyaan ditujukan kepada responden yang dipilih secara acak
untuk mengumpulkan informasi tentang penduduk dan variabel yang diinginkan.
Survei dapat dilakukan oleh pemerintah, lembaga riset, atau organisasi non-
pemerintah untuk memperoleh data yang lebih terperinci tentang topik tertentu
seperti pendapatan, kesehatan, pendidikan, preferensi konsumen, dan lain
sebagainya.
3. Registrasi Penduduk: Registrasi penduduk adalah proses yang melibatkan
pencatatan individu-individu secara terus-menerus dalam sistem registrasi atau
basis data. Penduduk didaftarkan secara individu dan data pribadi seperti nama,
tanggal lahir, alamat, status perkawinan, dan data demografis lainnya diambil dan
diperbarui secara berkala. Registrasi penduduk umumnya dilakukan oleh
pemerintah atau otoritas administratif setempat.

Mortalitas, Fertilitas Dan Mobilitas Penduduk

Mortalitas, fertilitas, dan mobilitas penduduk adalah tiga konsep penting dalam studi
kependudukan.

1. Determinan Mobilitas Penduduk: Determinan mobilitas penduduk adalah faktor-


faktor yang mempengaruhi keputusan individu atau kelompok untuk berpindah
tempat tinggal. Determinan ini dapat beragam, termasuk faktor ekonomi, sosial,
demografis, dan lingkungan.
2. Perilaku Mobilitas Penduduk: Perilaku mobilitas penduduk mencakup tindakan
individu atau kelompok dalam memilih, merencanakan, dan melaksanakan
perpindahan tempat tinggal. Perilaku ini dapat bervariasi, mulai dari migrasi jarak
pendek dalam wilayah yang sama hingga migrasi internasional jarak jauh.
3. Dampak Mobilitas Penduduk: Mobilitas penduduk dapat memiliki dampak yang
signifikan baik pada wilayah asal maupun tujuan. Dampak ini dapat bersifat ekonomi,
sosial, demografis, dan lingkungan. Contoh dampak ekonomi adalah perubahan dalam
pasar tenaga kerja dan kontribusi ekonomi pendatang baru. Dampak sosial meliputi
perubahan dalam struktur sosial, budaya, dan integrasi sosial.

Pendekatan Siklus Hidup Keluarga

Pendekatan siklus hidup keluarga dalam demografi mengacu pada penggunaan model siklus
hidup untuk memahami perubahan dalam komposisi dan perilaku penduduk seiring dengan
tahapan kehidupan keluarga. Pendekatan ini melibatkan analisis perubahan demografis yang
terkait dengan pernikahan, kelahiran, migrasi, dan kematian dalam konteks siklus hidup
keluarga.
Dalam pendekatan siklus hidup keluarga, demografi menganalisis perubahan dalam variabel-
variabel kependudukan seperti tingkat kelahiran, tingkat kematian, tingkat pernikahan, dan
tingkat migrasi pada setiap tahap siklus hidup keluarga. Pendekatan ini membantu memahami
pola demografi yang terkait dengan fase kehidupan individu dan perubahan dalam komposisi
populasi seiring waktu.

Masalah Ketenagakerjaan Di Indonesia

1. Ketimpangan Pendapatan: Ketimpangan pendapatan di Indonesia cukup tinggi, di


mana sebagian besar pendapatan dan kesempatan kerja terkonsentrasi di perkotaan
dan sektor formal. Pekerja di sektor informal dan di daerah pedesaan sering
menghadapi kesenjangan pendapatan yang signifikan.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Banyak sektor di Indonesia masih menghadapi


masalah dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Kondisi kerja yang buruk,
kurangnya pemahaman tentang hak dan kewajiban keselamatan, serta minimnya
inspeksi kerja menjadi faktor yang menyebabkan banyak kecelakaan kerja dan
masalah kesehatan pekerja.

3. Upah Rendah: Upah minimum di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan
biaya hidup dan inflasi. Banyak pekerja, terutama di sektor informal, menerima upah
yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan keluarga
mereka.

4. Pengangguran: Tingkat pengangguran di Indonesia masih relatif tinggi, terutama di


kalangan pemuda. Banyak lulusan baru yang kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai
dengan kualifikasi mereka. Tingkat pengangguran juga dipengaruhi oleh pertumbuhan
ekonomi yang lambat dan ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh
tenaga kerja dan kebutuhan pasar.

5. Perlindungan Tenaga Kerja: Perlindungan hukum dan sosial bagi tenaga kerja di
Indonesia masih belum memadai. Banyak pekerja tidak memiliki akses terhadap
jaminan sosial, hak cuti, dan keamanan kerja. Perlindungan buruh dan penegakan
hukum terhadap pelanggaran hak-hak pekerja juga masih menjadi tantangan.

6. Ketenagakerjaan Informal: Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia bekerja dalam


sektor informal, yang seringkali tidak memiliki akses terhadap jaminan sosial,
keamanan kerja, atau upah yang layak. Pekerja informal rentan terhadap eksploitasi,
perlakuan tidak adil, dan ketidakstabilan pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai