Anda di halaman 1dari 18

2023

PANDUAN LAPANGAN
PRAKTIKUM
PENGETAHUAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH:
TIM PEMBINA
MATA KULIAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PMIPA FKIP
UNIVERSITAS TADULAKO
MODUL 1
POPULASI

A. Pendahuluan
Penelitian tentang populasi telah banyak dilakukan bangsa romawi dengan
mengadakan cacah jiwa dan di negara kita dikenal dengan sunsus penduduk. Penelitian
yang paling mutakhir dilakukan oleh Thoms Rhobert Maltus (1978) yang sekaligus
menerbitkan bukunya yang berjudul “An Essai on the principle of population As It
Affect the Puture Improvent of Mankind” Pada dasarnya Maltus memberikan
keterangan bahwa semua jenis organisme termasuk manusia memiliki kecenderungan
untuk terus berkembang mengikuti deret ukur pada batas makanan yang mungkin
tersedia.
Populasi diartikan sebagai suatu kumpulan kelompok mahluk hidup yang sama
spesies yang mendiami suatu ruang khusus, yang memiliki berbagai kerakteristik yang
walaupun digambarkan secara statistik, unik sebagai milik kelompokdan ukuran
karakteristik individu dalam kelompok itu (Odum 1971).
Dinamika populasi suatu kelompok mahluk hidup selalu mengalami perubahan, hal
ini dapat terjadi karena beberap faktor antara lain : natalitas (kelahiran), mortalitas
(kematian), imigrasi (masuk), emigrasi (keluar) selain itu juga bias dipengaruhi oleh
agihan umur, komposisi genetik serta pola sebaran.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pengamatan populasi adalah untuk
mengetahui pengaruh pertambahan luas area terhadap jumlah populasi.

C. Alat dan Bahan


 Meteran  Lux meter
 Tali rafia  Alat hitung (Kalkulator)
 Patok kayu  Alat tulis menulis
 Higrometer  Lembar kerja

D. Cara Kerja
1. Buatlah plot dengan ukuran :
a. 1 m x 1 m
b. 2 m x 2 m
c. 3 m x 3 m
d. 4 m x 4 m
e. 5 m x 5 m

2. Hitung jumlah individu untuk setiap jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat pada
setiap plot.
3. Masukkan data yang anda pada dalam tabel pengamatan seperti dibawah ini

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 1


Tabel-1 Pengamatan Popolasi:
Luas plot (m2)
No Nama Spesies
1 2 3 4 5
Hewan:

Tumbuhan:

4. Hitunglah jumlah populasi setiap jenis hewan dan tumbuhan pada masing – masing
plot dengan rumus :
Pn
Pn = N x PL  Px = x 100 %
 Pn

Keterangan :
N = jumlah jenis yang ditemukan
Pn = Jumlah jenis setelah dikalikan dengan luas plot
Pl = Luas plot.
Pn = Jumlak total semua jenis setelah dikalikan dengan luas plot.
Px = Jumlah akhir jenis pada setiap plot (%).

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 2


MODUL 2
KOMUNITAS & EKOSISTEM

A. Pendahuluan
Dalam spektrum biologi tingkatan setelah populasi adalah komunitas. Kumpulan
dari berbagai populasi yang saling berinteraksi membangun suatu biosistem yang
disebut dengan komunitas. Sedangkan ekosistem merupakan kumpulan dari beberapa
komunitas.
Organisme yang menempati suatu komunitas atau ekosistem sangat beranekaragam
misalnya organisme di laut, di sungai, di danau, di padang rumput dan hutan,
keragaman orgnisme di alam tidak lepas dari lingkungan biotik dan lingkungan
abotiknya. Lingkungan biotik meliputi semua organisme yang hidup sedangkan
lingkungan abiotik meliputi semua faktor yang mempengaruhi organisme yang ada dan
sifatnya tidak hidup misalnya suhu, air, tanah, intensitas cahaya, kelembaban, dll.
Secara sederhana ekosistem dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : ekosistem aquatik
dan ekosistem teresterial. Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam
ekologi. Energi adalah penyebut yang penting bagi semua ekosistem, baik yang dibuat
oleh manusia maupun yang dirandang oleh alam, maka energi merupakan dasar utama
dalam klasifikasi ekosistem. Sumber dan kuatitas energi yang dapat dipergunakan
dalam ekosistem menentukan jenis dan cacah mahluk hidup, pola proses fungsional
dan proses perkembangan sampai juga pada gaya hidup manusia.
Menurut Kendeigh (1980) terdapat saling keterkaitan fungsional antara komunitas
dan habitat yang majemuk, yang menyusun ekosistem.Dan yang penting adalah
pembentukan tanah, pendauran zat hara dan arus energi.
B. Tujuan
a. Membedakan antara komunitas dan ekosistem, serta mengetahui keanekaragaman
spesies yang ada di dalamnya.
b. Mengetahui ketergantungan antara faktor biotik dan abiotik pada suatu ekosistem.
C. Alat dan Bahan
 Meteran  Lux meter
 Tali rafia  Anemometer
 Patok kayu  Botol/plastik zipper
 Higrometer  Alat hitung (Kalkulator)
 Termometer  Alat tulis menulis
D. Cara Kerja
a. Pada lokasi pengamatan, buatlah garis transek sepanjang 25 meter dengan
menggunakan tali.
b. Pada garis transek buatlah plot dengan ukuran 5 m x 5 m disepanjang garis transek
secara acak.
c. Hitung jumlah setiap jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat pada setiap plot
d. Amatipula penyusun komunitas dalam bentuk pohon, perdu, semak, rumput, paku,
lumut, epipit, liana dan parasit.
e. Masukkan data yang anda peroleh kedalam tabel yang tersedia.

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 3


Tabel-2 Pengamatan Hewan dan Tumbuhan
Lokasi
No Nama Spesies Jumlah Keterangan
1 2 3
Tumbuhan:

Hewan :

f. Lakukan pengukuran terhadap faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban,


intensitas cahaya dan pH tanah.
g. Ukur pula ketebalan sampah, humus, tanah serta tentukan keberadaan sampah
berdasarkan proses kehancurannya (utuh, ½ utuh, ¼ utuh).
Tabel-3 Pengamatan Sampah Organik
Komposisi sampah berdasarkan tingkat
Plot kehancuran Keterangan
Utuh ½ Utuh ¼ Utuh
1.
2.
3.
4.
5.
.
.
.
15.
Total
h. Hitung komposisi sampah berdasarkan tingkat kehancurannya dengan menggunakan
rumus :
Jumlah sampah berdasarkan kehancurannya
Komposis sampah = x 100%
Jumlah total sampah

i. Berdasarkan hasil pengamatan, bagaimana hubungan faktor biotik dan abiotik pada
lokasi pengamatan anda?

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 4


MODUL 3
DAERAH SUKSESI

A. Pendahuluan
Lingkungan merupakan tempat hidup semua organisme dari yang terkecil
samapai pada tingkat yang terbesar . Keberadaan suatu lingkungan tidak selamnya
tetap hal ini disebabkan karena sering terjadinya perubahan-perubahan yang sifatnya
mendasar sebagai akibat dari proses kehidupan baik itu terjadi karena manusia
maupun karena proses alam yang terjadi secara alamiah.
Perubahan Suatu lingkungan dalam skala komunitas secara terarah dan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali kespesies barunya dianamakan
suksesi. Suksesi terbagi atas dua yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder dimana
keduanya mempunyai ciri yang berbeda diantaranya suksesi primer terjadi dalam
kurung waktu yang lama sedangkan suksesi sekunder memerlukan waktu yang cukup
singkat, suksesi primer biasanya terjadi karena proses alam seperti letusan gunung
merapi sedang suksesi sekunder terjadi karena adanya campur tangan manusia seperti
membuka lahan untuk pertanian, illegal loging dan sebagainya.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan yang terjadi dalam suatu komunitas sebagai akibat
terjadinya suksesi.
2. Membedakan antara suksesi primer dan suksesi sekunder.

C. Alat dan bahan


 Meteran  Kamera
 Tali rafia (50 m)  Lux meter
 Patok kayu  Kompas
 Higrometer  Anemometer
 Termometer  pH meter

II. Cara Kerja


1. Buatlah plot dengan ukuran 10 m x 10 m
2. Amati bentuk – bentuk substrat yang terdapat dalam plot
3. Hitung jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat di dalam plot
4. Amati pula kegiatan yang dilakukan oleh manusia di sekitar lokasi pengamatan
anda.
5. Ulangi kegiatan pada point 1s/d 4 diatas sebanyak tiga kali
6. Masukkan data yang anda peroleh dalam tabel pengamatan :

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 5


Tabel-4 Pengamatan Daerah Suksesi
Lokasi
No Bentuk yang diamati
1 2 3
1. Substrat (%)

2. Penutupan (%) :

3. Hewan :

4. Kegiatan manusia :

7. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda serta tentukan bentuk suksesi yang
terjadi pada daerah yang anda amati, diskusikan dengan kelompokmu serta
bagaimana solusi untuk mengatasi permaslahan tersebut.

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 6


MODUL 4
EKOSISTEM PERAIRAN

A. Pendahuluan
Air bersifat penting dan merupakan bahan yang paling melimpah didalam
protoplasma, sehingga dapat dikatakan bahwa semua mahluk yang hidup bersifat
“akuatik”. Dalam prakteknya yang dikatakn tentang suatu habitat ajkuataik ialah
habitat dengan air sebagai medium eksternal dan medium internal.
Ekosistem air tawar dibedakan menjadi :
1. Ekosistem dengan air tergenang (ekositem lentik) contahnya : danau, kolam, rawa.
2. Ekositem dengan air yang mengalir (ekosistem lotik), contahnya : sungai, parit dan
selokan.

Ekosistem lentik :
Menurut lapisan kedalaman air dalam ekosistem lentik dikenal adanya zonasi yaitu :
a. Zone litoral terletak ditepi perairan dimana sinar matahari dapat menembus sampai
kedasar.
b. Zone limnetik terletak antara permukaan air dengan lapisan dimana sinar matahari
masih bisa tembus secara efektif, sehingga pada kedalaman kadar cepat fotosintesis
oleh komponen tumbuhan masih sama dengan atau lebih besar daric kadar cepat
respirasi.
c. Zone frofundal terletak dibagian dalam dan dasar dari ekosistem lentik, yang
biasanya tidak ditembus oleh sinar matarahari. Kalaupun masih ditembus,
cahayanya sudajh tidak efektif untuk proses fotosintesis.
Berbicara tentang ekosistem aquatik tidak bias lepasdari masalah kelestarian air itu
sendiri sebagai komponen lingkungan hidup yang utama. Baik dalam ekosistem lentik
maupun lotik, ketersediaan air dalam kualitas dan kuantitas yang cukup tidak saja
secara langsung menunjang kegiatan metabolisme komponen biotis dalam ekosistem
aquatik ini tetapi juga dirasakan langsung menunjang kebutuhan manusia.

B. Tujuan
Tujuan dari pengamatan sistem perairan yaitu untuk mengetahui perbandingan
sifat fisik, kimia dan biologi perairan.

C. Alat dan Bahan

 Mikroskop  Plankton Net


 Keping Secchi  pH Pengawet FAA
 Salinometer  Meter
 DO-meter  Termometer
 Botol sampel  Alat tulis menulis

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 7


D. Cara Kerja
1. Amati kondisi fisik dan kimia air sungai, rawa, danau, kolam dan laut yang ada
disekitar lokasi pengamatan anda.
2. Amati pula kondisi biologisnya berupa tumbuhan air dan keberadaan hewannya.
3. Ukurlah kadar oksigen terlarut dengan menggunakan DO-meter, kadar garam
(salinitas) dengan menggunkan salinometer, keasamaan air dengan menggunakan
pH meter atau kertas lakmus dan suhu air menggunakan termometer.
4. Lakukan pula pengukuran kedalam kolom air dan penetrasi cahaya matahari
5. Masukkan data anda pada tebel pengamatan yang tersedia.

Tabel-5 Pengamatan Ekosistem Perairan :

Kondisi fisik, kimia dan Keadaan Perairan


No
biologi perairan Sungai Rawa Danau Kolam Laut
1. Warna :
- Bening
- Coklat
- Hitam
- Kuning
2. Rasa :
- Tawar
- Payau
- Asin
- Asam
- Manis

3. Bau :
- Berbau
- Tidak berbau
4. Kekeruhan :
- Bening (tidak keruh)
- Agak keruh
- Keruh
- Keruh berlumpur
5. Erosi daerah pinggiran :
- Erosi permukaan
- Erosi alur
- Erosi parit
- Colik
6. Kondisi biologi :
1. Tumbuhan Air
- Terapung
- Akar terbenang
- Akar mencuat
- Seluruhnya terbenang
2. Plankton
3. Benthos

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 8


4. Nekton
7. Kegunaan air :
- Air minum
- MCK
- Pertanian
- Industri
- Peternakan
- Pembuangan
8. 1. Kadar garam (salinitas)
2. Kadar oksigen terlarut
3. Kadar keasamaan (pH)
4. Suhu air

9. - Kedalam kolom air (m)


- Kecerahan (m)

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 9


MODUL 5
PELESTARIAN HUTAN TROPIS

A. Pendahuluan
Hutan tropis merupakan tempat kehidupan yang terkaya diplanet bumi. Hutan
tropis merupakan suatu ekosistem yang berfungsi sebagai baik dari sumber genetis
tumbuhan hewan terbesar didunia. Untuk setiap jenis tumbuhan atau hewan dihutan
tropis tidak mempunyai jumlah indifidu yang melimpah namun memilki jumlah dan
jenis yang banyak. Pada sekarang ini hutan tropis banyak mengalami pengurangan luas
dikarenakan penebangan pohon yang tidak beraturan, kebakaran hutan, penggunaan
untuk lahan pemukinman, dan sebagainya.
Menurut laporan global tahun 1991 bahwa hutan tropis didunia mengalami
pengurangan sebesar 10-20 juta hektar per tahun dan diperkirakan kerusakan yang
hebat akan terjadi pada awal tahun 210. Beberapa negara yang sedang berkembang
akan kehilangan hutan tropisnya pada tahun itu. Indonesia akan menglami krisis bahan
kayu, jika eksploitasi komoditi itu utnuk dikonsumsi dan dijual kenegara lain tetap
berlangsung.

B. Tujuan
Tujuan pengamatan ini adalah untuk mengetahui jumlah kehilangan kayu pada
hutan tropis.
I. Alat dan Bahan
 Meteran
 Tali rafia
 Mistar
 Kalkulator
 Alat tulis menulis

II. Cara Kerja


1. Amati bangunan yang ada di daerah lokasi pengamatan anda.
2. Ukurlah setiap bahan bangunan yang terbuat dari bahan kayu dengan menggunakan
mistar atau meteran.
3. Hitunglah jumlah setiap bahan bangunan (ukuran sama) yang terbuat dari kayu.
4. Hitung volume kayu yang terpakai pada bangunan tersebut.
5. Lakukan pengamatan pada point 1-4 pada bangunan yang berbeda
6. Konversikan dengan cara mengalikan angka yang anda peroleh dengan angka 2,35
(ketetapan) atau dengan rumus :
KKHT = Q x 2,35 ( Q = Total keseluruhan volume kayu)
7. Bandingkan kehilangan kayu hutan tropis untuk kedua bangunan tersebut
8. Masukkan data yang anda peroleh pada tabel berikut:

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 10


Tabel-6 Pengamatan PHT :

Ukuran kayu
No Jumlah Volume Keterangan
P (m) L (m) T (m)

Total

9. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan anda, apakah hubungannya kegiatan


yang anda lakukan dengan topik modul di atas. Diskusikan dengan kelompokmu.

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 11


MODUL 6
AGROEKOSISTEM

A. Pendahuluan
Agroekosistem adalah ekosistem binaan manusia di dalam upaya memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, serta komoditi pertanian lain. Agroekosistem
merupakan bentuk peralihan dari ekosistem alami menjadi ekosistem binaan,
perubahan ini dapat terjadi karean adanya proses pemenuhan kebutuhan hidup
manusia serta terkadang disuatu daerah memiliki tumbuhan yang sifatnya komersial
sehingga memudahkan manusia untuk mengelolanya menjadi lahan perkebunan,
pertanian.
Dalam agroekosistem terdapat 3 sumber daya yang patut diperhatikan untuk
memperoleh hasil yang optimal, yaitu :
1. Sumber daya alam yang berupa tanah/lahan, air, flora, fauna dan laut
2. Sumber daya manusi, dalam hal ini petani dengan keluarga serta usaha taninya.
3. Sumber daya akal dan karya manusia dalam bentuk ilmu dan teknologinya.
Pengembangan agroekosistem pada dasar merupakan upaya untuk mengubah
ekosistem alami menjadi ekosistem binaan (buatan manusia) yang memiliki sifat-sifat
terutama dalam hal-hal berikuti :

No Sifat Ekosistem alami Agroekosistem


1. Kemantapan hubungan timbal balik
Stabil Tidak stabil
antara komponen biotik dan abiotik
2 Keanekaragamn komponen biotik
Tinggi Rendah
dalam ekosistem.
3 Produktivitas dalam hubungan
Rendah Tinggi
professional.
4 Manfaat langsung untuk menusia
Rendah Tinggi
secara relatif.

B. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadi agroekosistem.

C. Alat dan Bahan


 Kamera
 Alat tulis menulis
 Lembar kerja

D. Cara Kerja
1. Amatilah macam-macam jenis tumbuhan yang produktif dan non produkrif yang
ada disekitar lokasi pengamatan anda.

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 12


2. Amati pula jenis hewan dan tumbuhan yang terdapat disekitar daerah pengamatan
anda, masukkan kedalam table berikut
Tabel-7 Pengamatan Agroeksistem:
No Jenis Produktif Non Produktif Jumlah (%)
Tumbuhan :

Hewan :

3. Lakukan wawancara dengan masyarakat mengenai keadaan ekosistem yang ada


dilokasi pengamatan anda.
4. Catat semua data dan informasi yang anda peroleh berdasarkan hasil wawancara.

Bahan diskusi :
1. Tentukan apakah daerah yang anda amati termasuk ekosistem alami atau
agroekosistem
2. Bagaimana hubungan komponen abiotik dengan biotik pada daerah yang anda
amati.
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi suatu ekosistem alami bisa berubah
menjadi agroekosistem.
4. Buatlah kesimpulan dari hasil pengamatan yang anda lakukan.

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 13


MODUL 7
DAERAH FOTIK

I. Pendahuluan

Daerah fotik adalah daerah yang masih dapat ditembus oleh cahaya matahari
yang merupakan sumber energi terbesar bagi mahluk hidup. Penetrasi cahaya yang
sering kali terbatas oleh bahan tersuspensi, membatasi zona fotosintetik di dalam
perairan yang memilki kedalaman yang cukup dalam. Turbiditas (isitilah ini
dipergunakan silih berganti oleh para ilmuan yang berkaitan dengan perairan dengan
istilah kekeruhan), terutama bila disebabkan oleh partikel lempung dan debu, sering
kali merupakan suatu faktor pembatas. Sebaliknya jika turbiditas adalah akibat adanya
mahluk hidup, maka pengukuran transparansi menjadi petunjuk produktivitas.
Transparansi dapat diukur dengan menggunakan alat yang sangat sederhana
yang disebut cakram secchi. Pengukuran transparansi dilakukan dengan menurunkan
cakram secchi ke dalam air, lalu dicatat kedalam air pada waktu cakram secchi tidak
terlihat lagi, kemudian dilakukan pengukuran dengan menarik cakram tersebut dari
dasar perairan dna dicatat kedalam air pada waktu cakram secchi mulai terlihat. Angka
pengukuran tersebut di rata-ratakan dna disebut angkatransparansi cakram secchi. Air
yang sangat keruh hanya menunjukkan angka transparansi cakram secchi hanya
beberapa cm ( 10 – 40 cm).

II. Tujuan

Untuk mengetahui tingkat penyinaran cahaya matahari (transparansi) pada


daerah profundal.

III. Alat dan Bahan


 Meteran  Salinometer
 Termometer  DO-meter
 Cakram Secchi  pH- meter
 Perahu  Botol rol film
 Jala Plankton  Formalin/FAA
 Tali nilon  Sedweck raffter

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 14


IV. Cara Kerja

1. Rangkailah alat cakram secchi dengan mengikatkan tali nilon pada alat tersebut
serta beri pemberat. (minta petunjuk asisten)
2. Tenggelamkan cakram secchi tersebut kedalam air sampai tidak kelihatan.
3. Kemudian tarik secara pelan-pelan sampai pertama kali kelihatan.
4. Tandai tali sampai batas permukaan air, kemudian ukurlah kedalamn air dengan
menggunakan meteran.
5. Lakukan pula pengukuran :
 Salinitas air dengan menggunakan salinometer
 Kadar oksigen teralarut dengan menggunakan DO-meter.
 Tingkat keasamaan air dengan menggunakan Ph-meter/kerta lakmus.
6. Kemudian lakukan pengambilan sampel plankton pada daerah pengukuran
transparansi dengan menggunakan jala plankton.
7. Masukkan data yang anda peroleh kedalam tabel hasil pengamatan sebagai berikut.

Tabel-8 Pengamatan Daerah Fotik:


No Pengamatan Hasil Pengukuran Keterangan
1. Salinitas air
2. Kadar oksigen terlarut
3. pH air
4. Kedalaman air
5. Suhu

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 15


MODUL 8
KEANEKARAGAMAN HAYATI

I. Pendahuluan

Beberapa tahun belakangan ini, krisis keanekaragaman hayati menjadi topik


pembicaraan aktual di seluruh dunia, dan mendapat perhatian yang sangat besar pada
KTT Bumi di Roe de Janero tahun 1992. Dunia sangat perihatin pada masdalah ini
karena manusia semakin ceroboh dalam memanfaatkan keanekaragaman hayati,
sehingga mengakibatkan berkurangnya atau bahkan punahnya spesies penyusun suatu
ekosistem yang dengan sendirinya mengurangi jumlah keaneanekaragaman ekosistem
yang ada di alam.

Pemanfaatan keanekaragaman hayati secara tidak bertanggung jawab dapat


merugikan manusia itu sendiri, karena keanekaragaman hayati itu sangat penting
artinya dalam bidang biologi dan ekonomi. Dalam bidang biologi, keutuhan
keanekaragaman hayati yang diberikan oleh alam sangat penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem. Dengan demikian jika suatu spesies penyusunekosistem
punah, maka ekosistem tersebut dengan akan terganggu abahakan rusak. Sedangkan
dalam bidang ekonomi, keanekaragaman hayati sangat bermanfaat sebagai sumber
bahan pangan bagi penduduk dunia yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke
tahun.

Penurunan keanekaragaman hayati dapat di sebabkan oleh faktor alam ataupun.


Contoh penurunan keanekaragaman hayati karena ulah manusia adalan penebangan
kayu yang berlebihan untuk pembangunan dan pembukaan pemukiman baru yang
merusak hutan, contoh lain pembuangan limbah rumah tangga dan industri yang tidak
pada tempatnya mengakibatkan berkurangnya keaneragaman benthos di perairan.
Sedangkan penurunan keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh alam antara lain
rusaknya ekosistem karena bencana alam (banjir, gunung meletus, kebakaran hutan).
Oleh karena itu sangat diperlukan perhatian yang serius terhadap keanekaragaman
hayati.

II. Tujuan
Menggambarkan tingkat keanekaragaman mahluk hidup pada suatu area atau
daerah.

III. Alat dan Bahan


 Meteran  Anemometer
 Tali rafia  Kalkulator
 Patok kayu  Lux meter
 Higrometer  Alat tulis menulis
 Termometer  Lembar kerja

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 16


IV. Cara Kerja
1. Bentangkan tali sepanjang 25 meter sebagai daerah pengamatan
2. Buatlah plot dengan ukuran 1 m x 1 m disepanjang garis transek.
3. Hitung jumlah hewan dan tumbuhan yang terdapat di sepanjang garis transek
4. Ulangi kegiatan pada point 1 s/d 3 sebanyak tiga kali.
5. Lakukan pemasangan alat Pitfall trap pada lokasi yang sdh ditentukan
6. Masukkan data yang anda peroleh ke dalam table hasil pengamatan.

Tabel-9 Pengamatan Kehati


Transek
No. Nama Jenis Jumlah
1 2 3

7. Berdasarkan data pada tabel diatas, hitunglah keanekaragaman setiap jenis


tumbuhan dan hewan dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman
pi = ni/N
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu

Panduan Praktikum Lapangan Pengetahuan Lingkungan 17

Anda mungkin juga menyukai