Edit Simpan
Edit Simpan
Pendahuluan
A. Latar belakang
dalam negeri. Sapi merupakan hewan pemakan rumput yang sangat bermanfaat
bagi masyarakat seperti ; penghasil daging yang memiliki nilai ekonomis yang
tinggi.
dalam negeri. Sapi merupakan hewan pemakan rumput yang sangat bermanfaat
bagi masyarakat seperti ; penghasil daging yang memiliki nilai ekonomis yang
pemakaian input dan output. Bila semakin efektif dan efesien peternak dalam
menjalankan hal tersebut maka semakin besar keuntungan yang diperoleh dan
tujuan namun hal ini mungkin saja bisa gagal karena strategi utamanya tidak
tepat.
Pendahuluan
(1) sektor masukan (input); (2) sektor produksi (farm) dan sektor keluaran
tani (petani) untuk dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak. Termasuk dalam
sektor ini adalah bibit, pupuk, makanan ternak, bahan kimia, mesin pertanian,
bahan bakar, dan lainnya. Sektor produksi usahatani memproduksi hasil tanaman
dan ternak yang diproses dan disebarkan kepada konsumen akhir oleh sektor
keluaran (output).
pada berbagai kegiatan dan disiplin yang dicakup oleh produksi pangan mulai
manajemen agribisnis yang umumnya terjadi, dalam skala kecil hingga industri,
terutama menuju kepada tujuan pokok dalam agribisnis, yakni ketahanan pangan
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: B. Peluang Usaha Agribisnis Peternakan Sapi Potong
Paragraf 1
Pada saat ini, kebutuhan akan hasil peternakan di Indonesia sangat besar. Misalnya, kebutuhan susu
perah, telur, daging, dan lain sebagainya. Namun, besarnya kehutuhan ini terkadang tidak terpenuhi
karena kurangnya produsen yang menyediakan. Sebagai seorang wirausahawan, tentu ini menjadi
peluang usaha yang menjanjikan. Namun, kita juga harus menentukan usaha yang cocok dan
memiliki prospek bagus di masa depan. Peluang usaha merupakan kejadian saat seseorang atau
kelompok
memiliki pemikiran yang luas dan kreatif dalam membidik peluang usaha yang pas untuk dirinya.
Alasannya, setiap orang memiliki keahlian dan. keterampilan yang berbeda-beda sehingga dalam
menentukan peluang usaha juga harus sesuai dengan kemampuan kita masing-masing Penentuan
peluang usaha juga harus dilakukan dengan matang karena kita juga harus siap dengan segala risiko
dan kendala yang mungkin ditemui saat melakukan bisnis tersebut.
adalah usaha dalam bidang pertanian yang meliputi seluruh sektor bahan masukan (input)
pertanian, usahatani, produk yang memasok bahan masukan usahatani,
pertanian, dan pemasaran hasil pertanian. Dalam hal ini agribisnis diartikan
secara luas. Secara sempit (tradisonal) agribisnis menunjuk pada produsen hasil
pertanian dan secara luas, agribisnis menunjuk kepada pengusaha pembuat bahan
masukan /input seperti penyalur bahan kimia, pupuk buatan, dan mesin-mesin
pertanian, pembuatan benih dan makanan ternak, dan lembaga yang melayani
produksi pertanian lainnya. Sementara definisi yang lain dikutipkan adalah dari
pertanian, penyimpanan dan pengolahan dan distribusi hasil pertanian dan hasil
olahannya. Definisi ini menunjuk pada kegiatan yang lebih luas bukan hanya
produksi pertanian saja tetapi termasuk penyediaan input dan pemasaran hasil
Dilihat dari segi bahasa, peluang usaha disusun dari dua kata, yaitu peluang dan usaha. Peluang
diartikan sebagai sebuah kesempatan yang datang pada seseorang yang kemungkinan dapat
mendatangkan keuntungan. Sementara itu, usaha merupakan tindakan yang dilakukan sesuai
dengan pikiran dan tenaga untuk mencapai suatu target tertentu. Oleh sebab itu, peluang usaha
dapat diartikan sebagai kesempatan yang datang dan dapat dimanfaatkan untuk mencari
keuntungan.
donesia merupakan negara yang berpotensi dalam pengembangan sektor agribisnis, salah
satunya bidang peternakan. Pembangunan peternakan merupakan bagian yang erat dari
pembangunan pertanian yang mendukung penyediaan pangan asal ternak yang bergizi.
Pengembangan peternakan sangat dipengaruhi oleh pertambahan penduduk yang tiap tahun
meningkat. Dimasa mendatang, permintaan produksi ternak akan terus meningkat guna
memenuhi kebutuhan hewani penduduk. Salah satu jenis ternak yang memberikan kontribusi
besar terhadap pemenuhan kebutuhan sumber protein hewani masyarakat adalah sapi potong.
Populasi sapi potong di Indonesia berjumlah 17.050.006 juta ekor
dengan Produksi daging sapi dalam negeri adalah 403.668 ton. Kebutuhan daging Tahun 2018
sebesar 663.290 ton sementara kebutuhan daging yang masih terpenuhi sebesar 60,9% dari
daging sapi didalam negeri sedangkan sisanya diambil dari import sapi.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf (Santoso, 2021)
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf tulis (Haloho & Seragih, 2021)
dari komsumsi daging sapi yang mengalami peningkatan pada tahun 2018
sebesar 662.540 ton, Tahun 2019 sebesar 686.270 ton tetapi produksi daging sapi
tidak relevan dengan jumlah yang dikomsumsi. Produksi daging sapi tahun 2018
sebesar 486.320, Tahun 2019 sebesar 496.302 ton sehingga terjadi import daging
tahun 2018 sebesar 160.700 dan tahun 2019 sebesar 287.976 Ton. Selain
ternak sapi semakin menurun. Penurunan produktivitas sapi potong usaha perlu
yang tinggi.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf tulis (Najihah dkk, 2022)
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf 3 tulis (Haloho, 2020)
cenderung meningkat
perternakan. Kebutuhan
Penutup
A. Kesimpulan
Paragraf 3
Secara sempit, agribisnis menunjuk pada produsen hasil pertanian dan secara luas, agribisnis
menunjuk kepada pengusaha pembuat bahan masukan/input seperti penyalur bahan kimia, pupuk
buatan, dan mesin-mesin pertania, pembuatan benih dan makanan ternak, dan lembaga yang
melayani produksi pertanian lainnya. Indonedia merupakan negara yang berpotensi dalam
pengembangan sektor agribisnis, salah satunya bidang peternakan. Sapi potong memiliki prospek
cerah bagi peternakan Indonesia, terlihat dari konsumsi daging sapi yang mengalami peningkatan
tiap tahunnya. Subsektor peternakan juga menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan
perekonomian nasional, dibuktikan dengan lahu pertumbuhan yang selalu bernilai positif dan
kontribusi yang cenderung meningkat. Begitu potensialnya pengembangan usaha ternak sapi potong
sehingga sudah sewajarnya memperoleh perhatian petani-ternak untuk dipilih sebagai salah satu
usaha.
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepanya.
Sehingga bisa menghasilkan penelitian dan karyatulis yang bermanfaat bagi orang banyak.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Haloho, R. D. (2020). Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong
Dengan Menggunakan Paradigma Agribisnis (Studi Kasus Pada Peternakan Sapi Potong Molan) di
Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara. Agrimor, 5(1), 17-19.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Santoso, I. H. B. (2021). Produk Kreatif dan Kewirausahaan
SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi. Program Keahlian
Agribisnis Ternak. Kompetensi Keahlian Industri Peternakan. Penerbit Andi.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Haloho, R. D., & Saragih, C. L. (2021). Analisis Kelayakan Usaha
Peternakan Sapi Potong Rakyat di Kabupaten Langkat. AGRIMOR, 6(1), 9-14.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Hindarti, S., & Sari, D. (2019). Manajemen Agribisnis-Suatu
Pengantar (Agribusiness Management-An Introduction). Available at SSRN 3431495.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Najihah, I., Supriyono, S., & Daroini, A. (2022). Analisis
Pendapatan Peternak Sapi Potong Di Kabupaten Kediri. Manajemen Agribisnis: Jurnal
Agribisnis, 22(2), 139-145.
Mklh 2
A. Latar Belakang
produksi pertanian dan ternak yang cukup dan berkesinambungan dengan kualitas
protein hewani secara nasi onal. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa
peternakan rakyat memiliki keterbatasan dalam banyak hal salah satunya kurangnya
maka proses dan strategi untuk mencapai tujuan harus dilakukan secara sistematis .
khususnya, pada peternakan rakyat. Oleh sebab itu materi, proses serta tujuan
Usaha ternak di desa memiliki prospek yang baik. Harga yang ditawarkan bisa bersaing oleh karena
biaya produksi pada usaha peternakan di desa relatif lebih rendah. Untuk memulai usaha
peternakan di desa, misalnya dalam pembuatan kandang ternak, memerlukan biaya yang lebih
murah karena bahan-bahannya dapat diperoleh lebih mudah. Selanjutnya dengan kemajuan
teknologi informasi, terdapat berbagai kemudahan agar produk peternakan yang dihasilkan dapat
dikenal di pasaran. Internet sudah dapat diakses hingga pedesaan, daerah pegunungan, dan wilayah
terpencil. Perkembangan media sosial juga memberikan kemudahan agar produk-produk
peternakan dapat dipasarkan ke berbagai wilayah. Ditambah lagi dengan akses jalan raya yang
semakin baik untuk mengangkut hasil-hasil peternakan. Pada pasar lokal di desa, hasil produk
peternakan dapat meningkatkan konsumsi protein masyarakat di desa. Dengan demikian, konsumsi
proten hewani nasional bisa meningkat yang berimplikasi pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia penduduk Indonesia. Potensi sumber daya yang tersedia di desa dapat dioptimalkan dalam
upaya pengembangan komoditas peternakan. Jenis komoditas yang dipilih dapat disesuian dengan
kondisi alam dan infrastruktur yang tersedia di masing-masing desa.
[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Salah satu bentuk usaha peternakan yang
Pembahasan
2. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk mewujudkan sistem peternakan harapan masa depan.
[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Selain itu juga mampu menyediakan bahan baku industri, dan
mengembangjan industri hiburan , serta menjadi salah satu media atau agen aktif dalam rangka
menjaga ekosistem.
[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: B. Sistem Peternakan Harapan Masa Depan
Industri
peternakan masa depan harus juga mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap
ternak dan jaminan produksi makanan yang aman dan sehat melalui sistem
a. Menyediakan pangan asal ternak berdasarkan ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan
d. Menjadi salah satu media atau agen yang aktip atau diaktipkan oleh manusia
usaha rakyat. Melihat fungsi peternakan yang dibahas di atas, maka kerangka
berpikir seperti itu tidak lagi sesuai. Kita justru membutuhkan pembangunan
peternakan dengan teknologi tinggi dan padat modal, sehingga produk peternakan
dapat dihasilkan dengan biaya jauh lebih rendah. Jika biaya produksi jauh lebih
rendah maka akan mendorong permintaan hasil ternak yang tinggi khususnya
subsektor industri kecil dan skala menengah seperti industri makanan dan
dan permintaan tenaga kerja. Oleh karena itu, peternakan yang kita harapkan
industri.
Dari sisi teori ekonomi, khusus bagi yang percaya bahwa alokasi
sumberdaya lebih efisien jika diatur oleh mekanisme pasar, sedangkan pemerintah
disain bagaimana bentuk peternakan masa depan. Jika disain dibuat dan kemudian
intervensi langsung secara intensif sebagai suatu hal yang tidak dapat dihindarkan.
Kita menyadari bahwa intervensi pemerintah secara langsung tidak lagi sesuai
pembangunan dan perkembangan usaha ayam ras dan usaha sapi perah ke arah
bentuk usaha rakyat. Hasilnya, pemerintah tidak bisa melawan arus mekanisme
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepanya.
Sehingga bisa menghasilkan penelitian dan karyatulis yang bermanfaat bagi orang banyak.
Pentutup
A. Kesimpulan
Bentuk sitem peternakan rakyat meliputi seperti dari sistem usaha ternak ayam boiler dan sapi
potong. Peternakan yang diharapkan di masa depan adalah peternakan yang dapat memberikan
peranan yang penting, misalnya mampu menyediakan pangan asal ternak yang aman, sehat, utuh
dan halal.
[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Harsita, P. A., & Amam, A. (2021). Gaduhan: Sistem kemitraan
usaha peternakan sapi potong rakyat di Pulau Jawa. Jurnal Peternakan Sriwijaya, 10(1), 16-28.
[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Ulfa, D., Suyatno, A., & Dewi, Y. S. K. (2021). Pola Dan Kinerja
Kemitraan Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Khusnawati, N. A., & Kusuma, A. P. (2020). Sistem Informasi
Geografis Pemetaan Potensi Wilayah Peternakan Menggunakan Weighted Overlay. Mnemonic:
Jurnal Teknik Informatika, 3(2), 21-29.
[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Wahidin, W. (2021). Program Pendidikan Masyarakat Dan
Kebijakan Pembangunan Sosial Ekonomi Menuju Sistem Peternakan Masa Depan. Jurnal Ilmiah
Kanderang Tingang, 12(02), 159-169.