Anda di halaman 1dari 12

[13/5 9.

47 PM] Novira Sagita Idmal: Bab 1

Pendahuluan

A. Latar belakang

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 1

Pengembangan agribisnis pada sektor peternakan memiliki peran penting

dalam meningkatkan perekonomian daerah, meningkatkan taraf hidup, dan

memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Karena itu pengembangan

sektor peternakan sangat diperlukan sehingga dapat memberikan kontribusi yang

nyata dalam pembangunan nasional pada masa mendatang.Permintaan terhadap produk


peternakan meningkat setiap tahun seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk. Disamping itu, pengetahuan dan

kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi pangan yang bergizi pun

meningkat.Sektor agribisnis bidang perternakan merupakan bagian dari usaha

penyediaan protein hewani yang berkaitan erat dengan pemenuhan daging di

dalam negeri. Sapi merupakan hewan pemakan rumput yang sangat bermanfaat

bagi masyarakat seperti ; penghasil daging yang memiliki nilai ekonomis yang

tinggi.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 2 latar belakang

Sektor agribisnis bidang perternakan merupakan bagian dari usaha

penyediaan protein hewani yang berkaitan erat dengan pemenuhan daging di

dalam negeri. Sapi merupakan hewan pemakan rumput yang sangat bermanfaat

bagi masyarakat seperti ; penghasil daging yang memiliki nilai ekonomis yang

tinggi. Usaha peternakan merupakan suatu keterpaduan antara manajemen produksi

dengan manajemen keuangan, dimana manajemen produksi melihat tentang

pemakaian input dan output. Bila semakin efektif dan efesien peternak dalam

menjalankan hal tersebut maka semakin besar keuntungan yang diperoleh dan

semakin kuat posisinya untuk berkompetisi di pasar serta tercapainya tujuan

usaha. Didalam mengelola usaha efesiensi sangat dibutuhkan untuk mencapai

tujuan namun hal ini mungkin saja bisa gagal karena strategi utamanya tidak

tepat.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: B. Rumusan masalah


1. Bagaimana pengertian dan ruang lingkup agribisnis?

2. Bagaimana peluang usaha agribisnis peternakan sapi potong?

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup agribisnis.

2. Untuk mengetahui peluang usaha agribisnis peternakan sapi potong.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Bab II

Pendahuluan

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Agribisnis

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 2

Agribisnis terbagi menjadi 3 sektor, yaitu

(1) sektor masukan (input); (2) sektor produksi (farm) dan sektor keluaran

(output). Sektor masukan adalah menyediakan perbekalan kepeda para pengusaha

tani (petani) untuk dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak. Termasuk dalam

sektor ini adalah bibit, pupuk, makanan ternak, bahan kimia, mesin pertanian,

bahan bakar, dan lainnya. Sektor produksi usahatani memproduksi hasil tanaman

dan ternak yang diproses dan disebarkan kepada konsumen akhir oleh sektor

keluaran (output).

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 1

Dalam industri pertanian, "agribisnis" digunakan sebagian orang hanya

sebagai “pelabuhan” pertanian dan bisnis. Padahal industri pertanian mengacu

pada berbagai kegiatan dan disiplin yang dicakup oleh produksi pangan mulai

konvensional hingga modern. Dalam manajemen agribisnis, akan dibahas tentang

manajemen agribisnis yang umumnya terjadi, dalam skala kecil hingga industri,

terutama menuju kepada tujuan pokok dalam agribisnis, yakni ketahanan pangan

dan menuju usaha pertanian yang efisien.

Menurut etimologi, istilah agribisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu

Agriculture dan Bussines yang artinya bisnis pertanian. Banyak orang

mengartikan agribisnis sebagai usaha pertanian secara modern. Pengertian secara

konsepsual lebih luas dan dinamis.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: B. Peluang Usaha Agribisnis Peternakan Sapi Potong

Paragraf 1
Pada saat ini, kebutuhan akan hasil peternakan di Indonesia sangat besar. Misalnya, kebutuhan susu
perah, telur, daging, dan lain sebagainya. Namun, besarnya kehutuhan ini terkadang tidak terpenuhi
karena kurangnya produsen yang menyediakan. Sebagai seorang wirausahawan, tentu ini menjadi
peluang usaha yang menjanjikan. Namun, kita juga harus menentukan usaha yang cocok dan
memiliki prospek bagus di masa depan. Peluang usaha merupakan kejadian saat seseorang atau
kelompok

yang sedang melakukan bisnis mendapatkan peluang menjalankan usaha

atau bisnis yang mereka rencanakan. Seorang wirausahawan tentu perlu

memiliki pemikiran yang luas dan kreatif dalam membidik peluang usaha yang pas untuk dirinya.
Alasannya, setiap orang memiliki keahlian dan. keterampilan yang berbeda-beda sehingga dalam
menentukan peluang usaha juga harus sesuai dengan kemampuan kita masing-masing Penentuan
peluang usaha juga harus dilakukan dengan matang karena kita juga harus siap dengan segala risiko
dan kendala yang mungkin ditemui saat melakukan bisnis tersebut.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 4

Oleh karenanya, definisi agribisnis modern yang sudah disepakati umum

adalah usaha dalam bidang pertanian yang meliputi seluruh sektor bahan masukan (input)
pertanian, usahatani, produk yang memasok bahan masukan usahatani,

produk yang terlibat dalam produksi pertanian, menangani pemrosesan hasil

pertanian, dan pemasaran hasil pertanian. Dalam hal ini agribisnis diartikan

sebagai semua kegiatan di sektor pertanian dimulai dengan pengadaan dan

penyaluran sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies),

proses produksi usahatani (production on the farm), penanganan pasca

panen/pengolahan, dan pemasaran (marketing) hingga produk pertanian/makanan

tersebut sampai kepada konsumen.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 3

Definisi agribisnis secara umum dibagi menjadi 2, secara sempit dan

secara luas. Secara sempit (tradisonal) agribisnis menunjuk pada produsen hasil

pertanian dan secara luas, agribisnis menunjuk kepada pengusaha pembuat bahan

masukan /input seperti penyalur bahan kimia, pupuk buatan, dan mesin-mesin

pertanian, pembuatan benih dan makanan ternak, dan lembaga yang melayani

produksi pertanian lainnya. Sementara definisi yang lain dikutipkan adalah dari

Davis dan Golberg mendefinisikan agribisnis sebagai seluruh kegiatan yang

meliputi pembuatan dan pendistribusian kebutuhan pertanian, kegiatan produksi

pertanian, penyimpanan dan pengolahan dan distribusi hasil pertanian dan hasil
olahannya. Definisi ini menunjuk pada kegiatan yang lebih luas bukan hanya

produksi pertanian saja tetapi termasuk penyediaan input dan pemasaran hasil

pertanian dan seterusnya.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: diakhir nanti yg bagian A.

(Hindarti & Sari, 2019)

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 2

Dilihat dari segi bahasa, peluang usaha disusun dari dua kata, yaitu peluang dan usaha. Peluang
diartikan sebagai sebuah kesempatan yang datang pada seseorang yang kemungkinan dapat
mendatangkan keuntungan. Sementara itu, usaha merupakan tindakan yang dilakukan sesuai
dengan pikiran dan tenaga untuk mencapai suatu target tertentu. Oleh sebab itu, peluang usaha
dapat diartikan sebagai kesempatan yang datang dan dapat dimanfaatkan untuk mencari
keuntungan.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 3

donesia merupakan negara yang berpotensi dalam pengembangan sektor agribisnis, salah

satunya bidang peternakan. Pembangunan peternakan merupakan bagian yang erat dari

pembangunan pertanian yang mendukung penyediaan pangan asal ternak yang bergizi.

Pengembangan peternakan sangat dipengaruhi oleh pertambahan penduduk yang tiap tahun

meningkat. Dimasa mendatang, permintaan produksi ternak akan terus meningkat guna

memenuhi kebutuhan hewani penduduk. Salah satu jenis ternak yang memberikan kontribusi

besar terhadap pemenuhan kebutuhan sumber protein hewani masyarakat adalah sapi potong.
Populasi sapi potong di Indonesia berjumlah 17.050.006 juta ekor

dengan Produksi daging sapi dalam negeri adalah 403.668 ton. Kebutuhan daging Tahun 2018

sebesar 663.290 ton sementara kebutuhan daging yang masih terpenuhi sebesar 60,9% dari

daging sapi didalam negeri sedangkan sisanya diambil dari import sapi.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf (Santoso, 2021)

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf tulis (Haloho & Seragih, 2021)

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 4

Sapi potong memiliki prospek cerah bagi peternakan Indonesia, terlihat

dari komsumsi daging sapi yang mengalami peningkatan pada tahun 2018

sebesar 662.540 ton, Tahun 2019 sebesar 686.270 ton tetapi produksi daging sapi

tidak relevan dengan jumlah yang dikomsumsi. Produksi daging sapi tahun 2018

sebesar 486.320, Tahun 2019 sebesar 496.302 ton sehingga terjadi import daging
tahun 2018 sebesar 160.700 dan tahun 2019 sebesar 287.976 Ton. Selain

terjadinya impor daging banyak terjadi pemotongan ternak produktif untuk

memenuhi permintaan daging sapi yang akhirnya dapat menyebabkan populasi

ternak sapi semakin menurun. Penurunan produktivitas sapi potong usaha perlu

diantisipasi melalui pengembangan usaha peternakan sapi potong, karena usaha

sapi potong yang memiliki produktivitas tinggi akan menghasilkan keuntungan

yang tinggi.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf tulis (Najihah dkk, 2022)

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Diakhir paragraf 3 tulis (Haloho, 2020)

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 5

Subsektor peternakan merupakan

salah satu bagian dari sektor pertanian

yang menyumbang pertumbuhan

perekonomian nasional, dibuktikan

dengan laju pertumbuhan yang selalu

bernilai positif dan kontribusi yang

cenderung meningkat

Begitu potensialnya pengembangan

usaha ternak sapi potong dalam

kebijaksanaan Subsektor Peternakan,

sehingga sudah sewajarnya memperoleh

perhatian petani-ternak untuk dipilih

sebagai salah satu usaha. Ternak sapi

potong bisa dimanfaatkan sebagai tenaga

pengolah tanah pertanian, penghasil

pupuk kandang, dan sekurang-kurangnya

sebagai tabungan. Salah satu sektor

pertanian yang memiliki potensi besar

untuk dapat dikembangkan adalah sektor

perternakan. Kebutuhan

akan daging sapi di Indonesia


menunjukan trend yang meningkat setiap

tahunnya, demikian pula importasi terus

bertambah dengan laju yang semakin

tinggi, baik impor daging maupun impor

sapi memiliki nilai kelayakan usaha.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

Paragraf 3

Secara sempit, agribisnis menunjuk pada produsen hasil pertanian dan secara luas, agribisnis
menunjuk kepada pengusaha pembuat bahan masukan/input seperti penyalur bahan kimia, pupuk
buatan, dan mesin-mesin pertania, pembuatan benih dan makanan ternak, dan lembaga yang
melayani produksi pertanian lainnya. Indonedia merupakan negara yang berpotensi dalam
pengembangan sektor agribisnis, salah satunya bidang peternakan. Sapi potong memiliki prospek
cerah bagi peternakan Indonesia, terlihat dari konsumsi daging sapi yang mengalami peningkatan
tiap tahunnya. Subsektor peternakan juga menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan
perekonomian nasional, dibuktikan dengan lahu pertumbuhan yang selalu bernilai positif dan
kontribusi yang cenderung meningkat. Begitu potensialnya pengembangan usaha ternak sapi potong
sehingga sudah sewajarnya memperoleh perhatian petani-ternak untuk dipilih sebagai salah satu
usaha.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: B. Saran

Meskipun penulis mengingikan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan

tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini

dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepanya.

Sehingga bisa menghasilkan penelitian dan karyatulis yang bermanfaat bagi orang banyak.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Daftar Pustaka

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Haloho, R. D. (2020). Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong
Dengan Menggunakan Paradigma Agribisnis (Studi Kasus Pada Peternakan Sapi Potong Molan) di
Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara. Agrimor, 5(1), 17-19.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Santoso, I. H. B. (2021). Produk Kreatif dan Kewirausahaan
SMK/MAK Kelas XI Semester 1. Bidang Keahlian Agribisnis dan Agroteknologi. Program Keahlian
Agribisnis Ternak. Kompetensi Keahlian Industri Peternakan. Penerbit Andi.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Haloho, R. D., & Saragih, C. L. (2021). Analisis Kelayakan Usaha
Peternakan Sapi Potong Rakyat di Kabupaten Langkat. AGRIMOR, 6(1), 9-14.

[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Hindarti, S., & Sari, D. (2019). Manajemen Agribisnis-Suatu
Pengantar (Agribusiness Management-An Introduction). Available at SSRN 3431495.
[13/5 9.47 PM] Novira Sagita Idmal: Najihah, I., Supriyono, S., & Daroini, A. (2022). Analisis
Pendapatan Peternak Sapi Potong Di Kabupaten Kediri. Manajemen Agribisnis: Jurnal
Agribisnis, 22(2), 139-145.

Mklh 2

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris, dimana penduduknya banyak

menyandarkan kebutuhan hidupnya dari sektor pertanian dan peternakan Oleh

karena itu pembangunan pertanian merupakan syarat mutlak untuk pembangunan

ekonomi. Tujuan pembangunan pertanian adalah pembangunan yang

tangguh, efisien dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia serta

penerapan teknologi dan kelembagaan dalam rangka meningkatkan kemampuan

masyarakat tani dan dunia usaha, termasuk kemampuan untuk menghasilkan

produksi pertanian dan ternak yang cukup dan berkesinambungan dengan kualitas

sesuai dengan permintaan pasar dalam dan luar negeri.

Peternakan rakyat merupakan tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan

protein hewani secara nasi onal. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa

peternakan rakyat memiliki keterbatasan dalam banyak hal salah satunya kurangnya

kemampuan peternak dalam pengelolaan. Dalam konteks pembangunan peternakan

maka proses dan strategi untuk mencapai tujuan harus dilakukan secara sistematis .

Penyuluhan merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan peternakan

khususnya, pada peternakan rakyat. Oleh sebab itu materi, proses serta tujuan

pelaksanaan penyuluhan harus sesuai dengan program pembangunan peternakan.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 3

Usaha ternak di desa memiliki prospek yang baik. Harga yang ditawarkan bisa bersaing oleh karena
biaya produksi pada usaha peternakan di desa relatif lebih rendah. Untuk memulai usaha
peternakan di desa, misalnya dalam pembuatan kandang ternak, memerlukan biaya yang lebih
murah karena bahan-bahannya dapat diperoleh lebih mudah. Selanjutnya dengan kemajuan
teknologi informasi, terdapat berbagai kemudahan agar produk peternakan yang dihasilkan dapat
dikenal di pasaran. Internet sudah dapat diakses hingga pedesaan, daerah pegunungan, dan wilayah
terpencil. Perkembangan media sosial juga memberikan kemudahan agar produk-produk
peternakan dapat dipasarkan ke berbagai wilayah. Ditambah lagi dengan akses jalan raya yang
semakin baik untuk mengangkut hasil-hasil peternakan. Pada pasar lokal di desa, hasil produk
peternakan dapat meningkatkan konsumsi protein masyarakat di desa. Dengan demikian, konsumsi
proten hewani nasional bisa meningkat yang berimplikasi pada peningkatan kualitas sumber daya
manusia penduduk Indonesia. Potensi sumber daya yang tersedia di desa dapat dioptimalkan dalam
upaya pengembangan komoditas peternakan. Jenis komoditas yang dipilih dapat disesuian dengan
kondisi alam dan infrastruktur yang tersedia di masing-masing desa.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Paragraf 3

Sistem kemitraan usaha peternakan telah

diatur oleh Peraturan Menteri Pertanian

Republik Indonesia (Permentan) Nomor 13

Tahun 2017 dan menyebutkan bahwa

kemitraan usaha peternakan adalah kerjasama

antar-usaha peternakan atas dasar prinsip

saling memerlukan, memperkuat,

menguntungkan, menghargai, bertanggung

jawab, dan ketergantungan. Sistem kemitraan

usaha peternakan sapi potong diantaranya

ialah sistem gaduhan. Sistem gaduhan

merupakan salah satu sistem kemitraan usaha

peternakan dengan pola bagi hasil (profit

sharing), yaitu merupakan hubungan

kemitraan antar-peternak, atau antara peternak

sebagai pelaksana yang menjalankan usaha

budi daya yang dibiayai atau dimiliki oleh

perusahaan peternakan dan/atau perusahaan di

bidang lain. Sistem gaduhan berpotensi

meningkatkan produktivitas ternak lokal guna

menekan impor sapi bakalan. Kondisi demikian sebagai

salah satu upaya pengembangan usaha ternak

sapi potong skala rumah tangga (Harsita & Amam, 2021)

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Salah satu bentuk usaha peternakan yang

memiliki komponen lengkap dari sektor hulu

sampai dengan hilir adalah usaha peternakan


ayam ras pedaging. Prospek pengembangan

ayam ras pedaging masih terbuka lebar seiring

dengan terus bertambahnya jumlah penduduk di

Indonesia yang menyebabkan peningkatan

konsumsi terhadap daging ayam. Konsumsi

pangan tersebut merupakan salah satu sumber

protein hewani yang harganya relatif terjangkau

oleh masyarakat dibandingkan dengan daging

sapi. Peranan usaha peternakan ayam broiler

(pedaging) sangat penting dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat terhadap daging sebagai

bahan pangan bergizi, mengingat populasi ayam

tersebut cukup besar dan pemeliharaannya

hampir berada di seluruh pelosok tanah air.

Produksi ayam ras pedaging terus mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun dan menjadikan

industri peternakan sebagai pangsa pasar yang

menarik ( Ulfa dkk, 2021)

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Bab II

Pembahasan

A. Bentuk Sistem Peternakan Rakyat atau Masyarakat

Sektor peternakan masih menjadi primadona bagi

masyarakat untuk mengembangkan bisnis demi

mendapatkan keuntungan yang sebesar – besarnya.

Karena kebutuhan akan konsumsi protein hewani

yang semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk dan kesadaran

tentang pentingnya mengkonsumsi protein. Dari

segi kebermanfaatan berbisnis ternak sendiri

tentunya mendukung banyak hal seperti


menyediakan peluang kerja bagi masyarakat,

menyediakan bahan pangan, serta mendorong

kemajuan perekonomian bangsa (Khusnawati & Kusuma, 2020).

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk sistem peternakan rakyat?

2. Bagaimana langkah-langkah untuk mewujudkan sistem peternakan harapan masa depan?

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bentuk sistem peternakan rakyat atau masyarakat.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah untuk mewujudkan sistem peternakan harapan masa depan.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Selain itu juga mampu menyediakan bahan baku industri, dan
mengembangjan industri hiburan , serta menjadi salah satu media atau agen aktif dalam rangka
menjaga ekosistem.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: B. Sistem Peternakan Harapan Masa Depan

Industri

peternakan masa depan harus juga mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap

perubahan cuaca global, peningkatan keuntungan dan manfaat bagi pengusaha

ternak dan jaminan produksi makanan yang aman dan sehat melalui sistem

peternakan yang tepat. Secara praktis peternakan masa depan

harus mempunyai ketangguhan berlandaskan iptek dan padat modal.

Peternakan yang kita harapkan adalah peternakan yang dapat memberikan

peran paling tidak dalam beberapa hal berikut:

a. Menyediakan pangan asal ternak berdasarkan ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan

Halal) dengan harga yang terjangkau oleh banyak masyarakat.

b. Menyediakan bahan baku industri seperti industri makanan, industri

kerajinan, industri pakan ternak.

c. Mengembangkan industri hiburan antara lain pariwisata seperti: pacuan, adu

ketangkasan, karapan sapi dan sebagainya.

d. Menjadi salah satu media atau agen yang aktip atau diaktipkan oleh manusia

dalam kerangka menjaga ekosistem.

Paradigma pembangunan peternakan yang kita lakukan selama ini


berdasarkan pada tujuan meningkatkan kesempatan kerja berdasarkan UU

Peternakan 1967. Undang-undang ini menyatakan bahwa peternakan merupakan

usaha rakyat. Melihat fungsi peternakan yang dibahas di atas, maka kerangka

berpikir seperti itu tidak lagi sesuai. Kita justru membutuhkan pembangunan

peternakan dengan teknologi tinggi dan padat modal, sehingga produk peternakan

dapat dihasilkan dengan biaya jauh lebih rendah. Jika biaya produksi jauh lebih

rendah maka akan mendorong permintaan hasil ternak yang tinggi khususnya

subsektor industri kecil dan skala menengah seperti industri makanan dan

kerajinan rakyat. Peningkatan permintaan ini akan mendorong kesempatan kerja

dan permintaan tenaga kerja. Oleh karena itu, peternakan yang kita harapkan

bukanlah peternakan yang berperan langsung sebagai penampung kesempatan

kerja tetapi mempunyai dampak tidak langsung melalui perkembangan subsektor

industri.

Dari sisi teori ekonomi, khusus bagi yang percaya bahwa alokasi

sumberdaya lebih efisien jika diatur oleh mekanisme pasar, sedangkan pemerintah

hanya melakukan pengawasan maka sebenarnya pemerintah tidak perlu membuat

disain bagaimana bentuk peternakan masa depan. Jika disain dibuat dan kemudian

diimplementasikan, maka dapat dipastikan bahwa pemerintah akan melakukan

intervensi langsung secara intensif sebagai suatu hal yang tidak dapat dihindarkan.

Kita menyadari bahwa intervensi pemerintah secara langsung tidak lagi sesuai

dengan konsep pembangunan. Indonesia telah mempunyai pengalaman yang

sangat mahal ketika melakukan intervensi langsung dalam mengarahkan

pembangunan dan perkembangan usaha ayam ras dan usaha sapi perah ke arah

bentuk usaha rakyat. Hasilnya, pemerintah tidak bisa melawan arus mekanisme

pasar (wahidin, 2021).

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: B. Saran

Meskipun penulis mengingikan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan

tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini

dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepanya.
Sehingga bisa menghasilkan penelitian dan karyatulis yang bermanfaat bagi orang banyak.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Bab III

Pentutup

A. Kesimpulan

Bentuk sitem peternakan rakyat meliputi seperti dari sistem usaha ternak ayam boiler dan sapi
potong. Peternakan yang diharapkan di masa depan adalah peternakan yang dapat memberikan
peranan yang penting, misalnya mampu menyediakan pangan asal ternak yang aman, sehat, utuh
dan halal.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Harsita, P. A., & Amam, A. (2021). Gaduhan: Sistem kemitraan
usaha peternakan sapi potong rakyat di Pulau Jawa. Jurnal Peternakan Sriwijaya, 10(1), 16-28.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Ulfa, D., Suyatno, A., & Dewi, Y. S. K. (2021). Pola Dan Kinerja
Kemitraan Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Daftar Pustaka

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Khusnawati, N. A., & Kusuma, A. P. (2020). Sistem Informasi
Geografis Pemetaan Potensi Wilayah Peternakan Menggunakan Weighted Overlay. Mnemonic:
Jurnal Teknik Informatika, 3(2), 21-29.

[13/5 9.48 PM] Novira Sagita Idmal: Wahidin, W. (2021). Program Pendidikan Masyarakat Dan
Kebijakan Pembangunan Sosial Ekonomi Menuju Sistem Peternakan Masa Depan. Jurnal Ilmiah
Kanderang Tingang, 12(02), 159-169.

Anda mungkin juga menyukai