Anda di halaman 1dari 27

Getaran

Getaran adalah gerakan suatu benda di sekitar titik keseimbangannya pada


lintasan yang sama.
Suatu benda dikatakan bergetar bila benda itu bergerak bolak-balik secara
berkala melalui titik keseimbangan.

Bila gerakan dimulai dari A maka satu getaran menempuh lintasan A-B-C-B-
A.

1. 1. Amplitudo

Amplitudo didefinisikan sebagai simpangan getaran paling besar.


dalam animasi di atas titik seimbangnya adalah B berarti
amplitudo (simpangan maksimumnya) adalah BA dan BC
Dalam gelombang bunyi amplitudo mempengaruhi kuat
lemahnya bunyi.

2. 2. Frekuensi

Frekuensi ( f ) adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu


(sekon). Frekuensi mempengaruhi tinggi rendah bunyi.

Keterangan :
n = banyaknya getaran/gelombang
t = waktu (s)

3. 3. Periode

Periode ( T ) adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan


satu kali getaran.

Keterangan :
n = banyaknya getaran/gelombang
t = waktu (s)

Gelombang

Gelombang adalah getaran yang berjalan (merambat).

Gelombang berdasarkan mediumnya dibagi menjadi:

1. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah Gelombang yang memerlukan medium
dalam perambatannya (mediumnya dapat berupa udara, zat cair
maupun zat padat)

2. Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang tidak


memerlukan medium untuk perambatannya(melalui ruang hampa)

Gelombang berdasrkan arah rambatnya dikelompokkan menjadi:

1. Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang mekanik yang arah


perambatannya tegak lurus terhadap arah getarannya.
Pada gelombang transversal satu gelombang terdiri 1 bukit dan
1 lembah gelombang

2. Gelombang Longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya


searah atau sejajar dengan arah getarannya.
Pada gelombang longitudinal satu gelombang terdiri dari 1
rengangan dan 1 rapatan

Panjang Gelombang

Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh dalam waktu satu


periode.
Hubungan antara panjang gelombang, periode, frekuensi, dan kecepatan
gelombang

Keterangan :
v = kecepatan gelombang(m/s²)
λ= panjang gelombang (m/s)
T = periode gelombang (s)
f = frekuensi gelombang (hertz)

1. Panjang Gelombang Transversal


Satu panjang gelombang transversal terdiri atas satu bukit dan
satu lembah gelombang. Jadi, satu gelombang adalah lengkungan
a-b-c-d-e atau b-c-d-e-f. Satu gelombang sama dengan jarak dari
a ke e atau jarak b ke f.

Amplitudo gelombang adalah jarak b-b’ atau jarak d-d’. Kamu


dapat menyebutkan panjang gelombang yang lain, yaitu jarak f-j
atau jarak i-m. Pada gambar di atas terdiri atas 4 gelombang.

2. Panjang Gelombang Longitudinal

Satu panjang gelombang longitudinal adalah jarak antara satu


rapatan dan satu renggangan atau jarak dari ujung renggangan
sampai ke ujung renggangan berikutnya.

Contoh Soal

Jika jarak PQ = 45 m, panjang gelombang sesuai gambar tersebut adalah ….


a. 15,0 m
b. 22,5 m
c. 30,0 m
d. 45,0 m
Jawaban (c)
Jarak dari P ke Q menunjukkan 3/2 gelombang. Jadi, panjang gelombangnya
adalah
3/2λ = 45 m
λ = (2x45)/2
λ = 30 m

Cepat Rambat Gelombang

Jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu sekon disebut cepat rambat
gelombang. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v dan satuannya
m/s atau m s-1. Hubungan antara v, f, λ, dan T adalah sebagai berikut :

Contoh Soal
Seutas tali yang panjangnya 8 m direntangkan lalu digetarkan. Selama 2
sekon terjadi gelombang seperti pada gambar berikut! Tentukan λ, f, T, dan
v.

Penyelesaian :
Dari gambar terjadi gelombang sebanyak 4 λ.
Berarti : 4λ= 8 m sehingga λ = 8/4 = 2 m
Selama 2 sekon terjadi 4 λ atau selama 1 sekon terjadi 2λ
Jadi, f = 2 gelombang / sekon atau f = 2 Hz
T = 1/f = 1/2 sekon sehingga v =λ f = 2 m x 2 Hz = 4 ms  -1

Cahaya

Cahaya merupakan salah satu gelombang elektromagnetik, yang berarti


cahaya dapat merambat pada ruang hampa udara.

Kecepatan cahaya merambat dalam ruang hampa udara adalah 3x10⁸ m.s

Sifat-Sifat Cahaya

1. merambat lurus
2. dapat dipantulkan

3. dapat dibelokkan/dibiaskan
pembelokan arah rambatan cahaya pada saat cahaya penembus
dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.

4. dapat digabungkan
5. dapat merambat di ruang hampa
6. Cahaya merupakan Gelombang Elektromagnetik
Berkas Cahaya

1. Berkas cahaya menyebar (divergen), yaitu berkas cahaya yang


berasal dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah.

2. Berkas cahaya sejajar, yaitu berkas cahaya yang arahnya sejajar


satu sama lain.

3. Berkas cahaya mengumpul, yaitu berkas cahaya yang menuju ke


satu titik tertentu.

Hukum Snellius

1. Sinar  datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu
bidang datar.
2. Sinar datang dari medium rapat ke medium kurang rapat
dibiaskan menjauhi garis normal, dan sinar datang dari garis
renggang ke medium rapat dibiaskan mendekati garis normal.

Cermin Datar
Cermin adalah benda padat yang salah satu sisinya halus dan mengkilap
yang dilapisi amalgam perak sehingga memantulkan seluruh cahaya yang
datang.

Pemantulan cahaya pada cermin datar :

dengan:
s = Jarak benda terhadap cermin
s' = Jarak bayangan terhadap cermin

Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sama besar, tegak,
berkebalikan, jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke
cermin, maya.
Rumus banyaknya bayangan dari beberapa cermin datar (n) yang
membentuk sudut tertentu (α) adalah :

n = 360/ α – 1

Keterangan :
n = banyaknya bayangan
α = sudut yang dibentuk

Cermin Cekung (konkaf)


Cermin cekung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti
bagian dalam bola. Cermin cekung bersifat konvergen (mengumpulkan
sinar/memfokuskan sinar cahaya).
Cermin cekung disebut juga cermin positif.

Sinar-sinar istimewa dari cermin cekung:

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik


fokus.

2. Sinar datang melalui titik fokus, akan dipantulkan sejajar sumbu


utama.

3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan dipantulkan


kembali melalui titik pusat kelengkungan cermin.

Pembentukan Bayangan Cermin Cekung

1. Benda berada pada jarak lebih dari R

Bayangan yang terbentuk bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.

2. Benda di antara cermin dan F

bayangan yang terbentuk bersifat maya, tegak, dan diperbesar.


3. Bayangan benda yang diletakkan antara F dan M memiliki sifat
nyata, terbalik, dan diperbesar.

4. Bayangan benda yang diletakkan di antara titik fokus dan cermin


memiliki sifat maya, sama tegak, dan diperbesar

Nomor Ruang
Selain penggunaan diagram sinar dan tiga sinar istimewa, agar lebih
mudah memahami letak benda dan letak bayangan, kamu dapat
memahami pembagian nomor ruang pada cermin lengkung (Dalil
Esbach). Pembagian nomor ruang pada cermin cekung,

Misalnya benda diletakkan pada jarak lebih dari M (ruang III),


bayangan yang terbentuk akan berada pada jarak antara F dan M
(ruang II). Hal ini disebabkan menurut dalil Esbach jumlah ruang
benda dengan ruang bayangan adalah sama dengan 5 (RBENDA +
RBAYANGAN = 5)
R BENDA + R BAYANGAN = 5

Persamaan Cermin Cekung


Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jari-jari cermin, fokus
cermin dan pembesaran benda pada cermin cekung adalah sebagai
berikut:

dengan :
s : jarak benda 
s’: jarak bayangan   
h : tinggi benda    
h’: tinggi bayangan
f : jarak fokus 
M : Pembesaran bayangan
R : jari-jari cermin
Catatan:
h' positif (+) menyatakan bayangan adalah tegak (dan maya)
h' negatif (-) menyatakan bayangan adalah terbalik (dan nyata)
Contoh Soal
Sebuah benda diletakkan 10 cm di depan cermin cekung. Jika jarak
fokus cermin tersebut 6 cm, tentukan jarak bayangan yang dibentuk,
nyatakan sifat-sifatnya dan buatlah gambar diagram sinarnya!
Diketahui:
Jarak benda (s) = 10 cm (di ruang II)
Jarak fokus cermin = 6 cm
Ditanyakan: jarak bayangan (s'), sifat bayangan, dan gambar diagram
Jawab:
Jarak bayangan

Perbesaran bayangan

Gambar diagram sinar

Berdasarkan hasil perhitungan dan diagram sinar, bayangan yang


diperoleh bersifat nyata (bayangan berada di depan cermin cekung),
terbalik (perhatikan hasil diagram sinar), dan diperbesar (perhatikan
hasil gambar diagram sinar dan hasil perhitungan M).

Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti
bagian luar bola. Cermin cembung (konveks) biasa disebut cermin
negatif karena bersifat menyebarkan sinar cahaya (divergen).
Sinar-sinar istimewa dari cermin cembung :

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah


berasal dari titik fokus.

2. Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus akan dipantulkan


sejajar sumbu utama.

3. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan cermin, akan


dipantulkan seolah-olah berasal dari pusat kelengkungan yang
sama.

Pembentukan Bayangan Cermin Cembung


Pembentukan bayangan pada cermin cembung adalah Maya, Sama
Tegak, Diperkecil.

Persamaan Cermin Cembung


Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jari-jari cermin, fokus
cermin dan pembesaran benda pada cermin cekung adalah sebagai
berikut:

dengan :
s : jarak benda 
s’: jarak bayangan   
h : tinggi benda    
h’: tinggi bayangan
f : jarak fokus 
M : Pembesaran bayangan
R : jari-jari cermin
harga f dan R bernilai negatif
Contoh Soal
Sebuah cermin cembung memiliki jari-jari kelengkungan 30 cm. Jika
benda diletakkan pada jarak 10 cm di depan cermin cembung,
tentukan jarak bayangan yang dibentuknya, nyatakan sifat-sifatnya,
dan buatlah gambar diagram sinar!
Diketahui:
Jarak benda (s) = 10 cm (di ruang I)
Jarak fokus cermin (f) = 1/2 jari-jari kelengkungan = 1/2 × 30 cm =
15 cm
Jawab:
Jarak bayangan

Perbesaran Bayangan

Gambar diagram sinar

Berdasarkan hasil perhitungan dan diagram sinar, bayangan yang


diperoleh bersifat maya (bayangan berada di belakang cermin), tegak
(perhatikan hasil diagram sinar), dan diperkecil (perhatikan hasil
diagram sinar dan hasil perhitungan M)

Lensa Cembung
lensa cembung bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggir.

Ciri-ciri lensa cembung di antaranya: mengumpulkan cahaya (konvergen)


dan fokusnya bernilai positif (+). Ada 3 macam lensa cembung :

4. Lensa bikonveks (cembung dua)


5. Lensa konkaf-konveks (cembung cekung)
6. Lensa plan bikonveks (datar cembung)
Sinar Istimewa pada Lensa Cembung

3. Suatu sinar datang sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan


menuju titik fokus aktif (F1) di belakang lensa.

4. Suatu sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) di depan lensa
akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

5. Suatu sinar datang melalui pusat optik lensa (O) akan diteruskan
tanpa dibiaskan.

Proses Lensa Cekung


Lensa cekung bagian tengahnya lebih tipis dari bagian pinggirnya.

Ciri-ciri lensa cekung: sifatnya menyebarkan berkas sinar (divergen) dan


fokusnya bernilai negatif atau minus (-). Ada 3 macam lensa cekung, yaitu
:

7. Lensa cekung-cekung (bikonkaf)


8. Lensa cekung-cembung (konveks-konkaf)
9. Lensa datar cekung (plan-konkaf)
Pada lensa cekung, benda yang terletak di depan lensa akan selalu menghasilkan bayangan maya,
tegak, diperkecil, dan terletak di depan lensa.
Sinar Istimewa pada Lensa Cekung

6. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa seolah-olah dibiaskan


berasal dari titik fokus aktif (F) di depan lensa.

7. Sinar datang seolah- olah menuju titik fokus pasif (F) di depan
lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.

Sinar datang melalui pusat optik lensa (O) akan diteruskan tanpa dibiaskan.

Persamaan Lensa
Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jari-jari cermin, fokus
cermin dan pembesaran benda pada lensa adalah sebagai berikut:

dengan :
s : jarak benda 
s’: jarak bayangan   
h : tinggi benda    
h’: tinggi bayangan
f : jarak fokus 
M : Pembesaran bayangan
R : jari-jari lensa
Pada lensa cembung, titik fokus bernilai positif (sama seperti pada
cermin cekung), sedangkan pada lensa cekung, titik fokus bernilai
negatif (sama seperti pada cermin cembung).
Kuat Lensa
Kemampuan lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar
disebut kuat lensa (D) dan memiliki satuan dioptri. Kuat lensa
merupakan kebalikan dari panjang fokus. Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
D = 1/f

Dengan syarat f harus dinyatakan dalam meter (m). Jika f dalam


sentimeter (cm) maka rumusnya menjadi:
D = 100/f

Pembentukan Bayangean pada Mata Manusia


1. Kornea
Lapisan terluar mata disebut sklera yang membentuk putih mata, dan
bersambung dengan bagian depan yang bening yang disebut kornea.
Cahaya masuk ke mata melewati kornea. Lapisan kornea mata terluar
bersifat kuat dan tembus cahaya. Kornea berfungsi melindungi bagian
yang sensitif yang berada di belakangnya dan membantu
memfokuskan bayangan pada retina.

2. Iris atau Selaput Pelangi


Setelah cahaya melewati kornea, selanjutnya cahaya akan menuju
ke pupil. Pupil adalah bagian berwarna hitam yang merupakan
jalan masuknya cahaya ke dalam mata. Pupil dikelilingi oleh iris,
yang merupakan bagian berwarna pada mata yang terletak di
belakang kornea. Sekarang kamu mengetahui bahwa warna mata
sebenarnya adalah warna iris. Jumlah cahaya yang masuk ke
dalam mata kamu diatur oleh iris. Besar dan kecilnya iris dan pupil
bergantung pada jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata.
3. Lensa mata
Setelah melewati pupil, cahaya bergerak merambat menuju ke
lensa. Lensa mata kamu berbentuk bikonvex (cembung depan-
belakang), eperti lena pada kaa pemear. ena mata eriat ekiel. tt
siliar yang ada dalam mata akan membantu mengubah
kecembungan lensa mata kamu.

Ketika kamu melihat benda yang berada pada jarak jauh, otot siliaris akan mengalami
relaksasi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih datar atau mata melihat
tanpa berakomodasi. Ketika kamu melihat benda yang berada pada jarak dekat, otot
siliaris akan mengalami kontraksi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih
cembung. Pada kondisi ini mata dikatakan berakomodasi maksimum. Dengan
mengubah kecembungan lensa, lensa dapat menangkap bayangan yang jelas pada
jarak jauh atau dekat yang selanjutnya bayangan tersebut akan dibentuk di retina.

4. Retina
Cahaya yang melewati lensa selanjutnya akan membentuk
bayangan yang kemudian ditangkap oleh retina. Retina merupakan
sel yang sensitif terhadap cahaya matahari atau saraf penerima
rangsang sinar (fotoreseptor) yang terletak pada bagian belakang
mata. Retina terdiri atas dua macam sel fotoreseptor, yaitu sel
batang dan sel kerucut.
Sel kerucut memungkinkan kamu melihat warna, tetapi
membutuhkan cahaya yang lebih terang dibandingkan sel batang.
Sel batang akan menunjukkan responsnya ketika berada pada
tempat yang redup. Sel batang mampu menerima rangsang sinar
tidak berwarna, jumlahnya sekitar 125 juta. Sel kerucut mampu
menerima rangsang sinar yang kuat dan warna, jumlahnya 6,5 - 7
juta.

Gangguan pada Mata Manusia

1. Rabun Dekat (Hipermetropi)


Seorang penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda yang berada
pada jarak dekat (± 30 cm) dengan jelas. Hal ini karena bayangan
yang terbentuk jatuh di belakang retina, sehingga bayangan yang
jatuh pada retina menjadi tidak jelas (kabur). Kacamata
positif/lensa cembung dapat menolong penderita rabun dekat,
sebab lensa cembung mengumpulkan cahaya sebelum cahaya masuk
ke mata.

Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan sesuai dengan rumus


berikut:

dengan:
PH = Kekuatan lensa kacamata untuk hipermetropi (dioptri atau
D)
s = Jarak benda di depan kacamata (cm)
PP (Punctum Proximum) = titik dekat mata seseorang (cm)

Contoh Soal
Titik dekat mata seseorang terletak pada jarak 120 cm di depan
matanya. Untuk melihat dengan jelas suatu benda yang terletak
30 cm di depan mata, berapa kekuatan lensa kacamata yang
harus digunakan?
Diketahui: PP = 120 cm s = 30 cm
Jawab:

Jika jarak benda s tidak disebutkan dalam soal, nilai s diambil dari
titik dekat mata normal, yaitu 25 cm, sehingga persamaan
kekuatan lensa untuk hipermetropi menjadi:

2. Rabun Jauh (Miopi)


Seorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda yang
berada pada jarak jauh (tak hingga) dengan jelas. Hal ini
dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di depan
retina. Kacamata negatif/lensa cekung dapat menolong
penderita rabun jauh karena lensa cekung akan dapat membuat
cahaya menyebar sebelum cahaya masuk ke mata.

Kekuatan atau daya lensa kacamata yang diperlukan sesuai


dengan rumus berikut:

PM = - 100 / PR

PM = Daya lensa untuk miopi (dioptri atau D)


PR (Punctum Remotum) = titik jauh mata (cm)

Contoh Soal
Seseorang hanya mampu melihat jelas benda di depan matanya
paling jauh 100 cm. Berapa kekuatan kacamata orang tersebut?
Diketahui : PR = 100 cm
Jawab:
PM=-100/PR = - 100/100 = -1D

3. Buta Warna
Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu
warna tertentu. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada
yang buta warna total dan buta warna sebagian. Buta warna total
hanya mampu melihat warna hitam dan putih saja, sedangkan
buta warna sebagian tidak dapat melihat warna tertentu, yaitu
merah, hijau, atau biru.
4. Presbiopi
Presbiopi disebut juga rabun jauh dan dekat atau rabun tua,
karena kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah
tua. Kelainan jenis ini membuat si penderita tidak mampu melihat
dengan jelas benda-benda yang berada di jarak jauh maupun
benda yang berada pada jarak dekat. Hal tersebut diakibatkan
oleh berkurangnya daya akomodasi mata. Kelainan ini biasanya
diatasi dengan kacamata rangkap, yaitu kacamata cembung dan
cekung.
5. Astigmatisma
Astigmatisma atau dikenal dengan istilah silinder adalah sebuah
gangguan pada mata karena penyimpangan dalam pembentukan
bayangan pada lensa. Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang
tidak dapat memberikan gambaran atau bayangan garis vertikal
dengan horizontal secara bersamaan. Penglihatan si penderita
menjadi kabur. Untuk mengatasi gangguan ini, dapat
menggunakan lensa silindris.
Alat Optik

1. Kamera
Kamera memiliki diafragma dan pengatur cahaya (shutter) untuk
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa. Dengan jumlah
cahaya yang tepat akan diperoleh foto atau gambar yang jelas.
Sementara itu, untuk memperoleh foto yang tajam dan tidak kabur
perlu mengatur fokus lensa. Cahaya yang melalui lensa kamera
tersebut memfokuskan bayangan benda pada film foto.
Hasil bayangannya nyata, terbalik, dan lebih kecil dari benda aslinya.

2. Kaca Pembesar (Lup)


Alat ini berfungsi untuk menempatkan objek lebih dekat ke mata
kita sehingga objek tampak terlihat lebih besar. Agar mata tidak
mudah lelah saat menggunakan lup, letakkan benda tepat di titik
fokus lup, sehingga mata tidak berakomodasi.

3. Mikroskop
Mikroskop memiliki dua lensa utama, yaitu lensa okuler dan lensa
objektif, keduanya berupa lensa cembung.

1. Lensa okuler adalah lensa yang posisinya dekat dengan


mata pengamat. Lensa okuler untuk menghasilkan
bayangan maya dan diperbesar
2. Lensa objektif adalah lensa yang posisinya dekat dengan
objek/benda yang sedang diamati. Cahaya melalui lensa
objektif dan membentuk bayangan nyata dan diperbesar

4. Teleskop
Teleskop adalah alat optik yang dapat membuat benda-benda
yang berada pada tempat yang jauh menjadi terlihat dekat.
Teleskop dapat berupa teleskop bias dan teleskop pantul

Klasifikasi Materi
Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Pada
prinsipnya terdapat tiga wujud zat yaitu : zat padat, zat cair dan zat gas.

Wujud Zat

1. Zat Padat
Zat padat mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Mempunyai susunan partikel yang teratur.


2. Jarak antar partikel berdekatan.
3. Gaya tarik antar partikel sangat kuat.
4. Partikel zat padat bergetar terus menerus pada
tempatnya.
5. Mempunyai bentuk dan volume yang tetap.

2. Zat Cair

Zat cair mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Mempunyai susunan partikel yang tidak teratur.


2. Jarak antar partikel berdekatan.
3. Gaya tarik antar partikel agak lemah/kurang kuat.
4. Partikel zat cair mudah bergerak dari tempatnya tapi
sulit melepaskan diri dari kelompoknya..
5. Mempunyai bentuk yang berubah dan volume yang
tetap

3. Zat Gas

Gas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Mempunyai susunan partikel yang tidak teratur.


2. Jarak antar partikel berjauhan.
3. Gaya tarik antar partikel sangat lemah.
4. Partikel mudah bergerak dari tempatnya dan
melepaskan diri dari kelompoknya.
5. Mempunyai bentuk  dan volume yang berubah-ubah
sesuai tempatnya.

Perubahan Wujud Zat

1. Membeku, Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi padat. Dalam


peristiwa ini zat melepaskan energi panas.

2. Mencair, Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair.


Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
3. Mengembun, Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi cair.
Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
4. Menguap, Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas. Dalam
peristiwa ini zat memerlukan energi panas.
5. Mengkristal/deposisi, Peristiwa perubahan wujud dari gas menjadi
padat. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi panas.
6. Menyublim, Peristiwa perubahan wujud dari padat menjadi gas.
Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi panas.

Perubahan wujud yang memerlukan kalor disebut endoterm.


Perubahan wujud yang melepaskan kalor dan disebut eksoterm.

Perubahan Fisika dan Kimia

1. Perubahan Fisika
Perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru
disebut perubahan fisika. Komposisi materi tersebut juga tidak akan
berubah, misalnya es yang mencair.
Baik dalam bentuk padat maupun dalam bentuk cair keduanya
tetaplah air, yaitu H2 O. Contoh perubahan fisika antara lain menguap,
mengembun, mencair, membeku, menyublim, melarut, serta
perubahan bentuk lainnya.

Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat
baru.

2. Perubahan Kimia
Kayu sebelum dibakar mengandung serat selulosa, tetapi setelah
dibakar berubah menjadi arang atau karbon. Dengan demikian,
pada proses pembakaran kayu diperoleh zat baru yang memiliki
sifat berbeda dengan zat sebelumnya. Proses pembakaran kayu
yang mengakibatkan terbentuknya zat baru merupakan salah satu
contoh perubahan kimia.
Contoh lain perubahan kimia yang sering terjadi di alam adalah
proses perkaratan besi. Besi sebelum berkarat merupakan unsur
Fe, tetapi besi setelah berkarat berubah menjadi senyawa Fe2O3,
nH2 O. Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan bahwa
perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat
baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya. Zat
baru yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan adanya
perubahan komposisi materi. Perubahan tersebut dapat berupa
penggabungan sejumlah zat atau peruraian suatu zat
Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
(1) Terbentuknya zat baru.
(2) Terbentuknya gas
(3)Terbentuknya endapan
(4) Terjadinya perubahan warna
(5) Terjadinya perubahan suhu.

Perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat menghasilkan atau membentuk zat
baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya

Massa Jenis Zat


Massa jenis (p)
Massa jenis atau kerapatan suatu zat didefinisikan
sebagai perbandingan massa terhadap volume zat.
Persamaan untuk massa jenis adalah:
ρ=m/V

Keterangan:
(p dibaca “rho”) = massa jenis (kg/m³)
V = volume (m³)
m = massa (kg)

Massa jenis Relatif (ρ relatif)


Massa jenis relatif adalah perbandingan massa jenis suatu benda
dengan massa jenis air.
Rumus:

Massa jenis Campuran


Rumus:

VA = Volume benda A (m3 atau cm33 )


V B = Volume benda B (m3 atau cm3 )
M A = Masa benda A (kg atau gr)
M B = Masa benda B (kg atau gr)
Berikut ini data massa jenis dari beberapa zat.

Jenis Benda Masa jeins (kg/m³)

Zat Cair

Air (4 °C) 1000

Darah 1060
Bensin 680

Air Raksa 13600

Zat Gas

Udara 1,293

Helium 0,1786

Hidrogen 0,08994

Uap air (100 °C) 0,6

Zat Padat

Es 920

Alumunium 2700

Besi & Baja 7800

Emas 19300

Tembaga 8900

Timah 11300

Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler
(celah sempit).

Kapilaritas Pada Air

Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih
tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik
dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan
air dalam pipa kapiler makin tinggi.

Kapilaritas Pada Air Raksa

Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih
rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih
besar dari pada adhesi partikel raksa dan partikel gelas.
Peristiwa Kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari

1. Meresapnya air pada dinding rumah.

2. Naiknya air dari tanah sampai ke daun


3. Meresapnya minyak melalui sumbu kompor.
4. Meresapnya air pada kertas atau kain.
Asas Bejana Berhubungan, yaitu sama tingginya permukaan zat cair jika
bejana di isi dengan zat cair sejenis. Asas bejana berhubungan tidak berlaku
jika terdapat pipa kapiler pada bejana

Kohesi dan Adhesi

10. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang


sejenis.
11. Adhesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang
tidak sejeni

Meniskus zat cair


Meniskus zat cair adalah kelengkungan permukaan zat cair pada sebuah
tabung reaksi.

8. Meniskus cekung, jika kohesi lebih kecil daripada adhesinya,


sebagai contoh, permukaan air dalam tabung reaksi berbentuk
cekung dan membasahi dinding kaca.
9. Meniskus cembung, jika kohesi lebih besar dari pada adhesinya.
Sebagai contoh, permukaan raksa dalam tabung reaksi berbentuk
cembung dan tidak membasahi dinding kaca.
Pengertian Kalor

Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air
yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi
panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada
air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari
bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung
pada kayu menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.

Kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang
dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah
kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori

Kalor dan Perubahan Suhu Benda


Kalor jenis suatu zat adalah banyaknya kalor yang yang diperlukan oleh
suatu zat bermassa 1 kg untuk menaikkan suhu 1 °C. Sebagai contoh, kalor
jenis air 4.200 J/kg °C, artinya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 kg air sebesar 1 °C adalah 4.200 J. Kalor jenis suatu zat dapat diukur
dengan alat kalorimeter.

Tabel beberapa kalor jenis zat

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu


suatu benda bergantung pada:
1. massa benda (m)

2. jenis benda / kalor jenis benda (c)


3. perubahan suhu (Δt )
Oleh karena itu, hubungan banyaknya kalor, massa zat, kalor jenis zat, dan
perubahan suhu zat dapat dinyatakan dalam persamaan.

Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)

Kalor pada Perubahan Wujud Benda

Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur
menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu
suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang
dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor.
Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung
melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu
lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk
menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan
berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian,
dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum,
maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika
suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya.
Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat,
juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu
zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut
Kalor dapat mengubah suhu suatu benda dan merubah wujud suatu

Dari keenam perubahan wujud tersebut, dapat dikelompokkan menjadi 2


jenis perdasarkan penyerapan atau pelepasan kalor oleh sistem.

1. Perubahan wujud yang memerlukan kalor (menyerap kalor)


a. Mencair
b. Menguap
c. Menyublim

2. Perubahan wujud yang melepaskan kalor


a. Membeku
b. Membeku
c. Mengkristal
Menguap (terjadi perubahan suhu)
Apakah pada waktu zat menguap memerlukan kalor? Dari manakah kalor itu
diperoleh? pada waktu air dipanaskan akan tampak uap keluar dari
permukaan air. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap zat
memerlukan kalor. Jika air dipanaskan terus-menerus, lama-kelamaan air
tersebut akan habis. Habisnya air akibat berubah wujud menjadi uap atau
gas. Peristiwa ini disebut menguap, yaitu perubahan wujud dari cair ke gas,
karena molekul-molekul zat cair bergerak meninggalkan permukaan zat
cairnya. Pada peristiwa menguap terjadi perubahan suhu, oleh karena itu
berlaku:

Sama halnya pada peristiwa membeku, melebur, dan mengembun.

Mendidih (tidak mengalami perubahan suhu, namun terjadi perubahan


wujud)
Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh bagian
zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya gelembung-
gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas dalam zat
cair. Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah
menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat
cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U).
Saat perubahan wujud tidak terjadi perubahan suhu. Kalor untuk mengubah wujud zat disebut kalor
laten.

Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)
m = massa zat (kg)
U = kalor uap (joule/kg)
L = kalor lebur (joule/kg)

Contoh Soal 1

Air bermassa 100 gram berada pada suhu 20° C dipanasi hingga mendidih.
Jika kalor jenis air adalah 4200 J/kg ° C tentukan jumlah kalor yang
diperlukan, nyatakan dalam satuan joule!
Pembahasan
m = 100 gram = 0,1 kg
c = 4200 J/kg °C
T1 = 20°C
T2 = 100°C

Kalor yang diperlukan:


Q=mxcxΔT
Q = 0,1 x 4200 x (100−20)
Q = 420 x 80
Q = 33600 joule

Contoh Soal 2

Benda dipanaskan hingga melebur seperti terlihat pada grafik berikut.

Jika kalor jenis es = 2.100 J/(kgºC) ,kalor jenis air 4.200 J/(kgºC) ,dan kalor
lebur es = 340.000 J/kg, maka pada saat perubahan wujud terjadi
diperlukan kalor sebanyak...

Pembahasan:
Q=mxL
Q = 0,5 kg x 340.000 J/kg
Q = 170.000J
Q = 170 kJ

Perpindahan Kalor
Secara alami kalor berpindah dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang
suhunya rendah. Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik
disebut konduktor. Bahan yang menghantarkan panas dengan buruk
disebut isolator.

Pada peralatan memasak, bagian yang bersentuhan dengan api


menggunakan konduktor yang baik, sedangkan bagian pegangannya
menggunakan isolator yang baik.

Ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam perpindahan kalor
yaitu Konduksi, Konveksi dan Radiasi

1. Perpindahan Kalor secara Konduksi


Perhatikan ilustrasi gambar berikut
Peristiwa konduksi dapat diumpamakan dengan kegiatan memindahkan buku
secara estafet yang dilakukan oleh kamu dan teman-temanmu. Buku yang
dipindahkan secara estafet kita upamakan sebagai kalor dan orang yang
memindahkannya sebagai zat perantaranya. Ketika kamu dan teman-
temanmu memindahkan buku secara estafet, yang berpindah hanya buku itu
saja. Sedangkan kamu dan temanmu sebagai perantara tetap diam di
tempat, tidak berpindah. Begitu pula dengan peristiwa konduksi. Hanya kalor
yang berpindah, zat perantaranya tetap.

Cobalah membakar ujung besi dan ujung besi lainnya kamu pegang, setelah
beberapa lama ternyata ujung besi yang kamu pegang lama kelamaan terasa
semakin panas. Hal ini disebabkan adanya perpindahan kalor yang melalui
besi. Peristiwa perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke ujung
besi yang kamu pegang mirip dengan perpindahan buku, dimana molekul-
molekul besi yang menghantarkan kalor tidak ikut berpindah. Perpindahan
kalor seperti ini dinamakan perpindahan kalor secara hantaran atau
konduksi.

Apakah setiap zat dapat menghantarkan kalor secara konduksi? Ambillah


sepotong kayu, kemudian ujung yang satu dipanaskan sedang ujung kayu
yang lainnya kamu pegang. Apakah ujung yang kamu pegang terasa panas?
Ternyata tidak panas. Hal ini berarti bahwa pada kayu tidak terjadi
perpindahan kalor secara konduksi.

Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami
perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan
perpindahan partikel-partikelnya.

Contoh lain perpindahan kalor secara konduksi


1. Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
2. Tutup panci menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
3. Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

Bahan yang dapat menghantarkan kalor disebut konduktor kalor, misalnya


besi, baja, tembaga, seng, dan aluminium (jenis logam). Adapun penghantar
yang kurang baik/penghantar yang buruk disebut isolator kalor, misalnya
kayu, kaca, wol, kertas, dan plastic (jenis bukan logam).

2. Perpindahan Kalor secara Konveksi


Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan
kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis dalam
zat tersebut.

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah
Arus konveksi dapat kamu temui di pantai, berupa angin laut dan angin
darat.

1. Siang Hari
Daratan lebih cepat panas daripada lautan (kalor
jenisnya kecil), udara di atas daratan ikut panas dan
bergerak naik, digantikan oleh udara dari lautan.
Dengan demikian, terjadilah angin laut.
2. Malam Hari
Daratan lebih cepat mendingin daripada lautan, udara di
atas lautan lebih hangat dan bergerak naik, digantikan
oleh udara dari daratan. Dengan demikian, terjadilah
angin darat
Contoh Lain:

3. Gerakan naik dan turun air ketika dipanaskan.


4. Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan
lainnya ketika dipanaskan.
5. Terjadinya angin darat dan angin laut.
6. Gerakan balon udara.
7. Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

3. Perpindahan Kalor secara Radiasi


Bagaimanakah energi kalor matahari dapat sampai ke bumi? Telah kita
ketahui bahwa antara matahari dengan bumi berupa ruang hampa udara,
sehingga kalor dari matahari sampai ke bumi tanpa melalui zat perantara.
Perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara atau medium ini disebut
radiasi/hantaran. Contoh perpindahan kalor secara radiasi, misalnya pada
waktu kita mengadakan kegiatan perkemahan, di malam hari yang dingin
sering menyalakan api unggun. Saat kita berada di dekat api unggun badan
kita terasa hangat karena adanya perpindahan kalor dari api unggun ke
tubuh kita secara radiasi. Walaupun di sekitar kita terdapat udara yang dapat
memindahkan kalor secara konveksi, tetapi udara merupakan penghantar
kalor yang buruk (isolator). Jika antara api unggun dengan kita diletakkan
sebuah penyekat atau tabir, ternyata hangatnya api unggun tidak dapat kita
rasakan lagi. Hal ini berarti tidak ada kalor yang sampai ke tubuh kita,
karena terhalang oleh penyekat itu. Dari peristiwa api unggun dapat
disimpulkan bahwa: 

1. Dalam peristiwa radiasi, kalor berpindah dalam bentuk


cahaya, karena cahaya dapat merambat dalam ruang
hampa, maka kalor pun dapat merambat dalam ruang
hampa;
2. Radiasi kalor dapat dihalangi dengan cara memberikan
tabir/penutup yang dapat menghalangi cahaya yang
dipancarkan dari sumber cahaya.

Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara.

Asas Black

Dua buah benda yang berbeda suhunya jika dicampur maka benda yang
bersuhu rendah akan menyerap kalor dan benda yang bersuhu tinggi akan
melepas kalor. Sesuai dengan asas Black menyatakan bahwa besarnya kalor
yang diserap sama dengan kalor yang dilepas.
Q lepas = Q terima
mxcxΔT=mxcxΔT

Contoh Soal 1

Sepotong es bermassa 100 gram bersuhu 0°C dimasukkan kedalam


secangkir air bermassa 200 gram bersuhu 50°C.

Jika kalor jenis air adalah 1 kal/gr°C, kalor jenis es 0,5 kal/gr°C, kalor lebur
es 80 kal/gr dan cangkir dianggap tidak menyerap kalor, berapa suhu akhir
campuran antara es dan air tersebut?

Pembahasan:
Soal di atas tentang pertukaran kalor / Asas Black. Kalor yang dilepaskan air
digunakan oleh es untuk mengubah wujudnya menjadi air dan sisanya
digunakan untuk menaikkan suhu es yang sudah mencair tadi.

Anda mungkin juga menyukai