Bila gerakan dimulai dari A maka satu getaran menempuh lintasan A-B-C-B-
A.
1. 1. Amplitudo
2. 2. Frekuensi
Keterangan :
n = banyaknya getaran/gelombang
t = waktu (s)
3. 3. Periode
Keterangan :
n = banyaknya getaran/gelombang
t = waktu (s)
Gelombang
1. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah Gelombang yang memerlukan medium
dalam perambatannya (mediumnya dapat berupa udara, zat cair
maupun zat padat)
2. Gelombang Elektromagnetik
1. Gelombang Transversal
2. Gelombang Longitudinal
Panjang Gelombang
Keterangan :
v = kecepatan gelombang(m/s²)
λ= panjang gelombang (m/s)
T = periode gelombang (s)
f = frekuensi gelombang (hertz)
Contoh Soal
Jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu sekon disebut cepat rambat
gelombang. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v dan satuannya
m/s atau m s-1. Hubungan antara v, f, λ, dan T adalah sebagai berikut :
Contoh Soal
Seutas tali yang panjangnya 8 m direntangkan lalu digetarkan. Selama 2
sekon terjadi gelombang seperti pada gambar berikut! Tentukan λ, f, T, dan
v.
Penyelesaian :
Dari gambar terjadi gelombang sebanyak 4 λ.
Berarti : 4λ= 8 m sehingga λ = 8/4 = 2 m
Selama 2 sekon terjadi 4 λ atau selama 1 sekon terjadi 2λ
Jadi, f = 2 gelombang / sekon atau f = 2 Hz
T = 1/f = 1/2 sekon sehingga v =λ f = 2 m x 2 Hz = 4 ms -1
Cahaya
Kecepatan cahaya merambat dalam ruang hampa udara adalah 3x10⁸ m.s
Sifat-Sifat Cahaya
1. merambat lurus
2. dapat dipantulkan
3. dapat dibelokkan/dibiaskan
pembelokan arah rambatan cahaya pada saat cahaya penembus
dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
4. dapat digabungkan
5. dapat merambat di ruang hampa
6. Cahaya merupakan Gelombang Elektromagnetik
Berkas Cahaya
Hukum Snellius
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu
bidang datar.
2. Sinar datang dari medium rapat ke medium kurang rapat
dibiaskan menjauhi garis normal, dan sinar datang dari garis
renggang ke medium rapat dibiaskan mendekati garis normal.
Cermin Datar
Cermin adalah benda padat yang salah satu sisinya halus dan mengkilap
yang dilapisi amalgam perak sehingga memantulkan seluruh cahaya yang
datang.
dengan:
s = Jarak benda terhadap cermin
s' = Jarak bayangan terhadap cermin
Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sama besar, tegak,
berkebalikan, jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke
cermin, maya.
Rumus banyaknya bayangan dari beberapa cermin datar (n) yang
membentuk sudut tertentu (α) adalah :
n = 360/ α – 1
Keterangan :
n = banyaknya bayangan
α = sudut yang dibentuk
Nomor Ruang
Selain penggunaan diagram sinar dan tiga sinar istimewa, agar lebih
mudah memahami letak benda dan letak bayangan, kamu dapat
memahami pembagian nomor ruang pada cermin lengkung (Dalil
Esbach). Pembagian nomor ruang pada cermin cekung,
dengan :
s : jarak benda
s’: jarak bayangan
h : tinggi benda
h’: tinggi bayangan
f : jarak fokus
M : Pembesaran bayangan
R : jari-jari cermin
Catatan:
h' positif (+) menyatakan bayangan adalah tegak (dan maya)
h' negatif (-) menyatakan bayangan adalah terbalik (dan nyata)
Contoh Soal
Sebuah benda diletakkan 10 cm di depan cermin cekung. Jika jarak
fokus cermin tersebut 6 cm, tentukan jarak bayangan yang dibentuk,
nyatakan sifat-sifatnya dan buatlah gambar diagram sinarnya!
Diketahui:
Jarak benda (s) = 10 cm (di ruang II)
Jarak fokus cermin = 6 cm
Ditanyakan: jarak bayangan (s'), sifat bayangan, dan gambar diagram
Jawab:
Jarak bayangan
Perbesaran bayangan
Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin yang bentuknya melengkung seperti
bagian luar bola. Cermin cembung (konveks) biasa disebut cermin
negatif karena bersifat menyebarkan sinar cahaya (divergen).
Sinar-sinar istimewa dari cermin cembung :
dengan :
s : jarak benda
s’: jarak bayangan
h : tinggi benda
h’: tinggi bayangan
f : jarak fokus
M : Pembesaran bayangan
R : jari-jari cermin
harga f dan R bernilai negatif
Contoh Soal
Sebuah cermin cembung memiliki jari-jari kelengkungan 30 cm. Jika
benda diletakkan pada jarak 10 cm di depan cermin cembung,
tentukan jarak bayangan yang dibentuknya, nyatakan sifat-sifatnya,
dan buatlah gambar diagram sinar!
Diketahui:
Jarak benda (s) = 10 cm (di ruang I)
Jarak fokus cermin (f) = 1/2 jari-jari kelengkungan = 1/2 × 30 cm =
15 cm
Jawab:
Jarak bayangan
Perbesaran Bayangan
Lensa Cembung
lensa cembung bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggir.
4. Suatu sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) di depan lensa
akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
5. Suatu sinar datang melalui pusat optik lensa (O) akan diteruskan
tanpa dibiaskan.
7. Sinar datang seolah- olah menuju titik fokus pasif (F) di depan
lensa akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
Sinar datang melalui pusat optik lensa (O) akan diteruskan tanpa dibiaskan.
Persamaan Lensa
Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, jari-jari cermin, fokus
cermin dan pembesaran benda pada lensa adalah sebagai berikut:
dengan :
s : jarak benda
s’: jarak bayangan
h : tinggi benda
h’: tinggi bayangan
f : jarak fokus
M : Pembesaran bayangan
R : jari-jari lensa
Pada lensa cembung, titik fokus bernilai positif (sama seperti pada
cermin cekung), sedangkan pada lensa cekung, titik fokus bernilai
negatif (sama seperti pada cermin cembung).
Kuat Lensa
Kemampuan lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar
disebut kuat lensa (D) dan memiliki satuan dioptri. Kuat lensa
merupakan kebalikan dari panjang fokus. Secara matematis dapat
dinyatakan sebagai berikut:
D = 1/f
Ketika kamu melihat benda yang berada pada jarak jauh, otot siliaris akan mengalami
relaksasi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih datar atau mata melihat
tanpa berakomodasi. Ketika kamu melihat benda yang berada pada jarak dekat, otot
siliaris akan mengalami kontraksi. Hal ini akan menyebabkan lensa mata menjadi lebih
cembung. Pada kondisi ini mata dikatakan berakomodasi maksimum. Dengan
mengubah kecembungan lensa, lensa dapat menangkap bayangan yang jelas pada
jarak jauh atau dekat yang selanjutnya bayangan tersebut akan dibentuk di retina.
4. Retina
Cahaya yang melewati lensa selanjutnya akan membentuk
bayangan yang kemudian ditangkap oleh retina. Retina merupakan
sel yang sensitif terhadap cahaya matahari atau saraf penerima
rangsang sinar (fotoreseptor) yang terletak pada bagian belakang
mata. Retina terdiri atas dua macam sel fotoreseptor, yaitu sel
batang dan sel kerucut.
Sel kerucut memungkinkan kamu melihat warna, tetapi
membutuhkan cahaya yang lebih terang dibandingkan sel batang.
Sel batang akan menunjukkan responsnya ketika berada pada
tempat yang redup. Sel batang mampu menerima rangsang sinar
tidak berwarna, jumlahnya sekitar 125 juta. Sel kerucut mampu
menerima rangsang sinar yang kuat dan warna, jumlahnya 6,5 - 7
juta.
dengan:
PH = Kekuatan lensa kacamata untuk hipermetropi (dioptri atau
D)
s = Jarak benda di depan kacamata (cm)
PP (Punctum Proximum) = titik dekat mata seseorang (cm)
Contoh Soal
Titik dekat mata seseorang terletak pada jarak 120 cm di depan
matanya. Untuk melihat dengan jelas suatu benda yang terletak
30 cm di depan mata, berapa kekuatan lensa kacamata yang
harus digunakan?
Diketahui: PP = 120 cm s = 30 cm
Jawab:
Jika jarak benda s tidak disebutkan dalam soal, nilai s diambil dari
titik dekat mata normal, yaitu 25 cm, sehingga persamaan
kekuatan lensa untuk hipermetropi menjadi:
PM = - 100 / PR
Contoh Soal
Seseorang hanya mampu melihat jelas benda di depan matanya
paling jauh 100 cm. Berapa kekuatan kacamata orang tersebut?
Diketahui : PR = 100 cm
Jawab:
PM=-100/PR = - 100/100 = -1D
3. Buta Warna
Buta warna merupakan suatu kelainan pada mata yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu
warna tertentu. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada
yang buta warna total dan buta warna sebagian. Buta warna total
hanya mampu melihat warna hitam dan putih saja, sedangkan
buta warna sebagian tidak dapat melihat warna tertentu, yaitu
merah, hijau, atau biru.
4. Presbiopi
Presbiopi disebut juga rabun jauh dan dekat atau rabun tua,
karena kelainan mata ini biasanya diderita oleh orang yang sudah
tua. Kelainan jenis ini membuat si penderita tidak mampu melihat
dengan jelas benda-benda yang berada di jarak jauh maupun
benda yang berada pada jarak dekat. Hal tersebut diakibatkan
oleh berkurangnya daya akomodasi mata. Kelainan ini biasanya
diatasi dengan kacamata rangkap, yaitu kacamata cembung dan
cekung.
5. Astigmatisma
Astigmatisma atau dikenal dengan istilah silinder adalah sebuah
gangguan pada mata karena penyimpangan dalam pembentukan
bayangan pada lensa. Hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang
tidak dapat memberikan gambaran atau bayangan garis vertikal
dengan horizontal secara bersamaan. Penglihatan si penderita
menjadi kabur. Untuk mengatasi gangguan ini, dapat
menggunakan lensa silindris.
Alat Optik
1. Kamera
Kamera memiliki diafragma dan pengatur cahaya (shutter) untuk
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam lensa. Dengan jumlah
cahaya yang tepat akan diperoleh foto atau gambar yang jelas.
Sementara itu, untuk memperoleh foto yang tajam dan tidak kabur
perlu mengatur fokus lensa. Cahaya yang melalui lensa kamera
tersebut memfokuskan bayangan benda pada film foto.
Hasil bayangannya nyata, terbalik, dan lebih kecil dari benda aslinya.
3. Mikroskop
Mikroskop memiliki dua lensa utama, yaitu lensa okuler dan lensa
objektif, keduanya berupa lensa cembung.
4. Teleskop
Teleskop adalah alat optik yang dapat membuat benda-benda
yang berada pada tempat yang jauh menjadi terlihat dekat.
Teleskop dapat berupa teleskop bias dan teleskop pantul
Klasifikasi Materi
Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Pada
prinsipnya terdapat tiga wujud zat yaitu : zat padat, zat cair dan zat gas.
Wujud Zat
1. Zat Padat
Zat padat mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
2. Zat Cair
3. Zat Gas
1. Perubahan Fisika
Perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat baru
disebut perubahan fisika. Komposisi materi tersebut juga tidak akan
berubah, misalnya es yang mencair.
Baik dalam bentuk padat maupun dalam bentuk cair keduanya
tetaplah air, yaitu H2 O. Contoh perubahan fisika antara lain menguap,
mengembun, mencair, membeku, menyublim, melarut, serta
perubahan bentuk lainnya.
Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak disertai dengan terbentuknya zat
baru.
2. Perubahan Kimia
Kayu sebelum dibakar mengandung serat selulosa, tetapi setelah
dibakar berubah menjadi arang atau karbon. Dengan demikian,
pada proses pembakaran kayu diperoleh zat baru yang memiliki
sifat berbeda dengan zat sebelumnya. Proses pembakaran kayu
yang mengakibatkan terbentuknya zat baru merupakan salah satu
contoh perubahan kimia.
Contoh lain perubahan kimia yang sering terjadi di alam adalah
proses perkaratan besi. Besi sebelum berkarat merupakan unsur
Fe, tetapi besi setelah berkarat berubah menjadi senyawa Fe2O3,
nH2 O. Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan bahwa
perubahan kimia adalah perubahan zat yang menghasilkan zat
baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya. Zat
baru yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan adanya
perubahan komposisi materi. Perubahan tersebut dapat berupa
penggabungan sejumlah zat atau peruraian suatu zat
Berlangsungnya perubahan kimia dapat diketahui dengan ciri-ciri
sebagai berikut.
(1) Terbentuknya zat baru.
(2) Terbentuknya gas
(3)Terbentuknya endapan
(4) Terjadinya perubahan warna
(5) Terjadinya perubahan suhu.
Perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat menghasilkan atau membentuk zat
baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya
Keterangan:
(p dibaca “rho”) = massa jenis (kg/m³)
V = volume (m³)
m = massa (kg)
Zat Cair
Darah 1060
Bensin 680
Zat Gas
Udara 1,293
Helium 0,1786
Hidrogen 0,08994
Zat Padat
Es 920
Alumunium 2700
Emas 19300
Tembaga 8900
Timah 11300
Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya zat cair dalam pipa kapiler
(celah sempit).
Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih
tinggi daripada tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik
dalam pipa kapiler. Jika diameter pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan
air dalam pipa kapiler makin tinggi.
Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih
rendah dari yang lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih
besar dari pada adhesi partikel raksa dan partikel gelas.
Peristiwa Kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air
yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi
panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada
air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari
bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung
pada kayu menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.
Kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang
dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah
kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
Keterangan:
Q = Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan (joule)
m = Massa zat (kg)
c = Kalor jenis zat (joule/kg °C)
Δt = Perubahan suhu (°C)
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur
menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu
suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang
dilepaskan oleh suatu zat? Semua benda dapat melepas dan menerima kalor.
Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung
melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu
lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk
menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan
berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian,
dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum,
maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika
suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya.
Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat,
juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu
zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut
Kalor dapat mengubah suhu suatu benda dan merubah wujud suatu
Keterangan:
Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)
m = massa zat (kg)
U = kalor uap (joule/kg)
L = kalor lebur (joule/kg)
Contoh Soal 1
Air bermassa 100 gram berada pada suhu 20° C dipanasi hingga mendidih.
Jika kalor jenis air adalah 4200 J/kg ° C tentukan jumlah kalor yang
diperlukan, nyatakan dalam satuan joule!
Pembahasan
m = 100 gram = 0,1 kg
c = 4200 J/kg °C
T1 = 20°C
T2 = 100°C
Contoh Soal 2
Jika kalor jenis es = 2.100 J/(kgºC) ,kalor jenis air 4.200 J/(kgºC) ,dan kalor
lebur es = 340.000 J/kg, maka pada saat perubahan wujud terjadi
diperlukan kalor sebanyak...
Pembahasan:
Q=mxL
Q = 0,5 kg x 340.000 J/kg
Q = 170.000J
Q = 170 kJ
Perpindahan Kalor
Secara alami kalor berpindah dari zat yang suhunya tinggi ke zat yang
suhunya rendah. Bahan yang mampu menghantarkan panas dengan baik
disebut konduktor. Bahan yang menghantarkan panas dengan buruk
disebut isolator.
Ditinjau dari cara perpindahannya, ada tiga cara dalam perpindahan kalor
yaitu Konduksi, Konveksi dan Radiasi
Cobalah membakar ujung besi dan ujung besi lainnya kamu pegang, setelah
beberapa lama ternyata ujung besi yang kamu pegang lama kelamaan terasa
semakin panas. Hal ini disebabkan adanya perpindahan kalor yang melalui
besi. Peristiwa perpindahan dari ujung besi kalor yang dipanaskan ke ujung
besi yang kamu pegang mirip dengan perpindahan buku, dimana molekul-
molekul besi yang menghantarkan kalor tidak ikut berpindah. Perpindahan
kalor seperti ini dinamakan perpindahan kalor secara hantaran atau
konduksi.
Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami
perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan
perpindahan partikel-partikelnya.
Konveksi adalah perpindahan kalor melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah
Arus konveksi dapat kamu temui di pantai, berupa angin laut dan angin
darat.
1. Siang Hari
Daratan lebih cepat panas daripada lautan (kalor
jenisnya kecil), udara di atas daratan ikut panas dan
bergerak naik, digantikan oleh udara dari lautan.
Dengan demikian, terjadilah angin laut.
2. Malam Hari
Daratan lebih cepat mendingin daripada lautan, udara di
atas lautan lebih hangat dan bergerak naik, digantikan
oleh udara dari daratan. Dengan demikian, terjadilah
angin darat
Contoh Lain:
Asas Black
Dua buah benda yang berbeda suhunya jika dicampur maka benda yang
bersuhu rendah akan menyerap kalor dan benda yang bersuhu tinggi akan
melepas kalor. Sesuai dengan asas Black menyatakan bahwa besarnya kalor
yang diserap sama dengan kalor yang dilepas.
Q lepas = Q terima
mxcxΔT=mxcxΔT
Contoh Soal 1
Jika kalor jenis air adalah 1 kal/gr°C, kalor jenis es 0,5 kal/gr°C, kalor lebur
es 80 kal/gr dan cangkir dianggap tidak menyerap kalor, berapa suhu akhir
campuran antara es dan air tersebut?
Pembahasan:
Soal di atas tentang pertukaran kalor / Asas Black. Kalor yang dilepaskan air
digunakan oleh es untuk mengubah wujudnya menjadi air dan sisanya
digunakan untuk menaikkan suhu es yang sudah mencair tadi.