6228 20229 1 PB
6228 20229 1 PB
WHO, 2018). Cakupan Air Susu Ibu (ASI) oksitosin setelah melahirkan. Pijat oksitosin
ekslusif di Indonesia sebesar 37,3%,angka bisa dibantu pijat oleh ayah atau nenek bayi.
tertinggi di Provinsi Bangka Belitung Pijat oksitosin ini dilakukan untuk
56,7%, angka terendah di Provinsi NTB merangsang refleks oksitosin atau reflek
20,3%,sedangkan di Provinsi Jawa Tengah let-down. Selain itu manfaat pijat oksitosin
sebesar 32,7%. Data tersebut masih untuk memberikan kenyamanan pada ibu,
dibawah targetnasional ASI ekslusif yaitu mengurangi bengkak, mengurangi
sebesar 80% (Kementrian Kesehatan RI, sumbatan ASI, merangsang pelepasan
2018). hormon oksitosin, mempertahankan
produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit
Hormon yang sangat berperan dalam (Wulandari, 2020).
produksi dan pengeluaran ASI adalah
hormon prolaktin dan oksitosin. Untuk Menurut penelitian yang dilakukan oleh
merangsang pengeluaran hormon tersebut (Darmasari, Putri, & Rahmadaniah, 2019)
dapat dilakukan dengan pijat oketani, pijat didapatkan jumlah rata-rata produksi ASI
marmet, akupresur ST 17 dan ST 18, pijat ibu nifas diberikan kombinasi teknik
arugaan dan piat oksitosin. Semuanya marmet dan pijat oksitosin sebanyak
memiliki manfaat dan mekanisme masing- 1.113ml sedangkan rata-rata produksi ASI
masing (Monika, 2014). Ada beberapa ibunifas yang tidak diberikan perlakukan
faktor yang dapat mempengaruhi adalah 0.547ml. hasil statistik menunjukkan
kelancaran produksi dan pengeluaran ASI kombinasi teknik marmet dan pijat
yaitu perawatan payudara frekuensi oksitosin dapat meningkatkan produksi ASI
penyusuan, paritas, stress, penyakit atau pada ibu post partum. Tujuan studi kasus ini
kesehatan ibu, konsumsi rokok atau adalah untuk menganalisa pengaruh pijat
alkohol, pil kontrasepsi, asupan nutrisi. marmet dan oksitosin pada ibu post partum.
Perawatan payudara sebaiknya dilakukan
segera setelah persalinan (1-2 hari), dan METODE
harus dilakukan ibu secara rutin. Dengan
pemberian rangsangan pada otot-otot Studi kasus ini menggunakan desain studi
payudara akan membantu merangsang kasus deskriptif dengan pendekatan asuhan
hormon prolaktin untuk membantu keperawatan.Intervensi yang dilakukan
produksi air susu (Sulaeman, Lina, adalah penerapan kombinasi pijat marmet
Masadah, & Purnamawati, 2019). dan oksitosin pada ibu post partum sectio
caesarea yang dilakukan pada hari pertama
Pijat marmet adalah kombinasi cara selama 3 hari perawatan. Evaluasi
memerah ASI dan memijat payudara dilakukan setiap hari setelah implementasi.
sehingga reflrkd pengeluaran ASI bisa
meningkat. Teknik memerah ASI dengan Subjek studi kasus adalah pasien post
cara marmet mempunyai tujuan untuk partum sectio caesarea yang sesuai dengan
mengosongkan ASI sari sinus latiiferus yang kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
letaknya tepat dibawah areola sehingga di inklusisampel ini adalah pasien yang
harapkan dengan mengosongkan ASI dari bersedia menjadi responden, hari pertama
sinus latiferes hormon prolaktin akan sampai ketiga pasca persalinan, kondisi
terangsang sehingga memicu terjadinya psikologis ibu baik dan tidak memiliki
penigkatan produksi ASI (Widiastuti, penyakit sistemik. Kriteria eksklusi sampel
Arifah, & Rachmawati, 2015).Pijat oksitosin ini adalah ibu hamil yang memiliki penyakit
adalah pemijatan pada sepanjang kedua sisi sistemik. Subjek studi ini berjumlah 3 orang
tulang belakang dan merupakan usaha yang didapatkan secara amlidental. Studi
untuk merangsang hormon prolaktin dan kasus ini dilakukan di Ruang Obstetri RSUP
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 61-68 63
Septiani Rinti Selistiyaningtyas - Pemberian Pijat Marmet Dan Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea
Dr. Kariadi Semarang. Studi kasus dilakukan responden yang memenuhi kriteria inklusi
mulai bulan Januari sampai Februari 2020. dengan tujuan responden mengetahui
Implementasi dilakukan selama 3 hari pada maksud dan tujuan penelitian, tanpa nama
pagi hari dengan durasi ±50 menit yang (Anonymity), dan kerahasiaan identitas
didampingi oleh keluarga. subjek penelitian sangat dijaga demi
melindungi hak-hak subjek penelitian dan
Produksi ASI diukur menggunakan botol keamanannya.
susu atau wadah dan spuit 1ml. Instrumen
yang digunakan dalam pelaksanaan pijat HASIL
marmet dan oksitosin antara lain baby oil,
kapas dan handuk. Prosedur pengambilan Tabel 1.1
data dilakukan dengan pengkajian, Karakteristik Kasus
Responden Usia Status Jumlah
menentukan diagnosa keperawatan dan Obstetri Produksi
intervensi, melakukan implementasi ASI (ml)
kombinasi pijat marmet dan oksitosin, dan No. 1 22 tahun A0P1 0
melakukan evaluasi. Intervensi pada studi No. 2 35 tahun A0P2 0
kasus ini dilakukan pada hari pertama ibu No. 3 24 tahun A0P2 0
post partum. Sebelum dilakukan pemberian
kombinasi pijat marmet dan oksitosin Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan
dilakukan perawatan pada payudara ibu, bahwa pada saat dilakukan pengkajian pada
setelah itu responden duduk dengan hari pertama post SC, ketiga pasien belum
nyaman dengan bersandar pada keluarga, adanya produksi ASI pada kedua payudara
melumuri kedua tangan dengan sedikit ibu. Pada saat pengkajian yang dilakukan
baby oil, memijat pada kedua sisi tulang pada payudara ibu belum terasa keras.
belakang dengan ibu jari dengan gerakan
melingkar kecil sampai dibagian batas Hasil studi yang didapatkan usia responden
bawah bra ibu, pijat oksitosin dilakukan antara 22 tahun sampai 35 tahun dengan
selama 3 menit dan diulang sebanyak 3 kali. status obstetri yang berbeda. Berat badan
Setelah itu dilakukan pijat marmet pada bayi pada ketiga responden cukup yaitu
kedua payudara ibu, pertama meletakkann lebih dari 2.500 gram dan dilahirkan
ibu jari dan dua jari lainnya (jari telunjuk dengan cukup bulan. Hasil pengkaian
dan jari tengah sekitar 1 cm hingga 1,5 cm didapatkan keluhan yang dirasakan dari
dari areola, mendorong ke arah dada ketiga respnden yaitu pada hari pertama
denggan menggunakan kedua jari dan ibu pos SC belum berani untuk miring kanan
jari hingga dapat menekan sinus laktiferus, dan kiri karena masih merasakan nyeri. ASI
mengulang gerakan secara teratur, belum keluar karena ibu belum berani
selanjutnya untuk merangsang refleks untuk menyusui dan payudara ibu juga
keluarnya ASI dengan massage (pemijatan, belum terasa adanya pembengkakan, ketiga
stroke (tekan dan shake (guncang) dengan bayi menangis saat disusui serta tidak
gerakan menekan daerah payudara dari menghisap terus menerus.
bagian atas hingga sekitar puting dengan
tekanan lembut selanjutnya dengarn arah Dari hasil analisis data pasien 1, 2, dan 3
memutar untuk menguncang payudara. didapatkan masalah keperawatan dengan
diagnosa menyusui tidak efektif
Setelah mendapatkan izin, sebelum berhubungan dengan ketidakadekuatan
tindakan dimulai dengan melakukan suplai ASI. Masalah keperawatan ditandai
beberapa prosedur yang berhubungan dengan data mayor yaitu bayi tidak mampu
dengan masalah etika penelitian meliputi melekat pada payudara ibu, ASI tidak
:Lembar persetujuan diberikan kepada menetes/memancar sedangkan untuk data
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 61-68 64
Septiani Rinti Selistiyaningtyas - Pemberian Pijat Marmet Dan Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea
minor yaitu bayi menghisap tidak terus di kursi sehingga proses pemijatan dapat
menerus, bayi menangis saat disusui, dan dilaksanakan dengan nyaman, nyaman
menolak untuk menghisap. Intervensi yang untuk klien dan nyaman untuk peneliti.
diberikan pada responden sesuai (PPNI,
2018) adalah Observasi dengan Identifikasi Pasien dan keluarga sangat kooperatif
kesiapan dan kemampuan menerima dalam menerima informasi mengenai
informasi, identifikasi tujuan atau menyusui serta mengamati pijat marmet
keinginan menyusui. Terapeutik dengan dan oksitosin dengan jelas. Pasien dan
sediakan maeri dan media pendidikan keluarga tampak paham menggenai pijat
kesehatan, jadwalkan pendidikan oksitosin dan marmet, keluarga pasien
kesehatan sesuai kesepakatan, berikan dapat menerapkan kombinasi pijat mermet
kesempatan untuk bertanya, dukung ibu dan oksitosin kepada pasien. Keluarga dan
meningkatkan kepercayaan diri dalam pasien tampak antusias dengan
menyusui, libatkan sistem pendukung: dilibatkannya dalam proses perawatan
suami; keluarga; tenaga kesehatan. Edukasi pasien dan ketiga pasien tampak sangat
dengan Berikan konseling menyusui, nyaman saat silakukan pemijatan namun
jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan sedikit meringis kesakitan pada saat
bayi, ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan dilakukan pemerahan. Setelah dilakukan
perlekatan (lecth on) dengan benar, ajarkan pemijatan dan keluarlah ASI pada pemjatan
perawatan payudara antepartum dengan pertama pada salah satu atau kedua
mengkompres dengan kapas yang telah payudara, pasien tampak senang dan
diberikan minyak kelapa, dan ajarkan semangat untuk menyusui anaknya.
perawatan payudara postpartum dengan
pijat marmet dan oksitosin. Intervensi Faktor pendukung dari studi ini adalah
diberikan tambahan dengan memberikan adanya dukungan penuh yang diberikan
kombinasi pijat oksitosin dan marmet keluarga kepada pasien sehingga pasien
untuk memperlancar pengeluaran ASI pada merasa sangat nyaman dan menjadi lebih
pasien. Tindakan pijat ini merupakan bersemangat dalam melakukan pemijatan.
pengembangan dari intervensi perawatan Keluarga pasien dan pasien yang sangat
payudara postpartum. kooperatif dalam proses pemijatan
sehingga hasil yang didapatkan juga sangat
Kombinasi pijat marmet dan pijat oksitosin maksimal. Beberapa penghambat dan
dilakukan di ruangan pasien pada hari didapatkan adalah, dikarenakan pasien
pertama setelah pasien keluar dari ruang melalui proses persalinan dengan sectio
OP. Pasien mendapatkan pijat mermet dan caesarea sehigga pasien pada proses
pijat oksitosin selama ±50 menit selama 3 pemijatan yang pertama sedikit kurang
hari dengan di dampingi keluarga. Evaluasi nyaman dikarenakan posisi pasien yang
dilakukan pada setiap hari dengan hanya bisa bersandar pada kasus.
pengukuran ASI melalui produksi ASI yang
ditampung dengan menggunakan botol Tabel 1.2
susu atau wadah kemudian diukur dengan
menggunakan alat suntik. Dikarenakan Jumlah Produksi ASI Ibu Nifas yang
adanya keterbatasan gerak pada hari Diberikan Pijat Marmet dan Pijat Oksitosin
pertama pelaksanaan pada pijat marmet
posisi pasien bersandar di kasur, sedangkan Respo Prod Prod Prod Jum
untuk pijat oksitosin pasien bersandar pada nden uksi uksi uksi lah
keluarga dan dilakukanlah pemijatan pada ASI ASI ASI (ml)
punggung pasien. Pada hari kedua dan hari hari hari
ketiga penerapan pasien sudah dapat duduk perta kedu ketig
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 61-68 65
Septiani Rinti Selistiyaningtyas - Pemberian Pijat Marmet Dan Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 61-68 66
Septiani Rinti Selistiyaningtyas - Pemberian Pijat Marmet Dan Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea
penelitian yang dilajukan oleh (Machmudah dengan cukup bulan Berat badan bayi
& Khayati, 2016)dimana pemijatan rendah mempunyai kemampuan
dilakukan terhadap ibu post partum sectio menghisap lebih rendah dibandingkan bayi
caesarea.Ibu post partum dengan seksio yang berat lahir normal (BBL>2500
sesaria tentunya akan mengalami gr).Umur kehamilan dan berat lahir
ketidaknyaman,terutama luka insisipada mempengaruhi produksiASI. Hal ini
dinding abdomen akan menimbulkan rasa disebabkan bayi yang lahir prematur (umur
nyeri. Keadaan tersebut menyebabkan kehamilan kurang dari 34 minggu)sangat
ibuakan mengalami kesulitan untuk lemah dan tidak mampu menghisap secara
menyusuikarena kalau ibu bergerak atau efektif sehinggaproduksi ASI lebih rendah
merubah posisi maka nyeri yang dirasakan dibandingkan bayi cukup bulan(Nabilah,
akan bertambah berat.Rasa sakit yang 2018)
dirasakan oleh ibu akan menghambat
produksioksitosin sehingga akan Berdasarkan studi kasus tindakan
mempengaruhi produksi ASI(Anggraeni, keperawatan untuk meningkatkan produksi
2019). ASI dengan kombinasi pijat marmet dan
pijat oksitosin dengan diagnosa
Hasil studi usia ibu melahirkan pada keperawatan menyusui tidak efektif.
dewasa awal yaitu 20-35 tahun dengan Diagnosa didapatkan dari gejala dan tanda
status paritas yang berbeda, sebanding mayor minor yang muncul pada pasien.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Data mayor yaitu bayi tidak mampu melekat
(Machmudah & Khayati, 2016) dimana usia pada payudara ibu, ASI tidak
yang dilakukan pemijatan pada usia 20-39 menetes/memancar sedangkan untuk data
tahun dengan status primipara. Usia minor yaitu bayi menghisap tidak terus
berpengaruh dalam produksi ASI menerus, bayi menangis saat disusui, dan
dikarenakan 20-35tahun merupakan usia menolak untuk menghisap (PPNI T. P.,
reproduksi sehat, Ibu yang umurnya muda 2017).Setelah dilakukan pijat marmet dan
lebih banyak memproduksi ASI pijat oksitosin pada ketiga pasien
dibandingkan dengan ibu yang sudah mengalami peningkaan jumlah produksi
tua(Soleha, Sucipto, & Izah, 2019). Secara ASI yang ditandai dengan ASI yang mulai
konsep paritas dapat berpengaruh secara menetes/ memancar, bayi sudah mulai
tidak langsung pada prosesmenyusui dan menghisap terus menerus, dan perlekatan
pengeluaran ASI, hal ini karena pada puting saat bayi menghisap sudah
adanyafaktor-faktor eksternal yang turut tepat. Ketiga pasien mengatakan proses
mempengaruhiseperti pengetahuan, menyusui lebih nyaman dilakukan setelah
budaya dan keyakinan, jugapengalaman dilakukan pijat marmet dan pijat oksitosin.
sebelumnya yang telah didapat. Paritas ada Pasien mengatakan jumlah prduksi ASI
kaitannya dengan arahpencarian informasi semakin meningkat setiap harinya, bayi
tentang pengetahuan ibu dalammenyusui. sudah tidak sering menangis saat menyusu
Pengalaman yang diperoleh ibu dan bayi juga kuat dalam menyusu. Pasien
dapatmemperluas pengetahuan seseorang mengatakan saat menyusui terkadang
dalampemberian ASI. Bahwa pengalaman puting terasa nyeri tetapi saat perlekatan
ibu dalammengurus anak berpengaruh ada saat menyusui benar pasien
terhadap pengetahuantentang ASI mengatakan nyaman untuk dirinya dan
eksklusif(Hardiani, 2017) untuk bayinya. Pasien mengatakan setelah
dilakukan pijat marmet dan pijat oksitosin
Hasil studi kasus didapatkan berat badan paien merasa tubuh menjadi lebih rileks,
bayi pada ketiga responden cukup yaitu dimana tubuh yang rileks dapat
lebih dari 2.500 gram dan dilahirkan memperlancar adanya produksi ASI pada
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 61-68 67
Septiani Rinti Selistiyaningtyas - Pemberian Pijat Marmet Dan Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea
ibu.Salah satu faktor yang mempengaruhi kurang menyusui. Pijat oksitosin adalah
jumlah produksi ASI pada hasil studi ini pijat di sepanjang tulang belakang
adalah waktu yang digunakan untuk (vertebra) ke urutan costa ke-6 dan
menunggu pengeluaran ASI setelah merupakan upaya untuk merangsang
dilakukan intervensi dengan waktu ±5-10 hormon prolaktin dan oksitosin setelah
menit. melahirkan. Hormon oksitosin berperan
dalam menenangkan ibu yang
Teknik memerah ASI yang dianjurkan menyebabkan keluarnya ASI (Darmasari,
adalah dengan mempergunakan tangan dan Putri, & Rahmadaniah, 2019).
jari karena praktis, efektif dan efisien
dibandingkan dengan menggunakan Kombinasi pijat oksitosin dan pijat marmet
pompa. Caranya memerah ASI merupakan kombinasi yang diyakini dapat
menggunakan cara Cloe Marmet yang memberikan hasil yang baik pada
disebut dengan Teknik Marmet yang pengeluaran ASI pada ibu post partum.
merupakan perpaduan antara teknik Hormon yang berperan dalam proses
memerah dan memijat. Memerah dengan produksi ASI adalah hormon estrogen dan
menggunakan tangan dan jari mempunyai progesteron yang membantu pematangan
keuntungan selain tekanan negatif dapat alveoli dan hormon prolaktin yang
diatur, lebih praktis dan ekonomis karena berfungsi untuk produksi ASI. Hal ini
cukup mencuci bersih tangan dan jari dikarenakan teknik marmet bertujuam
sebelum memerah ASI. Jika teknik ini unuk mengosongkan ASI dan sinus
dilakukan dengan efektif dan tepat maka laktiferus yang terletak di bawah aerola
tidak akan teijadi masalah dalam produksi sehingga akan mengantarkan impuls ke
ASI maupun cara mengeluarkan ASI hipotalamus di hipofisis anterior untuk
sehingga bayi akan tetap mendapatkan ASI merangsang keluarnya hormon prolaktin
dan penggunaan susu formula di hari- hari dan kemudian merangsang sel-sel alveoli
pertama kelahiran bayi dapat dikurangi untuk memproduksi ASI. Pijat oksitosin
(Yolanda, 2016). Pijat oksitosin adalah bertujuan untuk merangsang hipotala,us di
pemijatan pada tulang belakang yang di hipofisis posterior dan hipofisis anterior,
mulai pada tulang belakang servikal sehingga melepaskan hormon prolaktin
(cervical vertebrae) sampai tulang belakang untuk memproduksi ASI dan hormon
torakalis dua belas, dan merupakan usaha oksitosin untuk merangsang sel alveoli dan
untuk merangsang hormon prolaktin dan sel micepitel untuk mengeluarkan ASI
oksitosin setelah melahirkan.Pijatan ini (Darmasari, Putri, & Rahmadaniah, 2019).
berfungsi untuk meningkatkan hormon
oksitosinyang dapat menenangkan ibu, SIMPULAN
sehingga ASI pun keluar dengan sendirinya.
Pijat oksitosin dapat meningkatkan Berdasarkan analisa yang dilakukan oleh
produksi ASI dengan cara mengurangi penulis, disimpulkan bahwa penerapan
tersumbatnya saluran produksi ASI kombinasi pijat marmet dan dan pijat
sehingga memperlancar pengeluaran ASI oksitosin efektif untuk meningkatkan
(Italia & Yanti, 2019). produksi ASI pada ibu post partum. Pijat
marmet dan pijat oksitosin ini merupakan
Salah satu metode alternatif yang dapat salah satu cara dari beberapa tindakan
digunakan dalam penanganan masalah nonfarmakologis lainnya yang dapat
produksi ASI dengan memerah ASI dengan membatu merangsang pengeluaran ASI.
teknik marmet, kombinasi dari teknik Ada peningkatan pada pengeluaran ASI
memerah dan pijat. Sedangkan pijat setelah dilakukan penerapan pijat selama 3
oksitosin merupaka solusi untuk mengatasi hari terhadap pengeluaran air susu ibu pada
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 1, April 2021/ page 61-68 68
Septiani Rinti Selistiyaningtyas - Pemberian Pijat Marmet Dan Oksitosin Untuk Meningkatkan Produksi ASI Pada
Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea
ibu post partum ditandai adanya Nabilah, T. J. (2018). Analisis Faktor yang
pengeluaran ASI yang cukup dengan rerata Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI Berbasis Precede
1,167 ml. Proceed Model. Perpustakaan Universitas
Airlangga .
UCAPAN TERIMA KASIH Pangestu, S., Wulandari, & Achmad. (2017).
Pengaruh Teknik Marmet Dan Pijat Oksitosin
Penulis mengucapkan terimakasih pada Terhadap Produksi Asi Ibu Post Partum
kedua pasien yang telah bersedia menjadi Normal Di Rumah Bersalin Mardi Rahayu
responden. Semarang. Stikes Tlogorero Volume 6 .
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keprawatan
REFERENSI Indonesia (Definisi dan Indikator Diagnostik).
Jakarta: DPP PPNI.
Anggraeni, F. P. (2019). Hubungan Intensitas Nyeri PPNI, T. P. (2018). Standar intervensi Keperawatan
Dengan Produksi ASI Pada Ibu Post Sectio Indonesia (Definisi dan Tindakan
Caesarea di Rumah Sakit "Aisyiyah Muntilan. Keperawatan). Jakarta: DPP PPNI.
Universitas Muhammadiyah Magrlang , 50-62. Sakti, E. S. (2018). Menyusui Sebagai Dasar
Darmasari, S., Putri, E., & Rahmadaniah, I. (2019). Kehidupan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Effectiveness of The Combination of Marmet Sholihah, A. M. (2017). Penerapan Teknik Marmet
Technique and Oxytocin Massage Against The Dan Pijat Oksitosin Dengan Minyak Lavender
Breast Milk Production of Mother Postpartum. Untuk Meningkatkan Produksi Asi Ibu Post
JKK, Vol. 6, No. 3 , 110-114. Partum Di Bpm Hj. N. Lusi Sumartini, S.St
Hardiani, R. S. (2017). Status Paritas dan Pekerjaan Kedawung. Stikes Muhammadiyah Gombong .
Ibu Terhadap Pengeluaran ASI pada Ibu Soleha, S. N., Sucipto, E., & Izah, N. (2019). Pengaruh
Menyusui 0-6 Bulan. NurseLine Jurnal Vol. 2 Perawatan Payudara Terhadap Produksi ASI
No. 1 , 44-51. Ibu Nifas. 9Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 6 No.2
Italia, & Yanti, M. S. (2019). Pegaruh pijat Oksitosin , 98-106.
Terhadap Prduksi ASI pada Ibu Post Partum Di Sulaeman, R., Lina, P., Masadah, & Purnamawati, D.
BPM Meli R. Palembang Tahun 2018. Jurnal (2019). Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Kesehatan dan Pembangunan, Vol. 9, No. 17 , Pengeluaran ASI pada Ibu Postpartum
37-46. Primipara. Jurnal Kesehatan Prima, Vol. 13, No.
Jauhari, I., Fitriani, R., & Bustami. (2018). 1 , 10-17.
Perlindungan Hak Anak Terhadap Pemberian Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis
Air Susu Ibu (ASI). Yogyakarta: Penerbit Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Deepublish. Diagnostik. Jakarta: DPP PPNI.
Lieni, L., Nurul W, M., & Admini. (2018). Peningkatan Widiastuti, A., Arifah, S., & Rachmawati, R. (2015).
Pengeluaran Asi Dengan Kombinasi Pijat Pengaruh Teknik Marmet Terhadap
Oksitosin Dan Teknik Marmet Pada Ibu Post Kelancaran Air Susu Ibu dan Kenaikan Berat
Partum (Literatur Review). Jurnal Kebidanan Badan Bayi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.
Vol. 8 No.2 . 9 No.4 , 315-319.
Machmudah, & Khayati, N. (2016). Kombinasi Pijat Wiji, R. N. (2013). Asi dan Pedoman Ibu Menyusui.
Oketani dan Oksitosin terhadap Parameter Yogyakarta: Nuha Medika.
Prosuksi ASI pada Ibu Post Seksio Sesarea di
Rumah Sakit Wilayah Kota Semarang . Jurnal Wulandari, N. F. (2020). Happy Eksklusive
Kesehatan . Breastfeeding. Yogyakarta: Laksana.
Machmudah, & Khayati, N. (2016). Produksi ASI Ibu Yolanda, D. (2016). Perbedaan Produksi ASI
Post Seksio Sesarea yang Dilakukan Pijat sebelum-Sesudah dilakukan kombinasi Breast
Oketani dan Oksitosin. Jurna Kesehatan . Care dan Teknik Marmet Pada Ibu Post SC.
'Afiyah Vol. 3 No. @ , 16-21.
Monika, F. B. (2014). Buku Pintar ASI dan Menyusui .
Jakarta: Noura Books.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.