Anda di halaman 1dari 10

HAND OUT

KOMPETENSI DASAR :
MENGEVALUASI KERJA BATERAI

Dibuat oleh : RURY RIZKI HARTON OKTAFANO


Nomer Peserta PPG : 19050358610013
Kode Kelas : UM-S42019-KELAS A-PPP-427- UM-S42019-KELAS A
1. KOMPETENSI DASAR
3.15 Mengevaluasi kerja baterai
4.15 Merawat baterai

2. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.15.1 Mendiagnosa cara kerja baterai
3.15.2 Mendeteksi kerusakan baterai
4.15.1 Melakukan perawatan baterai
4.15.2 Mengontrol hasil perawatan baterai

3. MATERI POKOK
1) Fungsi Baterai
Baterai berfungsi sebagai energi listrik pada kendaraan, namun bila kita amati
lebih detail, maka fungsi baterai adalah memberikan tenaga listrik yang cukup
untuk :

1. Menghidupkan mobil ( sistem trainer )


2. melayani sistem pengapian
3. melayani sistem penerangan dan kebutuhan lainnya.

2) Konstruksi Baterai
Baterai terdiri dari beberapa sel. Setiap sel terdiri dari plat positif da plat negatif.
Bahan aktif dari plat positif adalah timbal dioksid ( Pb O 2 ) yang berwarna coklat
gelap, sementara bahan aktif dari plat negatif adalah timbal ( Pb ) yang
berwarna abu – abu metalik. Plat positif dan plat negatif dibuat dari logam timbal
berpori dengan maksud untuk mempermudah reaksi kimia pada permukaan
berpori tersebut.

Sementara itu, di dalam kotak sel selain plat positif dan plat negatif juga terdapat
elektrolit ( H2 SO4 ) dan menghasilkan tegangan sebesar 2,1 volt.
Gb. Konstruksi dan bagian-bagian baterai

a. Proses Elektrokimia Pada Saat Penngisian Dan Pemakaian.


1. Baterai Diberi Arus Penuh ( Diisi )
Dalam kondisi terisi penuh plat – plat
baterai adalah plat positif => timbal
dioksida ( Pb O2 ) dan plat negatif =>
timbal murni ( Pb ) elektronik baterai =>
asam sulfat ( H2 SO4 ) dengan baterai
jenis elektrolit pada suhu tropis ( 250 -
280 ) => tegangan sel 2,0 volt 1,26 –
1,30 => -1,285 kg/l

Gb. Kondisi plat-plat dan elektrolit baterai saat baterai penuh

2. Baterai Dalam Keadaan Dipakai


Oksigen ( O ) berada pada plat positif
bereaksi dengan hidrogen ( H ) dan
membentuk cair ( H2O ) pada waktu
yang bersamaan.

Timbal ( Pb ) pada plat positif bereasi


dengan sisa asam ( SO4 ) menjadi
timbal sulfat ( Pb SO4 ) juga plat negatif
bereaksi dengan sisa asam ( SO4 )
Gb. Proses elektrokimia saat
baterai dibebani menjadi timbal sulfat ( Pb SO4 )
3. Baterai Dalam Keadaan Kosong
Bila reaksi berlangsung terus menerus
maka arus listrik akan habis . asam
sulfat menjadi dua bagian membentuk
air ( H2O ) dan bagian lain bereaksi
dengan bahan plat dan membentuk
timbal sulfat ( Pb SO4 + ) . berat jenis
elektrolit turun 1,08 kg/l

Gb. Kondisi baterai yang


kosong

4. Pengisian Arus Listrik


Pada saat pengisian arus listrik
keadaannya terbalik. Oksigen dalam
asam baterai bereaksi dengan timbal
plat positif, sisa asam terurai dari plat –
plat dan bereaksi dengan hidrogen
dalam asam baterai. Hal ini akan
membuat besarnya berat jenis air
terurai .
Gb. Proses elektro kimia saat
pengisian arus

3) Pengujian Baterai
Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut :

 Kontrol berat jenis elektrolit, isi bila keadaan baterai tidak terisi penuh.
 Lepaskan kabel tegangan tinggi di tengah – tengah tutup distributor dan
hubungkan ke massa atau body mesin.
 Rangkaikan voltmeter ke terminal positif dan negatif baterai.
 Starter mesin selama 15 detik
 Pada saat starter dilakukan, catat tegangan baterai yang paling kecil pada
waktu starter dilakukan .

 Petunjuk
 Baterai dalam kondisi baik bila dibebani selama 15 menit, maka
penurunan tegangannya tidak lebih dari 9 volt ( untuk baterai 12 volt )
 Pembebanan dengan motor starter, mesin harus dalam keadaan
dingin

4) Perawatan baterai
Perawatan baterai terdiri atas:

a. Memeriksa visual pada baterai.

b. Membersihkan bagian atas baterai, terminal-terminal dan jepitan kabel.

c. Menguji baterai.

d. Mengisi baterai.
a. Pemeriksaan visual baterai

Periksalah baterai dari tanda-tanda korosi, keretakan, dan kebocoran.


Periksa juga tatakannya, terminal-terminal, kabel-kabel, dan level
elektrolitnya.

b. Membuang korosi

Gunakan sikat kawat untuk membersihakan kotoran-kotoran akibat korosi.


Lepakan kabel terminal baterai. Sumbatlah lubang ventilasi pada tutup
dengan menggunakan tusuk gigi atau plester pelindung. Sikatlah dengan
menggunakan larutan baking soda dan air pada bagian atas terminal dan
permukaan baterai.

Gosoklah dengan menggunakan kertas amplas atau sikat kawat pada


menara dan terminal-terminalnya. Lapisilah dengan menggunakan gemuk
non logam. Pasanglah kabel-kabel terminal dan ketatkan dengan baik.
Pasang juga sepatu pelindung terminal. Lepaskan lagi sumbat atau plester
dari lubang tutup ventilasi.

c. Merapikan dudukan baterai

Tempat dudukan baterai harus cukup kuat untuk menahan baterai agar
aman, tetapi tidak terlalu ketat dalam menjepit wadah beterai tersebut.
Pengikatan yang tidak rapi akan mengakibatkan wadah baterai tersebut
rusak/pecah.
d. Memeriksa level elektrolit

Periksalah level elektrolit pada setiap selnya. Pada sebagian besar baterai
terdapat tanda level yang diizinkan (celah, takik, garis, dan sebagainya).
Tambahakan air agar elektrolit tersebut naik ke tanda posisi yang diizinkan.
Jika tidak terdapat tanda level, istilah hingga mencapai jarak sekira 1 cm di
atas permukaan separator. Jangan mengisi air secara berlebihan karena
dapat meluap ke atas akibat tekanan ekspansi.

e. Memeriksa berat jenis

Berat jenis elektrolit pada baterai dapat ditentukan dengan metode


pendekatan pada muatannya. Baterai dengan muatan yang penuh akan
memiliki berat jenis pada kisaran 1,210 – 1,225 (1,210 – 1,225 kali berat
ekuivalen air murni) pada temperature 27°C [80°F].

Selama baterai tersebut digunakan, asam belerang bergabung dengan


bahan plat. Hal ini akan menurunkan persentase asam pada elektrolit.
Dalam keadaan asam belerang lebih berat dibandingkan dengan air,
pengurangan jumlah asam akan mengurangi berat jenis elektrolit.
Pengukuran sampel berat jenis dilakukan dengan menggunakan
hydrometer, yaitu suatu alat untuk memperkirakan nilai muatan.

f. Mengukur berat jenis dengan menggunakan hydrometer

Jika baterai tersebut sudah diestrum, hidupkanlah enjin dalam beberapa


detik untuk mengurangi “muatan permukaan” (elektrolit pada permukaan
baterai yang sewaktu-waktu memiliki muatan sisa yang tinggi).

Jangan menambahkan air sebelum memeriksa berat jenisnya. Jika level


elektrolit terlalu rendah dan tidak memungkinkan hydrometer menyedot
cairan dari dalam baterai, tambahkan air kemudian setrumlah baterai
tersebut atau periksalah setelah beberapa saat kendaraan tersebut
digunakan.

Tempatkan hydrometer pada posisi vertical dan sedotlah elektrolit


secukupnya hingga pelampungnya mengambang. Tekanlah elektrolit hingga
keluar dari tabung hydrometer (posisi mulut tabung masih di dalam lubang),
dan ulangilah beberapa kali untuk menyamakan temperature pelampung
dengan elektrolitnya. Pelampung tidak akan menyentuh bagian atas dan
bawah kerongkongan pelampung. Keluarkan gelelmbung gas dari
permukaan dan kotoran-kotoran yang ada di bagian bawah sebelum
dilakukan pembacaan.

Untuk berat jenis yang tertinggi, pelampung tersebut akan jauh di atas
elektrolit. Tempatkan hydrometer pada posisi yang lurus dengan mata dan
catat tulisan skalanya pada titik yang eksak di mana pelampung tersebut
berada pada elektrolit. Nilali ini akan dikoreksi dalam hubungannya dengan
temperature test standar 27° C [80°F].
g. Kapan menyetrum baterai ?

Apabila pemeriksaan dengan menggunakan hydrometer ternyata hasilnya


menunjukkan baterai tersebut muatannya kurang dari 75 persen (berat jenis
elektrolitnya 1,150 – 1,180), maka dalam hal ini baterai tersebut harus
diestrum. Cobalah untuk mencari sebab-sebab baterai tersebut muatannya
kurang (misalnya setelan regulator tidak jalan, generator/alternator rusak,
baterai rusak, dan sebagainya).

h. Menyetrum baterai

Baterai yang secara fisik kondisinya masih baik, dapat diisi kembali
(disetrum) hingga penuh dengan cara melewatkan sejumlah arus listrik
searah (direct current, DC) terhadap baterai tersebut dalam arah yang
berlawanan dengan pergerakan normal. Penyetruman dapat dilakukan
dengan cara menyetrum cepat atau menyetrum lambat.

1) Menyetrum lambat

Penyetruman lambat dilakukan dengan sejumlah arus yang relatif kecil


(5 - 7 amper) terhadap baterai tersebut dan untuk jangka waktu yang
lama (14 – 16 jam atau lebih).

Hubungkan jepitan positif penyetrum ke terminal positif baterai – colokan


negative ke terminal negatif.

Lepaskan baterai jika sudah terisi penuh. Pengisian yang berlebihan akan
membahayakan baterai tersebut.

2) Penyetruman cepat

Penyetruman cepat memerlukan arus yang relatif besar (50 – 60 amper


untuk baterai 12 volt) dan baterai tersebut akan menghasilkan muatan
yang baik dalam waktu yang singkat (satu hingga dua jam).

Jika dalam satu jam ternyata berat jenis tidak memperlihatkan


peningkatan yang berarti, lakukan metode penyetruman lambat.

3) Penyetruman aliran kecil

Baterai basah (baterai yang menggunakan elektrolit) apabila harus


dilakukan penyimpanan dalam jangka panjang, memerlukan penyetruman
aliran kecil. Penyetruman aliran kecil memerlukan arus yang sangat
rendah, kurang dari satu amper terhadap baterai tersebut.
 Petunjuk
 Pengisian baterai secara cepat hanya dilakukan dalam keadaan yang
terpaksa !

 Carilah sebab – sebab kekosongan baterai pada kendaraan, segera


lakukan perbaikan !

 Pada merek baterai tertentu arus maksimum pengisian cepat adalah


50% dari kapasitas baterai.

 Baterai baru, yang baru diisi elektrolit tidak boleh diisi cepat !

 Baterai yang sudah tua (sulfatisasi) tidak boleh diisi cepat.

 Jika arus pengisian pada amper meter tidak mau naik lagi, meskipun
kita tambah, maka jangan mengisi baterai itu secara cepat.

 Tegangan menguap elektrolit adalah 2,4 volt tiap sel.

 Jangan stel sakelar waktu ke arah yang lebih kecil.

 Gas elektrolit adalah oksigen dan hidrogen yang bersifat mudah


meledak.

4. REFERENSI

a. BUKU MANUAL KENDARAAN

b. TOYOTA NEW STEP, TTEP JAKARTA

c. PERPUSTAKAAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai