Anda di halaman 1dari 59

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU

PENDIDIKAN DI SD INPRES LARAN DESA WEHALI


KECAMATAN MALAKA TENGAH
KABUPATEN MALAKA

OLEH

GONANSIA GREYSONYA MISSA


NPM: 22190209

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa, Oleh karena anugerah-NYA

yang melimpah, Kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penulisan proposal penelitian dengan judul ‘Strategi Kepala

Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di SD Inpres Laran Desa

Wehali Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka’ ini dengan baik.

Proposal penelitian ini diselesaikan guna memenuhi salah satu persyaratan dalam

menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Timor. Perjalanan telah

penulis lalui dalam rangka menyelesaikan penulisan proposal penelitian ini.

Banyak hambatan yang dihadapi dalam penyusunannya, namun berkat kehendak-

Nyalah sehingga penulis berhasil menyelesaikan penyusunan proposal penelitian

ini dan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini patutlah kiranya penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Stefanus Sio, M.P, sekalu Rektor Universitas Timor Kefamenanu.

2. Dr. AP, Aplonia Pala, S,Sos., MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik dan selaku Dosen Pembimbing Utama yang selalu

meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, semangat dan

solusi selama mengerjakan proposal sehingga penulis dapat menyelesaikan

proposal dengan baik.

ii
3. Bapak Yoakim Rembu, S.sos.,M.AP selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara.

4. Bapak Yohanes Fritantus, S.AP.,M.AP selaku dosen Penguji yang selalu

melungkan waktu untuk memberikan arahan selama pengerjaan proposal.

5. Bapak Fidelis Atanus, S.Fil., M.Si selaku pembimbing II yang telah

membimbing penulis serta memberikan saran dalam penyelesaian proposal

penelitian.

6. Para Dosen di lingkup Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

7. Bapak Frans Missa dan Mama Rosa Delima Hoar Klau, serta keluarga

besar yang memberikan semangat, doa dan dukungan kepada penulis.

8. Kakak Sony, Adik Jony, Adik Besty, Adik Isen

9. Teman-teman Ilmu Administrasi Negara angkatan 2019 yang senasib telah

memberikan sumbangan pikiran baik secara langsung maupun tidak

langsung selama penulis menimbah ilmu di Universitas Timor.

Oleh karena itu, penulis dengan lapang dada selalu sabar menanti segala

kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan

proposal penelitian ini. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa

proposal ini masih jauh dari kesempuranaan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagi pihak demi

penyempurnaan proposal ini.

Kefamenanu, Agustus 2023

penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................9
1.3 Rumusan Masalah .....................................................................................9
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................9
1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI


2.1. Strategi .........................................................11
2.2 Kepala Sekolah .......................................................................................15
2.3 Mutu Pendidikan .....................................................................................22
2.4 Penelitian Terdahulu ...............................................................................26
2.5 Kerangka Pikir ........................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................33
3.2 Sumber Data ..........................................................................................33
3.3 Fokus Penelitian ......................................................................................34
3.4 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................37
3.5 Teknis Analisis Data ................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................43

iv
DAFTAR TABEL

Daftar Tabel 1.1 Data Akreditasi SDI Laran ..........................................................4


Daftar Tabel 1.2 Prestasi Akademik dan Non Akademik SDI Laran ......................5
Daftar Tabel 1.1 Detail Sekolah (DAPODIK) Tahun 2023......................................6
Daftar Tabel 1.2 Jumlah Keseluruhan Guru dan Siswa Tahun 2023........................6
Daftar Tabel 1.3 Data Guru SDI Laran Tahun 2023.................................................7
Daftar Tabel 1.4 Fasilitas SDI Laran Tahun 2023....................................................7
Daftar Tabel 1.5 Proses Pembelajaran SDI Laran Tahun 2023................................8
Daftar Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Tahun 2023 ................................................26

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir ....................................................................................31


Gambar 3.1 Analisis Data Model Interaktif …………………………………….42

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepala sekolah adalah merupakan sumber daya atau guru diberi tugas

untuk memimpin suatu sekolah mempunyai kompetisi tertentu dan dapat

menjalankan tugas serta perannya sebagai seorang pemimpin atau kepala

sekolah. Kepala sekolah dalam menjalankan kinerjanya harus

bertanggungjawab atas kepemimpinannya. Dalam pengembangan sekolah,

kepala sekolah memiliki peran yang besar dalam rangka memajukan sekolah.

Kepala sekolah harus menciptakan dan merancang berbagai program kegiatan

untuk mengembangkan sekolah dengan berbagai pihak sekolah lainnya.

Program pengembangan sekolah direncanakan sebagai upaya untuk

meningkatkan mutu sekolah, pendidikan adalah salah satu cara yang

digunakan untuk meningkatkan dan menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas. Lembaga utama didalam pendidikan yaitu sekolah. Sekolah

merupakan salah satu lembaga alternative yang mempunyai visi, misi, tujuan

dan fungsi. Sekolah sebagai sistem mempunyai komponen-komponen yang

saling berkaitan konstribusi dalam pencapaian tujuan.

Perencanaan pendidikan sangat dibutuhkan dalam pengambilan kebijakan

baik pada tingkat nasional maupun regional, selain itu juga dibutuhkan dalam

pengambilan kebijakan ditingkat institusi sekolah, karena sekolah dijadikan

vii
sebagai tempat untuk mempersiapkan generasi muda dalam menjalani masa

depan. Perencanaan pendidikan mempunyai lima fungsi dalam

pengembangan.

Pendidikan yaitu memperkirakan masa depan, memiliki kesempatan yang

terbaik diantara yang baik, sekolah mampu menyusun skala prioritas

kebutuhan yang diperlukan dan sebagai alat ukur kerja sekolah.

Pendidikan secara umum diartikan sebagai usaha untuk membutuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi yang baik berupa potensi jasmani maupun

potensi rohani pada suatu lingkungan masyarakat, sehingga pembangunan

suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya. Berdasarkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

telah dijelaskan, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif

mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai sebagai lembaga

pendidikan formal harus menyelenggarakan pendidikan dengan penuh

tanggungjawab dan kedisiplinan untuk kemajuan pendidikan.

Kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan untuk

melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

nasional. Peningkatan pendidikan khususnya pada ruang lingkup makro

ditentukan oleh operasionalisasi manajemen tingkat sekolah, yang pemeran

utama atau pelaksana utama dalam menjalankan manajemen adalah kepala

viii
sekolah yang dibantu oleh seluruh komunitasnya. Fakta menyebutkan, banyak

ditemukan permasalahan berupa prestasi siswa rendah, kedisiplinan baik

siswa maupun gurunya, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran

serta tata usaha yang lambat dalam melayani kebutuhan siswa. Masalah-

masalah ini membuktikan bahwa kemampuan-kepampuan kepala sekolah

dalam mengelola dan memberdayakan staf masih kurang. Kepala sekolah

mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan maksimal

agar tujuan pendidikan dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.

Permasalahan-permasalahan pendidikan dilingkup makro tersebut

menuntut adanya perbaikan, salah satunya yaitu sistem kepemimpinan kepala

sekolah atau kinerja kepala sekolah. Kepala seoklah dituntut untuk

memimpin dan megelola pendidikan dilingkup makro, sehingga perlu adanya

perbaikan, salah satunya yaitu sistem kepemimpinan kepala sekolah atau

kinerja kepala sekolah. Kepala sekolah dituntut untuk memimpin dan

megelola pendidikan dilingkup makro, sehingga perlu adanya strategi-strategi

yang harus diterapkan dalam kepemimpinannya, karena pada saat ini banyak

kepala sekolah yang hanya menjalankan tugasnya dengan cara-cara yang

masih konfesional tanpa adanya pembaharuan maupun strategi baru dalam

melaksanakan tugasnya. Penerapan strategi dimaksudkan untuk

mempermudah dan memperlancar jalannya program yang sudah direncanakan

sebelomnya agar tujuan dari program tersebut dapat terwujud dan terlaksana

sesuai yang diharapkan. Apabila kepala sekolah melaksanakan programnya

tanpa menyusun startegi-strategi terlebih dahulu bukan berarti program yang

ix
sudah direncanakan dapat berjalan, akan tetapi dalam pencapaian tujuan perlu

waktu yang lebih lama dan hasilnya kurang maksimal, karena strategi

merupakan pola kerja dari program yang telah dibuat dan telah dipikirkan

baik dari segi baik dan buruknya.

SD Inpres Laran adalah salah satu Sekolah Dasar di Laran, Desa

Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka.

Masalah yang sekarang disekolah salah satunya di Sekolah Dasar Inpres

Laran (SDI LARAN) yaitu kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran

yang masih rendah, prestasi belajar siswa yang masih rendah, potensi dan

bakat siswa yang kurang diperhatikan serta sistem manejerial kepala sekolah

yang masih kurang. Dan dengan kurang tegasnya kepala sekolah dapat

mengakibatkan staf guru dan siswa-siswi yang menjadi terbiasa sering datang

sekolah terlambat, misalnya seharusnya masuk pukul 07:15 wita tetapi masih

ada staf guru dan siswa-siswi yang datang pada pukul 09:00 wita.

Ada siswa-siswi juga yang bolos pada saat jam istrahat hal ini akan

menyebabkan siswa-siswi mengalami kegagalan dalam belajar karena siswa

melanggar tata tertip yang ada di sekolah, dan akibat perilaku membolos

selain berdampak pada diri sendiri, siswa yang bersangkutan akan

ketinggalan pelajaran sehingga gagal dalam presentasi dan akan

mengakibatkan tidak naik kelas.

Evektivitas kegiatan belajar, mengajar (KBM) di Sekolah Dasar Inpres

Laran dalam masa pandemic Covid-19, sebelum mendapatkan surat edaran

x
resmi dari pusat terkait dengan proses kegiatan belajar mengajar siswa-siswi

di SDI Laran menggunakan sistem belajar shift dan belajar dari rumah.

Siswa-siswi dari kelas 1-6 secara bergantian hari datang ke sekolah untuk

mengambil tugas yang diberikan oleh guru dan dikerjakan di rumah dengan

tetap menerapkan protocol kesehatan covid-19 seperti mencuci tangan,

sebelum masuk ke lingkungan sekolah, wajib memakai masker dan tidak

berkerumun.

Setelah beberapa bulan kegiatan belajar-mengajar pada masa pandemik

covid-19 dilakukan secara shift dan belajar dari rumah akhirnya penantian

seluruh siswa-siswi SDI Laran sudah mulai menemui titik terang.

Pelaksanaan kegiatan belajar megajar (KBM) siswa-siswi SDI Laran pada

akhir September 2021 lalu sudah kembali tatap muka dan sudah mulai

berjalan normal dengan mempersiapkan fasilitas, aturan dan sistem

pembelajaran. Semua siswa-siswi sebelum akan diperiksa suhu tubuhnya

sebelum memasuki lingkungan sekolah, setelah itu wajib mencuci tangan,

baru menuju ke ruang kelas.

Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pada tahun 2008-2013 SDI Laran

terdapat Akreditasi B dengan nilai 85, tahun 2013-2018 terdapat Akreditasi

SDI Laran menurun dari B menjadi C dengan nilai 73 dan pada tahun 2018-

2023 SDI Laran belum ada kemajuan masih tetap Akreditasi C dengan nilai

71. Dari data tersebut dapat menunjukan bahwa kinerja kepala sekolah yang

belum maksimal.

xi
Tabel 1.1
Data Akreditasi SDI Laran Tahun 2023
NO Status Akreditasi Nilai Akreditasi Tahun
1. B 85 2008-2013
2. C 73 2013-2018
3. C 71 2018-2023
Sumber; Sekolah Dasar Inpres Laran, Tahun 2023.

Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2021 SDI Laran

mengikuti Lomba akademik yaitu Lomba Cerdas Cermat dan membaca puisi

yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas di Kabupaten Malaka yaitu

Itakan Uma, dan pada tahun 2022 SDI Laran mengikuti Lomba cerdas cermat

dan lari sepeda yang berhasil keluar jadi juara ke-5 dan lomba kuis kitab suci

juara 4 yang diselenggarakan oleh Gereja Santa Maria Fatima Betun. Dan

pada tahun 2023 SDI Laran kembali mengikuti lomba pidato yang

diselenggarakan oleh Pemerintah kabupaten Malaka.

Tabel 1.2
NO TAHUN JENIS KEGIATAN PERINGKAT PENYELENGGARA
1. 2021 Cerdas Cermat Itakan Uma
2. 2021 Membaca Puisi Itakan Uma
3. 2022 Cerdas Cermat STKIP Sinar Pancasila
Betun
4. 2022 Lari Sepeda 5 STKIP Sinar Pancasila
Betun
5. 2022 Kuis Kitab Suci 4 Gereja Santa Maria

xii
Fatima Betun
6. 2023 Lomba Pidato Pemerintah kabupaten
Malaka
Prestasi Akademik dan Non Akademik SDI Laran Tahun 2021-2023
Sumber ; Sekolah Dasar Inpres Laran, Tahun 2023.

Dari tabel 1.3 tapat diketahui bahwa terdapat siswa yang membolos

pada saat jam istrahat di SDI Laran yaitu terdapat di kelas III ada 4 orang

siswa yang sering melakukan pembolosan pada saat jam istrahat dengan

angka pembolosan lebih dari 5 kali, kelas IV terdapat 5 orang siswa yang

sering melakukan pembolosan lebih dari 7 kali, kelas V terdapat 3 orang

siswa yang yang sering melakukan pembolosan lebih dari 4 kali dan kelas VI

terdapat 5 orang siswa yang sering melakukan pembolosan lebih dari 5 kali.

Hal ini akan menyebabkan siswa-siswi mengalami kegagalan dalam belajar

karena siswa melanggar tata tertip yang ada di sekolah.

Tabel 1.3
Data siswa yang melakukan perilaku pembolosan pada jam istrahat,
Tahun Ajaran 2022/2023
NO. KELAS JUMBLAH SISWA YANG FREKUENSI
SISWA BOLOS BOLOS
1. I 16 siswa - -
2. II 18 siswa - -
3. III 17 siswa 4 Lebih dari 5 kali
bolos
4. IV 20 siswa 5 Lebih dari 7 kali
bolos
5. V 20 siswa 3 Lebih dari 4 kali
bolos
6. VI 18 siswa 5 Lebih dari 5 kali

xiii
bolos
Sumber; Sekolah Dasar Inpres Laran, Tahun 2023.

Tabel 1.4
Keadaan Sekolah (DAPODIK) SDI LARAN Tahun 2023
NO DETAIL SEKOLAH
1. Akreditasi C
2. Kepala Sekolah Ervina Hoar, Spd.sd
3. Operator Yanuarius Nahak Bria
4. Kurikulum SD 2013
5. Penyelenggaraan Pagi/ 6 hari
6. Semester Data 2021/2022
Sumber: Sekolah Dasar Inpres Laran, 2023
Dari tabel 1.4 dapat diketahui bahwa SD Inpres Laran terdapat Akreditasi

C, Kepala Sekolah yaitu Ervina Hoar, Spd. Sd., Operator Sekolah yaitu Yanuarius

Nahak Bria. SDI Laran menggunakan kurikulum SD 2013, dan penyelenggaraan

proses belajara mengajar SDI Laran di pagi /6 hari.

Tabel 1.5
Keadaan keseluruhan guru dan siswa-siswi SDI Laran Tahun 2023
NO KETERANGAN JUMLAH
1. Guru 19
2. Siswa laki-laki 51 Sumber:
3. Siswa Perempuan 58
Sekolah 4. Rombongan belajar 6 Dasar
Total 134
Inpres Laran,

2023

xiv
Dari tabel 1.5 diketahui terdapat Jumlah guru di SDI Laran 19

orang, dengan guru laki-laki 7 dan guru perempuan 12 dan Jumlah

keseluruhan peserta didik SDI Laran 109 orang, terdapat laki-laki 51 siswa

dan perempuan 58 siswa dan ditambahkan Jumlah rombongan belajar ada

6. Jadi total keseluruhan dari Guru, siswa-siswi, dengan ditambahkan

rombongan belajar SDI Laran yaitu 130.

Tabel 1.6
Keadaan guru SDI Laran Tahun 2023

NO. TENAGA GURU


L 5 Sumber:
1. Guru PNS 14 P 9 Sekolah
L 2 Dasar
2. Guru Honor 5 P 3 Inpres
L 1 Laran,
3. Penjaga Sekolah 1 P - 2023
L 1
Operator Sekolah 1 P - Dari
Total 21
tabel 1.6 dapat diketahui bahwa terdapat jumlah guru PNS di Sekolah

Dasar Inpres Laran 14 orang, laki-laki 5 orang dan perempuan 9 orang,

sedangkan jumlah guru honor di Sekolah Dasar Inpres Laran 5 orang

dengan laki-laki 2 orang dan perempuan 3 orang.

Jadi total tenaga guru di Sekolah Dasar Inpres Laran yaitu 21 orang

ditahun 2023

Tabel 1.7
Keadaan Fasilitas SDI Laran Tahun 2023

xv
NO FASILITAS JUMLAH
SEKOLAH PENGGUNA
1. Akses internet Telkomsel
2. Sumber listrik PLN
3. Daya listrik 1,300
4. Ruang kelas 6
5. Laboratorium 0
6. Perpustakaan 1
7. Sanitasi siswa 2
Sumber: Sekolah Dasar Inpres Laran, 2023

Dari tabel 1.7 dapat diatas diketahui bahwa Sekolah Dasar Inpres

Laran tedapat beberapa fasilitas yaitu; SDI Laran menyediakan listrik

untuk membantu kegiatan belajar mengajar. Sumber listrik dari PLN

dengan daya 1,300. SDI juga menyediakan akses internet yang dapat

digunakan untuk mendukung kegiatan proses belajar-mengajar. Terdapat

juga ada 6 ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar-mengajar

siswa-siswi SDI Laran, perpustakaan dan 2 sanitasi siswa.

1.2 Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang sudah dipaparkan dilatar belakang, bahwa persioalan

pokok dalam penelitian ini adalah strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan, maka permasalahan ini dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Kepala sekolah belum memperlihatkan kinerja yang maksimal, hal ini

dapat dilihat dari mutu sekolah yang dari tahun ke tahun tidak

mengalami kemajuan.

2. Siswa-siswi yang masih kurang disiplin

1.3 Rumusan Masalah

xvi
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut; Bagaimanakah strategi kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDI Laran?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini secara

umum sebagai berikut; untuk mendeskripsikan strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di SDI Laran.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis,

sebagai berikut;

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dikaji sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam

langkah meningkatkan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan

mutu pendidikan di SDI Laran.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti dapat menambah pengelaman dan wawasan tentang

strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di

SDI Laran.

2. Bagi Kepala Sekolah sebagai pemimpin dapat digunakan sebagai

masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan

di SDI Laran

xvii
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang berminat mengkaji

strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di

SDI Laran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi

Strategi secara etimologi strategi adalah turunan dari kata dalam

bahasa Yunani, strategis, adapun strategos dapat diterjemahkan

sebagai “militer” pada zaman demokrasi Athena. Pada mula istilah

strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara

seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan.

Sedangkan secara tertimologi banyak ahli mengemukakan

defenisi strategi dengan sudut pandang yang berbeda-beda namun

pada dasarnya kesemuaan itu mempunyai arti makna yang sama yakni

tercapainya tujuan secara efektif dan efesien, dianatara para ahli yang

merumuskan tentang defenisi strategi tersebut, salah satu proses

dimana untuk mencapai suatu tujuan dan berorientasi pada masa

xviii
depan untuk berinteraksi pada suatu persaingan guna mencapai

sasaran. Strategi mengenai kondisi dan situai dalam proses publik

merupakan suatu yang perlu diperhatikan tidak terkecuali dalam

proses pelayanan yang baik kepada masyarakat.

Strategi merupakan usaha sistematis dan terkoordinasi secara

terus-menerus memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga fokusnya

diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta

didik pemakai lulusan, guru, karyawan, pemerintah dan masyarakat.

Dalam kamus bahasa Indonesia kata strategi yang berarti siasat

perang. Sedangkan strategi menurut istilah bahwa “ suatu cara atau

trik-trik yang digunakan seseorang untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan. Pengertian strategi dalam kamus Bahasa Indonesia

mempunyai arti semi, cara taktik untuk melakukan sesuatu.

Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi

adalah suatu cara atau ide-ide yang ditetapkan secara sengaja yang

digunakan seseorang untuk mencapai tujuan yang telah direncana.

Menurut Sudjana (2000:5) strategi adalah suatu pola yang

direncanakan dan ditetapkan secara sengaja yang diguanakan kegiatan

atau tindakan.

Menurut Purnomo Hari Setiawan (1999:30), startegi sebenarnya

berasal dari bahasa Yunani “ strategos diambil dari kata status yang

berarti militer dan apa yang berarti memimpin. Jadi strategos dalam

konteks awalnya diartiakn sebagai general ship yang artinya sesuatu

xix
syang dikerjakan oleh para Jendral dalam membuat rencana untuk

menaklukan musuh dan memenangkan perang.

Menurut Anwar Arifin (1994:35), strategi adalah serangkaian

keputusan dan tindakan majerial yang menentukan kinerja perusahaan

dalam rangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan

lingkungan, perumusan strategi (perencanaan, strategi atau

perencanaan jangka panjang). Implementasi strategi dan evaluasi serta

pengendalian.

Dari beberapa pendapat diatas maka penulis menyimpulkan

bahwasannya strategi adalah suatu perencanaan atau perumusan dalam

membuat rencana kegiatan dan bagaimana cara agar kegiatan

tersebuat dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya kendala

apapun.

Adapun tahap-tahap strategi sebagai berkut;

1. Perumusan

a. Menjelaskan tahap pertama dari faktor yang mencakup

analisis lingkungan internal maupun eksternal adalah

penetapan visi dan misi, perencanaan dan tujuan strategi.

b. Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-

langkah kedepan yang dimaksud untuk membangun visi dan

misinya, merupakan tujuan strategi untuk mencapai tujuan

tersebut.

2. Pelaksanaan

xx
a. Setelah tahap prumusan strategi diselesaikan maka

berikutnya yang merupakan tahap dalam strategi

perusahaan adalah tentang pelaksanaan strategi.

b. Pelaksanaan strategi adalah proses dimana strategi dan

kebiajakan dijalankan melalui pengembangan struktur,

pengembangan program, budged dan prosedur pelaksanan.

Pelaksanan strategi merupakan tahap yang paling sulit

dalam proses strategi mengingat banyak sekali faktor yang

dapat mempengaruhi pelaksanaan di lapangan dan mungkin

tidak sesuai dengan pikiran semula.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa strategi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui

menuju target yang diinginkan. Strategi yang baik, yang

memberikan gambaran tindakan utama dan pola keputusan

yang akan dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi.

Pelayanan bagi publik yang baik adalah dambaan bagi setiap

orang, pelayanan publik diupayakan untuk menaruh kebutuhan

masyarakat. Pelayanan yang baik juga jasa layanan yang

dilaksanakan oleh instansi dalam upaya untuk kepuasan dan

menumbuhkan kepercayaan pihak pelanggan.

2.2 Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah

xxi
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “ kepala dan sekolah” kata

kepala sekolah diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi

atau suatu lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga

dimana tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi kelapa sekolah

diartikan pemimpin atau suatu lembaga dimana tempat menerima dan

memberi:

a. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa

b. Meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan

c. Mempertinggi budi pekerti

d. Memperkuat kepribadian

e. Mempertebal semangat kebangsaan cinta tanah air.

Manajemen kepala sekolah, baik yang konfesional maupun

yang menggunakan pendekatan berbasis sekolah, akan dapat

berhasil dan berjalan dengan baik jika didukung oleh

kepemimpinan kepala sekolah yang secara fungsional mampu

berpesan sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya.

Kepala sekolah tidak hanya mengelola sekolah dengan makna

statis, melainkan menggegerkan semua potensi yang berhubungan

langsung atau tida langsung bagi kepentingan sekolah.

Kepala sekolah adalah orang yang paling

bertanggungjawab dalam pelaksanaan perjalanan sekolah dari

waktu ke waktu “pada tingkat operasional, kepala sekolah adalah

orang yang berada digaris depan untuk mengkoordinasikan upaya

xxii
meningkatkan pelajaran yang bermutu. Kepala sekolah diangkat

untuk mendduduki jabatan yang bertanggungjawab

mengkoordinasikan upaya bersama untuk mencapai tujuan

pendidikan pada level sekolah masing-masing. Disamping itu,

“kepala sekolah juga harus mampu membangkitkan semangat

kerja yang tinggi, menciptakan suasana kerja yang tinggi, serta

mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, aman,

dan penuh semangat.”

Adapun delapan bidang utama kemampuan pribadi bahwa

seorang pemimpin perlu untuk memiliki jika ia akan menjadi

efektif dalam kepemimpinan adalah apakah peran yang strategis

adalah satu tingkat yang lebih atas pada sebuah organisasi, peran

operasional dalam membuat hal-hal yang terjadi atau peran garis

depan untuk mendapatkan suatu tim untuk memberikan pelayanan

yang terbaik kepada;

a. Seorang pemimpin harus memiliki sara arah, sebuah visi

tentang apa yang ia ingin menciptakan

b. Dalam menempatkan contoh yang baik

c. Pemimpin perlu untuk menjadi komunikator yang baik

d. Para pemimpin perlu menyentuh emosi orang

e. Kemampuan untuk dapat memberikan yang terbaik

f. Pemimpin perlu menjadi agen perubahan yang efektif

xxiii
g. Pemimpin harus mampu menangani krisis dan situasi

ambigu yang tampaknya menjadi bagian dari dunia saat ini

h. Pemimpin perlu menjadi manajer yang baik.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwasannya posisi kepala sekolah menentukan larah suatu

lembaga, kepala sekolah merupakan pengatur dari program

yang ada di sekolah karena nantinya kepala sekolah akan

menjadi spirit dalam memberdayakan guru demi cita-cita

sekolah yang diharapkan.

2. Pengertian Strategi Kepala Sekolah

Menurut istilah strategi kepala sekolah adalah suatu cara atau

metode yang diguanakan oleh kepala sekolah dalam mencapai tujuan

yang sudah direncanakan dalam upaya meminimalisir kegagalan.

Strategi itu merupakan salah satu kompetisi yang harus dimiliki oleh

kepala sekolah dalam mewujudkan sebuah visi dan misi sekolah.

Strategi adalah kerangka yang membimbing dan mengendalikan

pilihan-pilihan yang menetapkan arah dan sutau organisasi. Strategi

merupakan pola umum rentetan kegiatan yang harus dilakukan untuk

mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan kepala sekolah sebagai seorang pemimpin disuatu

lembaga pendidikan perlu mempunyai startegi tertentu untuk

mengembangkan motivasi pendidikan dan tenaga pendidikan

dilingkungan kerjanya. Kepala sekolah dilukiskan sebagai orang yang

xxiv
memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa. Sebagai kepala

sekolah dituntut untuk mampu melakukan sebuah perubahan dan

terobosan guna peningkatkan mutu dan kualitas sekolah.

Jadi strategi kepala sekolah adalah suatu cara atau metode yang

digunakan oleh kepala sekolah dalam mencapai tujuan yang sudah

direncanakan dalam upaya memanalisir kegagalan. Strategi ini

merupakan salah satu kompetisi yang harus dimiliki oleh kepala

sekolah dalam mewujudkan sebuah visi dan misi sekolah.

Salah satu komponen yang sangat berpengaruh adalah guru. Untuk

selalu meningkatkan kinerja guru tentunya seorang kepala sekolah

harus memiliki strategi dalam meningkatkan kinerja guru agar dapat

mengupayakan peningkatan pendidikan. Dalam rangka melakukan

peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki

strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga pendidik untuk

meningkatkan profesinya, dan mengikut sertakan seluruh tenaga

pendidik dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

Pemimpin sebagai orang yang memiliki tertinggi dalam sekolah/

madrasah harus memiliki kemampaun untuk dijadikan teladan, itulah

sebabnya pemimpin harus memiliki akhlak yang mulia. Selain itu,

sebagai orang yang memiliki jabatan tertinggi, tidak ada lagi orang

yang memerintah seorang pemimpin. Itulah sebabnya pemimpin harus

mampu mengendalikan dirinya sendiri, pemimpin mampu untuk

memerintah/ mengendalikan dirinya sendiri.

xxv
Demikian pula kondisi-kondisi lainnya semacam keinginan kuat

untuk mengembangkan diri, bersikap terbuka, menciptakan inovasi,

bekerja keras, memiliki motivasi yang kuat dan sukses, pantang

menyerah dan selalu mencari solusi, memiliki kepekaan sosial,

menularkan akarakteristik-karakteristik pokok yang harus dimiliki

oleh pemimpin dilembaga manapun.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa strategi kepala sekolah adalah kemampuan seorang kepala

sekolah dalam perencanaan yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran atau tujuan sekolah. Maka dari itu dapat dipahami

bahwa strategi kepala sekolah berarti upaya, siasat, atau langkah-

langkah yang ditempuh oleh kepala sekolah dalam mencapai tujuan

agar tercapainya secara efektif sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

3. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Masalah kepemimpinan selalu memberikan yang menarik kepada

setiap orang. Setiap kepala sekolah mempunyai cara dan kompetisi

yang berbeda-beda dalam menjalankan kepemimpinannya. Perbedaan

tersebuat bergantung pada tingkat pendidikan, pemahaman terhadap

bawahan, dan situasi kerja serta kondisi yang dihadapinya.

Kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang mengkaji secara

komperensif tenteng bagaimana mengarahkan, mempengaruhi dan

mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai dengan

xxvi
perintah yang direncanakan. Ilmu kepemimpinan telah semakin

berkembang seiring dengan dinamika perkembangan hidup manusia.

4. Peran Kepala Sekolah

Dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah yang

dipimpinnya, kepala sekolah memiliki peran-peran yang harus

dijalankannya. Peran kepala sekolah dapat digolongkan menjadi tujuh

pokok yakni sebagai pendidiki (educator), sebagai administrator,

sebagai supervisor (penyedia), sebagai leader (pemimpin), sebagai

innovator, serta sebagai motivator (E. Mulyasa, 2003:97-98).

5. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah memiliki banyak sekali

tugas dan wewenang, serta fungsi-fungsinya sebagai kepala sekolah

atau pemimpin lembaga pendidikan diantaranya:

1. Fungsi manajerial

Fungsi yang pertama dimiliki oleh kepala sekolah adalah fungsi

manajerial. Fungsi manajerial ini merupakan fungsi penting

dari kepala sekolah, karena kepala sekolah dituntut untuk

mampu dan juga handal dalam menangani serta mengatur dan

mengelola setiap kegiatan dan juga perangkat yang berada

didalam lingkungan sekolah tempat ia pimpin.

Berikut ini adalah beberapa tugas kepala sekolahapabila

dilihat dari fungsi manajerial

xxvii
a. Menyesun perencanaan sekolah sebagai tingkat

perencanaan

b. Mengembangkan organisasi sekolah sesuai dengan

kebutuhan

c. Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber

daya sekolah secara optimal

d. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah menuju

organisasi pembelajar yang efektif

2. Fungsi Perencanaan

Fungsi dari jabatan kepala sekolah atau pemimpin lembaga

pendidikan adalah fungsi perencanaan yaitu fungsi yang tidak

kalah penting dengan fungsi manajerial, pada fungsi ini setiap

kepala sekolah ditintud untuk mampu membuat dan menyusun

perencanaan kegiatan, baik kegiatan belajar-mengajar, kegiatan

ekstrakulikuler, kegiatan pelatihan para guru dan staf, sebagai

perencanaan lainnya yang menyangkut masa depan sekolah

yang dipimpinnya.

3. Fungsi pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan

pengalokasian kerja, wewenang, dan sumber daya dikalangan

anggota sehingga mereka dapat mencapai tujuan organisasi

secara efesien. Kepala sekolah harus memiliki kemampuan

menentukan jenis program yang dibutuhkan dan

xxviii
mengorganisasikan semua potensi yang dimiliki untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penjelasan tersebuat

menggariskan bahwa kepala sekolah harus dapat membimbing,

mengatur, mempengaruhi, mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas-tugas pendidikan dilembaga agar berjalan dengan teratur,

penuh kerja sama.

2.3 Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Mutu dalam pendidikan dapat dilihat dari segi relevansinya

dengan kebutuhan masyarakat, dapat tidaknya lulusan yang

melanjutkan ke jenjang selanjutnya bahkan sampai memperoleh

suatu pekerjaan yang baik, serta kemampuan seseorang didalam

mengatasi persoalaan hidup.

Mutu pendidikan ditinjau dari kemanfaatan pendidikan bagi

individu, masyarakat, bangsa dan Negara. Secara spesifik ada

yang melihat mutu pendidikan dari segi tinggi dan luasnya ilmu

pengetahuan dan ingin dicapai oleh seseorang yang menempuh

pendidikan.

Mutu menurut bahasa mutu yang berkualitas, tingkat,

derajat, kadar sebagai suatu Konsep, mutu seringkali ditafsirkan

dengan beragam defenisi, bergantung kepada pihak dan nsudut

pandang dimana Konsep itu dipersepsikan. Dalam dunia

pendidikan, dua pertanyaan pokok yang dikemukakan adalah apa

xxix
yang dihasilkan dan siapa pemakai pendidikan. Pengertian

merujuk kepada nilai tambahan yang diberikan oleh pendidikan

dan pihak-pihak yang memproses serta menikmati hasil-hasil

pendidikan.

Mutu adalah bobot derajat, jenis, karat, kualitas, nilai,

harga, harkat, kadar, kelas, martabat, nilai dan taraf. Dalam

konteks pendidikan, pengertian mutu adalah sebuah filosofi dan

metodologi yang bmembantu institusi atau lembaga untuk

merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam

menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan yang

bersifat dinamis.

Menurut Nanang Fattah dalam sistem penjaminan, mutu

pendidikan merupakan cara untuk pendekatan yang dilakukan

dalam penjaminan mutu dalam menilai kualitas proses dan

kualitas hasil.

Dari beberapa pengertian diatas mutu mempunyai makna

ukuran, kadar, ketentuan dan penilaian tentang kualitas sesuatu

barang maupun jasa yang mempunyai sifat absolute, mutu

merupakan standar yang tinggi dan tidak dapat diungguli.

Biasanya disebut dengan istilah baik, bagus, atau mahal.

Manajemen mutu pendidikan berlandaskan kepada

kepuasan pelanggan sebagai sasaran utama. Pelanggan

pendidikan ada dua aspek yaitu sebagai berikut;

xxx
1. Pelanggan internal

Dalam pelanggan internal yaitu kepala sekolah, guru,

dan karyawan berkembang baik fisik maupun psikis

adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus

belajar mengembangkan kemampuan, bakat dan

kreatifitas.

2. Pelanggan eksternal

a. Eksternal Primer (para siswa) menjadi pembelajar

sepanjang hayat, komunikator yang baik, punya

keterampilan dalam kehidupan sehari-hari,

integritas tinggi, pemecah masalah, dan pencipta

pengetahuan serta menjadi warga negara yang

bertanggungjawab.

b. Eksternal Sekunder (orang tua, pemerintah dan

perusahaan) para lulusan dapat memenuhi harapan

orang tua, pemerintah dan perusahaan dalam hal

menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

c. Eksternal Tesier (pasar kerja dan masyarakat luas),

para lulusan memiliki kompetensi dalam dunia kerja

dan pengembangan masyarakat, sehingga

mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi,

kesejahteraan rakyat, dan keadilan sosial.

xxxi
Maka dari itu penulis menyimpulkan bahwasannya untuk

memposisikan institusi pendidikan sebagai industri jasa harus

memenuhi standar mutu, institusi dapat disebut bermutu harus

memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan. Pada proses pendidikan,

mutu pendidikan berkaitan dengan bahan ajar, metodologi, sarana dan

prasarana, ketenagaan pembiayaan lingkungan dan sebagainya.

Namun pada hasil pendidikan, mutu berkaitan dengan prestasi yang

dicapai sekolah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa test

kemampuan akademik, seperti ulangan umum, raport, ujian nasional,

dan prestasi non akademik seperti dibidang olahraga, seni atau

keterampilan.

Menurut Sudarman, Mutu pendidikan mengacu pada masukan,

proses, luaran dan dampaknya. Mutu pendidikan dilihat dari beberapa

sisi yang pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya

manusia (SDM) seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha, siswa.

Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat

peraga, buku-buku, kurikulum, sarana-prasarana sekolah dll. Ketiga,

memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat

lunak, seperti peraturan, struktur organisasi, deskripsi kerja dan

struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan

dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwasannya mutu

pendidikan adalah derajat keunggulan dalam pengelolaan pendidikan

xxxii
secara efektif dan efisien untuk melahirkan keunggulan akademis dan

ekstrakurikuler pada peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu

jenjang pendidikan atau menyelesaikan program lembaga pendidikan.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya penelitian untuk mencari

perbandingan dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru

untuk penelitian selanjutnya disamping itu kajian terdahulu

membantu penelitian memposisikan penelitian serta menunjukan

orsinalitas dari peneliti. Pada bagian ini peneliti mencantumkan

berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang

hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian

yang sudah terpublikasikan atau belum dipublikasikan. Berikut

merupakan penelitian terdahulu yang terkait dengan judul yang

penulis kaji.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

N PENELIT JUDUL HASIL SIMPULAN


O. I PENELITIAN PENELITIAN

1. Arracha Strategi Hasil penelitian Kepala sekolah


mil kepala tersebut berupaya untuk
Azizah sekolah dalam menunjukan memenuhi
(2012 meningkatkan bahwa kepala bekutuhan
mutu sekolah dalam sarana-
pendidikan di meningkatkan prasarana di
SMAN 1 mutu sekolah

xxxiii
Purwosari pendidikan terutama dalam
masalah hal kegiatan
pendanaan belajar
untuk mengajar dapat
menjalankan mencapai
program tujuan
sekolah, pola pembelajaran
pikir peserta serta
didik yang menunjang
cenderung hasil belajar
merasa puas peserta didik,
karena sudah penetapan
diterima di standar
sekolah pencapaian
sehingga tidak nilai untuk
mau untuk ikut mencapai mutu
serta dalam dalam bidang
meningkatkan akademik
prestasinya baik maupun non-
akademik akademik,
maupun non- pemberian
akademik. arahan guru
Masalah kepala peserta
eksternal yang didik.
diperoleh dari
luar sekolah
yaitu perolehan
nilai ujian
peserta didik
dari SMP
rendah, hal ini
cenderung
membuat pihak
sekolah sulit
untuk
menetapkan
standar nilai
sebagai syarat
tes masuk
sekolah.
2. Nova Kepemimpina Hasil Penelitian Kepala sekolah
Deswita na Kepala tersebut kepala SMA Negeri 5
(2010) Sekolah sekolah belum Kota Jambi
Dalam dapat belum dapat
produktivitas meningkatan meningkatkan
kinerja guru produktivitas kinerja dengan

xxxiv
di Sekolah guru melalui kelemahan dan
Menengah kinerja guru kekurangannya
Atas Negeri 5 dengan dan guru yang
Kota Jambi kelemahan dan bekerja kurang
kekurangannya. produktif,
Kemudian guru belum
yang menjadi mempedoman
andalan bekerja SOP,
dengan ketidaktarikan
produktivitas pada guru
kinerja kurang untuk
produktif, meningkatkan
bekerja belum karir dan
mempedoman koordinasi
SOP, interen yang
ketidaktarikan belum efektif
pada guru
untuk
meningkatkan
karir dan
koordinasi
interen sekolah
belum berjalan
efektif.

3. Trio Peran Kepala Hasil penelitian Kepala sekolah


Wahyu sekolah dalam tersebut kepala selalu berusaha
Saputro meningkatkan sekolah untuk
(2015) mutu berusaha mempertinggi
pendidikan mempertinggi mutu dan
Agama Islam mutu dan pengetahuan
di SMP Darul pengetahuan bagi guru dan
Ulum Agung bagi guru siswa dengan
Kedung dengan mengadakan
Kadang mengadakan pelatihan
Malang diskusi, seminar dan
pelatihan- kepala sekolah
pelatihan, memperlihatka
seminar dan n
sebagainya. perkembangan
Kepala sekolah kegiatan belajar

xxxv
memperhatikan siswa pada
perkembangan kegiatan proses
kegiatan siswa belajar
pada kegiatan mengajar.
proses belajar
belajar
mengajar dalam
hal ini kepala
sekolah melihat
yang dipakai
dipakai oleh
guru, buku
laporan dan
buku absensi
siwswa.
4. Waston Peran Kepala Hasil penelitian peran kepala
Taryanto Sekolah menunjukan sekolah dalam
(2018) Dalam bahwa peran meningkatkan
Meningkatkan kepala sekolah mutu
Mutu dalam pendidikan di
Pendidikan di meningkatkan SDIT
Sekolah mutu Muhammadiya
Dasar Islam pendidikan di h Jumapolo
Terpadu SDIT diwujudkan
Muhammadiy Muhammadiya dengan
ah Jumapolo h Jumapolo peningkatan
Karanganyar. dilakukan profesionalisme
dengan guru,
peningkatan peningkatan
profesionalisme kualitas
guru dilkukan pembelajaran,
dengan masa peningkatan
OJT (On Job sarana dan
Training) bagi prasaranan, dan
guru baru dan peningkatan
pengembangan motivasi belajar
diri bagi guru siswa
lama serta
pembinaan
motivasi secara
intensif ,
peningkatan
kualitas
pembelajaran
dilakukan
dengan

xxxvi
mengintegrasik
an empat
kurikulum
dengan
berbagai
metode
pembelajaran,
peningkatan
sarana dan
prasaranan
dilakukan
dengan cara
optimalisasi
pemanfaatan
SARPRAS
yang ada dan
pengadaaan
SARPRAS
yang
dibutuhkan, dan
peningkatan
motivasi belajar
siswa seperti
anak yang
kurang
pendampingan
di rumah..
5. Rizka Strategi Hasil penelitian Kepala sekolah
Umami kepala menunjukan melaksanakan
(2014) sekolah dalam bahwa kepala kepemimpinann
meningkatkan sekolah telah ya dengan baik.
mutu melaksanakan Ada beberapa
pendidikan di kepemimpinann strategi untuk
SDS Ananda ya dengan baik meningkatkan
Islamic sesuai dengan mutu
School peran dan pendidikan di
Pedagungan fungsinya SDS Ananda
Kalideres sebagai kepala Islamic School
Jakarta Barat sekolah. dengan
Strategi untuk membuka usaha
meningkatkan sunat dan
mutu mendatangkan
pendidikan di guru dari luar
SDS Ananda negeri.
Islamic School
diantaranya

xxxvii
membuka usaha
rumah sunat,
hasil dari usaha
tersebut
didonasikan
untuk
menunjang
sarana
prasarana yang
dibutuhkan
sekolah, dan
mendatangkan
guru dari luar
Negeri dengan
maksud peserta
didik mampu
bersaing pada
dunia
internasional
Sumber: Olahan Peneliti, 2023

Berdasarkan tabel 2.1 penulis menemukan salah satu cara

untuk membandingkan sebuah penelitian yang sedang dilakukan

dengan dilaksanakan penelitian terdahu. Critical review menjadi

rujukan peneliti untuk membedakan artikel sebelumnya dengan yang

sedang dilaksanakan.

Penulis menemukan beberapa perbedaan yang dapat dijadikan

sebagai pedoman perbandingan penelitian terdahulu dengan

penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis yaitu;

Kepala sekolah berupaya untuk memenuhi kebutuhan

sarana-prasarana di sekolah terutama dalam hal kegiatan belajar-

mengajar dapat pencapai tujuan. Peneliti ini hampir selaras dengan

peneliti yang sedang dilaksanakan karena berbicara mengenai mutu

xxxviii
pendidikan. Namun penelitian terdahulu di SMAN 1 Purwosari

membahas lebih dalam mengenai penetapan standar pencapaian

nilai untuk mencapai mutu dalam bidang akademik maupun non-

akademik, pemberian arahan guru kepada peserta didik sebagai

syarat tes masuk sekolah. Sementara peneliti ini berfokus strategi

kepala sekolah dalam motivasi, pengawasan, untuk meningkatkan

profesionalisme yang berkaitan dengan mutu pendidikan

(Arrachamil Azizah, 2012).

Penelitian terdahulu di SMAN 5 kota jambi membahas

mengenai kinerja dengan kelemahan dan kekurangannya dan guru

yang yang bekerja kurang produktif, belom mempedoman,

ketidaktarikan pada guru untuk meningkatkan karir dan koordinasi

interen yang belum efektif (Nova Deswita, 2010).

Penelitian terdahulu di SMP Darul Ulun Agung Kedung

Kadang Malang. Membahas mengenai kepala sekolah yang selalu

berusaha untuk mempertinggi mutu dan pengetahuan bagi guru dan

siswa dengan mengadakan pelatihan dan seminar dengan

memperhatikan perkembangan kegiatan belajar siswa pada

kegiatan proses belajar mengajar (Trio Wahyu Saputro 2015).

Penelitian terdahulu di SD Islam Terpadu Muhammadiyah

Jumapolo Karangyar membahas mengenai kepala sekolah yang

meningkatkan mutu pendidikan diwujudkan dengan peningkatan

xxxix
profesionalisme guru, kualitas pembelajaran, sarana-prasarana dan

peningkatan motivasi belajar siswa (Waston Taryanto 2018).

Penelitian terdahulu di SDS Ananda Islamic School

Pedagungan Kalideres Jakarta Barat lebih membahas mengenai

strategi dari kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan

dengan membuka usaha sunat dab mendatangkan guru dari luar

negeri.

2.5 Kerangka Pikir

Strategi adalah usaha sistematis dan terkoordinasi secara terus

menerus memperbaiki kualitas pelayanan, sehingga fokusnya

diarahkan ke pelanggan dalam hal ini peserta didik, orang tua peserta

didik, guru, pemerintah dan masyarakat. Strategi mengenai kondisi

dan situasi dalam proses public merupakan suatu yang perlu

diperhatikan, tidak terkecuali dalam proses yang baik.

Kepala sekolah merupakan pemimpin lembaga yang dapat

membawa arah lembaga tersebut pada pencapaian tujuan sekolah

tersebut. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai motor penggerak

sekaligus sebagai evaluator dari organ-organ yang dibawahnya.

Kepala sekolah dituntut untuk mampu melaksanakan tugas dan

fungsinya secara efektif dan efesien sehingga proses meningkatkan

mutu dengan baik. Menurut Nurkolis merumuskan tujuh peran/

xl
strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yaitu

sebagai berikut;

a. Evaluator

Harus memiliki langkah awal, yaitu melakukan oengukuran

seperti kehadiran, kerajinan dan priibadi para guru, tenaga

kependidikan, administrator sekolah dan sisw. Data dan hasil

pengukuran tersebuat kemudian ditimbang-timbang dan

disbanding-bandingkan dengan yang akhirnya dilakukan

evaluasi yang biasa dilakukan, misalnya terhadap program,

perlakuan guru terhadap siswa, hasil belajar, perlengkapan

belajar dan latar belakang guru.

b. Manajer

Harus memerankan fungsi majerial dengan melakukan

proses perencanaan, pengorganisasian dan mengkoordinaskian.

c. Administrator

Pemimpin memiliki dua tugas utama yaitu pertama sebagai

pengendali organisasi yaitu pengendalian bagaimana cara

pelaporan dengan siapa tugas dikerjakan dan dengan siapa

berinteraksi dan mengerjakan tugas tersebut. Kedua,

melaksanakan administrasi subtantif yang mencakup

administrasi kurikulum, kesiswaan, keuagan, saran dan

administrasi umum.

d. Supervisor

xli
Supervisor adalah aktivitas menentukan kondisi atau syarat-

syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan

pendidikan. Tugas kepala sekolah sebagai supervisor bahwa ia

meneliti, mencari dan menentukan srayat-syarat mana saja

yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya.

e. Innofator

Melaksanakan pembaharuan-pembaharuan terhadap

pelaksanaan pendidikan berdasarkan prediksi-prediksi yang

telah dilakukan sebelumnya. Misalnya inovasi berupa

pembaharuan kurikulum dengan memperhatikan potensi dan

kebutuhan daerah tempat sekolah berada. Inovasi itu bisa

dilakukan terhadap materi kurikulum (isi kurikulum) ataupun

strategi proses belajar mengajar.

f. Motivator

Pemimpin harus selalu memberikan motivasi kepada guru

dan tenaga kependidikan serta administrator sehingga mereka

bersemangat dan bergairah dalam menjalankan tugasnya dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam penilaian pendidikan berdasarkan PP NO. 19 Tahun

2005, terdapat delapan standard an proses dilakukan melalui

tahapan sebagai berikut; 1). Standar isi, 2) standar proses, 3)

standar kompetend 4) standar pendidik dan tenaga

xlii
kependidikan, 5) standar sarana dan prasarana, 6) standar

pengelolaan, 7) standar pembiayaan, 8) standar penilaian.

Berdasarkan uraian kerangka pikir diatas, terkait strategi

kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD

Inpres Laran, Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah

Kabupaten Malaka, dapat digambarkan pada bagan kerangka

pikir sebagai berikut;

Gambar 2.2
Skema Kerangka Pikir

Strategi Kepala Sekolah


Menurut Nurkolis (2003)
Strategi Kepala 1.Evaluator
Sekolah Dalam 2.Manajer Membina dan meningkatkan Mutu
Meningkatkan 3.Administrator Pendidikan di SDI Laran
Mutu Pendidikan 4.Supervisor
5.Innovator
6. motivator

Sumber: Olahan Peneliti, Tahun 2023

xliii
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan judul penelitian, strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar Inpres Laran

ini meneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif

yaitu penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-

gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan

akurat, tulisan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang jelas

xliv
serta lengkap yang berhubungan dengan strategi kepala sekolah

dalam meninmgkatkan mutu pendidikan di SD Inpres Laran.

3.2 Fokus Penelitian

Menurut Meleong (2014:97) fokus penelitian merupakan

inti yang didapatkan dari pengelaman peneliti atau melalui

pengetahuan yang diperoleh dari studi kepustakaan.

Penelitian ini berfokus pada strategi kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan di SD Inpres Laran dengan

sebagai berikut;

1. Evaluator

2. Manajer

3. Administrator

4. Supervisor

5. Innovator

6. Motivator

3.3 Sumber Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan kebutuhan

penulis, diperlukan sumber data. Sumber data adalah subjek

dimana data diperoleh. Dalam penelitian ini sumber datanya

meliputi:

a. Informan

xlv
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

membuat informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian. Dalam kualitatif posisi sumber data

yang berupa manusia (narasumber) sangat penting

peranannya sebagai individu yang memiliki

informasinya.

b. Dokumen

Dokumen adalah sumber mengenai hal-hal yang berupa

catatan, transkip, buku, majalah, surat kabar dll. Sumber

data tertulis dalam penelitian ini adalah buku-buku dan

jurnal yang membahas tentang strategi kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan di SD Inpres

Laran serta dokumen lain yang relevan dengan judul

penelitian tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data secara akurat dan valid pada

penelitian ini, maka penelitian menggunakan metode, yaitu

sebagai berikut;

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentunya

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interview)

xlvi
untuk memperoleh informasi dari terwawancara

(interviewer).

Adapun tahap-tahap teknik wawancara

a. Menentukan informasi yang akan diwawancarai

b. Persiapan wawancara dengan menetapkan garis besar

pertanyaan

c. Memantapkan waktu

d. Melakukan wawancara dan selama proses wawancara

berlangsung peneliti berusaha memelihara hubungan

yang wajar sehingga informasi yang diperoleh akan

objektif

e. Mengakhiri wawancara dengan segala menyalin dalam

transkip wawancara.

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

adalaha wawancara baku terbuka sebagaimana dikemukakan

Patton dalam Lexy J. Moleong yang mana wawancara ini

menggunakan seperangkat pertanyaan baku. Urutan

pertayaan, kata-katanya dan cara menyajikanpun sama untuk

setiap responden.

2. Observasi

Teknik ini merupakan teknik utama dalam kebanyakan

peneliti kualitatif, karena teknik ini dapat melavak hal-hal

yang tidak tampak dan tersembunyi didalam “Museum

xlvii
Bathin” subjek yang diteliti. Menurut Faisal dalam J.

Moleong teknik ini lebih unggul dari wawancara sebab

kata-kata tidak selamanya menggantikan dengan keadaan

yang sebenarnya.

Observasi yang peneliti lakukan dalam penelitian ini

cenderung pada observasi terus terang dan samar. Dalam

hal ini peneliti melakukan dengan cara terus terang, jadi

mereka yang menjadi objek penelitian telah mengetahui

sejak awal bahwa peneliti melakukan kegiatan penelitian.

Pada keadaan tertentu melakukan observasi secara sebab

adanya hal-hal yang kurang realistis untuk serba terus-

terang smengamati situasi. Dalam hal ini observasi yang

dilakukan adalah mengamati hal-hal yang berkaitan dengan

peningkatan mutu pendidikan. Seperti pengamatan terhapat

laboratorium kerja dari masing-masing jurusan dll.

3. Dokumentasi

Metode ini merupakan metode pengumpulan data

dengan mempelajari, menelaah, menggali, dan menyelidiki

data yang sudah disimpan berupa arsip-arsip yang telah

didikumntasikan. Metode ini digunakan untuk menyelidiki

berbagai data tertulis, baik buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peratuan, tata tertib, notulen rapat, catatan harian

dan sebagainya.

xlviii
Studi dokumen merupakan pelengkapan dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif. Dokumentasi dalam hal ini

menyangkut beberapa program-program yang berkaitan

dengan manajemen mutu, buku renstra mutu, kegiatan rapat

manajemen mutu, dan struktur organisasi manajemen mutu.

Penggunaan ketiga teknik pengumpulan data diatas

didukung dengan menggunakan alat bantu berupa rekaman

suara dan foto.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisi data merupakan segala sesuatu laporan yang

nampak terdengar saja adalah laporan yang bersifat

deskriptif. Analisis data dimulai sejak pengumpulan data

berlangsung melalui metode diatas, dimana setiap data yang

diperoleh akan terlebih dahulu diseleksi agar data yang

diolah lebih akurat dan objektif. Selanjutnya, data yang

diperoleh dianalisi dengan penyaringan data, pegeloaan dan

menyimpulkan. Data kemudian disusun dalam kategori-

kategori yang saling dihubungkan dari berbagai sumber.

Melalui proses inilah penyimpulan yang dibuat dengan

tujuan untuk memperoleh dan memperluas bukti yang

dijadikan landasan.

xlix
Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktifitas

dalam analisi data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh.

1. Koleksi Data

Koleksi data adalah mencari, mencatat, dan

pengumpulan semua secara objektif dan apa adanya

sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di

lapangan yaitu pencatatan dan berbagai bentuk data

yang ada dilapangan.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya

cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara rinci dan

teliti. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hala-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, dicari tema dan polanya. Demekian data yang

direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya

adalah mendisplaykan data. Menurut Miles dan

l
Huberman yang paling sering digunakan dalam

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.Dengan demikian

menurut peneliti, setelah adanya reduksi data kemudian

dilanjutkan dengan penyajian data. Dalam penelitian ini

bersifat kualitatif sehingga datanya berupa penjabaran

makna atau naratif.

4. Verifikasi

Langkah ketiga menurut Miles dan Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. hasil

kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan

berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang

mendudukung. Tetapi bila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibalitas.

Dengan demekian menurut peneliti, penelitian

kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah

yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga

tidak, karena masalah yang telah dirumuskan sejak

awal, tetapi mungkin juga tidak, karena masalah dalam

penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan

berkembang saat peneliti berada dilapangan.

li
Gambar 3.1
Analisis Data Interaktif Menurut Miles dan Huberman

Pengumpu
lan Data
Penyajian
Data

Reduksi
Data
Kesimpulan-
Kesimpulan:
Penarikan/Verifikasi
Data

Sumber: Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono

(2005:99)

DAFTAR PUSTAKA

Andang, 2014. Manajemen & kepemimpinan kepala sekolah. Ar-Ruzz

Media Yokyakarta

Asmani, Jamal Ma’ruf, 2012. menjadi kepala sekolah professional. Diva

Press. Yokyakarta

Cucu Sahana, 2014. Konsep strategi pembelajaran. Refrika Aditama.

Bandung

lii
Denim, Sudarwan 2006. Visi baru manajemen sekolah. Bumi Askara.

Jakarta

Daryanto, 2011. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran. Gava

Media. Yokyakarta

E. Mulyasa, 2011. Manajemen & kepemimpinan kepala sekolah. Bumi

Askara. Jakarta

Freed R, David, 2006. Manajemen strategi. salemba empat, fathurrahman,

and Sulystiorini. Belajar dan pembelajaran…, n.d. Jakarta

Hadis, Abdul, 2010. Manajemen mutu pendidikan. Bandung: Alfaberta

Hadis, Abdul, and Nurhayati, 2012. Manajemen mutu pendidikan. Alfaberta

Bandung.

H.B.Sutopo, 2022. Metodologi penelitian kualitatif. Sebelas Maret

University Press. Surakarta

J. Moleong, Lexy, 2016. Metodologi penelitian kualitatif. XXXV. Remaja

Rosda Karya. Bandung

Kodiran, (Desember 2018):339. “Majamenen sumber daya manusia kepala

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan” 8, No.2

Kristiawan, Muhammad, 2017. Manajemen pendidikan. CV Budi Utama.

Yokyakarta

Kuncoro, Mutrajad, 2006. Strategi bagaimana meraih keunggulan

kompetitif. Erlangga Jakarta.

liii
Mutohar, Prim Masrokan, 2013. Manajemen sekolah: strategi peningkatan

mutu dan daya saing lembaga pendidikan islam. Ar-Ruzz Media.

Yokyakarta

PANDUAN WAWANCARA
Judul;
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU
PENDIDIKAN DI SD INPRES LARAN DESA WEHALI KECAMATAN
MALAKA
KABUPATEN MALAKA

liv
I. Identitas Informan

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Jenis Kelamin :

II. PETUNJUK PENGISIAN: Bapak/Ibu guru silahkan menjawab

pertanyaan sesuai dengan panduan wawancara dari peneliti.

III. Panduan Wawancara

1. Evaluator (Penilaian)

A. Kepala Sekolah

Bagaimanakah cara para guru melakukan penilaian

terhadap perilaku setiap murid?

Jawaban:

B. Guru

Bagaimanakah penilaian terhadap respon para murid

didalam lingkungan sekolah?

Jawaban:

C. Siswa-siswi

bagaimakah pendapat adik tentang gaya mengajar guru

dalam poses belajar mengajar di kelas?

Jawaban:

lv
2. Manajer

A. Kepala Sekolah

Bagaimanakah Pengarahan yang dilakukan oleh para guru

untuk mencapai tujuan dalam mutu pendidikan?

Jawaban:

B. Guru

Pengarahan seperti apakah yang bapak/ibu berikan kepada

siswa-siswi untuk melancarkan proses pembelajaran

didalam kelas?

Jawaban:

C. Siswa-siswi

Apakah adik-adik selalu mengukuti pengarahan yang

dibelikan oleh bapak/ibu guru dalam proses belajar

mengajar di kelas?

Jawaban:

3. Administrator (pemimpin)

A. Kepala Sekolah

strategi apakah yang Ibu lakukan untuk mewujudkan visi

dan misi sekolah?

lvi
Jawaban:

B. Guru

Strategi apakah yang bapak/ibu berikan untuk membentuk

karakter siswa-siswi sesuai nilai dan norma sekolah?

Jawaban:

C. Siswa-siswi

Bagaimanakah menurut adik-adik tentang kebijakan yang

diterpkan oleh kepala sekolah?

Jawaban:

4. Supervisor

A. Kepala Sekolah

Apa saja pendekatan atau metode yang Ibu terapkan dalam

proses pembelajaran?

Jawaban:

B. Guru

Bagaimanakah sikap siswa-siswa terhadap model atau

metode yang digunakan dalam pembelajaran?

Jawaban:

lvii
C. Siswa-siswi

Apakah adik-adik ada kesulitan saat pembelajaran

berlangsung?

Jawaban:

5. Innofator

A. Kepala Sekolah

Apakah prediksi-prediksi yang telah dilakukan sebelumnya

sudah dilaksanakan dalam pembaruhan pendidikan?

Jawaban:

B. Guru

Bagaimanakah kurikulum yang telah dilaksanakan di SD Inpres

Laran?

Jawaban:

6. Motivator

A. Kepala Sekolah

Bagaimanakah motivasi yang diberikan para guru/staf sekolah

agar mereka mampu memahami para murid di SDI Laran?

Jawaban:

B.Guru

lviii
Seperti apakah gaya kepemimpinan yang dilakukan agar

murid-murid mau mengikuti setiap arahan-arahan yang

diberikan?

Jawaban:

C. Siswa-siswi

Apakah guru selalu memberikan motivasi kepada adik-adik

untuk setiap kegiatan pembelajaran di sekolah?

Jawaban:

lix

Anda mungkin juga menyukai