Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA”

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Tugas Keperawatan Medikal Bedah

KELOMPOK 11
1. Silvia Atika Zuri (211211872)
2. Nini Putri Ramadani (211211859)
3. Miftahul Khairati (211211853)
4. Olivia Asra Davatja (211211861)
5. Dina Gustina Putri (211211839)

Dosen Pengampu

Ns. Lenni Sastra,.M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Leukimia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ibu Ns.Ria Desnita,.M.Kep, Sp.Kep.MB pada mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Keperawatan Medikal Bedah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Penulis
menyadari laporan yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis membutuhkan kritik dan saran agar lebih membangun kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 11 Oktober 2022

Kelompok 11
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi...........................................................................................
2.2 Klasifikasi.......................................................................................
2.3 Anatomi dan Fisiologi.....................................................................
2.4 Etiologi............................................................................................
2.5 Manifestasi Klinis...........................................................................
2.6 Komplikasi......................................................................................
2.7 Patofisiologi....................................................................................
2.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................................
2.9 Penatalaksanaan..............................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Konsep Pengkajian Teoritis menggunakan Format Gordon...........
3.2 Diagnosa Keperawatan Teoritis......................................................
3.3 Tujuan dan Intervensi Keperawatan...............................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Leukemia merupakan nama kelompok penyakit maligna yang
dikarakteristikkan oleh perubahan kualitatif dan kuantitatif dalam leukosit
sirkulasi. Leukemia dihubungkan dengan pertumbuhan abnormal leukosit yang
menyebar mendahului sum sum tulang. Kata kata leukemia diturunkan dari bahasa
Yunani leukos dan aima yang berarti “putih” dan “darah” yangmengacu pada
peningkatan abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak trkontrol ini akhirnya
menimbulkan anemia, infeksi, trobositopenia, dan pada beberapa kasus
menyebabkan kematian (Jan Tambayong, 2002).
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sum sum
tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain (Revees, Charlene J et al, 2001).Sifat khas leukemia
adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum
tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Proliferasi juga terjadi
dihati,limpa dan nodus limfatikus. Penyakit tersebut mempunyai banyak faktor
penyebab namun belum ada yang mendominasi hingga terjadinya penyakit
tersebut. Oleh karena itu,untuk mencegah leukemia atau kanker darah kita harus
mengenal lebih jauh tentang leukemia, bagaimana gejala-gejalanya, dampak dari
penyakit leukemia, cara diagnosa dan penyembuhannya. Penyakit leukimia ini
harus ditangani dengan tepat agar penderita tidak terjangkit penyakit lainnya
karena tranfusi yang tidak steril.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Leukimia?
2. Bagaimana klasifikasi, anatomi dan fisiologi, etiologi, manifestasi klinis,
komplikasi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan
leukimia?
3. Bagaimana Pathway Leukimia?
4. Bagaimana asuhan keperawatan Leukimia?
5. Bagaimana maping dari Leukimia?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Leukimia.
2. Mahasiswa dapat memahami klasifikasi, anatomi dan fisiologi, etiologi,
manifestasi klinis, komplikasi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan
penatalaksanaan leukimia.
3. Mahasiswa dapat memahami pathway Leukimia.
4. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan Leukimia.
5. Mahasiswa dapat memahami maping dari Leukimia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Leukimia


Leukimia adalah penyakit keganasan organ pembentuk darah. American
Cancer Society memperkirakan bahwa pada tahun 2007, sekitar 44.240 kasus baru
leukimia akan terdianosis, dan sekitar 21.790 kematian berhubungan dengan
penyakit ini. Leukimia adalah keganasan paling umum pada anak-anak dan
dewasa muda. Separuh dari keseluruhan leukimia di klasisfikasikan sebagai akut,
dengan onset cepat dan progresif penyakit mengakibatkan 100% kematian dalam
beberapa hari sampai beberapa bulan tanpa terapi yang tepat. Sisanya di
klasifikasikan sebagai kronis, memiliki perjalanan lebih lambat. Pada anak-anak,
80% leukimia adalah limfositik dan 20% adalah non limfositik. Pada orang
dewasa, persentasenya terbalik, dengan 80% non-limfositik.
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sum sum
tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan
menyingkirkan jenis sel lain (Revees, Charlene J et al, 2001).
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu
sekelompok sel anak yang abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel darah lain
di sumsum tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di
sumsum tulang. Karena factor-faktor ini, leukemia disebut gangguan akumulasi
sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel nonleukemik di dalam darah
yang merupakan penyebab berbagai gejala umum leukimia.

2.2 Klasifikasi Leukimia


Ada dua jenis kanker leukemia kronik yang diklasifikasikan berdasarkan
jenis sel, yaitu :
1. Leukimia Akut
Leukimia akut disebabkan oleh hambatan di dalam diferensiasi sel dalam
lapisan sel hematopoietik. Akibatnya adalah akumulasi masif sel imatur, sel non-
fungsional atau blast di dalam sum-sum tulang atau di dalam organ lainnya.
Leukimia limfoblastik akut (LLA) paling sering terjadi pada anak (rata-rata usia
10 tahun). Leukimia non-limfositik akut (LNLA), juga disebut sebagai leukimia
mieloid akut (LMA), lebih sering pada orang dewasa (rata-rata usia 65 tahun).
Leukimia akut tidak disebabkan oleh proliferasi seluler yang cepat tetapi
cenderung disebabkan oleh penyumbatan prekursor sel darah. Sel leukemik
terakumulasi hebat pada kebanyakan individu penderita, dan sel leukemik
bersaing dengan poliferasi normal. Leukimia akut juga disebut gangguan
akumulasi dan gangguan poliferasi. Perkembangan leukimia terjadi pada
kebanyakan prekursor darah primitif, sel induk pluripoten, yang menyebabkan
peningkatan semua sel darah lainnya.

2. Leukimia Kronis
Leukimia kronis disebabkan oleh proliferasi tak beraturan sel
hematopoietik atau gangguan kematian sel (apoptosis). Leukimia kronis di
klasifikasikan sebagai LMK atau LLK. LMK berasal dari sel induk pluripoten.
Pada awalnya , sum sum adalah hiperseluler dengan banyak sel normal.
Leukimia limfositik kronis, yang ditandai dengan proliferasi limfosit B
dini, adalah leukimia lambat yang serin dijumpai pada pria yang berusia lebih dari
50 tahun. Hal ini biasanya terungkap ketika hotung darah lengka dilakukan sebagai
bagian dari pemeriksaan fisik rutin. Perkembangan penyakit mungkin berjalan
sampai 15 tahun, dan selama itu mungkin klien tidak memerlukan terapi.

2.3 Anatomi dan Fisiologi


A. Anatomi
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh
darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap,tergantung
pada banyaknya oksigen dan karbondioksida didalamanya. Adanya oksigen dalam
darah diambil dengan jalan bernafas dan zat ini sangat berguna pada peristiwa
pembakaran atau metabolisme di dalam tubuh.
Karakteristik fisik darah meliputi :
Viskositass atau kekentalan darah : 4,5-5,5
Temperature : 38 C
pH : 7,37-7,45
Salinitas : 0,9 %
Berat : 8% dari berat badan
Volume : 5-6 liter (pria) dan 4-5 liter (wanita)
Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau
ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan inin dapat
dicegah dengan jalan mencampurkan kedalam darah tersebut sedikit obat anti
pembekuan atau sitras natrikus.
Fungsi darah
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
a. Mengambil oksigen atau zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
b. Mengangkat karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
keseluruh jaringan atau alat tubuh.
d. Mengangkat atau mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh
dengan perantaraan leukosit dan antibody untuk mempertahankan tubuh
terhadap invasi mikroorganisme dan benda asing ((leukosit) dan proses
homeostasis (trombosit).
3. Sebagai pengatur regulasi :
a. Mempertahankan pH dan konsentrasi elektrolit pada cairan interstitial
melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial.
b. Darah mengatur suhu tubuh melalui transport panas menuju kulit dan paru-
paru.
B. Fisiologi
Leukosit, meliputi :
1. Granulosit : Merupakan sel darah putih yang bergranula.
Neutrofil : Granula marah kebiruan, bersifat fagosit.
Basofil : Granula biru, fagosit
Eosinofil : Granula merah, fagosit
2. Agranulosit : Merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak
bergranula
Monosit : Inti besar, bersifat fagosit, dapat bergerak cepat
Limphosit : Inti sebuah, untuk imunitas, tidak dapat bergerak. Leokosit
yang merupakan sel-sel bergranula yaitu : Eosinfil, basofil, neotrofil dan yang
tidak bergranula yaitu : Limfosit T dan B, monosit, makrofag. Limfosit B
bersirkulasi dalam darah, saat ada antigen maka limfosit B akan berikatan
dengan antigen (Rx antigen-antibodi). Limfosit T yang belum matang
bermigrasi menuju thymus. Setelah matang beredar dalam darah, jika bertemu
antigen, limfosit T akan mengeluarkan zat-zat kimia yang melawan
mikroorganisme patogen serta menstimulasi leukosit lainnya.
Monosit terbentuk di sum-sum tulang belakang, masuk kedalam sirkulasi
dalam bentuk immatur dan mengalami proses pematangan menjadi makrofag
setelah masuk jaringan. Sedangkan makrofag dapat tetap berdiam dijaringan, atau
digunakan dalam reaksi peradangan segera setelah sel ini matang.
Neutrofil,basofil, dan eosinofil berfungsi sebagai fagosit selain itu basofil
berfungsi sebagai sel mast dan mengeluarkan peptida vasoaktif.

Leukositosis
Limfosit dibuat didalam kelenjar getah bening dan limfa. Sedangkan
limfosit T dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil didekat
jantung). Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda. Didalam
sum-sum tulang, semua sel darah bersasal dari satu jenis sel yang disebut sel stem.
Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah
merah yang belum matang atau imatur, sel darah putih atau sel yang memebntuk
trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi
matang dan pada akhirnya akan menjadi sel darah merah, sel darah putih atau
trombosit. Sum-sum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah
putih sebagai respon terhadap infeksi.

2.4 Etiologi
Etiologi LLA sampai saat ini belum jelas, diduga kemungkinan besar disebabkan
oleh virus (virus onkogenik). Namun faktor lain yang ikut peran adalah :
1. Faktor eksogen :
a. Efek dari penyinaran seperti : Sinar X, sinar radioaktif.
b. Hormon, bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat).
c. Infeksi (virus dan bakteri)
2. Faktor endogen :
a. Faktor ras (orang yahudi mudah menderita LLK).
b. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (aberasi kromosom) pada
sindrom down.
c. Herediter : kasus leukimia pada kakak beradik/kembar satu telur, angka
kejadian pada anak lebih tinggi sesuai dengan usia maternal
d. Genetik : Virus tertentu mygx perubahan struktur gen (T.cell leukimia-
lymphoma virus/HTLV).

2.5 Manifestasi Klinis


Manifestasi dari semua tipe leukimia adalah sama. Riwayat klinis
biasanya menunjukkan anemia, trombositopenia, dan leukopenia. Manifestasi
klinis depresi sumsum tulang meliputi keletihan yang disebabkan oleh anemia,
perdarahan akibat trombositopenia (penurunan jumlah trombosit yang beredar),
demam akibat infeksi, anoreksia, sakit kepala, dan papiledema. Perdarahan
dapatterjadi pada kulit, gusi, membrane mukosa, saluran gastrointestinal (GI),
serta saluran genitourinaria. Perdarahan merupakan juga penyebab mendasari
petekie dan ekimosis (perubahan warna yang dapat terlihat pada kulit).
Anoreksia dihubungkan dengan penurunan berat badan, sensitivitas
berkurang terhadap rasa asam dan manis, penyusunan otot, dan kesulitan menelan.
Pembesaran hati, limfa, dan nodus limfe lebih sering terjadi pada LLA dibanding
LNLA. Splenomegali dan hepatomegali biasanya terjadi Bersama. Klien dengan
leukimia umumnya mengalami nyeri perut dan nyeri tekan payudara. Sakit kepala,
muntah, dan papiledema dihubungkan dengan keterlibatan SSP. Keterlibatan saraf
fasial menyebabkan palsi wajah, pandangan kabur, gangguan pendengaran, dan
iritasi meningeal dapat terjadi jika sel leukemia menginfiltrasi meninges serebral
atau spinal. Perdarahan dan kompresi intrakranial juga dapat terjadi (Figur 79.2)
Manifestasi klinis yang dapat dilihat atau dilaporkan klien atau keluarga
secara langsung :
a. Pilek tidak sembuh-sembuh
b. Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c. Demam, anorexia
d. Berat badan menurun
e. Ptechie, memar tanpa sebab
f. Nyeri pada tulang atau persendian
g. Nyeri abdomen
(Brunner dan Suddarth, 2005)

2.6 Komplikasi
a. Sepsis
Sepsis adalah komplikasi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi.
Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis sehingga terjadi
kerusakan pada organ dan jaringan tubuh, bahkan bisa mengancam nyawa
penderitanya. Pada saat terjadi infeksi, sistem kekebalan tubuh akan aktif untuk
melawan infeksi tersebut. Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh melawan
infeksi secara berlebihan dan tidak terkendali sehingga berdampak buruk bagi
tubuh penderitanya.
b. Trombositopenia (Perdarahan)
Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah
atau di bawah normal. Trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan saat
terjadi luka atau kerusakan di pembuluh darah. Jumlah trombosit yang kurang
dapat menyebabkan darah sulit membeku.
c. Gagal organ
Kondisi yang ditandai dengan tingkat metabolisme yang sangat rendah.
d. Iron Deficiency anemia (IDA)
Jenis anemia yang terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi.
e. Kematian
Penghentian permanen dan tidak dapat dikembalikan dari semua fungsi biologis
yang menopang makhluk hidup.

2.7 Patofisiologi
Bila virus dianggap sebagai penyebabnya ( virus onkogenik yang
mempunyai struktur antigen tertentu), maka virus tersebut dengan mudah aakan
masuk ke dalam tubuh manusia jika struktur antigennya sesuai dengan struktur
manusia itu (hospes). Bila struktur antigen virus tidak sesuai dengan struktur
antigen individu, maka virus tersebut akan ditolak, seperti penolakan pada benda
asing lain. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai
alat, terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh ( kulit
disebut juga antigen jaringan ) atau HL-A ( Human Leucocyte locus A).
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor malignan, imaturnya sel
blast. Adanya proliferasi sel brast,produksi eritrosit dan platelet terganggu akan
menimbulkan anemia dan trombositopenia. Sistem retikuloendotelial akan
terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh sehingga mudah
mengalami infeksi.
Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan
infiltrasi organ, SSP. Gangguan nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang
dan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan
peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan
menyebabkan terjadinya pembesaran hati, limfe, dan nodul limfe dan nyeri
persendian (Silvia, 2006 ).
2.8 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Darah tepi
Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum Tulang yaitu berupa
pansitopenia, limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran darah tepi
monoton dan terdapatnya sel blast. Terdapatnya leukosit yang imatur
2) Kimia darah
Kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat,
hipogamaglobinemia.
3) Sumsum tulang
Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak
(aplasia sekunder). Aspirasi sumsum tulang (BMP) = hiperseluler terutama
banyak terdapat sel muda.
b. Pemeriksaan lain :
1) Biobsi limpa Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal
dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit,
pulp cell.
2) Lumbal punksi; yaitu untuk mengetahui apakah SSP terinfiltrasi yang dapat
dilihat dari peningkatan jumlah sel patologis dan protein (CSS). Kelainan ini
dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remis
atau pada keadaan kambuh.
3) Sitogenik
Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya.
(Doengoes, 2000).
2.9 Penatalaksanaan
1. Keperawatan
a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas
dengan mudah, tidak ada pursed lips).
b. Memberikan O2 kepada pasien agar pasien menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernapasan dalam
rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
c. Selalu memonitor tanda-tanda vital tetap dalam rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan).
d. Mencukupi pemenuhan nutrisi klien agar terpenuhi, berkolaborasi dengan
ahli gizi dalam pemberian diet pasien.
e. Meningkatkan BB Klien agar kembali ke BB sewaktu sehat.
f. Usahakan tidak terjadi mual dan muntah pada pasien.
g. Membuat nafsu makan klien kembali meningkat.
h. Pantau selalu intake dan out put pasien.
i. Melakukan tindakkan Defisit Perawatan Diri kepada pasien, agar pasien
merasa nyaman.
2. Medis
a. Transfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%. Pada trombositopenia yang
berat dan perdarahan masif, dapat diberikan transfusi trombosit, jika ada
tanda DIC dapat dibrx heparin.
b. Kortikosteroid
(Prednison, kortison) deksametason dsb. Setelah dicapai remisi dons
dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
c. Sitostatika
Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan
prednison. Efek; alopesia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder
(kandidiasit) Jika kadar leukosit 2000/m³ pemberian harus hati-hati.
d. Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi diberikan jika telah
tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup rendah ( 10^5 – 10^6).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. Konsep pengkajian teoritis menggunakan pola gordon


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Biasanya meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, pekerjaan ( biasanya
pada pasien yang bekerja terlalu berat dll), status perkawinan, alamat,
penanggung jawab, tanggal masuk RS, yang mengirim, cara masuk RS,
diagnose medis ( Ikawati,2016 ).
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan dahulu
- Kemungkinan klien pernah terpajan zat kimiawi atau mendapatkan
pengobatan seperti benzol, arsen, preparat sulfat
- Kemungkinan klien pernah kontak atau terpajan radiasi dengan kadar
ionisasi yang lebih besar
- Kemungkinan klien pernah menderita demam tinggi yang tidak
diketahui penyebabnya.
2) Riwayat kesehatan sekarang
- Adanya perdarahan seperti; ptekie, purpura, epistaksis
- Nyeri sendi dan tulang
- Peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, anoreksia, mual, muntah
- Mengeluh tidak enak pada perut dan BAB tidak teratur.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit leukemia tidak diwariskan, tapi sejumlah individu memiliki
faktor predisposisi, misalnya pada kembar satu telur.
4) Kebiasaan
Biasanya pasien memiliki riwayat merokok, konsumsi obat-obat tertentu
dan pola hidup yang tidak sehat.
C. Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Persepsi klien dalam menilai / melihat dari pengetahuan klien tentang
penyakit yang diderita serta kemampuan klien dalam merawat diri dan juga
adanya perubahan dalam pemeliharaan kesehatan.

D. Pola nutrisi/Metabolisme
BB : biasanya pada pasien leukimia badan turun / kurang dari normal
TB : biasanya tinggi, badan pasien leukimia mempengaruhi
Penurunan BB dalam 6 bulan terakhir dikarenakan kurangnya cairan nutrisi
dari dalam tubuh.
1. Pola Makan
a. Sehat
Biasanya makanan yang mengandung tinggi gula, garam, dan lemak.
b. Sakit
Biasanya klien dengan leukimia akan kehilangan nafsu makan, mual
dan muntah. Sehingga nutrisi klien tidak terpenuhi.
2. Pola minum
a. Dirumah
Biasanya klien dengan leukimia tidak mengalami perubahan pola
minum
b. Dirumah sakit
Biasanya klien dengan leukimia tidak boleh mengkonsumsi makanan
tinggi serat atau gula dan makanan yang berminyak.

E. Pola eliminasi
Biasanya perubahan fisik yang akan dialami oleh penderita leukimia yaitu
sum sum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan akan
mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif.
a. BAB
Biasanya klien dengan leukimia mengalami kesulitan BAB
b.BAK
Biasanya klien dengan leukimia mengalami penurunan volume urin.

F. Pola aktivitas /Latihan


Biasanya pola aktivitas/latihan klien terganggu karena kelelahan, kurang
istirahat, pada saat beraktivitas ataupun saat istirahat.

G. Pola istirahat tidur


Biasanya pola istirahat dan tidur pada klien dengan leukimia mengalami
gangguan, karena biasanya klien akan mengalami nyeri

H.Pola Kognitif-Persepsi
Biasanya pada klien leukimia akan mengalami gangguan pada kognitif-
persepsi seperti pasien merasakan nyeri dan kelelahan.

i. Pengkajian fungsi fisik


1. Pengkajian nyeri Metode SOCRATES
S (Site of Pain) : Biasanya pada pasien leukimia akan mengalami
nyeri pada bagian persendian atau pada dibagian tulang belakang
O (Onset) : Biasanya nyeri terjadi pada saat beraktivitas.
C (Character) : Biasanya nyeri dirasakan seperti tertekan dan terus menerus.
R (Radiation) : Biasanya nyeri akan menyebar ke persendian dan tulang
hingga mengalami memar .
A (Associated features) : Biasanya nyeri disertai dengan gejala lain seperti
lelah yang tidak hilang mesti sudah beristirahat.
T (Timing) : Biasanya nyeri semakin parah pada waktu tertentu seperti
pasien banyak melakukan aktivitas.
E (Exacerbating and relieving factors) : Biasanya nyeri bertambah ketika
beraktivitas, dan nyeri akan sedikit terasa berkurang pada saat beristirahat.
S (Severity) : Biasanya nyeri yang dirasakan pasien pada skala 8-10 (nyeri
berat).

J. Pola Peran Hubungan


Biasanya klien dengan leukimia akan mengalami perubahan peran hubungan
karena penyakit yang dideritanya.

K. Pola Seksualitas / Reproduksi


Biasanya klien dengan leukimia akan mengalami gangguan dalam
beraktivitas Karena adanya aktivitas yang berlebihan dapat memicu klien
kelelahan bahkan mimisan

L. Pola Persepsi Diri / Konsep Diri


a. Body image / gambaran diri
Biasanya gambaran diri klien itu mengalami gangguan pada organ
tubuhnya sehingga klien mengeluh dengan kondisi tubuhnya dan
memerlukan pengobatan.
b.Role / Peran
Biasanya klien mengalami perubahan peran karena penyakit yang
dideritanya.
c.Identity / Identitas Diri
Biasanya klien mengalami kurang percaya diri dan merasa kurang
memiliki potensi.
d. Self Esteem / harga diri
Biasanya klien mengalami rasa bersalah, menyangkal kepuasan diri
karena keluhan fisiknya yang mudah kelelahan.
d. Self ideal/ideal diri
Biasanya klien berharap supaya cepat sembuh dan mengikuti pengobatan
dengan rutin serta dapat beraktivitas seperti orang pada umumnya
M. Pola Koping-Toleransi Stress
Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi
kesehataan tubuhnya serta koping mekanis yang ditempuh klien bisa tidak
efektif.

N. Pola Keyakinan Nilai


Biasanya klien tidak mengalami gangguan pada pola keyakinan nilai

O. Pemeriksaan Fisik

Uraian Gambaran
Tanda vital Suhu : biasanya suhu tubuh pasien dalam batas
normal

Nadi : biasanya pasien leukimia mengalami takikardi


(denyut nadi lebih dari normal)
TD : Biasanya pasien leukimia tekanan darahnya
normal ( > 100/90 mmHg)
RR: biasanya pasien mengalami takipnea ( nafas
cepat)

Irama: biasanya detakan jantung tidak berirama, atau


jumlah detakan lebih dari normal.
Integument a. Inspeksi : Biasanya ada gangguan pada kulit
seperti merah kebiru-biruan
b. Palpasi : Biasanya kulit teraba hangat
Kepala : a. Biasanya simetris
Mata b. Biasanya konjungtiva klien anemis
Hidung c. Biasanya adanya cuping hidung.
d. Biasanya bentuk simetris kiri dan kanan,tidak
Telinga
mengalami serumen dan tidak ada gangguan
Mulut
pendengaran
e. Biasanya mulut terlihat bersih
Leher : a. biasanya tidak terdapat deviasi pada trakea
Trakea b. biasanya terjadi distensi vena jugularis
JVP c. biasanya tidak ada mengalami pembesaran getah
bening
Nodus limfe
d. biasanya tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid

Tiroid

Dada a. Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan


Paru b. Palpasi : biasanya fremitus taktil normal
c. Perkusi : biasanya bunyi sonor
d. Auskultasi : biasanya suara napas vesikuler
Jantung a. Inspeksi : biasanya tidak barrel chest, ictus
cordis tidak terlihat.
b. Palpasi : biasanya sela iga tidak melebar, ictus
cordis tidak teraba.
c. Perkusi : biasanya bunyi redup
d. Auskultasi : biasanya bunyi jantung I dan II
regular, tidak terdengar murmur dan gallop.
Abdomen a. Inspeksi : biasanya perut terlihat datar, dan
simetris
b. Palpasi :biasanya tidak terdapat nyeri tekan dan
normal
c. Perkusi : biasanya terdapat bunyi timpani
d. Auskultasi : biasanya bising usus normal
Ekstremitas Biasanya tidak ada gangguan pada ekstremitas
pasien dengan penyakit leukimia.
Neurologi : a. Biasanya kesadaran composmentis dengan GCS
15
Status mental/CGS
b. Bisanya tidak ada gangguan
c. Biasanya tidak ada gangguan
Saraf cranial
d. Biasanya reflek patologis normal
Reflek fisiologi
(bisep, trisep)
Reflek patologis
(babinski)
Payudara Biasanya bentuk simetris kiri dan kanan, tidak
teraba adanya masa, membesar sesuai dengan jenis
kelamin.
Genitalia Biasanya tidak ada gangguan
Rectal Biasanya tidak ada gangguan

P. Pemeriksaan Penunjang

Leukemia berupa pemeriksaan hematologi seperti pemeriksaan darah


lengkap, apusan darah tepi, fungsi liver, fungsi pembekuan darah, pungsi lumbal,
serta aspirasi sumsum tulang. Pemeriksaan sitogenetik dan immunophenotyping
juga dapat dilakukan untuk membantu diagnosis leukemia.

B. Diagnosa keperawatan teoritis


Diagnosa memiliki dua arti pertama diagnosa adalah tahap kedua dari
proses keperawatan yang mencangkup analisa data kedua diagnosa adalah label
spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan kelainan
dan keluarganya diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon
individu keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual atau potensial diagnosis keperawatan merupakan dasar
pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat
yang bertanggung jawab diagnosa keperawatan adalah respon individu terhadap
rangsangan yang timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan).
Diagnosa keperawatan juga bermanfaat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif memberikan kesatuan bahasa dalam profesi
keperawatan meningkatkan komunikasi antar sejawat atau profesi kesehatan
lainnya dan membantu merumuskan hasil yang diharapkan atau tujuan yang tepat
dalam menjamin mutu asuhan keperawatan sehingga pemilihan intervensi lebih
akurat dan menjadi pedoman dalam melakukan evaluasi.
kemungkinan diagnosa keperawatan paliatif yang mungkin timbul pada
penyakit leukimia yaitu :
1. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
2. Keletihan berhubungan dengan gangguan tidur
3. defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient

C. Tujuan Intervensi keperawatan Sesuai SLKI dan SIKI


No DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
1 Risiko infeksi Setelah dilakukan Edukasi Pencegahan
berhubungan dengan tindakan keperawatan Infeksi
penurunan hemoglobin selama 1x24 jam ,maka a.Observasi:
diharapkan tingkat -Periksa kesiapan dan
kesehatan membaik kemampuan
dengan kriteria hasil: menerima informasi
1. Demam menurun b.Terapeutik
2. Nyeri menurun -siapkan materi,media
3. Kadar sel darah putih tentang faktor-faktor
menurun penyebab,cara
identifikasi dan
pencegahan resiko
infeksi di rumah sakit
maupun di rumah
C.Edukasi
-jelaskan tanda dan
gejala infeksi
-informasikan hasil
pemeriksaan
laboratorium
-Anjurkan mengikuti
tindakan pencegahan
sesuai kondisi
2. Keletihan berhubungan Setelah dilakukan Edukasi Aktivitas dan
dengan gangguan tidur tindakan keperawatan Istirahat
selama 1x24 jam ,maka a.Observasi:
diharapkan tingkat -Identifikasi kesiapan
keletihan membaik dan kemampuan
dengan kriteria hasil: menerima informasi
1.Verbalisasi lelah lesu
membaik b.Terapeutik
2. Pola istirahat membaik -sediakan materi dan
3. Pola napas membaik media pengaturan
aktivitas dan istirahat
-jadwalkan pemberian
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan

b.Edukasi:
-Jelaskan pentingnya
melakukn akifitas
fisik
-anjurkan terlibat
dalam tivitas bermain
atau aktifitas lainnya
-anjurkan menyusun
jadwal aktifitas dan
istirahat

3. defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


berhubungan dengan tindakan keperawatan a.Obsevasi:
ketidakmampuan selama 1x24jam ,maka -Identifikasi status
mengabsorbsi nutrient diharapkan peran pemberi nutrisi
asuhan membaik dengan - Identifiasi alergi dan
kriteria hasil : intoleransi makanan
- monitor asupan
1.porsi makan yang di makanan
habiskan meningkat -Monitor Hasil
2.Berat badan indeks masa Pemeriksaan
tubuh meningkat Laboratorium
3.Sikap terhadap
makanan/minuman sesuai b.Terapeutik:
dengan tujuan kesehatan -Berikan Makanan
membaik tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
-berikan suplemen
makakan jika perlu
-berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein.

c.Edukasi:
-Anjurkan posisi
duduk jika mampu

d.Kolaborasi:
-kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jumlah
nutrient yang di
butuhkan,jika perlu

Catatan Perkembangan
Implementasi
Setelah rencana tindakan di susun secara sistematik,selanjutnya tindakan
tersebut di terapkan dalam tindakan yang nyata dan terpadu guna memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah penilaian terakhir keperawatan yang
didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Biasanya berisi tentang
bagaimana pengaruh tindakan yang diberikan apakah mengurangi gejala yang
dialami klien atau tidak

BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Leukemia adalah suatu penyakit keganasan sel darah putih yang berasal
dari sumsum tulang yang ditandai dengan akumulasi proliferasi leukosit dan sel
abnormal dalam sumsum tulang dan darah. Penyebabnya tidak diketahui secara
pasti namun faktor resiko seperti genetic, lingkungan, radiasi, infeksi dan keadaan
imunosupresi memiliki hubungan dengan angka kesakitan leukemia. Leukemia
pada anak 97% adalah akut dimana 85% ialah LLA dan 17% LMA, sementara
leukemia kronik hanya 2% pada anak. Leukemia perlu dibedakan dengan reaksi
leukemoid dimana hanya terjadi peningkatan leukosit tanpa ada perubahan
morfologi. Perlu juga disingkirkan penyebab demam dan kegagalan sumsum
tulang. Pengobatan dengan kemoterapi bertujuan mengeradikasi sel blas dari darah
dan sumsum tulang untuk mencapai remisi, juga melakukan profilasis terhadap
relaps di SSP yang dilanjutkan kemoterapi rumatan selama 2 tahun. Transplantasi
sumsum tulang bisa dilakukan bila relaps gagal dengan terapi konvensional.
Komplikasi yang timbul dapat akibat dari penyakitnya atau terapinya. Prognosis
dari pasien leukemia tergantung dari respon terapi awal, jumlah leukosit awal, usia
dan jenis kelamin.

4.2 Saran

1. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat sesama tenaga kesehatan
lainnya agar terapi yang diterima yang tepat, efektif dan aman.
2. Perlu adanya monitoring dan evaluasi pada pasien dengan penyakit jantung
koroner dikarenakan obat-obatan yang digunakan berpotensi mengalami
interaksi.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang meneliti dengan judul yang sama sebaiknya
menggunakan metoda atau subjek penelitian yang berbeda dan parameter
outcome klinis yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M. 2009. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH EDISI 8. Singapura:
Salemba Medika

Doengoes, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

PPNI (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia : definisi dan indikator


diagnostik, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia : definisi dan tindakan


keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018). Standar luaran keperawatan Indonesia : definisi dan kriteria hasil
keperawatan, edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai