Rangkuman MIFTAHUL KHAIRATI 211211853
Rangkuman MIFTAHUL KHAIRATI 211211853
tekanan darah
diastolik pada level
90 mm Hg atau lebih.
Organ yang terganggu Kerusakan Arteri Jantung Jantung 1. Usus
Kerusakan 2. Ginjal
Jantung 3. Selaput otak
Kerusakan Otak 4. Kulit
Kerusakan Mata
Etiologi Faktor resiko yang Gagal jantung disebabkan Penyakit Tb paru biasanya berupa
tidak dapat di ubah: oleh kondisi yang arterosklerosis batuk, kehilangan nafsu
Usia melemahkan atau merusak mungkin disebabkan makan, demam dan
Jenis kelamin miokardium. Gagal jantung akibat kelainan keringat dingin di malam
Genetik dapat disebabkan oleh metabolisme, lipid, hari, batuk darah,
Faktor resiko yang faktor yang berasal dari koagulasi darah dan kekurangan energi, nyeri
dapat diubah: jantung (misalnya penyakit keadaan biofisika dibelakang mata, dan
Obesitas atau faktor patologi serta biokimia dinding batuk berdahak yang
Merokok instrinsik) atau dari faktor arteri (Brunner & berkepanjangan yang
Alkohol eksternal yang Suddarth, berlangsung sekitar 21
menyebabkan kebutuhan 2002). Etiologi PJK hari.
berlebihan dari jantung menurut Brunner &
etiologi gagal jantung. Sudarth (2001) adalah
multifaktor, yaitu
sebagai
berikut :
1. Kolesterol LDL yang
bertumpuk dan
menyumbat aliran
darah.
2. Kebiasaan merokok
atau kurang olahraga.
3. Kelainan
metabolisme lipid.
4. Koagulasi darah
dan keadaan biofisika
dan biokimia dinding
arteri.
5. Ketidakseimbangan
antara kebutuhan
oksigen miokardium
dengan suplainya
yang
terjadi karena :
a. Penyempitan arteri
coroner.
b. Penurunan aliran
darah.
c. Peningkatan
kebutuhan oksigen
miokardium.
d. Spasme pada arteri
koroner.
Jenis/Klasifikasi (jika ada) Hipertensi dapat Menurut derajat sakitnya: Menurut Nazmah Klasifikasi
dikelompokkan dalam a. Derajat 1: Tanpa (2012) dalam berdasarkan
dua kategori besar, keluhan - Anda masih Muhammad Supri D lokasi anatomis
yaitu hipertensi bisa melakukan (2019) klasifikasi Klasifikasi
primer dan hipertensi aktivitas fisik Sehari- penyakit berdasarkan
sekunder.
hari tanpa disertai jantung koroner ada 4 riwayat medis.
Pengelompokkan ini
kelelahan ataupun yaitu sebagai berikut: Klasifikasi
ditinjau dari unsur
sesak nafas 1. Angina Pectoris berdasarkan uji
penyebabnya.
b. Derajat 2: Ringan - atau Stable Angina kepekaan obat
Adapun pembagian
aktivitas fisik sedang 2. Angina Tidak Stabil klasifikasi
hipertensi
menyebabkan atau Unstable Angina tuberkulosis.
berdasarkan
kelelahan atau sesak 3. Prinzmetal Angina Klasifikasi
bentuknya dibagi
menjadi dua yaitu napas, tetapi jika 4. Infark Miokard berdasarkan
Tanda dan gejala Meningkat tekanan 1. Terjadi bengkak di telapa 1. Tidak ada gejala Bakteri yang tumbuh di
k kaki, kaki, pergelangan ka
darah seringkali Banyak dari mereka paru-paru dapat
ki, atau perut.
merupakan satu- 2. Ketidakmampuan untuk mengalami PJK, tetapi menimbulkan beberapa
melakukan kegiatan sehari-
satunya gejala pada tidak merasakan ada gejala penyakit:
hari.
hipertensi esensial. 3. Batuk di malam hari. sesuatu Batuk terus-
4. Kebingungan atau gelisa
Gejala-gejala seperti yang tidak enak atau menerus yang
h.
sakit kepala, mimisan, 5. Dehidrasi. tanda – tanda suatu berlangsung
6. Sakit dada.
pusing, atau migren penyakit. lama (lebih dari
7. Denyut jantung cepat (le
sering ditemukan bih dari 120 per menit saat 2. Angina Formalnya 2- 3 minggu).
istirahat).
sebagai gejala klinis disebut angina Batuk berdarah.
hipertensi. Kadang- pectoris. Angina Nyeri dada saat
kadang hipertensi umumnya bernapas atau
esensial berjalan ditunjukkan dengan batuk.
tanpa gejala dan baru sakit dada Sesak napas.
timbul gejala setelah pada saat melakukan Selain itu, gejala
terjadi komplikasi gerakan fisik atau penyakit Tb paru juga
pada organ sasaran latihan. berupa:
seperti pada ginjal, 3. Angina tak stabil Penurunan berat
mata, otak, dan Sakit dada yang tiba – badan.
jantuang. tiba terasa pada saat Lemas
keadaan istirahat atau Demam dan
terjadi menggigil.
lebih berat secara Berkeringat di
tiba- tiba. malam hari.
4. Serangan jantung Tidak nafsu makan.
Bila aliran darah ke
pembuluh arteri
koroner terhalang
sepenuhnya, maka
terjadilah serangan
jantung.
Nyeri dada dirasakan
di dada kiri disertai
penjalaran ke lengan
kiri, nyeri di ulu hati,
dada kanan,
nyeri dada yang
menembus hingga
punggung, bahkan ke
rahang dan leher.
1. Jantung berdebar
(denyut nadi cepat).
2. Keringat dingin
3. Tenaga dan pikiran
menjadi lemah,
ketakutan yang tidak
ada alasannya,
perasaan mau mati
saja.
4. Tekanan darah
rendah atau stroke
5. Dalam kondisi
sakit : Sakit nyeri
terutama di dada
sebelah kiri tulang
bagian atas dan
tengah
sampai ke telapak
tangan. Terjadinya
sewaktu dalam
keadaan tenang.
Komplikasi Penderita Hipertensi 1. Komplikasi gagal jantung Penyakit jantung Komplikasi yang terjadi:
beresiko terserang Ventrikel kiri. koroner yang tidak Kerusakan pada
penyakit lain yang Edema paru akut suatu tertangani dapat otak.
timbul kemudian. darurat biasanya terjadi memicu sejumlah Gangguan fungsi
Beberapa penyakit akibat LVF pada klien di komplikasi, penglihatan.
yang timbul sebagai dalam paru menjadi sangat seperti: Kerusakan pada
akibat hipertensi meningkat karena cairan 1.Angina atau nyeri tulang dan sendi.
diantaranya, Penyakit didorong dari darah dada, akibat Kerusakan fungsi
jantung koroner, sirkulasi ke interstitium dan menyempitnya arteri hati.
gagal jantung, kemudian ke alveoli, sehingga jantung Kerusakan pada
kerusakan pembuluh bronkiolus dan bronkus. tidak mendapatkan ginjal.
dan otak, gagal ginjal. 2. Gagal jantung Ventrikel cukup darah Kerusakan pada jantung
kanan 2.Serangan jantung,
Jika terjadi penurunan akibat arteri yang
fungsi ventrikel kanan `tersumbat
edema perife dan kongesti sepenuhnya oleh
Vena pada organ akan tumpukan lemak atau
terjadi pembesaran hati gumpalan darah
(hepatomegali) dan nyeri 3.Gagal jantung,
abdomen dapat terjadi akibat kondisi jantung
ketika hati mengalami yang tidak cukup kuat
kongesti / terbendung untuk memompa
dengan darah vena jika hal darah
terjadi dengan cepat, 4.Gangguan irama
peregangan kapsul hati jantung (aritmia),
dapat menyebabkan akibat kurangnya
suplai darah ke
jantung atau
kerusakan di
jaringan jantung yang
memengaruhi impuls
listrik jantung.
Penatalaksanaan Langkah pertama a. Tirah baring Kepada pasien yang Manajemen jalan nafas,
keperawatan adalah Tirah baring mengurangi ke menderita PJK penghisapan lendir,
penggunaan rja jantung, meningkatkan t maupun keluarga, terapi oksigen, dan
kombinasi ganda enaga cadangan jantung da perlu di terangkan terapi tambahan berupa
ACE-inhibator n menurunkan tekanan dar tentang batuk efektif dan latihan
atau Angiotensin ah dengan menurunkan vol perjalanan penyakit, pernapasan dengan
Receptor Blocker. ume intra vaskuler melalui plihan obat yang teknik memutar.
Langkah kedua induksi diuresis berbaring. tersedia. Pasien perlu Medikamentosa
adalah b. Oksigen di yakinkan bahwa tuberkulosis paru
penggunaan Pemenuhan oksigen akan kebnyakan kasus aktif.
kombinasi ganda mengurangi demand mioka angina dapat Medikamentosa
ACE-Inhibator rd dan membantu memenu mengalami perbaikan tuberkulosis paru
atau ARB hi kebutuhan oksigen tubu dengan pengobtan yang resisten.
bersama DHP- h. dan modifikasi gaya Evaluasi terapi
CCB dosis penuh. c. Diet hidup sehingga tuberkulosis paru
Langkah Ketiga Pengaturan diet membuat kualitas hidup lebih aktif.
adalah kombinsi kerja dan ketegangan otot j baik. Kelainan Terapi profilaksis pada
tripel ACE- antung minimal. Selain itu penyerta seperti tuberkulosis laten.
Inhibator atau pembatasan natrium dituju hipertensi,diabetes,
ARB, DHP-CCB, kan untuk mencegah, men displipidemia dll.
dan diuretik gatur, atau mengurangi ed Cara pengobatan PJK
thiazidelike. ema. yaitu:
Langkah keempat d. Revaskularisasi korone 1.pengobatan
adalah kombinasi r farmakologis
tripel ACE- e. Transplantasi jantung 2.revaskularisasi
Inhibator atau f. Kardoimioplasti miokard
ARB, DHP-CCB,
an diuretik
thiazidelike serta
spironolacton
atau obat lain.
Penatalaksanaan medis Penata laksanaan a. diuretik: untuk mengura Saat ini penggunaan Penatalaksanaan
medis yang ngi penimbunan cairan dan obat-obat antioksidan tuberkulosis paru
diterapkan pada pembengkakan menjadi babak baru dilakukan dengan
penderita hipertensi b. penghambat ace (ace inh dalam upaya pemberian obat anti
adalah, Terapi ibitors): untuk menurunkan pengendalian tuberkulosis atau OAT,
Oksigen, Pemantauan tekanan darah dan mengur faktor-faktor risiko misalnya isoniazid,
Hemodinamik, angi beban kerja jantung PJK, dimana obat- rifampisin, pirazinamid,
Pemantauan Jantung, c. penyekat beta (beta bloc obat tersebut relatif dan etambutol. Selama
Obat-obatan. kers): untuk mengurangi de lebih murah. Santoso masa pengobatan,
nyut jantung dan menurun (1998) pasien perlu menjalani
kan tekanan darah agar be mengemukakan pemeriksaan sputum
ban jantung berkurang bahwa perubahan berkala untuk melihat
d. digoksin: memperkuat d oksidatif LDL dapat keberhasilan terapi.
enyut dan daya pompa jant dihamba dengan
ung memberi antioksidan,
e. terapi nitrat dan vasodila misalnya vitamin yang
tor koroner: menyebabkan larut dalam lemak
vasodilatasi perifer dan pe (vitamin A vitamin E
nurunan konsumsi oksigen dan beta-karoten),
miokard. vitamin C dan
f. digitalis: memperlambat probukal Beberapa
frekuensi ventrikel dan me penelitian telah
ningkatkan kekuatan kontr membuktikan
aksi, peningkatan efisiensi j manfaat vitamin E
antung. saat curah jantung bila dipakai dengan
meningkat, volume cairan l tujuan
ebih besar dikirim ke ginjal pencegahan primer,
untuk filtrasi dan ekskresi d yaitu menghambat
an volume intravascular m terjadinya PJK pada
enurun. pria, wanita, dan
g. Inotropik positif: Dobuta orang tua.
min adalah obat simpatomi
metik dengan kerja beta 1
adrenergik. Efek beta 1 me
ningkatkan kekuatan kontr
aksi miokardium (efek inotr
opik positif) dan meningkat
kan denyut jantung (efek kr
onotropik positif).
h. Sedati: Pemberian sedati
ve untuk mengurangi kegel
isahan bertujuan mengistir
ahatkan dan memberi relak
sasi pada klien.
Terapi Diet Modifikasi diet Gambaran pola konsumsi 1. Batasi penggunaan nabati, sayur-sayuran
asupan lemak dengan menurut jenis makanan po garam bila ada tekana dan buah-buahan.
menurunkan fraksi kok nasi yaitu yang nasi de n darah tinggi (hipert Makanan yang tidak
lemak jenuh dan ngan jumlah ensi) dianjurkan seperti, gula
meningkatkan lemak terbanyak adalah 50 gram 2. Bagi yang terlalu ge dan olahan gula,
tak jenuh ganda (45%), selanjutnya 125 gra muk, jumlah makanan gorengan, makanan
berpengaruh sedikit m (25%), 150 gram (18%), pokok sebagai sumbe pedas, kopi dan teh
terhadap penurunan dan 100 gram (12%). r hidrat arang dikuran kental, serta minuman
tekanan darah tetapi Pola konsumsi nasi menuru gi, contoh sumber hid alkohol dan softdrink.
bila ada dapat t diet pasien gagal jantung rat arang : beras, roti,
berpengaruh dalam tipe I dan II dari Almaetser mie, kentang, bihun,
menurunkan kadar (2008) adalah 125 – biskuit, tepung-tepun
kolestrol secara 150 gram perhari. Pentingn gan, gula dan sebagai
signifikan. Makanan ya pengaturan konsumsi ba nya
sehari-hari yang kaya han makanan yang mengan 3. Bahan makanan ya
buah-buahan, dung karbohidrat ng berlemak sebaikny
sayuran, kacang- sebagaimana ditunjukkan d a dibatasi. Pilihlah dag
kacangan, dan rendah alam penelitian Hu et.al (20 ing tampak lemak ata
lemak dengan 16) yang meneliti kepatuha u ikan segar, ayam dll
mengurangi lemak n konsumsi low 4. Hindari sayuran yan
jenuh dan lemak karbohidrat terhadap penu g mengandung gas, ko
total, harus runan berat badan dan resi l, lobak, nangka muda
dianjurkan kepada ko kardiovaskuler. 5. Semua buah boleh
klien yang dimakan kecuali nang
memerlukan ka masak, durian, alp
interfensi diet lemak ukat diberikan dalam j
terbatas yang lebih umlah terbatas
terstruktur. 6. Makanan yang seba
iknya dipilihyang mud
ah dicerna dan tidak
merangsang
7. Dianjurkan untuk ti
dak minum kopi dan a
lkohol
8. Dalam memasak se
baiknya tidak menggu
nakan cabe dan bumb
u yang merangsang
Riwayat kesehatan Pengkajian yang Biasanya pasien memiliki Biasanya pasien Meliputi keluhan atau
sekarang mendukung keluhan riwayat penyakit seperti memiliki Riayat gangguan yang
utama dengan DM, Hipertertensi, penyakit seperti DM, sehubungan dengan
memberikan Hiperkolesterol,Obesitas. Hipertensi, penyakit
pertanyaan tentang Hiperkolesterol, yang di rasakan saat ini.
kronologi keluhan obesitas. Dengan adanya sesak
utama. Keluhan lain napas, batuk, nyeri
yang menyerta dada, keringat
biasanya: Sakit malam, nafsu makan
kepala, pusing, menurun dan suhu
penglihatan buram, badan meningkat
nyeri dada, mudah mendorong penderita
lelah, dan impotensi. untuk mencari
pengonbatan
Riwayat kesehatan dahulu Kaji adanya riwayat Biasanya pasien dengan pe Biasanya pasien Keadaan atau penyakit –
penyakit hipertensi, nyakit gagal jantung masuk dengan penyakit penyakit yang pernah
penyakit jantung, rumah sakit dengan keluh jantung koroner diderita oleh penderita
penyakit ginjal, an nyeri dada sebelah kiri, masuk rumah sakit yang mungkin
stroke. Penting untuk nafas terasa sesak,Biasanya dengan sehubungan dengan
mengkaji mengenai keluhan nyeri dada dan ses keluhan nyeri dada tuberkulosis paru antara
riwayat pemakaian ak nafas bertambah saat b sebelah kiri, nafas lain ISPA efusi
obat-obatan masa eraktifitas. terasa sesak, pleura serta tuberkulosis
lalu dan adanya Biasanya keluhan paru yang kembali aktif.
riwayat alergi nyeri dada dan sesak
terhadap jenis obat. nafas mulai dirasakan
sejak Biasanya
pasien merasa nyeri
dada dan sesak nafas
bertambah saat
beraktifitas
Riwayat kesehatan Kecendrungan Biasanya pasien mengataka Biasanya pasien Mencari diantara
keluarga genetis yang n ada Riwayat penyakit gag mengatakan ada anggota keluarga pada
membuat keluarga al jantung pada keluarga, Ri Riwayat penyakit tuberkulosis paru yang
tertentu lebih rentan wayat hipertensi. jantung koroner pada menderita penyakit
terhadap hipertensi keluarga, tersebut sehingga
mungkin Riwayat hipertensi sehingga diteruskan
berhubungan dengan penularannya
peningkatan kadar
natrium intraseluler
dan penurunan rasio
kalsium-natrium,
yang lebih sering
ditemukan oleh orang
yang berkulit hitam.
Klien dengan orang
tua yang memiliki
hipertensi berada
pada resiko
hipertensi yang lebih
tinggi pada usia
muda.
Hasil pengkajian pola pengkajian persepsi- 1. Pola nutrisi/Metabolis 1. Pola
kesehatan gordon yang manajemen kesehata me nutrisi/Metabolis
bermasalah/abnormal n diperoleh data klien BB : biasanya pada pasien g me
sebelumnya tidak per agal jantung berat badan n BB : biasanya pada
nah cek kesehatan se aik / lebih dari normal pasien pjk berat
cara rutin di pusat TB : biasanya tinggi badan badan naik / lebih
pelayanan kesehatan, pasien gagal jantung tidak dari normal
namun jika tidak enak mempengaruhi TB : biasanya tinngi
badan klien Penurunan BB dalam 6 bul badan pasien pjk
memeriksakan ke Pus an terakhir tidak mempengaruhi
kesmas. Klien mempu I. Pola Makan Penurunan BB dalam
nyai penyakit a. Sehat 6 bulan terakhir :
hipertensi kemungkin Biasanya makanan yang me biasanya tidak ada
an disebabkan oleh k ngandung tinggi gula, gara penurunan berat
ebiasaan merokok m, dan lemak. badan.
klien. Pengkajian pola b. Sakit 2. Pola Makan
metabolisme-nutrisi d Biasanya klien dengan gaga a) Sehat
iperoleh data klien l jantung akan kehilangan n Biasanya tidak ada
memiliki berat badan afsu makan, mual dan mun makanan yang dapat
52 kg, tinggi badan 16 tah. Sehingga nutrisi klien ti mempengaruhi
5 cm, sehingga IMT dak terpenuhi. penyakit pjk
19,11, mukosa bibir le b) Sakit
mbab, mual, muntah Biasanya klien dengan
setiap kali makan dan jantung koroner akan
minum sehari sudah 3 kehilangan nafsu
kali. Klien minum air makan, mual dan
putih hanya sedikit. muntah.
Pengkajian pola elimi Sehingga nutrisi klien
nasi didapatkan data tidak terpenuhi
klien tidak 3. Pola Minum
terpasang kateter uri a) Dirumah
ne, untuk BAK klien m Biasanya klien dengan
enggunakan pispot. jantung koroner tidak
BAK sudah 2 kali, juml mengalami
ah setiap kali BAK seki perubahan pola
tar dua gelas minum
belimbing (kurang leb b) Dirumah sakit
ih 400 cc), warna urin Biasanya klien dengan
e seperti teh, bau jantung koroner tidak
khas, tidak nyeri ketik boleh mengkonsumsi
a BAK. Klien mengata alcohol dan minuman
kan belum BAB, yang tinggi gula.
terakhir BAB kemarin e. Pola eliminasi
1 kali. Pengkajian pol biasanya perubahan
a aktivitas-latihan fisik yang akan
diperoleh data klien b dialami oleh
elum diperbolehkan b penderita penderita
erjalan ke kamar74 jantung koroner
mandi sehingga BAK d yaitu Kondisi ini
ilakukan menggunaka membuat otot
n pispot. Dulu ketika jantung menjadi
masih muda klien suk kekurangan darah
a berolahraga voli, tet karena
api sekarang penyumbatan atau
tidak lagi. penyempitan pada
Pengkajian pola istira pembuluh darah
hat-tidur diperoleh da koroner akibat
ta klien kerusakan lapisan
mengatakan susah tid dinding pembuluh
ur karena pusing. Bias darah
anya di rumah klien ti (Aterosklerosis).
dur selama kurang le Dalam suatu serangan
bih 6 jam. Pengkajian jantung, bagian dari
pola persepsi – kogni otot jantung akan
tif diperoleh data per mati ketika tidak
sepsi ketidak nyaman mendapatkan darah.
an nyeri : 4. BAB
penyebab (P) : hipert Biasanya klien dengan
ensi, kualitas (Q) : ngg jantung koroner
liyer, lokasi (R) : kepal mengalami diare atau
a bagian belakang, sk konstipasi.
ala 5. BAK
(S) : 6/sedang, wa Biasanya klien dengan
ktu (T) : terus-me jantung koroner
nerus. Klien men mengalami
gatakan nyeri kep penurunan volume
alanya menggang urin, urine yang
gu aktivitas sehar pekat dan nokturia.
6. Pola
i-hari. Ketika di ru
Aktivitas/Latihan
mah, klien meras Biasanya pola
a pusing aktivitas/latihan klien
biasanya kerokan terganggu karena
dan minum obat kelelahan, insomnia,
yang dibeli di war latergi, kurang
ung. istirahat, sakit dada,
Pengkajian pola k dispnea pada saat
beraktivitas ataupun
onsep diri – perse
saat istirahat.
psi diri diperoleh 7. Pola Istirahat
Tidur
data klien terlihat
Biasanya pola
agak murung kar istirahat dan tidur
pada klien dengan
ena tidak bisa me
jantung koroner
menuhi perekono mengalami gangguan,
karena biasanya klien
mian
akan mengalami nyeri
keluarga selama s dada dan dipsnea.
8. Pola Kognitif-
akit. Klien sebaga
Persepsi
i tulang punggun Biasanya pada klien
jantung koroner akan
g keluarga
mengalami gangguan
menjadi tidak bis pada kognitif-persepsi
seperti pasien
a bekerja seperti
merasakan nyeri.
yang dilakukan se
hari-hari.
Pengkajian pola h
ubungan - peran
didapatkan data
peran klien di kel
uarga adalah seb
agai pemimpin ru
mah tangga dan
sebagai tulang pu
nggung keluarga
untuk memenuhi
kebutuhan
sehari-hari. Oran
g terdekat klien a
dalah istri, namu
n tidak bisa
menemani klien
di rumah sakit ka
rena harus meng
urus ketiga anakn
ya. Klien selama
di rumah sakit dit
emani oleh adik
kandungnya. Pola
reproduksi – seks
ualitas diperoleh
data klien tidak m
emiliki gangguan
pada sistem repr
oduksi. Klien ana
k ke 4 dari 8 bers
audara. Klien me
mpunyai 3 orang
anak, yang perta
ma
berjenis kelamin l
aki-laki, anak ked
ua dan ketiga me
rupakan anak ke
mbar yang berjen
is kelamin perem
puan.
Pengkajian pola t
oleransi terhadap
stress – koping di
peroleh data klie
n mengatakan se
ring merasakan st
ress, banyak pikir
an
karena tidak bisa
mencukupi kebut
uhan ekonomi kel
uarga. Cara
klien untuk meng
elola stress yaitu
dengan cara berk
umpul dengan
istri dan anak-ana
knya karena terk
adang tingkah lak
u anaknya
yang lucu-lucu bis
a sedikit mengura
ngi stress.
Pola keyakinan
nilai didapatkan data
klien beragama Islam,
klien berkeyakinan
bahwa mendekatkan
diri kepada Allah SWT
dapat mengurangi
stress dan masalah pa
da kehidupannya.
Hasil pemeriksaan fisik Tanda-tanda vital saa 1. Tanda vital 1. Tanda Vital 1. Sistem pernapasan
yang abnormal t masuk rumah sakit : Nadi : biasanya pasien Nadi : biasanya pasien Pada system pernapasan
tekanan darah : 180/ gagal jantung mengala PJK mengalami pada saat pemeriksaan
100 mmHg, mi takikardi (denyut na takikardi (denyut nadi fisik dijumpai :
denyut nadi : 80 kali/ di lebih dari normal) lebih dari normal) Inspeksi : Adanya
menit, pandangan ag TD : Biasanya pasien ga TD : Biasanya pasien tanda – tanda
ak gal jantung mengalami PJK mengalami penarikan paru,
kabur pada kedua ma hipertensi atau tekana hipertensi atau diafragma,
ta. n darah tinggi ( > 130/9 tekanan pergerakan napas
0 mmHg) darah tinggi ( > yang tertinggal,
RR: biasanya pasien m 130/90 mmHg) suara napas
engalami takipnea ( na RR: biasanya pasien melemah.
fas cepat) mengalami takipnea Palpasi : Fremitus
Irama: biasanya irama j ( nafas cepat) suara meningkat.
antung tidak teratur Irama: biasanya irama Perkusi : Suara ketok
2. Integument jantung tidak teratur redup.
a. Inspeksi : Biasanya ada 2. Integument Auskultasi : Suara
gangguan pada kulit se a. Inspeksi : Biasnaya napas brokial
perti merah kebiru-bir ada gangguan pada dengan atau tanpa
uan kulit seperti ronki basah, kasar
b. Palpasi : Biasanya kulit dermatitis dan yang nyaring
teraba hangat b. Palpasi : Biasanya
3. Mata Hidung kulit teraba hangat 2. Sistem
a. Biasanya konjungtiva k Kardiovalkuler
lien anemis Perkusi untuk
b. Biasanya adanya cupin menentukan batas
g hidung. jantung dimana daerah
jantung terdengar
pekak.
Hasil pemeriksaan Albuminuria pada Pemeriksaan Darah Koleste besarnya risiko Darah
laboratorium/diagnostik hiprtensi karena rol darah seseorang, dan bukan Adanya kurang
yang abnormal kelainan Kolesterol total dilakukan untuk darah, ada sel –
perenkim ginjal LDL mendiagnosis adanya sel darah putih
Kreatinin serum HDL PENYAKIT yang
dan BUN Trigliserida Enzyme jantung JANTUNG KORONER. meningkatkan
meningkat pada Troponin I serta laju endap
hipertensi karena Troponit T darah meningkat
perenkim ginjal terjadi pada
dengan gagal proses aktif.
ginjal akut Sputum
Darah perifer Ditemukan
lengkap adanya Basil
Kimia darah tahan Asam
(Kalium, natrium, (BTA) pada
keratin, gula sputum yang
darah puasa) terdapat pada
penderita
tuberkulosis paru
yang biasanya
diambil pada
pagi
hari.
Test tuberkulosis
Test tuberkulosis
memberikan
bukti apakah
orang yang dites
telah
mengalami
infeksi atau
belum. Tes
menggunakan
dua jenis bahan
yang
diberikan yaitu :
Old tuberkulosis
(OT) dan Purifled
Protein
Derivative
(PPD) yang
diberikan dengan
sebuah jarum
pendek (1/2 inci)
no 24 – 26,
dengan cara mecubit
daerah lengan atas
dalam 0,1 yang
mempunyai kekuatan
dosis 0,0001 mg/dosis
atau 5 tuberkulosis unit
(5 TU).
Diagnosa keperawatan Resiko Penurunan curah jantu Kepada pasien yang Pola napas tidak
penurunan curah ng berhubungan denga menderita PJK efektif b.d
jantung n perubahan kontraktil maupun keluarga, hambatan upaya
berhubungan itas perlu di terangkan napas.
dengan Intoleran aktvitas berh tentang Ketidakefektifan
peningkatan ubungn dengan ketida perjalanan penyakit, bersihan jalan
afterlood, k seimbangan suplai ok plihan obat yang nafas b.d sekresi
vasokonstriksi, sigen tersedia. Pasien perlu yang tertahan.
hipertrofi Gangguan pertukaran di yakinkan bahwa Gangguan
ventrikel gas berhubungan deng kebnyakan kasus pertukaran gas.
Intoleransi an meningkatnya caira angina dapat
aktivitas n antara kapiler. mengalami perbaikan
berhubungan dengan pengobtan
dengan dan modifikasi gaya
kelemahan, hidup sehingga
ketidakseimbang kualitas hidup lebih
an, dan baik. Kelainan
kebutuhan penyerta seperti
oksigen hipertensi,diabetes,
Nyeri akut displipidemia dll.
berhubungan
dengan agen
pencedera fisik
Jenis/Klasifikasi (jika ada) Berdasarkan Global A. Asma alergik/ 1. Karsinoma Bronkoge 1) Pneumonia
Initiative for Chr ekstrinsik nik Pneumokokus
onic Obstructive L B. Idiopatik atau - Karsinoma epidermoi ( Disebabkan
ung Disease nonallergic d (Skuamosa) Streptococus
(GOLD) 2014, PPOK - Karsinoma sel kecil
asthma/intrinsic Pneumoniae)
diklasifikasikan b (Termasuk sel oat)
C. Asama campuran 2) Pneumonia
erdasarkan derajat - Adenokarsinoma (Te
(mixed asthma) Stafilokokus (Disebabkan
berikut :a. Derajat rmasuk karsinoma sel
Stapylococcus Aureus)
0 (berisiko) Gejal alveolar)
a klinis : Memilik - Karsinoma sel besa 3) Pneumonia Influenza
i satu atau lebih r (Disebabkan
gejala batuk 2. Tumor karsinoid (A Haemophilus Influenzae)
kronis, produksi s denoma Bronkus) 4) Pneumonia Bakteri
putum, dan dispne 3. Tumor kelenjar bro Garam Negatif
a. Ada paparan ter nchial ( Disebabkan Klabsiella
hadap faktor 4. Sarkoma
Pneumoniae)
resiko. Spirometri 5. Mesotelioma
5) Pneumonia Bakterial
: Normal 6. Melanoma
Anaerob, Pneumonia
b. Derajat I (PPOK
ringan) Gejala kli Hipostatik ( Disebabkan
nis : Dengan atau oleh
tanpa batuk, denga flora Normal)
n 6) Penyakit Legionnaires
atau tanpa produks
( Disebabkan Legionella
i sputum. Sesak na
Pneumophila )
pas derajat sesak
7) Pneumonia
0 (tidak terganggu
Mikroplasma
oleh sesak saat be
rjalan cepat atau ( Disebabkan
Penatalaksanaan medis 1. Berhenti merokok a. Oksigen 4-6 lit 1. Penisilin 50.000 U/kg
2. Mengatasi bronko er / menit BB/hari, ditambah
spasme dengan oba b. Pemenuhan hidra dengan kloramfenikol
t-obat bronkodilat si via infus 50-70 mg/kgBB/hari atau
or (Aminophilin c. Terbutalin 0,25
diberikan antibiotik yang
dan adrenalin) mg / 6 jam secara
mempunyai spektrum
3. Pengobatan simt subkutan (SC)
luas seperti ampisilin.2.
omatik (lihat tand d. Bronkodilator /
Pemberian oksigen dan
a dan gejala yang antibronkospasme d
engan cara : cairan IV D5% dan NaCl
muncul)
0,9% dengan
4. Penanganan terh 1. Nebulizer (via
inhalsi) dengan go perbandingan 3:1
adap komplikasi –
komplikasi yang ti longan terbutaline ditambah larutan KCl 10
mbul 0,25 mg (Bricasm MEq/500ml/botol infus.
5. Pengobatan oksi a), fenoterol HB 3. Diberikan mukolitik
gen bagi yang meme 0,1 % solution (be untuk mengencerkan
rlukan O2 harus di rotec), orciprenal lendir, ekspektoran
berikan dengan ine sulfur 0,75 mg
(memudahkan
aliran lambat : 1- (Allupent).
pengeluaran dahak).
3 liter / menit 2. Intravena denga
4. Antipiretik diberikan
6. Mengatur posisi n golongan theophy
bila demam.
dan pola pernafasan line ethilenediami
untuk mengurangi ne (Aminophillin)
Riwayat kesehatan dahulu Biasanya ada riway Biasanya klien mem Biasanya klien memiliki Perawat menanyakan
at paparan gas ber iliki riwayat pen riwayat penyakit seperti t tentang penyakit yang
bahaya seperti mer yakit asma sejak b uberkulosis dan penya pernah dialami klien
okok, polusi eberapa tahun yang kit paru obstruktif k sebelumnya, yang dapat
udara, gas hasil p lalu dan tidak rut ronik juga dapat menj
mendukung dengan
embakaran dan memp in kontrol adi risiko kanker par
masalah sistem
unyai riwayat peny u.
pernapasan. Misalnya
akit seperti
apakah klien pernah
asma
dirawat sebelumnya,
dengan sakit apa, apakah
pernah mengalami sakit
yang berat, pengobatan
yang pernah dijalanidan
riwayat alergi.
Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan Biasanya kaji kelu Mengkaji apakah terda Pengkajian riwayat
keluarga keluarga Biasanya arga apakah ada ya pat riwayat keluarga kesehatan keluarga pada
ditemukan ada angg ng menderita penya sebelumnya yang mengi sistem pernapasan
ota kit ini sebelumny dap Ca paru, penyakit adalah hal yang
keluarga yang memp a. menular, atau menurun mendukung keluhan
unyai riwayat aler lainnya penderita, perlu dicari
gi (asma) karna as riwayat keluarga yang
ma
dapat 11 memberikan
merupakan salah sa
presdiposisi keluhan
tu penyebab dari P
seperti adanya riwayat
POK
sesak napas, batuk
dalam jangka waktu
lama, sputum berlebih
dari generasi terdahulu
Hasil pengkajian pola 1) Pola persepsi d 1. Pola nutrisi 1. Pola nutrisi Komposisi 1). Kebiasaan
kesehatan gordon yang an tata laksana hi Biasanya pada seba makanan yang dikonsumsi Pasien memiliki
bermasalah/abnormal dup sehat gian klien Sebelum biasanya : nasi, lauk, sayu kebiasaan yang memiliki
Biasanya pada pend dirawat di RS pasi r. Dan pasien tidak menge Riwayat
erita PPOK terjadi en biasa makan 2-3
tahui makanan yang meny merokok,minum alkohol,
perubahan persepsi kali sehari dengan
ebabkan sesak nafas dan Konsumsi obat-obatan
dan tata waktu menurut sele
berhubungan dengan kan tertentu dan pola
laksana hidup seha ra pasien. Dan Kom
ker paru. hidup stress.
t karena kurangnya posisi makanan yan
pengetahuan tentan g dikonsumsi biasa 2. Pola eliminasi 2. Pola persepsi dan
g PPOK. nya : nasi, lauk, penanganan kesehatan
Biasanya klien dengan
Biasanya terdapat sayur. Dan Pasien Keluarga sering
kanker paru tidak
riwayat merokok ka diberitahu makanan menganggap seperti
mengalami gangguan
rena merokok menin apa saja yang tida batuk biasa, dan
masalah terhadap pola
gkatkan k boleh seorang pe
eliminasi namun, menganggap
risiko terjadinya nderita asma bronk
benar-benar sakit
PPOK 30 kali lebih ial makan, seperti pengeluaran BAK atau
BAB yang keluar harus apabila sudah
besar ( Ikawati, 2 udang dan telur
diperhatikan banyaknya mengalami sesak napas.
016). 2. Pola eliminasi
2) Pola nutrisi da Biasanya kli dan warnacairannya. 3. Pola
Hasil pemeriksaan fisik 1) Gambaran umum Pemeriksaan Kepala 1. Kepala 1. Tanda Vital
yang abnormal Biasanya kesadaran dan Muka - Inspeksi: kepal Nadi : Biasanya pasien
pasien composmenti i.Inspeksi: bentuk a simetris, ram mengalami Takikardia
s wajah simetris ant but tersebar me (denyut
2) Secara sistemik ara kanan dan kiri rata berwarna h
nadi lebih dari bats
dari kepala sampai rambut lurus berwa itam kaji uba
normal )
ujung kaki rna hitam, kulit k n), distribusi
RR : Biasanya pasien
a. Kepala epala bersih. ii. normal, kaji ke
mengalami
Biasanya rambut ti Tidak ada nyeri te rontokan rambut
dak bersih karena kan dan tidak dite jika sudah dila Takipnea,dysnea, dan
pasien dengan PPOK mukan benjolan ata kukan kemoterap nafas dangkal
mengalami penuruna u kelainan pada tu i Suhu :Biasanya suhu
n toleransi terhad lang kepala - Palpasi: tidak tubuh pasien tidak
ap aktifitas terma 4. Pemeriksaan Tel ada nyeri teka dalam batas
suk inga n, tidak terdap
perawatan diri. i. Inspeksi : Te at lesi, tidak normal
b. Mata linga normal, bers ada perdarahan,
Biasanya mata sime ih warna seperti w tidak ada lesi.
tris, sklera tidak arna kulit tidak a 2. Mata
ikterik da lesi - Inspeksi: konju
c.Telinga ii. Palpasi : Ti ngtiva anemis
Biasanya telinga c dak ada nyeri teka (-), sklera ikt
ukup bersih,bentuk n dan tidak ada be erik (-), pupil
simetris dan fungs njolan isokor, refleks
i 5. Pemeriksaan Mat pipil terhadap
pendengaran normal a cahaya (+/+), k
d. Hidung i. Inspeksi : Mata ondisi bersih,
Biasanya hidung si simetris, lensa je bulu mata rata
metris, hidung ber rnih, reflek cahay dan hitam
sih a langsung +\+ - Palpasi: tidak
e. Leher 6. Pemeriksaan Mul ditemukan nyeri
Biasanya tidak dit ut dan Faring tekan, tidak te
emukan benjolan. i. Inspeksi : Wa raba benjolan a
f. Paru rna pucat, mukosa bnormal
1) Inspeksi juga kering 3. Telinga
biasanya terlihat ii. Palpasi : T - Inspeksi: telin
klien mempunya ben idak ada lesi, tid ga simetris, lu
tuk dada barrel ch ak ada nyeri tekan bang telinga be
est dan tidak ada pemb rsih tidak ada
penggunaan otot ba engkakan. serumen, tidak
ntu pernafasan 7. Pemeriksaan Leh ada kelainan be
2) Palpasi er ntuk.
biasanya premitus i. Inspeksi : Sime - Palpasi: tidak
kanan dan kiri mel tris, gerakan flex ada nyeri teka
emah si warna kulit sam n, tidak teraba
3) Perkusi a dengan sekitarny benjolan abnorm
bisanya hipersonor a ii. Palpasi : T al
4) Auskultasi idak ada benjolan 4. Hidung
biasanya terdapat dan nyeri tekan - Inspeksi: hidun
ronkhi dan wheezin 8. Pemeriksaan Pay g simetris, hid
g sesuai tingkat udara dan Ketiak ung terlihat be
keparahan obstrukt i. Inspeksi : Ben rsih, terpasang
if tuk normal dan war alat bantu pern
g. jantung na juga seperti ku afasan
1) inspeksi lit disekitar 5. Mulut
bisanya ictus cord ii. Palpasi : Ti - Inspeksi: mukos
is tidak terlihat dak ada nyeri teka a bibir lembab,
2) palpasi n dan tidak ada be mulut bersih, l
biasanya ictus cor njolan idah berwarna m
dis teraba 9. Pemeriksaan Tho erah, gigi bers
3) auskultasi rax ih tidak ada ka
biasanya irama jan Pemeriksaan ries gigi
tung teratur Paru-Paru - Palpasi: tidak
h. abdomen i. Inspeksi : ada pembesaran
1) inspeksi Serasi dengan kuli tonsil
biasanya tidak ada t sekitar, hiperin
asites flamasi (peningkat
2) palpasi an diamete 6. Dada
biasanya hepar tid anteroposterior) a. Paru
ak teraba ii. Ii. Palpasi - Inspeksi : bentuk
3) perkusi : Tidak ada benjol dada kadang tidak s
biasanya timphany an dan nyeri teka imestris kaji adany
4) auskultasi n, penurunan takti a rentraksi dada
biasanya bising us l fremitus (adany -Palapasi:
us normal a pengembangan paru t
i. ekstremitas dara atau cairan p idak simetris kaji
biasanya didapatka ada ruang pleura a adanya kemungkinan
n adanya jari tabu tau penurunan dens flail shest
h (clubbing finge itas jaringan -Perkusi: suara par
r) sebagai paru) u sonor
dampak dari hipoks iii. Perku: Terden -Auskultasi : ada s
emia yang berkepan gar suara redup, s uara nafas tambahan
jangan unor, hipersunor, wheezing
suara pekak b. Jantung
iv. Auskultasi : C -Inspeksi : tidak a
enderung wheezing, da pembesaran jantu
ronchi, stridor, c ng
rackles, pleural r -Palpasi : tidak ad
ub a edema dan nyeri t
Pemeriksaan ekan
Jantung -Perkusi : suara j
i.Inspeksi : Tid antung pekak
ak ada lesi -Auskultasi : tidak
ii. Palpasi ada bunyi jantung t
: Tidak ada nyeri ambahan
tekan pada costa 7. Abdomen
4,5 sinistra - Inspeksi: bentu
iii. Perkusi k abdomen datar
: Terdengar bunyi Palpasi: tidak
redup terdapat nyeri
iv. Auskultasi : T tekan Perkusi:
erdengar normal Kaji adanya ket
Pemeriksaan egangan abdomen
Abdomen - Auskultasi: Kaj
i. Inspeks i adanya penuru
i : Warna k nan bising usus
ulit sama d karena penuruna
engan selur n nafsu makan
uh tubuh, t 8. Urogenital
idak ada le - Inspeksi: Tidak
si terpasanga alat
ii. Palpasi bantu nafas
: Tidak ada 9. Ekstremitas
nyeri tekan - Inspeksi: ekstr
Pemeriksaan emitas biasanya
Integumen sulit digerakka
i. Inspeksi n karena takut
: Tidak ada sesak nafas
perubahan p - Palpasi: akral
ada warna k dingin, tidak a
ulit, bibir da edema, tugor
pucat kuit baik.
Pemeriksaan 10. Kulit dan kuku
Anggota Ger - Inspeksi : T
ak (Ekstrem urgor kulit tid
itas) ak baik, tidak
Mudah lelah ada lesi, kuku
karena pern berwarna pink
apasan tida - Palpasi : k
k teratur ondisi kulit le
10. Pemeriksaan Pe mbab, CRT <2 de
nunjang tik, dan akral
1. Pemeriksaa dingin.
n Laboratorium 11. Keadaan local
a. Darah rutin did Pasien tampak lemah b
apat peningkatan e erbaring di tempat ti
osinophil dan IgE dur, terpasang alat b
b. Sputum didapat antu pernafasan, kesa
adanya eosinophil, daran compos mentis
spiral crushman, K (sadar penuh).
ristal charcotvley
den
2. Terapi Awal
a. Pasang oksigen
2-4 liter/menit da
n pasang infuse RL
atau D5
b. Anti inflamasi
(kortikosteroid) m
enghambat inflamas
i jalan napas dan
mempunyai efek sup
resi profilaksis
Hasil pemeriksaan pemeriksaan darah a. Pemeriksaan spu itology (sputm, Terjadi peningkatan
laboratorium/diagnostik rutin atau darah l tum Pemeriksaan sp plura, nodus li leukosit dan
yang abnormal engkap untuk menge utum pada penderit mfe) peningkatan LED. LED
valuasi status a asma akan di dap Pemeriksaan fun meningkat terjadi karena
hemoglobin, leukos ati : gsi plura dan G hipoksia,volume
it, dan trombosit. 1. Kristal-kristal DA
menurun,tekanan jalan
Hemoglobin pada PP charcot leyden yan Tes kulit, juml
nafas meningkat.
OK dapat rendah g merupakan degran ah absolute lim
atau tinggi. Leuko ulasi dari kristal fosit
sit dapat menunjuk eosinopil pemeriksaan dar
kan ada atau tidak 2. Spiral curshman ah lengkap, fun
nya infeksi akut, n, yakni yang meru gsi hepar, fung
yang pakan cast cell ( si ginjal, peme
akan mempengaruhi sel cetakan) dari riksaan elektro
terapi. cabang bronkus lit, serta bloo
3. Creole yang mer d urea nitroge
upakan fragmen dar n untuk mengeva
i epitel bronkus luasi gejala pa
4. Netrofil dan eo raneoplastik.
sinopil yang terda Pemeriksaan ele
pat pada sputum, u ktrokardiografi
munya bersifat muk
oid dengan viskosi
tas yang tinggi da
n kadang terdapat
mucus plug.
b. Pemeriksaan dar
ah
1. Analisa gas dar
ah pada umunya nor
mal akan tetapi da
pat pula terjadi h
ipoksemia,
hiperkapnia, atau
asidosis
2. Kadang pada dar
ah terdapat pening
katan dari SGOT da
n LDH
3. Hiponaptremia d
an kadar leukosit
kadang-kadang di a
tas 15.000/mm3 dim
an menandakan terd
apatnya suatu infe
ksi
4.Pada pemeriksaan
faktor-faktor aler
gi terjadi peningk
atan dari Ig E pad
a waktu serangan d
an menurun pada wa
ktu bebas dari ser
angan.
Diagnosa keperawatan 1. Intoleransi Aktivit 1. Bersihan jalan 1. Pola Nafas Tidak Efekti 1. Bersihan jalan nafas
as Berhubungan Den napas tidak efekti f Berhubungan denga tidak efektif
gan Ketidakseimban f b.d Respon Alerg n posisi Tubuh yang berhubungan dengan
gan Antara i menghambat ekspansi sekresi yang tertahan.
Suplai dan Kebutuh 2. Gangguan Pertuk
paru 2. Gangguan pertukaran
an Oksigen. aran Gas b.d Ketid
2. Nyeri akut berhubung gas berhubungan
2. Gangguan Pertuk akseimbangan Venti
an dengan agen pecen dengan
aran Gas Berhubung lasi-Perfus
deraan fisiologis ketidakseimbangan
an Dengan Ketidaks 3. angguan Ventila
eimbangan si Spontan b.d Kel 3. Intoleransi aktivitas ya vantilasi perfusi.
Ventilasi-perfusi. elahan Otot Pernap ng berhubungan deng 3. Intoleransi aktivitas
3. Gangguan Pola T asan an ketidak seimbanga behubungan dengan
idur Berhubungan D 4. Pola Napas Tid n suplai dan kebutuha ketidakseimbangan
engan Ketidaknyama ak Efektif b.d Dep n oksigen antara suplai dan
nan Fisik resi Pusat Pernapa 4. Defisit nutrisi berhubu kebutuhan oksigen.
san ngan dengan faktor ps
ikologis
5. Ganguan pertukaran g
as berhubungan deng
an perubahan membr
an alveolus-kapiler
teristikkan ole
h produksi berl
ebihan dari
mieloblast.
2. Leukemia Limfos
itik Akut (LLA)
LLA sering meny
erang pada masa
anak-anak denga
n
persentase 75%
- 80%.
3. Leukemia Limfos
itik Kronis (LL
K) LLK terjadi
pada manula den
gan limfadenopa
ti
generalisata da
n peningkatan j
umlah leukosit
disertai limfos
itosis, Perjala
nan penyakit
biasanya jinak
dan indikasi
4. Leukemia Mielos
itik Kronis (LM
K) LMK sering j
uga disebut leu
kemia granulosi
tik
kronik (LGK)
Tanda dan gejala Gejala umum : Manifestasi yang me Berdasarkan Bakta, 2013
1. Demam nyertai munculnya an gejala klinik limfoma non
2. Batuk emia adalah sebagai hodgkin dapat berupa ber
akibat tubuh yang ikut:
3. Kelelahan bereaksi terhadap hip a. Pembesaran kelenjar g
4. Kehilangana rasa atau oksia, Gejala bervaria etah bening merupakan g
bau si bergantung tingkat ejala yang paling sering di
5. Sakit tengorokan keparahan dan jumpai. Pembesaran kele
6. Sakit kepala kecepatan hilangnya njar getah asimetrik lokas
7. Nyeri otot darah, sudah berapa l i dan tanda fisik kelenjar
8. Diare ama anemia terjadi, u getah bening persis sama
9. Mual dan muntah sia klien, dan adanya seperti pada penyakit Ho
10. Ruam pada kulit atau kelainan lain. Kadar h dgkin.
perubahan warna pada emoglobin (Hb) biasa b. Gejala konstitusional d
jari tangan atau kaki nya digunakan untuk apat berupa demam, keri
11. Mata memerah atau menegakkan tingkat ngat malam dan
iritasi keparahan anemia. penurunan berat badan.
Gejala serius Gejala konstitusional ini l
1. Kesulitan bernafas ebih jarang dijumpai diba
atau sesak napas ndingkan pada penyakit H
2. Kehilangan bicara atau odgkin.
mobilitas atau c. Jangkitan orofaringeal
kebingungan dijumpai pada 5-10% kas
3. Sakit dada us yang dapat menimbulk
an keluhan sakit menelan
(sore throat).
d. Anemia, infeksi, dan pe
rdarahan dapat dijumpai
pada kasus yang mengen
ai sumsum tulang secara
difus.
e. Dapat dijumpai hepato
/splenomegali.
f. Gejala pada organ lain s
eperti kulit,otak, testis da
n tiroid dapat
dijumpai. Kelainan kulit s
ering dijumpai pada myco
sis funguides dan
Sezary syndrome. (Bakta,
2013)
Komplikasi 1. Pneuomonia adalah 1. Kelelahan yang Par a) Sepsis Akibat langsung penyaki
bisa berkembanag pada ah b) Trombositopenia tnya :
saluran pernafasan dan 2. Kelainan Jantung (pendarahan) a. Penekanan terhadap or
juga bisa menyebar 3. Kematian5) Gagal c) Gagal organ gan khususnya jalan nafa
keparu-paru Sehingga nafas d) Iron deficiency s, usus dan saraf
menimbulkan gejala (IDA) b. Mudah terjadi infeksi,
batuk dan sesak napas e) Kematian bisa fatal
pada pengidap covid-19 Akibat efek samping pe
2. Acute respiratory ngobatan :
distress syndrom (ARDS) a. Aplasia sumsum tulang
Jika pengidap covid-19 b. Gagal jantung oleh oba
mengidap penyakit ini t golongan antrasiklin
dia sangan c. Gagal ginjal oleh obat si
membutuhkan ventilator splatinum
atau alat bantu bernapas d. Neuritis oleh obat vinkr
untuk proses pernapasan istin.(Hermawan, 2013)
3. Gejala ginjal akut
Jika pengidap covid-19
terkena penyakit ini
tentunya cukup
berbahaya dan membuat
pengidap covid-19
membutuhkan
penagangan yang lebih
serius
Penatalaksanaan Pasien tampa gejala: Anemia pada defiensi 1. Mendemon strasika 1. Radioterapi
keperawatan 1. Gejala: frekuensi besi: n batuk efektif dan a. untuk penyakit yang te
napas 12-120 kali 1) Penyebab dari defi suara nafas yang be rlokalisir (derajat 1)
permenit siensi besi rsih, tidak ada sia b. untuk ajuvan pada "bul
Riwayat kesehatan Adanya keluarga penyakit akut ) dan d Penyakit leukemia t Meliputi susunan anggota
keluarga menderita penyakit apat menyebabkan s idak diwariskan, ta keluarga yang mempunya
hipertensi, infeksi alah satu keturunann pi sejumlah individ i
saluran kemih, dan ya mengalami Biasan u memiliki faktor p penyakit yang sama deng
redisposisi, misaln
penyakit menular seperti ya pasien akan meng ya pada kembar satu an pasien, ada atau tidak
asma, diabetes militus, atakan adanya salah s telur. nya riwayat
dan penyakit lainnya. atu keluarga pesien y penyakit menular, penyak
ang it turunan seperti DM, Hi
mederita anemia, ma pertensi, dsb.
upun penyakit lain se
perti ( penyakit kroni
s, maupun penyakit y
ang sama.
Hasil pengkajian pola a) Pola nutrisi 1. Pola nutrisi
kesehatan gordon yang Mual, muntah, karena a) Pola makan
bermasalah/abnormal terjadinya peningkatan b) Pola minum
rangsangan 2. Pola eliminasi
mitroorganisme a) Bab
b) Pola eliminasi b) Bak
Penderita mengalami 3. Pola aktivitas
penurunana produksi /latihan
urin akibat perpindahan Biasanya pola aktiv
cairan itas/latihan klien
c) Pola tidur dan terganggu karena ke
Hasil pemeriksaan fisik Tanda-tanda vital me Inspeksi : Pergerakka A. Keadaan Umum Mel Penderita yang
yang abnormal liputi tekanan dara n dinding iputi : Baik, jele didiagnosa Limfoma
h, nadi, dada,takipnea, k, sedang. Hodgkin sebesar 80%
kedalaman dan pola n orthopnea, B. Tanda-tanda vita mengeluhkan benjolan
afas, suhu tubuh, sa l - TD : Tekanan Da
dispnea (kesulitan be yang asimtomatis.
turasi rah - N : Nadi - P
rnafas ), nafas
oksigen, serta tingk : Pernapasan - S :
pendek ,cepat lelah k
at kesadaran Suhu
etika beraktivitas yan
inspeksi C. Antropometri - T
g merupakan B : Tinggi Badan -
Wajah terlihat pu
cat, meringis, le manifestasi berkuran BB : Berat Badan
mas, banyak gnya pengiriman oksi D. Sistem pernafasa
keringat, sesak, gen n Frekuensi pernapa
adanya PCH, Adany Palpasi : taktil premit san, bersihan jalan
a takipnea us napas, gangguan pol
sangat jelas (25- a napas, bunyi
Perkusi : biasanya bu
45 kali/menit), p tambahan ronchi dan
nyi sonor
ernafasan wheezing
Auskultasi : biasanya
cuping hidung, pe E. Sistem cardiovas
suara napas vesikule
nggunaan otot-oto kular Anemis atau t
t aksesori r,dan bunyi nafas tam idak, bibir pucat a
Karakteristik DHF
Pengertian Emam dengue (DD) dan
Demam Berdarah Dengu
e (DBD) adalah penyakit
demam akut yang dapat
menyebabkan kematian
dan disebabkan oleh em
pat serotipe virus dari ge
nus Flavivirus, virus RNA
dari keluarga Flavivirida
e. Infeksi oleh satu seroti
pe virus dengue menyeb
abkan terjadinya kekeba
lan yang lama terhadap s
erotipe virus tersebut, d
an kekebalan sementara
dalaam waktu pendek te
rhadap serotipe virus de
ngue lainnnya.
Organ yang terganggu Tanda perdarahan, sepe
rti mimisan, gusi berdara
h, perdarahan di bawah
kulit, muntah hitam, bat
uk darah, maupun buan
g air besar dengan feses
kehitaman. Tekanan dar
ah menurun. Kulit basah
dan terasa dingin. Denyu
t nadi melemah.
Etiologi Penyebab penyakit adal
ah virus dengue kelomp
ok Arbovirus B, yaitu art
hropod. bornevirus atau
virus yang disebarkan ol
e artropoda. Virus ini ter
masuk genus Flavivirus d
an famili Flaviviridae. Sa
mpai saat ini dikenal ada
4 serotype virus yaitu:
1. Dengue 1 disolasi oleh
Sabin pada tahun1944.
2. Dengue 2 disolasi oleh
Sabin pada tahun 1944.
3. Dengue 3 disolasi oleh
Sather
4. Dengue 4 disolasi oleh
Sather.
DAFTAR PUSTAKA
Albertus, Audric. (2020). COVID-19 (CORONAVIRUS DISEASE 2019).
ALOMEDIKA: https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-
infeksi/coronavirus-disease-2019-covid-19 (Diakses pada pukul 08.13 WIB)
WHO, Hypertension Fact Sheet, Depertement of Sustainble Development and
HealthyEnvironment, September 2011
https://id.scribd.com/document/439455481/ASKEP-LIMFOMA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, ( 2016), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Defnisi dan Indikator Diagnosa Edisi 1. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Aaronson, Phillip I., and Ward, Jeremy PT., 2010, At a Glance Sistem Kardiovaskular 3th ed, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI.
https://www.inews.id/lifestyle/health/3-saran-who-agar-tidak-cemas-hadapi-pandemi-covid-19https://bebas.kompas.id/baca/riset/
2020/04/18/rangkaian-peristiwa-pertama-covid-19/https://www.who.int/indonesia/news/novel-
https://doi.org/10.1016/j.glohj.2019.06.002
http://repository.unair.ac.id/98026/3/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
Black, Joyce M. 2009. KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH EDISI 8. Singapura: Salemba Medika