Anda di halaman 1dari 5

E-ISSN : 2963-1149

Case Report : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal


Ginjal Kronik Dengan Ansietas Di Ruang Hemodialisa RSUD
Pandan Arang Boyolali
Micho Fajar P, Faizah Betty R*
1
Program Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Program Profesi Ners, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*Email: fbr200@ums.ac.id

Abstrak
Keywords: Masalah : Pasien dengan gagal ginjal kronis harus melakukan terapi
Gaga Ginjal Kronik ; dialisis sepanjang hidep mereka, selama dua atau tiga kali seminggu dan
Ansietas ; setiap terapi memerlukan waktu sekitar 4 sampai dengan 6 jam.
Hemodialisa : Kecemasan dapat memperburuk keadaan dan bisa menimbulkan resiko
Asuhan Keperawatan yang lebi serius. Tujuan : Untuk mengetahui bagaimanakah asuhan
keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dengan ansietas diruang
Hemodialisa RSUD Pandan Arang Boyolali. Metode : Metode yang
digunakan adalah metode deskriptif untuk mengeksplorasi masalah
asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik dengan ansietas.
Hasil dan Pembahasan : Hasil dari penelitian ini diagnosa yang
didapatkan adalah ansietas dan defisit pengetahuan. Simpulan dan
Saran : Penulis dapat mengevaluasi pasien dengan ansietas supaya
dapat mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
oleh penulis.

1. PENDAHULUAN Di Indonesia Prevalensi penyakit


Gagal ginjal kronik merupakan Gagal Ginjal Kronik menurut penaksiran
gangguan fungsi ginjal yang progresif dan dokter dalam penduduk umur ≥15 tahun
irreversible yang menyebabkan tubuh pada tahun 2013 sebesar 2.0% & semakin
kehilangan keseimbangan metabolisme, tinggi pada tahun 2018 sebesar 3.8 % atau
cairan, dan elektrolit sehingga kurang lebih satu juta penduduk.
menyebabkan uremia (Smeltzer & Bare, Prevalensi Gagal Ginjal Kronis
2015). berdasarkan Diagnosis Dokter pada
Sekitar 2,3 juta hingga 7,1 juta orang Penduduk Umur ≥15 Tahun menurut
dengan penyakit ginjal stadium akhir Karakteristik Provinsi Jawa Tengah pada
meninggal sebelum waktunya karena tahun 2018 0,42% sekitar 96.794 pasien
kurangnya akses ke layanan medis untuk (RISKESDAS, 2018). Hemodialisis (HD)
dialisis dan transplantasi. Sebagian besar merupakan tindakan pengganti dari fungsi
kematian ini terjadi di negara-negara di ginjal yang dilakukan 2-3 kali seminggu,
mana infrastruktur dan sumber daya tidak dengan tiap tindakan hemodialisa adalah 4-
memadai dan masalah biaya. Secara 5 jam, yang bertujuan untuk mengeluarkan
keseluruhan diperkirakan 5 sampai 10 juta sisa metabolisme protein dan untuk
orang meninggal sebelum waktunya akibat memperbaiki gangguan keseimbangan
penyakit ginjal (WHO, 2018).

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

12
E-ISSN : 2963-1149

cairan dan elektrolit (Rini, Suryandari, 3.1. Hasil


2019). Setelah dilakukan implementasi
Kondisi sakit mempengaruhi pada Keperawatan selama 2x6 jam pada pasien
perubahan psikologis pasien dalam 1 dan pasien 2 masalah ansietas, dan
adaptasi dirinya, salah satunya adalah defisit pengetahuan cukup teratasi. pasien
kecemasan (Hawari, 2008). Kecemasan mampu menerapkan asuhan keperawatan
yang dialami oleh pasien GGK sering di rumah secara mandiri atau dibantu
terjadi saat pasien tersebut menjalani terapi keluarga.
hemodialisis. Kecemasan adalah emosi
3.2. Pembahasan
yang tidak menyenangkan yang merupakan
Pengkajian ini dilaksanakan pada
reaksi emosional seseorang ketika
tanggal 9-21 Mei 2022 di Ruang
dihadapkan pada berbagai jenis stresor,
Hemodialisa RSUD Pandan Arang
baik yang teridentifikasi (jelas) maupun
Boyolali. Pengkajian dilakukan pada 2
yang tidak teridentifikasi (tidak jelas). Hal
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
tersebut ditandai dengan perasaan
Hemodialisa. Pasien 1 (Ny.P) 45 tahun
kahawatir berlebihan, perasaan takut dan
dengan keluhan utama ansietas, keluhan
terkadang merasa terancam (Sadock &
tambahan yang dirasakan pasien susah
Sadock, 2011).
berkonsentrasi, san susah tidur. Pasien 2
Kecemasan pasien yang tidak kunjung
(Ny.K) 41 tahun dengan keluhan utama
diatasi dan dibiarkan begitu lama akan
ansietas. Keluhan tambahan yang
mengakibatkan pasien cenderung
dirasakan pasien pusing dan tidur tidak
mempunyai pemikiran negatif terhadap
nyenyak.
hidupnya, kualitas hidupnya akan
Setelah dilakukan pemeriksaan
menurun, depresi jangka Panjang dan
komprehensif didapatkan hasil tekanan
gangguan psokologi (Cukor et al., 2008).
darah pada pasien 1 yaitu 130/90 mmHg,
Tujuan umum penulisan ini adalah
Nadi 90 x/menit, Pernapasan 23 x/menit,
penulis dapat memberikan asuhan
Suhu 36oC, dan SPO2 98%. Hasil
keperawatan pada pasien gagal ginjal
pemeriksaan laboratorim pasien
kronik dengan ansietas di ruang
didapatkan hasil limfosit 19,90 %,
hemodialisa RSUD Pandan Arang
monosit 13,20 %, creatinin 8,7 mg/dl,
Boyolali.
eritrosit 2,84 10^6/mm3, HB 8,3 g/dl,
hematokrit 26 %, ureum 67 mg/dl. Pada
2. METODE
pasien 2 didapatkan tekanan darah
Penulisan ini merupakan penulisan 140/90 mmHg, Nadi 92 x/menit,
deskriptif analitik dalam bentuk laporan Pernapasan 22 x/menit, Suhu 36,5oC, dan
kasus untuk mengeksplorasi masalah SPO2 93 %. Hasil pemeriksaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan laboratorium pasien didapatkan hasil
gagal ginjal kronik. Pendekatan yang eosinofil 0,30 %, limfosit 11,80 %,
digunakan adalah pendekatan asuhan creatinin 13 mg/dl, eritrosit 1,95
keperawatan yang meliputi pengkajian, 10^6/mm3, HB 6,2 g/dl, hematokrit 19%,
diagnosa keperawatan, perencanaan, ureum 155 mg/dl.
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. Berdasarkan data hasil pengkajian
Subyek dalam studi kasus ini pada kedua pasien ditemukan kesamaan
menggunakan dua responden gagal ginjal antara data yang didapat peneliti dengan
kronik dengan ansietas di ruang teori dimana pasien gagal ginjal kronik
hemodialisa RSUD Pandan Arang merasakan ansietas. Ansietas pada pasien
Boyolali. gagal ginjal kronik disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan pasien tentang
3. HASIL DAN PEMBAHASAN penyakit yang dialaminya.
Hasil dan pembehasan akan dijelaskan Berdasarkan data hasil pengkajian
pada bab dibawah ini. Asuhan Keperawatan didapatkan 2
masalah keperawatan yang sama yaitu

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

13
E-ISSN : 2963-1149

ansietas b.d krisis situasional dan defisit untuk mengurangi ketegangan, melatih
pengetahuan b.d kurang terpapar penggunaan mekanisme pertahanan diri
informasi. yang tepat, melatih teknik relaksasi.
Perencanaan asuhan keperawatan Pasien juga diberikan teknik relksasi
pada kedua pasien mengacu pada dengan cara mengidentifikasi tenpat yang
perencanaan yang terdapat dalam teori tenang dan aman memonitor secara
yang diharapkan selama 2 hari dilakukan berkala untuk memastikan otot rileks,
asuhan keperawatan dapat mengaratasi memonitor adanya indikator tidak rileks
masalah yang terdapat pada pasien 1 (mis. Adanya gerakan, pernapasan yang
(Ny.P) dan Pasien 2 (Ny.K). Pada setiap berat), mengatur lingkungan agar tidak
masalah keperawatan memiliki tujuan ada gangguan saat terapi, memberikan
dan kriteria hasil yang berbeda-beda. posisi bersandar pada kursi atau posisi
Tujuan dan kriteria hasil pada teori tidak lainya yang nyaman, menghentikan sesi
semua digunakan dalam asuhan relaksasi secara bertahap, memberikan
keperawatan pada pasien 1 (Ny.P) dan waktu mengungkapkan perasaan tentang
pasien 2 (Ny.K) karena mengacu dan terapi, menganjurkan memakai pakaian
menyesuaikan kondisi pasien. yang nyaman dan tidak sempit,
Implementasi yang dilakukan pada menganjurkan melakukan relaksasi otot
pasien 1 (Ny.P) dan pasien 2 (Ny.K) rahang, menganjurkan untuk megangkan
selama 2 hari dilakukan asuhan otot selama 5-10 detik, kemudian
keperawatan dijabarkan sebagai berikut : anjurkan untuk merilekskan otot 20-30
Pada pasien 1 (Ny.P) dan pasien 2 detik, masing-masing 8 sampai 16 kali,
(Ny.K) selama 2 hari dilakukan asuhan menganjurkan menegangkan otot kaki
keperawatan untuk mengatasi ansietas selama tidak lebih dari 5 detik untuk
antaralain: menghindari kram, menganjurkan fokus
Reduksi Ansietas dengan cara pada sensai otot yang menegang,
mengidentifikasi saat tingkat ansietas menganjurkan fokus pada sensai otot
berubah (mis.kondisi, waktu, stressor), yang relaks, menganjurkan pernapasan
mengidentifikasi kemampuan mengambil dalam dan perlahan, menganjurkan
keputusan, memonitor tanda-tanda berlatih diantara sesi reguler dengan
ansietas (verbal dan non verbal), perawat.
menciptakan suasana terapeutik untuk Untuk mengatasi masalah defisit
menumbuhkan kepercayaan, menemani pengetahuan, kedua pasien diberikan
pasien untuk mengurangi kecemasan, jika implementasi edukasi kesehatan dengan
memungkinkan, memahami situasi yang cara : mengidentifikasi kesiapan dan
membuat ansietas, mendengarkan dengan kemampuan menerima informasi,
penuh perhatian menggunakan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
pendekatan yang tenang dan meyakinkan, meningkatkan dan menurunkan motivasi
menempatkan barang pribadi yang perilaku hidup bersih dan sehat,
memberikan kenyamanan, memotivasi menyediakan materi dan media
mengidentifikasi situasi yang memicu pendidikan kesehatan, menjadwalkan
kecemasan, mendiskusikan perencanaan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan,
realistis tentang peristiwa yang akan memberikan kesempatan untuk bertanya,
datang, menjelaskan prosedur, termasuk menjelaskan faktor resiko yang dapat
sensasi yang mungkin dialami, mempengaruhi kesehatan, mengajarkan
menginformasikan secara factual perilaku hidup bersih dan sehat,
mengenai diagnosis, pengobatan, dan mengajarkan strategi yang dapat
prognosis, menganjurkan keluarga untuk digunakan untuk meningkatkan perilaku
tetap bersama pasien, jika perlu, hidup bersih dan sehat. Untuk mengatasi
menganjurkan tidak melakukan kegiatan masalah gangguan pola tidur, kedua
yang kompetitif, sesuai kebutuhan, pasien diberikan implementasi :
menganjurkan mengungkapkan perasaan mengidentifikasi kesiapan dan
dan persepsi, melatih kegiatan pengalih kemampuan menerima informasi,

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

14
E-ISSN : 2963-1149

menyediakan materi dan media susah tidur, pusing, dan tidur tidak
pengaturan aktivitas dan istirahat, nyenyak.
menjadwalkan pemberian pendidikan Diagnosa keperawatan kedua pasien
kesehatan sesuai kesepakatan, meliputi : ansietas b.d krisis situasional
memberikan kesempatan kepada pasien dan defisit pengetahuan b.d kurang
dan keluarga untuk bertanya, terpapar informasi.
menjelaskan pentingnya melakukan Implementasi keperawatan yang
aktivitas fisik/olahraga secara rutin, diberikan masing-masing dilakukan selma
menganjurkan menyusun jadwal aktivitas 2 hari dan semua tindakan yang
dan istirahat, menganjurkan diimplementasikan kepada kedua pasien
mengidentifikasi kebutuhan istirahat berdasarkan pada rencana tindakan
(mis. Kelelahan, sesak napas saat keperawatan yang telah ditetapkan oleh
aktivitas), mengajarkan mengidentifikasi perawat, yaitu meliputi : reduksi ansietas,
target dan jenis aktivitas sesuai terapi relaksasi, dan edukasi kesehatan.
kemampuan. Masalah keperawatan pada pasien
Hasil evaluasi yang didapat pada gagal ginjal kronik yang menjalani
pasien 1 dan pasien 2 selama 2 hari hemodialisa dapat diatasi dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan melakukan asuhan keperawatan yang tepat
memiliki hasil yang sama dengan 2 kepada pasien. Kami menyarankan kepada
masalah yang dapat teratasi sebagian, tenaga kesehatan khususnya perawat agar
yaitu diagnose pertama ansietas melakukan tindakan keperawatan yang
berhubungan dengan krisis situasional melibatkan pasien dapat dilakukan ketika
yang memiliki tujuan tingkat ansietas awal proses hemodialisa, karena
menurun dengan kriteria hasil verbalisasi dikhawatirkan jika dilakukan di akhir
khawatir akibat kondisi yang dihadapi hemodialisa pasien sudah mengalami
cukup menurun dari skala 4 ke skala 2, kelelahan atau keletihan yang nanatinya
perilaku gelisah cukup menurun dari mengakibatkan tindakan keperawatan yang
skala 4 ke skala 2, keluhan pusing cukup diberikan tidak optimal.
menurun dari skala 4 ke skala 2, tekanan
darah cukup menurun dari skala 4 ke REFERENSI
skala 2, konsentrasi cukup membaik dari Cukor, D., Coplan, J., Brown, C.,
skala 4 ke skala 2, pola tidur cukup Friedman, S., Newville, H., Safier, M., …
membaik dari skala 1 ke skala 4. Kimmel, P. L. (2008). Anxiety Disorders in
Selanjutya yaitu defisit pengetahuan Adults Treated by Hemodialysis: A Single-
berhubungan dengan kurang terpapar Center Study. American Journal of Kidney
informasi yang memiliki tujuan tingkat Diseases, 52(1), 128–136.
pengetahuan membaik dengan kriteria https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2008.02.300
hasil perilaku sesuai anjuran cukup Hawari, D. 2008. Manajemen Stres,
meningkat dari skala 1 ke skala 4, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas
perilaku sesuai dengan pengetahuan Kedokteran Universitas Indonesia.
cukup meningkat dari skala 1 ke skala 4, PPNI (2016). Standart Diagnosis
persepsi yang keliru tentang masalah Keperawatan Indonesia: Definisi dan
cukup menurun dari skala 2 ke skala 4, Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP
perilaku cukup membaik dari skala 1 ke PPNI.
skala 4. PPNI (2018). Standart Intervensi
Keperawatan Indonesia: Definisi dan
4. KESIMPULAN Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP
Fokus pengkajian pada kedua pasien PPNI.
yaitu pada ansietas dan defisit pengetahuan PPNI (2018). Standart Luaran
dengan ditemukan data pasien pasien Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
mengeluh cemas, susah berkonsentrasi, Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

15
E-ISSN : 2963-1149

Rini, A. S., & Suryandari, D. (2019). WHO (World Health Organization).


Asuhan Keperawatan Pasien Chronic Kidney 2018.
Disease (CKD) dalam Pemenuhan Kebutuhan
Rasa Aman dan Nyaman: Ansietas. Stikes
Kusuma Husada Surakarta
RISKESDAS (2018) Laporan Hasil
Riset Kesehatan Dasar.
Sadock, B., & Sadock, V. (2011).
Kaplan and Sadock’s synopsis of psychiatry:
Behavioral sciences/clinical psychiatry.
Smeltzer, S. C. & Bare, B.G. 2015.
Buku Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth Edisi 11. Jakarta : EGC.

National Confrence on Health Sciene (NCoHS) 2022

16

Anda mungkin juga menyukai