Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagian besar masyarakat Indonesia sangat menyukai Mie Instan karena
rasanya yang lezat dan harganya yang relatif murah.Dibalik kelezatan mie instan
terdapat kandungan zat berbahaya, tetapi banyak orang yang mengacuhkan hal
tersebut.Sehingga meningkat nya penderita usus buntu. Semakin berkembangnya
zaman dan semakin tingginya teknologi manusia. Membuat manusia selalu
disibukan setiap harinya, bahkan banyak yang diantara mereka yang sampai
melupakan salah satu kebutuhan pokok mereka yang sangat penting dalam
kehidupan mereka. Makan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat pokok
dala kehidupan manusia. Namun, dengan kesibukan yang mereka lakukan mereka
selalu berupaya dalam melakukan sesuatu dengan serba instan atau cepat.

Begitupun dengan makanannya, manusia cenderung memakan makanan yang


serba instan salah satunya adalah mie instan.Mie Instan merupakan makanan
yang sangat popular, digemari berbagai kalangan dan berpotensi sebagai salah
satu makanan alternatif pengganti beras. Hal ini disebabkan karena mie instan
memiliki rasa yang enak. Proses penyajian yang mudah dan cepat, jumlah kalori
yang cukup tinggi, harga relative murah dan dapat diproduksi dalam berbagai
bentuk menarik serta daya simpan yang relatif lama.

Di zaman modern seperti sekarang, para produsen mie instan telah


menciptakan berbagai inovasi rasa dan kemasan yang membuat mie instan
semakin menarik. Sehingga para konsumen menjadi tertarik untuk tetap
mengkonsumsi mie instan. Mengutip World Instant Noodle Association, Star 2
melaporkan pada Mei 2015, konsumsi mie instan masyarakat dunia mencapai
102,7 miliar porsi pertahun. Indonesia berada di urutan kedua sebagai negara
paling banyak mengkonsumsi mie instan,dengan 13,4 miliar porsi per
tahun.China di urutan pertama dengan 44,4 miliar porsi.

Tetapi dibalik kelezatan rasa yang diberikan oleh mie instan,terdapat zat-zat
berbahaya yang berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh.Namun banyak orang

1
yang tidak mengetahuinya bahkan mengabaikannya.Zat berbahaya tersebut
diantaranya kandungan lilin, MSG (Monosodiumglutomat), kandungan Nipagin,
pengawet TBHQ (tertiary-butylhydroquinone).

Untuk itu kami melakukan penelitian tentang zat berbahaya pada mie instan
dengan cara memasaka yang benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagain


berikut.
1. Apa saja zat berbahaya yang terkandung pada mie instan?
2. Bagaimana efek dari zat berbahaya pada mie instan?
3. Bagaimana cara memasak mie instan dengan benar?

C. Tujuan

Untuk memperjelas arah penelitian ini,dirumuskan tujuan penelitian sebagai


berikut.
1. Untuk mengetahui kandungan zat berbahaya pada mie instan.
2. Untuk mengetahui bahaya buruk makanan mie instan.
3. Untuk mengetahui cara makan mie instan dengan benar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu.


Bagi masyarakat, peneliti, dan produsen mie instan mereka jadi
mengetahui kandungan zat berbahaya pada mie instan dan mengetahui cara
memasak mie instan dengan benar

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Ikhwal Mie Instan

Mie instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur
dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan
menambahkan air panas dan bumbu-bumbu yang sudah ada dalam kemasan
(F.G., Winarno.2016,7). Mie instan sifatnya praktis dan cepat memasaknya
membuat makanan satu ini banyak disukai orang, terutama orang yang tidak
memiliki banyak waktu.

B. Ikhwal Zat Berbahaya

Zat berbahaya merupakan zat yang perlu diwaspadai karena bisa


menyebabkan beberapa penyakit berbahaya. Seperti halnya yang terdapat pada
berbagai makanan serba instan, salah satu contohnya yang terdapat pada mie
instan. Berikut beberapa kandungan berbahaya yang terdapat pada mie instan :

1. MSG (Monosodium glutamat)

MSG atau juga disebut vetsin biasa ditambahkan untuk makanan untuk
menguatkan rasa dan menambah kelezatan pada makanan (Nursanti,
Riandini.2008,23). Penggunaan MSG yang berlebihan dan secara terus-
menerus dapat menimbulkan penurunan fungsi otak, kanker, hipertensi.

2. Kandungan Lilin

Kandungan lilin pada mie instan merupakan zat yang berfungsi untuk
membuat mie tetap merekat satu sama lain (Nursanti, Riandini.2008,23).
Kandungan lilin tersebut dapat merusak sistem kerja pencernaan tubuh,
sehingga dapat menyebabkan gangguan jika dikonsumsi secara terus menerus
dan dapat mengakibatkan tumbuhnya sel penyebab kanker.

3
3. Kandungan Nipagin

Nipagin merupakan zat yang menyebabkan alergi di bagian mulut dan


kulit. Jika dalam waktu lama makan mi terus – menerus maka kesehatan kulit
akan terganggu karena zat pengawet ini. Bahkan bisa memicu kanker
(Nursanti, Riandini.2008,23).

4. Pengawet TBHQ (Tertiary-butylhydroquinone)

TBHQ (Tertiary-butylhydroquinone) adalah bahan kimia yang


mempunyai sifat antioksidan (Nursanti, Riandini.2008,23). Namun TBHQ ini
bukan berasal dari anti oksidan alami namun dari buatan atau sintetis. Bahan
ini membuat lambat laun oksidasi minyak dan enak sehingga akan membuat
awet makanan.

C. Cara Memasak Mie Instan yang Benar dan Aman


Cara memasak yang benar adalah persiapan dan proses memilih,
mengatur kuantitas dan mencampur bahan makanan dengan urutan tertentu
dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dengan benar.
Cara memasak mie instan yang benar sebagai berikut.
1. Perhatikan tangggal kadaluarsa
2. Pastikan mie matang sesuai petunjuk
3. Buang air rebusan pertama mie instan
4. Jangan mencampurkan bumbu kedalam mie yang sedang di masak
5. Mengurangi bumbu mie instan
6. Berikan gizi yang seimbang

4
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : Laboratorium
Hari, Tanggal : Senin, 19 Februari 2018

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah zat berbahaya yang terkandung di dalam mie instan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu dengan memasak mie instan secara benar dan aman.

D. Alat dan Bahan


 Kompor
 Korek api
 Wajan
 Mangkuk
 Mie Instan
 Air

E. Prosedur Penelitian
1. Nyalakan kompor menggunakan korek api dan letakan wajan diatasnya.
2. Masukkan air kira-kira 200ml kedalam wajan.
3. Tunggu beberapa menit hingga air mendidih
4. Setelah air mendidih masukkan air tersebut kedalam mangkuk
5. Tunggu beberapa saat hingga mie mengembang lalu masukkan bumbu yang
sudah tersedia didalam mie instan tersebut

5
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian MSG (Monosodium Glutamat)


MSG (Monosodium Glutamat) adalah garam natrium dari asam glutamat
yang sangat luas digunakan sebagai bumbu penyedap. Glutamat banyak dijumpai
dalam alam, juga terdapat dalam makanan dan tubuh manusia, baik dalam bentuk
bebas maupun terikat sebagai peptida maupun protein. Glutamat yang terikat
dengan protein tidak mempunyai daya penyedap seperti bentuk bebas. Jenis
makanan yang mengandung banyak protein seperti ASI (air susu ibu), susu sapi,
keju dan daging mengandung banyak glutamat sedangkan sebagian besar sayuran
sedikit kandungan glutamatnya, tetapi ada sayuran atau buah tertentu yang
mengandung banyak glutamat bebas seperti jamur-jamur, tomat, peas (Santoso.
1988,17).

B. Pengertian Kandungan Lilin


Didalam mie instan tenyata terdapat kadungan lilin, nah hal inilah yang
kemudian bisa membahayakan kesehatan anda. Kandungan lilin ini berguna
untuk membuat mie agak tidak lengket atau dempet satu dengan lainnya.

Sementara itu dengan seringnya mengkonsumsi mie instan berarti kita


juga telah memasukkan kandungan lilin ke tubuh kita, lama kelamaan kandungan
tersebut akan merusak system kerja pencernaan tubuh. Kandungan lilin ini baru
bisa dicerna oleh tubuh hingga menunggu 2 hari lamanya.

C. Pengertian Kandungan Nipagin

Nipagin merupakan zat tambahan untuk mencegah jamur dan ragi. Nama
lain nipagin adalah methyl p-hydroxybenzoate, salah satu jenis parabens, atau
pengawet, yang banyak digunakan untuk kosmetik dan obat. Nama lainnya lagi
adalah methylparaben, dengan rumus kimia CH3(C6H4(OH)COO).

Menurut FDA (Food and Drug Administration), BPOM-nya Amerika


Serikat, paraben yang digunakan dalam satu produk biasanya lebih dari satu jenis,

6
yang digabung untuk memberikan perlindungan lebih dari berbagai jenis
mikroorganisme.

Methylparaben dapat dihasilkan secara alami dan ditemukan dalam buah-


buahan seperti blueberry. Methylparaben juga dapat dimetabolisme oleh bakteri
tanah sehingga benar-benar terurai, dan mudah diserap dari saluran pencernaan
atau kulit, yang kemudian dihidrolisis menjadi asam p-hydrozybenzoate dan
cepat dikeluarkan tanpa akumulasi dalam tubuh.

Nipagin dipakai dalam berbagai jenis makanan. Penggunaan pengawet ini


diatur oleh Codex Alimentarius Commission (CAC), badan yang dibentuk FAO
(Food and Agriculture Organization, Badan Pangan dan Pertanian) dan WHO
(World Health Organization, Badan Kesehatan Dunia) untuk mengatur standar
pangan. Dalam CAC, jumlah asupan nipagin dalam tubuh per hari (acceptable
daily intake) adalah 10 mg/kg berat badan. Jika berat badan seseorang adalah 50
kg, maka konsumsi aman nipagin adalah 500 mg/hari. Sedangkan penggunaan
maksimum nipagin adalah 1000 mg/kg produk. Di Indonesia, batas
maksimumnya adalah 250 mg/kg produk, sama dengan di Singapura dan
Malaysia.

Fungsi nipagin adalah menahan laju pertumbuhan mikroba yang membuat


makanan cepat rusak. Penggunaan nipagin yang berlebih tidak memperpanjang
daya tahan makanan jika jumlah mikroba dalam makanan itu telah berlebih sejak
awal.

Penggunaan nipagin pada makanan sebenarnya dapat dihilangkan dengan


teknologi temperatur ultratinggi. Namun, hal itu akan membuat nilai ekonomi
barang menjadi tinggi. Laporan keracunan atau kematian akibat penggunaan
nipagin pun belum pernah ada hingga kini.

D. Pengertian TBHQ (Tertiary-butylhydroquinone)

TBHQ adalah Tersier Butil Hidroksi Quinolin merupakan bahan kimia


yang mempunyai fungsi sebagai anti oksidan, biasanya
TBHQ / Tersier Butil Hidroksi Quinolin mempunyai ciri ciri berwarna putih

7
kristal abu abu, sangat ringan dan berbau khusus
larut dalam etanol, asam asetat, seter ethyle, isopropil alkohol, eter, minyak sayur.
berubah menjadi merah muda jika terkontiminasi dengan alkali.
anti oksidan ini berasal dari bahan kimia sintesis dan bukan merupakan anti
oksidan alami. zat ini berfungsi untuk mencegah oksidasi minyak dan lemak,
sehingga dapat memperpanjang masa simpan makanan olahan.
Parahnya lagi, TBHQ juga biasa ditemukan dalam pestisida, kosmetik dan
parfum karena bisa mengurangi penguapan. Efek samping penggunaan atau
mengkonsumsi TBHQ secara berlebihan adalah mual, telinga, berdenging,
mengigau dan sesak napas

8
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa mie instan adalah
makanan yang merugikan bagi kesehatan tubuh. Kepraktisan dan kemudahan
yang dibawa oleh mi instan memang membuat kita menjadi gemar untuk
mengkonsumsinya. Tetapi dibalik semua itu, terdapat bahaya besar yang
mengancam kesehatan tubuh kita. Menjaga dari sekarang akan lebih baik dari
pada mengobati esok hari. Boleh mengkonsumsi instan, akan tetapi tidak
berlebihan dan tetap mengutamakan menu makanan sehat dan bergizi.

B. Saran
Sebaiknya kita jangan terlalu sering mengonsumsi mie instan dan apabila
tetap ingin mengonsumsi mi instan usahakan dalam sebulan hanya memakan satu
bungkus saja serta memasaknya dengan baik dan benar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari buku :

F.G., Winarno. 2016. Mie Instan Mitos, Fakta, dan Potensi.

Jakarta: Gramedia.

Nursanti, Riandini. 2008. Bahan Kimia Dalam Makanan Dan Minuman.


Jakarta: Shakti Adi Luhur.

Sumber dari internet :

http:/m.brilio.net/life/ini-4-kandungan-berbahaya-yang-terdapat-di-
dalam-mi-instan-1504178.html

www.solusisehatku.com

http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-monosodium-
glutamat-msg.html

https://tikharosyafatulummah.wordpress.com/2014/06/06/kandungan-lilin-
mie-instan/

http://antares-sciencefreak.blogspot.co.id/2011/07/nipagin-dalam-
kecap-mi-instan.html

http://dibalikkosmetikmu.blogspot.co.id/2016/02/tbhq-tersier-butil-
hidroksi-quinolin.html

10

Anda mungkin juga menyukai