Tugas 3 MRA
Tugas 3 MRA
Irvan Fahrurrozi
NIM : 044622062
Mata Kuliah : Manajemen Risiko dan Asuransi (ADBI4211)
Namun, dalam banyak kasus, kontrak asuransi bersyarat masih dapat berlaku
jika kesalahan atau ketidakpatuhan yang terjadi bukan merupakan pelanggaran
yang signifikan atau tidak mempengaruhi risiko yang diasuransikan. Dalam
situasi tersebut, kontrak tetap berlaku dengan ketentuan yang telah disepakati.
Contoh kontrak asuransi yang cacat hukum adalah ketika suatu negara melarang
jenis asuransi tertentu atau ada peraturan yang melarang praktik tertentu dalam
industri asuransi. Misalnya, jika suatu negara melarang asuransi judi atau
asuransi yang melibatkan aktivitas ilegal, kontrak asuransi yang melibatkan
praktik-praktik tersebut akan dianggap cacat hukum dan tidak berlaku.
Dalam kedua jenis kontrak ini, penting untuk memahami bahwa kontrak asuransi
adalah perjanjian yang mengikat secara hukum dan harus mematuhi persyaratan
hukum yang berlaku.
Sumber:
Buku Materi Pokok – ADBI4211 – Manajemen Risiko dan Asuransi – Modul 7 –
Halaman 7.4
Hak dan kewajiban pihak-pihak yang terikat dalam kontrak asuransi pada dasarya
diatur oleh UU No. 40/2014 tentang Perasuransian. Karena kontrak asuransi pada
umumnya merupakan suatu ikatan maka Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan
Hukum Dagang mash tetap mengatur perasuransian, sepanjang tidak bertentangan
dengan Undang-undang No. 40/2014.
Suatu kontrak merupakan perjanjian yang didasarkan pada hukum. Kitab Undang-
undang Hukum Perdata Pasal 1320 menentukan, untuk sahnya sebuah kontrak
maka harus dipenuhi ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh hukum.
Ketentuan-ketentuan umum yang harus dipenuhi menurut Pasal 1320 adalah
yang berikut ini.
Semua pihak dalam suatu kontrak harus sepakat atas syarat-syarat yang tepat
sama. Harus terjadi kesamaan pikiran (meeting of the minds). Untuk membuat
suatu kontrak, satu pihak member penawaran kepada pihak lainuntuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Pihak kedua dapat menerima, menolak atau
membuat konter penawaran. Jika terjadi kesepakatan, maka kedua belah pihak
terikat untuk melaksanakan kontrak tersebut.
Sebagian besar kontrak asuransi berupa kontrak unilateral yaitu bahwa hanya
penanggung yang membuat janji yang dapat ditegakkan. Tertanggung tidak
berjanji untuk membayar premi, dan tidak dapat dituntut atas kegagalannya
membayar. Hanya saja, tertanggung tidak dapat mendapatkan klaim yang
dijanjikan. jika premi tidak membayar (pada waktunya).
Sumber:
Buku Materi Pokok – ADBI4211 – Manajemen Risiko dan Asuransi – Modul 7 –
Halaman 7.4 s.d. 7.7
Sumber:
Buku Materi Pokok – ADBI4211 – Manajemen Risiko dan Asuransi