Anda di halaman 1dari 7

Vol. 6 – No.

1, year (2022), page 763-769


| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik

Annisa Maharani1, Ceceng Syarif2


1
(Prodi Manajemen Pedidikan Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Singaperbangsa Karawang).
2
(Dosen Fakultsa Agama Islam, Universitas Singaperbangsa Karawang).

* Corresponding Author. E-mail: 1 annisamarahanip@gamil.com

Receive: 05/08/2021 Accepted: 21/12/2021 Published: 01/03/2022

Abstrak
Pendidikan pada prinsipnya yaitu membimbing atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama, yaitu siswa
diharapkan mempu mengoptimalkan segenap potensi dalam rangka kemajuan bangsa. Maka dari itu pendidikan
bukan hanya bertujuan untuk mengembangkan potensi intelektual dan keterampilan siswa, namun harus
memiliki nilai etika- etika dan moral yang baik dalam menjalankan kehidupan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui bagaimana pengaruh manajemen pendidikan karakter terhadap akhlak peserta didik di MtsN 4
Karawang. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif digunakan karena data penelitian yang dapat
merupakan angka dan analisis dengan menggunakan perhitungan statistik. Pendekatan ini dipilih karena
menurut penulis untuk membantu mendapatkan informasi mengenai pengaruh manajemen pendidikan
karakter dalam pembinaan akhlak peserta didik di MTsN 4 Karawang. Teknik pengumpulan data nya
menggunakan penyebaran angket dan wawancara, dan melakukan uji instrumen. Dan hasil penelitian ini bahwa
manajemen pendidikan karakter yang di terapkan di MtsN 4 Karawang melalui program seperti mabit (malam
bimbingan takwa), membaca al-Qur’an bersama dalam rangka membina akhalak peserta didik sangat
perpengaruh terhadap akhlak peserta didik, contohnya peserta didik memiliki akhlak yang baik, bertanggung
jawab dan lain sebagainya yang memcerminkan akhlak karimah ( akhalk yang baik).

Kata Kunci: Akhlak, Manajemen, Karakter, Pendidikan, Peserta Didik.

Abstract
Education in principle is guiding or conscious leadership by the educator on the physical and spiritual
development of students towards the formation of the main personality, namely students are expected to be
able to optimize all potential in the context of the nation's progress. Therefore, education is not only aimed at
developing the intellectual potential and skills of students, but must have good ethical and moral values in
carrying out life. The purpose of this study was to determine how the influence of character education
management on the morals of students at MtsN 4 Karawang. The method used is quantitative method because
the research data can be numbers and analysis using statistical calculations. This approach was chosen because
according to the author it is to help obtain information about the influence of character education management
in the moral development of students in MTsN 4 Karawang. The data collection technique uses questionnaires
and interviews, and performs instrument testing. And the results of this study show that the management of
character education applied in MTsN 4 Karawang through programs such as mabit (night guidance of piety),
reading the Koran together in order to foster the morals of students greatly influences the morals of students,
for example students have good morals. , responsible and so on which reflects the character of karimah (good
morals).

Keywords: Morals, Management, Character, Education, Students.

Pendahuluan

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 764
(Annisa Maharani, Ceceng Syarif)

Pendidikan pada prinsipnya yaitu yang mulia. sehingga Allah SWT sendiri memuji
membimbing atau pimpinan secara sadar oleh akhlak mulia nabi Muhammad SAW.
si pendidik terhadap perkembangan jasmani sebagaimana Firman Allah SWT:
dan rohani peserta didik menuju terbentuknya َ ‫ﻮا ٱ�ﱠ‬ َ ‫ﻟﱠﻘَﺪْ َﻛﺎنَ ﻟَﻜُ ْﻢ ﻓِﻰ َرﺳُﻮ ِل ٱ�ﱠ ِ أُﺳ َْﻮة ٌ َﺣ‬
۟ ‫ﺴﻨَﺔٌ ِﻟّ َﻤﻦ َﻛﺎنَ َﯾ ْﺮ ُﺟ‬
kepribadian yang utama, yaitu siswa diharapkan ً ‫َوٱ ْﻟ َﯿ ْﻮ َم ٱلْ َءاﺧِ َﺮ َوذَﻛ ََﺮ ٱ�ﱠ َ َﻛﺜ‬
‫ِﯿﺮا‬
mempu mengoptimalkan segenap potensi Terjemahnya: “Sesungguhnya telah ada
dalam rangka kemajuan bangsa. Maka dari itu pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
pendidikan bukan hanya bertujuan untuk bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
mengembangkan potensi intelektual dan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
keterampilan siswa, namun harus memiliki nilai dan dia banyak menyebut nama Allah.”
etika- etika dan moral yang baik dalam Berdasarkan firman Allah di atas, bahwasanya
menjalankan kehidupan. Maka dari itu perlunya telah ada suri teladan yang baik dalam diri
pendidikan karakter untuk membina ahklak Rasulullah baik sifat, perilaku maupun tutur
peserta didik dalam membentuk kepribadian kata. Hal ini dapat kaji dalam keteladanan yang
yang baik, dan religius dalam rangka untuk dicontohkan Rasulullah menerangi kehidupan
memajukan nilai etika moral bangsa. umat manusia menuju cahaya kebenaran dan
Kedudukan akhlak dalam kehidupan kemenangan semasa ke khalifahanya di muka
manusia sangatlah penting, baik sebagai bumi. Maka dari itu pentingnya lembaga
individu maupun dalam bermasyarakat dalam pendidikan dalam menejemen pendidikan
berbangsa dan bernegara. Akhlak merupakan karakter di sekolah.
cakupan moralitas atau perilaku yang baik pada Solusi lain untuk mengatasi persoalan di
setiap individu dalam melakukan aktivitasnya atas adalah merumuskan pendidikan kerakter
agar bisa selamat di dunia dan di akhirat. Begitu Islam yang merupakan pendidikan yang
pun peserta didik dengan memiliki akhlak dilaksanakan dengan bersumber dan
peserta didik akan mencapai tujuan pendidikan berdasarkan atas ajaran Islam yaitu Al-Qur‟an
sebenarnya, yaitu terbentuknya kepribadian dan Hadis. Kedua sumber ini mengakui bahwa
yang mencerminkan sebagai seorang pelajar pada diri manusia terdapat potensi fitrah yang
yang terdidik. dengan potensi itu manusia berkembang ke
Indonesia memiliki dasar pendidikan arah pemenuhan tugas tugas kekhalifahan dan
nasional yaitu pancasila dan undang-undang pengabdian kepada Sang Khalik.
dasar negara Republik Indonesia. Pendidikan Pendidikan yang ideal adalah pendidikan
nasional memiliki fungsi untuk yang memadukan antara intelektual,
mengembangkan kemampuan dan membentuk emosional, dan spiritual. Maka, pendidikan
watak serta peradaban bangsa yang bukan hanya terfokus kepada siswa saja,
bermartabat dalam rangka mencerdaskan melainkan contoh yang baik juga terlebih
kehidupan bangsa Indonesia. Dan pendidikan dahulu dipupuk kepada siapa yang mendidik
diakui oleh masyarakat sebagai alternatif dalam dalam hal ini yang dimaksud adalah tenaga
megembangkan potensi dan skill anak agar pendidik yaitu guru. realitas pendidikan yang
menjadi generasi yang siap dan mampu terjadi di Indonesia masih banyak nilai yang
menghadapi tangtangan yang menyangkut tidak mampu ditransformasikan oleh lembaga
perubahan sosial kehidupan bangsa. pendidikan. Hal ini dapat lihat dari siswa yang
Maka dari itu lembaga pendidikan harus menyontek saat ujian, bersikap malas saat
berkaca terhadap undang- undang dan pelajaran, terjerat kasus narkoba, terlibat dalam
pancasila. Dimana pendidik nasional memiliki pergaulan bebas rendahnya kepedulian
fungsi untuk mengembangkan kemamapuan terhadap sesama, sopan santun yang mulai
dan pembentukan watak siswa. Pembentukan ditinggalkan dan berkurangnya rasa hormat
akhlak salah satunya yang dimana peserta didik terhadap orang tua. Contoh ini merupakan
harus memiliki sikap yang jujur, rendah hati dan kasus nyata dan banyak terjadi pada generasi
lain-lain yang dimana mencerminkan akhlak muda. Perilaku negatif yang dilakukan di
yang baik. Sebagaimana sejarah mencatat kalangan pelajar di atas merupakan bukti
bahwa faktor pendukung keberhasilan dakwah kerapuhan karakter yang cukup parah, karena
nabi antara lain karena dukungan akhlaknya tidak optimalnya pengembangan karakter di

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 765
(Annisa Maharani, Ceceng Syarif)

dalam pendidikan formal serta kondisi tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.


lingkungan informal yang tidak mendukung. Merujuk penjelasan diatas, variabel sebagai
Berdasarkan kasus global diatas, peneliti objek tindakan yang diteliti dalam penelitian ini
juga menemukan berdasarkan observasi yang adalah:
dilakukan peneliti di MTsN 4 Karawang, peneliti 1) Variabel Bebas
melihat masih ada peserta didik yang tidak Variabel bebas (X) adalah merupakan
memiliki karakter yang kurang baik, contohnya variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
tidak memiliki sikap jujur, tidak memiliki sopan sebab perubahannya atau timbulnya variabel
santun terhadap orang yang lebih tua dan lain terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini
sebagainya. Pernyataan tersebut dapat diukur adalah manajemen pendidikan karakter.
langsung oleh sikap peserta didik yang dapat 2) Variabel Terkait
dinilai oleh peneliti. Oleh sebab itu peneliti Variabel terikat (Y) merupakan variabel
tertarik untuk melihat lebih dalam lagi yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
mengenai “Manajemen Pendidikan Karakter karena adanya variabel bebas (X). Dari
Dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik Di MtsN penjelasan tersebut, yang menjadi variabel
4 Karawang “ terikat adalah pembinaan akhlak peserta didik
di kelas VIII.
Metode
d. Populasi dan Sampel
a. Lokasi Penelitian 1) Populasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTsN Populasi adalah wilayah generalisasi yang
4 karawang Jl. Rm Sholeh, Karawang Kulon, terdiri atas objek/ subjek yang memiliki kualitas
Kecamatan Karawang Barat, Jawa Barat 41312. dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
b. Pendekatan dan Metode Penelitian peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Metode yang digunakan yaitu metode kesimpulan. Populasi adalah keseluruhan objek
kuantitatif digunakan karena data penelitian penelitian yang akan diteliti”. Jadi populasi
yang dapat merupakan angka dan analisis bukan hanya orang tetapi juga objek dari benda-
dengan menggunakan perhitungan statistik benda alam yang lain. Populasi dalam penelitian
(Sugiyono, 2015:13). ini adalah peserta didik kelas VIII MTs, yang
Pendekatan ini dipilih karena menurut berjumlah 153 peserta didik.
penulis untuk membantu mendapatkan 2) Sampel
informasi mengenai pengaruh manajemen Selanjutnya, untuk menentukan jumlah
pendidikan karakter dalam pembinaan akhlak sampel dalam penelitian ini maka Peneliti akan
peserta didik di MTsN 4 Karawang menggunakan pedoman sebagai berikut, “jika
c. Definisi Oprasional Variabel ukuran populasi di atas 1.000 maka sampel
Definisi operasional variabel merupakan sekitar 10% sudah cukup, tetapi jika ukuran
petunjuk bagaimana caranya mengukur suatu populasinya sekitar 100, maka sampel paling
variabel. Definisi operasional variabel adalah sedikit 30%, dan kalau ukuran populasinya 30
suatu definisi yang sifatnya dapat diamati dan maka sampelnya harus 100%.”14 Berdasarkan
diukur. Definisi operasional variabel merupakan pedoman tersebut, karena populasinya
suatu hal yang sangat diperlukan, dengan berjumlah 153, maka akan diambil sampel 30%
adanya definisi operasional variabel dapat nya, jadi 46 sampel peserta didik kelas VIII MtsN
menunjukan pada pengambilan sampel yang 4 Karawang.
cocok untuk digunakan, dari pengertian diatas e. Teknik Pengumpulan Data
dapat dipahami bahwa definisi oprasional Teknik pengumpulan data yang
variabel merupakan rumusan yang memiliki digunakan yaitu dengan :
perhitungan yang pasti yang dilambangkan Angket, dalam penelitian ini hasilnya
dengan angka-angka, yang menggunakan data berfungsi untuk memberikan informasi kepada
nominal untuk mempermudah membaca data. pembaca terkait dengan jawaban dari
Variabel penelitian pada dasarnya adalah responden, dan penggunaan angket ini untuk
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang mendapatkan data tentang manajemen
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari pendidikan karakter. Data yang dikumpulkan
sehingga diperoleh informasi tentang hal dalam penelitian ini adalah yang berhubungan

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 766
(Annisa Maharani, Ceceng Syarif)

dengan pengaruh penggunaan manajemen peserta didik bersangkutan merasa dipaksa


peserta didik dalam pembinaan akhlak peserta (Salim, 2015).
didik. Dalam kamus besar indonesia kata akhlak
Wawancara adalah proses komunikasi diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan.
antara peneliti dan responden untuk menggali Menurut Abudin Nata secara etimologis kata
data yang dibutuhkan oleh peneliti agar akhlak bersal dari bahasa arab, yaitu isim
masalah-masalah dapat terpechkan. (Ajat, masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa,
2018). Wawancara ini akan dilakukan dengan yukhliqu, ikhlaqan. Sesuai dengan bentuk stulasi
kepala sekolah MTsN 4 Karawang dan majid wajan af’ala, yuf’ilu, if’alan yang berarti
kesiswaan, agar dapat informasi- informasi yang al-sajiyah (perangai), at-tabi’ah (kelakuan,
dibutuhkan. tabiat, atau watak dasar), al-‘adat (kebiasaan,
kelaziman) almaru’ah (peradaban yang baik)
Hasil dan Pembahasan
dan al-din (agama). Adapun pengertian akhlak
Telah di jelaskan betapa pentingnya menurut terminilogis, menurut beberapa ahli
manajemen pendidikan, lebih-lebih dalam diantaranya:
pendidikan karakter. Manajemen pendidikan Imam Abu Hamadi Al-Ghazali
karakter menjadi sarana tercapainya tujuan mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang
pendidikan karakter, secara efektif dan efesien. tertanam dalam jiwa yang darinya
Adanya manajemen pendidikan karakter, menimbulkan perbuatan perbuatan yang
memungkinkan pihak sekolah mencapai tujuan gampang dan mudah tanpa memerlukan
pendidikan karakter sesuai target, sesuai pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
perencanaan, dan tidak menghambur- Ibnu Maskawih mengatakan bahwa
hamburkan biaya atau pikiran tanpa hasil. akhlak adalah perangai itu adalah keadaan
Pendek kata, tanpa adanya manajemen gerakan jiwa yang mendorng kearah melakukan
pendidikan karakter, tujuan pendidikan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran.
karakter tidak akan tercapaibahkan tidak Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak
menutup kemungkinan akan “gagal” di tengah adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik
jalan. Dengan begitu, harapan pemerintah dan dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
bangsa indonesia agar generasi mendatang dilakukan oleh manusia dalam perbuatan
tampil sebagai generasi dengan ketinggan budi mereka dan menunjukkan jalan untuk apa yang
dan karakter, hanya akan menjadi mimpi harus diperbuat.
belaka. Maka, tidak ada pilihan lain bagi Menurut Muhammad bin Ali Asy-Syarif
sekolah, selain segera mengaplikasikan Al-Jurjani bahwa akhlak adalah istilah bagi
manajemen dalam pendidikan, lebih-lebih sesuatu sifat yang tertanam kuat dalam diri,
dalam pendidikan karakter (Wibowo, 2013). yang daribnya terlahir perbuatan-perbuatan
Istilah manajemen berasal dari kata dengan mudah dan ringan, tanpa perlu berfikir
manage (bahasa inggris) yang berarti mengurus, dan merenung.
mengatur, melaksanakan dan mengelola. Maka Bedasarkan pada beberapa penjelasan
kata management yang bermakna dan definisi akhlak diatas, dapat ditarik
ketatalaksanaan, tata pimpinan dan. Pengertian kesimpulan bahwa akhlak adalah segala sesuatu
manajemen menurut bahasa ini sejalan dengan yang telah tertanam kuat atau terpatri dalam
makna administrasi yang juga diartikan diri seseorang, yang akan melahirkan
pengelolaan (Mulyasa, 2004). Manajemen pada perbuatan-perbuatan yang tanpa melalui
kontek pendidikan karakter di sekolah pada pemikiran atau perenungan terlebih dahulu.
dasarnya upaya pengkondisian peserta didik Artinya bahwa perbuatan itu dilakukan dengan
dan seluruh stakeholder yang ada agar mereka refleks dan spontan tanpa dipikirkan terlebih
dapat melaksanakan karakter yang luhur. dahulu. Jika sifat yang tertanam itu darinya
Pelaksanaaan karakter yang dipratekkan oleh muncul perbuatan-perbuatan terpuji, menurut
siswa didapat dari kesadaran peserta didik akan rasio (akal pikiran) maka sifat tersebut
pentingnya nilai tersebut bagi kehidupanya, dinamakan akhlak yang baik. Sedangkan jika
walaupun pada mulanya sangat memungkinkan terlahir perbuatan-perbuatan buruk maka sifat
tersebut dinamakan dengan akhlak buruk.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 767
(Annisa Maharani, Ceceng Syarif)

Dalam dunia pendidikan, pembinaan pengajar/fasilitator, pendekatan


akhlak dititik beratkan kepada pembentukan pelaksanaan, evaluasi).
mental anak agar tidak menyimpang. Secara 4) Menyiapkan fasilitas pendukung
moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah pelaksanaan program pendidikan
satu cara untuk membentuk pribadi yang berbasis karakter di sekolah.
bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan Perencanaan kegiatan Pendidikan
bersusila. Dengan pembinaan diharapkan dapat berbasis karakter di sekolah mengacu pada
terwujudnya akhlak manusia yang ideal, anak jenis-jenis kegiatan yang setidaknya memuat
yang bertaqwa kepada Allah SWT dan cerdas unsur-unsur: tujuan/sasaran kegiatan,
(Sudarsono, 2005). substansi kegiatan, pelaksana kegiatan,
Manajemen pendidikan karakter pihakpihak yang terkait, mekanisme
merupakan pengelolaan tata nilai dan aktivitas pelaksanaan, keorganisasian, waktu dan
pendidikan yang dijabarkan dalam tahap-tahap tempat, serta fasilitas pendukung. Dengan
manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan perencanaan yang berdasarkan keseimbangaan
dan evaluasi. antara ilmu pengetahuan dengan akhlak maka
1. Perencanaan manajemen pendidikan peserta didik diharapkan memiliki kepribadian
karakter dalam membina akhlak peserta yang terpuji dan mulia yang dapat diharapkan
didik semakin tinggi ilmu dan pendidikan seseorang
Perencanaan merupakan keseluruhan semakin tinggi pula akhlak dan kepribadiannya.
proses pemikiran dan tindakan penentuan 2. Pelaksanaan manajemen pendidikan
semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa karakter dalam membina akhlak peserta
yang akan datang dalam rangka mencapai didik
tujuan. Perencanaan manajemen pendidikan Pengorganisasian merupakan langkah
karakter, dalam konteks ini, dipahami sebagai pertama kearah pelaksanaan rencana yang
perencanaan kurikulum dan aspek-aspek telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian
pendukung kurikulum. Kurikulum merupakan suatu hal yang logis apabila pengorganisasian
rencana dan pelaksanaan. Perencanaan dalam sebuah kegiataan menghasilkan sebuah
kurikulum mencakup rencana pembelajaran, organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
pelaksanaan, rencana evaluasi dan hasil belajar. kesatuan yang kuat. Kegiatan pelaksanaan
Perencanaan dalam konteks pendidikan merupakan suatu gerakan yang dilakukan oleh
karakter, menurut Wiyani, berfungsi untuk pimpinan kepada anggota organisasi sehingga
merumuskan indikator kompetensi dasar dapat memunculkan rasa termotivasi yang
peserta didik. Indikator ini diposisikan sebagai dapat menunjang personil agar dapat
alat ukur untuk menentukan apakah visi, misi, melaksanakan tugas dengan baik, apabila
dan tujuan Pendidikan berbasis karakter sudah dikaitkan dengan melaksanakan pendidikan
tercapai atau belum. Fathurrohman berbasis karakter, maka pelaksanaan dalam
menjelaskan perancangan dalam integrasi konteks ini bermakna suatu gerakan yang
pelaksanaan pendidikan karakter melalui dilakukan oleh kepala sekolah/guru/staf melalui
pembinaan akhlak, bahwa: model pembinaan kepada peserta didik agar
1) Mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan melaksanaan kegiatan pendidikan berbasis
disekolah yang dapat merealiasasikan karakter melalui pembinaan akhlak dengan
pendidikan karakter, baik dalam memunculkan motivasi bagi peserta didik,
pembelajaran, manajemen sekolah, misalnya dengan cara pemberian penghargaan
maupun kegiatan pembinaan terhadap peserta didik yang bukan hanya
kepesertadidikan. berprestasi secara akademik, tapi juga terhadap
2) Mengembangkan materi Pendidikan peserta didik yang unggul dalam prestasi non
berbasis karakter untuk setiap jenis akademik maupun terhadap peserta didik yang
kegiatan di sekolah. rajin, selalu menjaga kerapian dan istiqomah.
3) Mengembangkan rancangan Adapun menurut Wiyani bahwa,
pelaksanaan kegiatan di sekolah pelaksanaan berdasarkan konteks organizing,
(tujuan, materi, fasilitas, jadwal, staffing, dan coordinating dalam pendidikan

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 768
(Annisa Maharani, Ceceng Syarif)

berbasis karakter melalui pembinaan akhlak teritegrasi dalam pembelajaran, sehingga


diterjemahkan dalam makna sebagai berikut: menghasilkan data yang berkelanjutan tentang
Organizing, bertujuan untuk menguatkan program pengembangan karakter.
nilai-nilai luhur yang akan ditransformasikan ke Pengumpulan data-data penilaian
dalam diri peserta didik. Hal ini berimplikasi menggunakan berbagai teknik: dari yang
pada komponen pengelolaan, yang deskriptif hingga angka-angka (kuantitatif).
mengorganisasikan stakeholders sekolah untuk Penilaian ini menekankan pada tindakan
menciptakan budaya sekolah berbasis reflektif (muhasabah) pembelajar dan
pendidikan karakter. Ini dilakukan oleh kepala pemikiran kritis untuk menilai ketepatan tata
sekolah, guru, staf, dan penjaga sekolah sebagai nilai yang dianut. Rancangan penilaian
instrumenal input. pendidikan karakter seharusnya melihat
Staffing, bertujuan untuk keterkaitan nilai yang termaktub dalam
mengembangkan nilai-nilai luhur guru dan program sekolah, nilai-nilai yang dikandung
karyawan sekolah yang akan ditransformasikan dalam hidden curriculum, dan nilai-nilai dari
ke dalam diri peserta didik. Hal ini menjadikan lingkungan sekolah. Penilaian pendidikan
stakeholders membina peserta didik untuk karakter merupakan tanggung jawab bersama.
menciptakan budaya sekolah berbasis karakter Proses peningkatan pembelajaran dan
Coordinating, bertujuan untuk ‘perbaikan’ karakter pembelajar akan lebih
membangun koneksi dengan wali peserta didik berhasil bila dilakukan secara kolaboratif,
untuk bersama-sama berperan dalam sebagaimana dicontoh dalam praktik lesson
pencapaian tujuan Pendidikan berbasis karakter study (Rahman, 2016).
di sekolah. Koneksi tersebut diharapkan dapat Berdasarkan penjelasan teori diatas
memberikan konstribusi dalam menciptakan sesuai dengan hasil penelitian yang ditemukan,
budaya sekolah berbasis karakter. Dalam Mts menerapkan Manajemen pendidikan
bentuk kegiatan,implementasi Pendidikan karakter dalam pembinaan akhlak peserta didik,
berbasis karakter dapat dilakukan melalui sesuai dengan tujuan manajemen yaitu :
berbagai kegiatan sekolah. Perencanaan, MTsN 4 Karawang
Kegiatan tersebut dilakukan melalui merencanakan program pendidikan karakter
integrasi dalam mata pelajaran, melalui yang dibuat oleh kesiswaan, seperti program
kegiatan pengembangan diri pada malam bimbingan taqwa, membaca alqur’an
ekstrakurikuler, dan pada kegiatan rutin, bersama, program pramuka untuk sikap
kegiatan spontan, keteladanan, maupun kedisiplinan. Dari perencanaan tersebut lalu
pengkondisian melalui keseharian budaya Pelaksaan , MTsN 4 Karawang
sekolah (Wassalwa, 2019). melaksanakan program tersebut dengan
3. Evaluasi manajemen pendidkan karakter tersusu, program malam bimbingan taqwa di
dalam membina akhlak peserta didik lakukan pada malam minggu setelah isya
Evaluasi pendidikan karakter meliputi peserta didik melakukan bersama santri yang
pengendalian dan evaluasi sumatif. ada di lingkungan sekolah tersebut, dan
Pengendalian dipahami sebagai penilaian melaksanakan pembacaan alqura’an secara
proses pelaksanaan pendidikan karakter. Dalam bersamaan di lapangan sebelum pembelajaran
pembelajaran, penilaian proses disebut sebagai dimulai. Dan MTsN 4 Karawang selalu
formatif. Penilaian ini merupakan faktor kritis melakukan evaluasi yang bertujuan untuk
keberhasilan pembelajaran yang efektif memaksimalkan program tersebut.
(Rahman, 2016). Dapat disimpulkan maka manajemen
Evaluasi sumatif menentukan pendidikan karakter yang ada di MTsN 4
ketercapaian kompetensi yang ditetapkan. Karawang tersebut sangat perpengaruh
Evaluasi digunakan untuk mengendalikan terhadap pembinaan akhlak peserta didik
proses pendidikan karakter agar setiap capaian sehingga dapat menghasilkan siswa yang
dapat diidentifikasi; dan untuk menentukan memiliki karakter yang baik.
ketercapaian kriteria yang telah ditetapkan.
Simpulan
Penilaian pendidikan karakter
mempertimbangkan bahwa penilaian ini

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 6 (1), Year 2022 - 769
(Annisa Maharani, Ceceng Syarif)

Pendidikan pada prinsipnya yaitu [7] Marimba, A. (1989). Pengertian Filsafat


membimbing atau pimpinan secara sadar oleh Pendidikan. Bandung: PT. AlMa'arif.
si pendidik terhadap perkembangan jasmani
[8] Mardalis. (1990). Metode Penelitian.
dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
Jakarta: Bumi Aksara.
kepribadian yang utama, yaitu siswa diharapkan
mempu mengoptimalkan segenap potensi [9] Marzuki. (2015). Pendidikan Krakter
dalam rangka kemajuan bangsa. Maka dari itu Islam. Jakarta: Amzah.
pentingnya lembaga pendidikan untuk [10] Mulyasa. (2018). Manajemen
menerapkan pendidikan karakter seperti yang Pendidikan Karakter. Jakarta: Sinar
di terapkan oleh MtsN 4 Karawang dalam Grafika Offset.
pembinaan akhak peserta didik. Dan hasil
penelitian tersebut bahwa manajemen [11] Najib, M., Wiyani, N. A., & Sholichin.
pendidikan karakter yang ada di MTsN 4 (2016). Manajemen Strategik
Karawang tersebut sangat perpengaruh Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia
terhadap pembinaan akhlak peserta didik Dini. Yogyakarta: Gava Media.
sehingga dapat menghasilkan siswa yang [12] Marimba, A. (1989). Pengertian Filsafat
memiliki karakter yang baik. Pendidikan. Bandung: PT. AlMa'arif.
Daftar Pustaka [13] Maunah, B. (2016). Implementasi
[1] Abdullah Sani, R., & Kadri, M. (2016). Pendidikan Karakter Dalam
Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Pembentukan Kepribadian Holistik
Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 1,
[2] Aksara. Ampel, T. D. (1996). Dasar- 90–101.
Dasar Kependidikan Islam. Surabaya: https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.861
Karya 5
[3] Abditama. Arikunto, S. (2002). Prosedur [14] Taufiqur Rahman, & Siti Masyarafatul
Penelitian, Suatu Pendekatan dan Manna Wassalwa. (2019).
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Implementasi Manajemen Pendidikan
[4] Gunawan, H. (2017). Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak
Karkter Konsep dan Implementasi. Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Islam
Bandung: Alfabeta. Indonesia, 4(1), 1–14.
https://doi.org/10.35316/jpii.v4i1.175
[5] Kesuma, D. (2013). Pendidikan
Karakter: Kajian Teori dan Praktik di [15] Rahmadi. (2011). Pengantar
Sekolah. Bandung: Rosda. Metodologi Penelitian. Antasari Press.
[6] Mahjudin. (2012). Akhlak Tasauf. [16] Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Jakarta: Kalam Mulia. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d.
Alfabeta.

Copyright © 2022 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai