Hakikat Dan Hubungan Antara Pendidikan Dan Pengajaran
Hakikat Dan Hubungan Antara Pendidikan Dan Pengajaran
PENGAJARAN
(Makalah)
Disusun oleh :
Nama Npm
PROGRAM STUDI
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah
memberikan banyak sekali nikmat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini, sholawat serta salam tak lupa kami jungjungkan kepada nabi besar kami, nabi
Muhammad Saw. semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumil qiyamah,
aamiin. Sehubungan dengan ini, kami mahasiswi program studi Manajemen
Pendidkan Islam di STIT Darul Ishlah Tulang Bawang, telah menyelesaikan
makalah kami sebagai tugas mata kuliah “Psikologi” yang di berikan kepada kami
agar kami dapat lebih memahami masalah-masalah yang timbul dalam proses
pembelajaran di kelas dan cara penyelesaiannya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................. 12
B. Saran ..................................................................................... 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
4
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak. Ketiga hal
tersebut tidak boleh dipisah-pisahkan satu sama lain. Hal ini
dimaksudkan untuk memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan
penghidupan anak-anak didik. Oleh karena itu, fungsi pendidikan adalah
untuk mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi cakap dan
kreatif sekaligus mampu bertanggungjawab dalam berinteraksi,
membangun serta mengembangkan masyarakatnya (Muhaimin, 2003:43).
Pengertian-pengertian tersebut di atas mengandung sebuah pemahaman
bahwa hakekat pendidikan adalah seperti apa yang dinyatakan oleh ahli
psikologi pendidikan seperti Chaplin, Tardif, dan Reber, yaitu
pengembangan potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh
yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan pelbagai
pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri
(Syah, 1999: 35).
B. MAKNA PENGAJARAN
5
didik, menyusun rencana pelajaran, memberikan informasi, bertanya,
menilai, dan seterusnya) (Rohani, 2004: 68)
Berdasarkan uraian tersebut di atas jelas sekali terdapat benang merah
antara “pendidikan” dan “pengajaran”. Pendidikan merupakan konsep
idealnya, sedangkan pengajaran merupakan konsep operasional dalam
rangka pengembangan potensi atau kemampuan manusia dengan
melakukan kegiatan mendidik, melatih atau mengajar. Kata mengajar di
sini berarti memberi pelajaran.
Menurut Paul Suparno, sebagaimana dikutip oleh Muliawan (2005:
132), mengajar adalah suatu proses membantu seseorang untuk
membentuk pengetahuannya sendiri. Mengajar bukanlah mentransfer
pengetahuan dari orang yang sudah tahu (guru) kepada yang belum tahu
(peserta didik), melainkan membantu seseorang agar dapat
mengonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatannya terhadap
fenomena dan obyek yang ingin diketahui.
Pengertian yang lain menyebutkan bahwa mengajar pada hakekatnya
adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan
yang ada di sekitar peserta didik, sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Pada tahap
berikutnya adalah proses memberikan bimbingan dan bantuan kepada
peserta didik dalam melakukan proses belajar (Fathurrohman & Sutikno,
2007: 9).
Berdasarkan arti-arti ini, maka pengajaran dipahami sebagai proses
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan (Syah, 1999: 33). Mengajar
di sini bukan hanya memindahkan pengetahuan dengan hafalan.
Mengajar tidak direduksi menjadi mengajar saja, tetapi mengajar
menjadi efektif jika peserta didik “belajar untuk belajar” (learn to learn)
(Freire, 2002 : 27).
C. HAKIKAT DAN HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN
PENGAJARAN
6
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Pengertian ini secara inplisit
menafikan atau menampik kehadiran orang dewasa sbagai satu-satunya
orang yang yang berhak menjadi penyelenggara pendidikan atau
menjadi guru/pendidik.
Konsep “orang dewasa” sebagai pendidik dan pengajar dalam
dunia pendidikan modern ini memang semakin kabur, apalagi jika
dikaitkan dengan pendidikan tinggi atau pendidikan kedinasan. Para
peserta didik dalam institusi-institusi kependidikan tersebut dapat
dikatakan terdiri atas orang-orang dewasas semua, bahkan sebagian di
antaranya ada yang berusia setengah baya. Dalam keadaan demikian,
tak bolehkah orang masih muda ( tetapi kemampuan memadai )
mendidik mereka yang pada umumnya lebih tua? Jawabnya, tentu saja
tak ada masalah. Sebab yang lebih di pentingkan dalam dunia
pendidikan dan pengajaran bukan soal usia, melainkan kemampuan
psikologis yang memadai.
Selama pendidik memiliki kemampuan psikologis
kependidikan yang dapat di pertanggung jawabkan, meskipun usianya
masih muda atau mungkin jauh lebih muda dari pada yang dididik, dia
tetap berhak untuk diakui sebagai pendidik. Pada zaman sekarang ini
cukup banyak asisten dosen dan dosen yang brilian berusia muda
apalagi di perguruan tnggi yang terkemuka di Negara-negara maju.
Mereka itu, walaupun relative masih muda, bahkan konon ada yang
belum genap 20 tahun, penguasaannya ats materi dan metodologi sangat
meyakinkan. Mereka bahkan mampu beerpenampilan lebih dewasa
daripada para mahasiswa, yang relative lebih tua.
Para pendidik yang tugas utamanya mengajar, baik guru maupun
dosen sebagaimana diisyaratkan oleh undang-undang, tidak
memerlukan syarat usia. Criteria yang membatasi usia tertentu untuk
menjadi tenaga pengajar atau pendidik dalam psikkologi pendidikan
7
masa kini hmpir atak pernah lagi disinggung-singgung. Tetapi hal
ini tentu tidak berarti anak-anak atau remaja yang nyata-nyata tidak
memenuhi syarat psikologis boleh menjadi pendidik atau guru.
Syarat psikologis yang lengkap, utuh dan menyeluruh bagi seorang
calon guru untuk setiap jenjang pendidikan meliputi kompetensi
profesionalisme keguruan, yakni kompetensi ranah cipta ( kognitif );
kompetensi ranah rasa ( afektif ); kopetensi ranah karsa (psikomotor).
Hakikat dan hubungan antara Pendidikan – pengajaran dibagi menjadi 2,
yaitu;
1. Ragam Arti Pendidikan dan Pengajaran.
Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara hafiah
artinya memelihara dan memberi latihan. Sedangkan “Pendidikan”,
seperti yang pernah penyusun singgung sebelum ini adalah tahapan –
tahapan kegitan mengubah sikap dan prilaku seseorang atau sekelompok
orang yang melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam bahasa arab “Pendidikan disebut “tarbiyah” yang berarti proses
persiapan dan pengasuhan manusia pada fase – fase awal kehidupan
yakni pada tahap perkembangan masa baiyi dan kanak – kanak. Dan
dalam bahas ainggris pendidikan disebut education, istilah education
memiliki dua arti, yakni arti dari sudut orang yang menyelenggarakan
pendidikan dan arti dari sudut orang yang di didik.
Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pengajaran disebut
fannual – taklim, yang dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan kata
Pedagogy dan Pedagogics yang artinya ilmu mengajar. Pedagogi dan
pedagogic adalah dua kata yang sama artinya yakni pengetahuan, seni,
prinsip, dan perbuatan pengajar. Perbedaan arti pedagogi dan pedagogik
adalah kalau pedagogi sebagai pendidikan, dan pedagogik sebagai ilmu
pengetahuan.
Selanjutnya istilah pengajaran dalam bahasa inggris disebut
instruction atau teaching. Akar kata instruction adalah memberi
8
pengarahan agar melakukan sesuatu, mengajar agar melakukan
sesuatu: member informasi.
Hubungan pendidikan dan pengajaran cukup erat kaitannya
karena menurut undang – undang nomor 2 tahun 1989 tentang system
pendidikan nasional Bab 1 pasal 1, adalah usaha sadar yang dilakukan
untuk menyiapkanpeserta didik melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran atau latihan agar peserta didik tersebut berperan
dalamkehidupan masa depannya. Selain pengajaran dalam pendidikan
juga diperlukan adanya bimbingan sebagaimana tersebut dalam
kutipan dari UUSPN di muka. Bimbingan, seperti juga latihan adalah
bagian penting yang ideal karena akan berdampak kebaikannya
penanggulangan kesulitan belajar dan pelaksanaan rimedial teaching
yang secara psikologis di diktis merupakan salah satu keharusan bagi
guru.
Berdasarkan uraian diatas, dan juga uraian mengenai ragam arti
pendidikan dan pengajaran, jelas betapa eratnya hakikat hubungan
antara pendidiakan dan pengajaran. Selain itu, ada juga pula beberapa
macam peresepsi sumbang yang muncul dikalangna mahasiswa
mengenaihakikat hubungan pendidikan dengan pengajaran, antara lain
yang paling menonjol bahwa pendidikan itu:
Jauh berbeda dangan pengajaran,
Lebih penting dari pengajaran,
Karena pengajaran hanya menanamkan pengetahuan kedalam
aspek kognitif (ranah cipta) dan sedikit memberikan keterampilan
psikomotor, sedangalan aspek efektif (ranah rasa) tak pernah
tersentuh.
Persepsi – persepsi ini yang ada dalam pengalaman belajar
mahasiswa, karena kesaksian mereka terhadap kenyataan yang
tampak dilapangan. Namun apapun alasannya, mengubah peresepsi
yang kurang selaras dangan perinsip – perinsip psikologi pendidikan
itu ternyat tidak gampang. Dan memberi latihan diperlukan adanya
9
ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan berdasarkan
pikiran. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah
proses penubahan sikap dan tingka laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui uapaya
pengajaran dan pelatihan.
Dalam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagi
sebuah proses dengan metode – metode tertentu sehingga orang
mempeoleh pengetahuan, pemahaman dan cara tingka laku yang
sesuai dengan kebutuhan. Dan dalam pengertian luas pendidikan
adalah seluruh tahapan pengembangan kemempuan – kemampuan dan
perilaku - perilaku manusia dan juga proses penggunaan hampir
seluruh pengalaman kehidupan.
Dalam defenisi yang panjang ini terdapat dua kata kunci yang
menurut hemat penyusun perlu disoroti yaitu kedewasaan “dan
tanggung jawab moril”. Kedewasaan ini diartikan sebagai kondisi
yang sudah akil baliq atau sudah berusia cukup tua. Dan tanggung
jawab moril ini juga diartikan sebagai segala perbuatan yang
dilakukan secara moral dan mampu bertanggung jawab segala
perbuatannya. Karena tanggung jawab moral itu bersifat nisbi (dapat
begi atau begitu). Karena perlu pembatasan yang tegas, apakah moral
kemasyarakatan, moral hokum, atau moral keagamaan.
Piskologi pendidikan menurut sebagian ahli adalah subdisiplin
piskologi, bukan piskologi itu sendiri. Karena mereka menganggap
piskologi pendidikan tidak memiliki tiori, konsep, dan tiori sendiri.
Sebuah subdisiplin ilmu piskologi yang berkaitan dengan teori dan
masalah kependidikan yang berguna dalam hal – hal sebagian berikut
Penerapan prinsip – prinsip belajar dalam kelas
Pengembangan dan pembaruan kurikulum
Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
Soialisasi proses – proses dan inntraksi proses – proses tersebut
dengan pendaya gunaan ranah kognitif
10
Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pendidikan adalah pengembangan potensi atau kemampuan manusia
secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara
mengajarkan pelbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan
oleh manusia itu sendiri.maka pengajaran dipahami sebagai proses
perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan.
Pendidikan merupakan konsep idealnya, sedangkan pengajaran
merupakan konsep operasional dalam rangka pengembangan potensi
atau kemampuan manusia dengan melakukan kegiatan mendidik,
melatih atau mengajar. Dan berfungsi sebagai alat pencetak sumber day
amanusia (SDM) dan sama-sama bertujuan menciptakan SDM yang
berkualitas.
D. Saran
Semoga para pembaca makalah bisa mencerna ilmu dari makalah
tentang judul yang di atas, dan kami mengharapkan saran dan kritik agar
bisa membuat makalah yang lebih sempurna lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
13