Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN,
dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang
memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan
naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di
KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan balita . Berdasarkan SKDN dari
bulan ke bulan disimak untuk mengetahui kemajuan program perbaikan gizi. Naik
turunnya D atau S dapat diinterprestasikan sebagai tingkat partisipasi masyarakat dalam
kegiatan di posyandu, sedangkan naik turunnya N terhadap S dapat diartikan sebagai
keberhasilan atau kegagalan mencapai tujuan program.

C.    Tujuan

4.      Memberikan gambaran capaian pelayanan Gizi selama 3 bulan melalui balok SKDN di14
desa diwilayah kerja puskesmas Wolo

C Jenis Data
- Jumlah balita yang ada diwilayah kerja puskesmas Wolo (S)
- Jumlah balita yang memiliki KMS (K)
- Jumlah balita yang ditimbang pada bulan penimbangan (D)
- Jumlah balita yang yang naik berat badannya pada bulan penimbangan (N)

E. Sumber Data
Data diperoleh melalui hasil pemantauan pertumbuhan januari s/d maret 2021

F. Penyajian data
- Tabel
- Grafik
A. Tabel Data
Data cakupan SKDN diwilayah kerja puskesmas Wolo periode Januari s/d Maret
2021
Tabel 1
Puskesmas Januari
S K D N
Wolo 2153 2010 1635 1139
Jumlah

Tabel 2

Puskesmas Pebruari
S K D N
Wolo 2108 1970 1679 1328
Jumlah

Tabel 3
Puskesmas Maret
S K D N
Wolo 2108 1970 1750 1375
Jumlah
Grafik SKDN JANUARI S/D MARET
2500

2000

1500
S K

D N
1000

500

0
Januari Pebruari Maret
D N N N
S k S k D S k D

Berdasarkan Grafik diatas


 
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
SKDN adalah status gizi balita yang digambarkan dalam suatu balok SKDN,
dimana balok tersebut memuat tentang sasaran balita di suatu wilayah (S), balita yang
memiliki KMS (K), balita yang ditimbang berat badannya (D), balita yang ditimbang dan
naik berat badannya (N), SKDN tersebut diperoleh dari hasil posyandu yang dimuat di
KMS dan digunakan untuk memantau pertumbuhan balita (Depkes RI, 2003).

Menurut data yang diperoleh dari Puskesmas Meureubo yaitu data hasil
rekapitulasi baduta dan balita menunjukkan bahwa dari 34 desa yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas Meureubo, hanya empat desa yang memenuhi target SPM.
Sementara 30 desa lainnya di bawah target. Dengan target SPM D/S adalah 80 %.

Sementara jumlah balita yang memiliki KMS (K/S) dengan target adalah 100%
menunjukkan hanya mencapai 63 %. Hal ini masih jauh dari target yang ditentukan.
Dimana semua balita harus memiliki KMS.

Anda mungkin juga menyukai