Anda di halaman 1dari 3

Geologi

1. Regional Geologi
Kondisi geologi regional diperoleh dari pengamatan di lapangan dan menggunakan peta yang dirujuk
lebih lanjut sesuai dengan Peta Geologi Regional Lembar Magelang dan Semarang, Jawa, dengan
skala 1:100,000, yang diterbitkan pada tahun 1996 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Bandung (gambar 2-1). Melalui sumber tersebut diketahui bahwa urutan batuan penyusun lokasi
rencana proyek dari tua ke muda adalah sebagai berikut:
 Formasi Kerek (Tmk), perselingan batulempung, napal, batupasir tufan, konglomerat, breksi
vulkanik dan batugamping. Batulempung, kelabu muda-tua, gampingan; sebagian bersisipan
dengan batulanau atau batupasir, setempat mengandung fosil foram, moluska dan koral-koral
koloni. Lapisan tipis konglomerat terdapat dalam batulempung di Sungai Kripik dan di batupasir.
Batugamping umumnya berlapis, kristalin dan pasiran mempunyai ketebalan total lebih dari 400
meter. Formasi ini berumur Miosen Tengah.
 Formasi Kaligetas (Qpkg), breksi vulkanik, aliran lava, tuf, batupasir tufan dan batulempung. Breksi
aliran dan lahar dengan sisipan lava dan tuf halus sampai kasar. Setempat di bagian bawahnya
ditemukan batulempung mengandung moluska dan batupasir tufan. Batuan gunungapi yang
melapuk berwarna cokelat-kemerahan dan sering membentuk bongkah-bongkah besar. Ketebalan
berkisar antara 50-200 meter. Diperkirakan formasi ini berumur Plistosen.
2. Kondisi Geologi
Morfologi lokasi proyek berada pada satuan perbukitan berlereng landai dan agak terjal. Satuan
perbukitan berlereng landai mempunyai nilai kemiringan lereng lebih kecil dari 15%, tersebar di
sekitar lokasi bendung kearah hilir sejauh 1.3-1.4 km. Kemudian dilanjutkan kearah hilir sampai
kolam penenang berada pada satuan perbukitan berlereng agak terjal mempunyai nilai kemiringan
lereng 15-30%.
Sungai Teguru mengalir relatif dari baratdaya kearah timurlaut dan termasuk ke dalam sungai
berstadia muda, jeram-jeram terdapat hampir di sebagian besar sungai. Pada umumnya bentuk
penampang melintang sungai menyerupai huruf “V” dengan arus dan gradien sungai relatif tinggi.
Walaupun sebagian besar bentuk penampang sungai menyerupai huruf ”V”, namun di lokasi
bendung berada pada bentuk penampang sungai menyerupai huruf “U” dengan gradien sungai relatif
kecil. Kearah hilir terjadi perubahan bentuk penampang sungai menjadi “V” diikuti oleh peningkatan
gradien sungai.
Secara umum lokasi proyek ditutupi oleh soil hasil pelapukan breksi andesit. Penyebaran soil sangat
luas berada di permukaan, hampir seluruh lokasi proyek dari loaksi bendung sampai rumah turbin
tersusun oleh batuan yang telah lapuk menjadi soil dengan ketebalan yang bervariasi. Soil teramati
berwarna cokelat kemerahan-cokelat, lunak, tidak kompak dan mempunyai sifat keplastisan yang
tinggi. Di beberapa lokasi fragmen-fragmen andesit segar dan breksi andesit masih bisa diamati
sebagai bongkah-bongkah lepas dan juga beberapa mengalami pelapukan membola.
Lokasi bendung tersusun oleh batuan dasar breksi andesit yang ditutupi oleh soil. Diperkirakan
struktur pondasi bangunan bendung dan rumah turbin akan bertumpu pada breksi andesit. Breksi
andesit teramati berwarna abu-abu-cokelat terang, tekstur vulkaniklastik, kemas terbuka, sortasi
sangat jelek, tersusun oleh fragmen andesit bentuk butir subangular-angular berukuran kerikil
sampai berangkal, dengan matriks batupasir kasar. Berdasarkan Peta Geologi Regional Lembar
Magelang dan Semarang breksi andesit ini sesuai dengan penyusun Formasi Kaligetas.
Endapan alluvium tersusun oleh pasir, gravel dan bongkah. Endapan alluvium teramati bersifat lepas,
belum kompak dan belum terkonsolidasi dengan baik. Umum dijumpai setempat-setempat dalam
area yang sempit sebagai gosong sungai dan dataran banjir.
3. Penyelidikan Selanjutnya
Mengetahui kondisi geologi lokasi rencana proyek secara mendalam dan komprehensif merupakan
salah satu tahapan awal yang sangat penting dalam perencanaan sebuah PLTM. Komponen geologi
terkait erat dengan pondasi untuk bangunan-bangunan pada PLTM tersebut. Data dan informasi
geologi seperti tersebut di atas belum memadai untuk mendapatkan keyakinan atas kondisi geologi
lokasi rencana proyek, khususnya di lokasi bendung. Untuk itu, penyelidikan geologi lebih lanjut
seperti pemboran inti serta beberapa tes lapangan dan laboratorium masih diperlukan.
Gambar 2-1. Peta geologi regional PLTM Teguru dan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai