Bab Awal 1,2,3
Bab Awal 1,2,3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah.
Dalam menghasilkan Aparatus Sipil Negara (ASN) yang sesuai dengan harapan
pemerintah maka diperlukannya pemberian pelatihan dasar. Berdasarkan Peraturan
LAN Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
bertujuan untuk membuat Latsar CPNS tetap efisien namun tidak mengubah atau
mengurangi tujuan dari Latsar CPNS yakni membentuk karakter PNS di Indonesia.
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah Pendidikan dan
pelatihan dalam masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan
terintegrasi untuk menghasikan Pegawai Negeri Sipil professional yang berkarakter
berlandaskan pada core values ASN dalam melaksanakan tugas dan jabatannya
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan public, dan perekat dan pemersatu
bangsa. Core values ASN (BerAKHLAK) yaitu : Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Menurut UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Tenaga
Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada seperti rumah
sakit milik pemerintah dan pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) yang
meliputi pelayanan promotif, prevenif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan
PERMENKES NO. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, menyatakan bahwa bidan
adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
Puskesmas sebagai salah satu pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai
tugas pokok memberikan pembinaan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan
dasar. Saat ini distribusi Puskesmas dan Puskesmas pembantu sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Setiap Puskesmas melayani 30.000 –
50.000 penduduk atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kecamatan mempunyai satu
Puskesmas. Untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan, setiap Puskesmas
dibantu oleh 3-4 Puskesmas pembantu. Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal
dengan sebutan Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau
bagian wilayah kecamatan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan setelah 12 bulan bekerja sebagai
Dokter Umum di Puskesmas Gogagoman melalui pengamatan individu dan
kelompok, terdapat beberapa isu penting yang dapat diangkat diantaranya yaitu
Belum optimalnya penerapan Kawasan bebas asap rokok di lingkungan Puskesmas
Gogagoman. Isu ini cukup menarik karena masih ada beberapa pengunjung yang
datang ke Kawasan puskesmas gogagoman tidak patuh terhadap Kawasan bebas asap
rokok. Sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap kesehatan pasien yang datang
berobat. Kemudian isu yang kedua yaitu, Belum Optimalnya manajemen berkas
rekam medis di UPTD Puskesmas Gogagoman. Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Setelah dilakukan
pengamatan, berkas rekam medis di puskesmas gogagoman tidak tertata dengan baik
sehingga membuat waktu tunggu pasien semakin lama, karena kesulitan mencari
berkas pasien.
Belum optimalnya kualitas pelayanan pendaftaran pasien di poli rawat jalan
UPTD Puskesmas Gogagoman juga merupakan masalah yang harus dihadapi.
Berdasarkan hasil observasi di Puskesmas Gogagoman, sering kali pasien merasa
bingung saat baru masuk ke puskesmas karena kurangnya informasi mengenai alur
pendaftaran, dimulai dari antrian pendaftaran yang tidak tertata, masuk ruangan poli
sebelum mendaftar, hingga terkadang menyebabkan kesalahpahaman antar sesama
pasien atau dengan petugas kesehatan. Ketidaktahuan karena kurangnya informasi
mengakibatkan tidak efektifnya pelayanan yang diberikan. Pola alur pelayanan
pendaftaran puskesmas rawat jalan ini, biasanya dikembangkan sesuai dengan kondisi
pelayanan setiap puskesmas, agar para pengunjung bisa mendapatkan pelayanan yang
terbaik.
Masalah selanjutnya yaitu kurangnya edukasi kesehatan jiwa di Puskesmas
Gogagoman . Berdasarkan observasi di Puskesmas Gogagoman , pelayanan untuk
orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) masih belum optimal dan harus diperhatikan
lagi agar ODGJ yang masih belum terdeteksi dapat diobati di observasi sampai
keadaan pasien membaik., kepatuhan pasien ODGJ untuk minum obat juga masih
rendah, Peningkatan kualitas hidup ODGJ juga semakin sulit dilakukan karena masih
rendahnya pengetahuan keluarga dan masyarakat mengenai isu kesehatan jiwa. Antar
stakeholder pun belum ada koordinasi dalam penanganan kasus gangguan jiwa. Yang
terakhir, masalah yang juga dihadapi saat ini adalah kurangnya kesadaran tenaga
kesehatan dalam menerapkan lima momen cuci tangan di ruang rawat inap UPTD
Puskesmas Gogagoman. Isu ini cukup menarik karena terdapat tenaga kesehatan yang
masih kurang optimal dalam menerapkan lima momen cuci tangan saat melakukan
pelayanan kesehatan. Sehingga, hal ini berisiko menularkan penyakit bagi tenaga
kesehatan yang lain, pasien, keluarga pasien maupun pengunjung lainnya.
Dari beberapa masalah yang penulis temukan di fasilitas pelayanan kesehatan
UPTD Puskesmas Gogagoman, penulis merasa penting untuk melakukan kegiatan
Aktualisasi yang berjudul “Belum optimalnya kualitas pelayanan pendaftaran pasien
di poli rawat jalan puskesmas Gogagoman”.
B. TUJUAN AKTUALISASI
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan aktualisasi dan habituasi
yang dihubungkan dengan isu-isu yang terjadi di Puskesmas Gogagoman yaitu:
1. Menginternalisasi, menerapkan dan mengaktualisasikan nilai dasar ASN yang
terkandung dalam nilai dasar Ber-AKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) serta kedudukan, peran dan
managemen ASN.
2. Mampu meningkatkan pelayanan pendaftaran pasien di poli rawat jalan di
puskesmas Gogagoman.
C. MANFAAT AKTUALISASI
1. Bagi Instansi
Meningkatkan kualitas mutu pelayanan kesehatan untuk tercapainya visi, misi,
dan tujuan UPTD Puskesmas Gogagoman.
2. Bagi penulis
Mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam mengimplementasikan
nilai-nilai dasar BER-AKHLAK dalam menjalankan tugas dan fungsi, serta
peningkatan kreatifitas dan inovasi.
3. Bagi Masyarakat
Memperoleh pelayanan yang berkualitas di poli rawat jalan UPTD Puskesmas
Gogagoman.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi dan habitualisasi dilaksanakan di Poli
Rawat Jalan UPTD Puskesmas Gogagoman. Adapun kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan yaitu :
1. Membuat dan memasang banner tentang alur pendaftaran di Poli rawat jalan
Puskesmas Gogagoman.
2. Membuat dan menampilkan video tentang langkah-langkah alur pendaftaran di
poli rawat jalan Puskesmas Gogagoman.
3. Melaksanakan sosialisasi tentang alur pendaftaran baik secara internal (tenaga
kasehatan) dan eksternal (masyarakat) di Poli Rawat Jalan Puskesmas
Gogagoman.
4. Monitoring dan evaluasi alur pendaftaran poli rawat jalan puskesmas Gogagoman.
\
BAB II
DESKRIPSI LOKUS
A. PROFIL PUSKESMAS
UPTD Puskesmas Gogagoman merupakan salah satu wilayah administratif di
Kota Kotamobagu yang berstatus sebagai Puskesmas Perawatan. Sebagai Puskesmas
Perawatan, maka UPTD Puskesmas Gogagoman melayani Rawat Jalan dan Rawat
Inap dengan Jumlah Tempat Tidur sebanyak 12 tempat tidur yang terbagi atas Rawat
Inap Umum 6 tempat tidur dan Rawat Inap Persalinan 6 tempat tidur. Untuk Rawat
Inap umum dibagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu Kamar Laki-laki, Kamar Perempuan
dan Kamar Anak.
Adapun keadaan UPTD Puskesmas Gogagoman dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Data Wilayah
UPTD Puskesmas Gogagoman merupakan salah satu Puskesmas di Kota
Kotamobagu tepatnya di Kecamatan Kotamobagu Barat yang beralamat di Jl.
Inpres, Kelurahan Gogagoman dan letaknya cukup strategis karena berada di
Pusat Kota dengan luas wilayah 10,61 km2.
Adapun wilayah kerja UPTD Puskesmas Gogagoman terdiri dari :
a. 6 Kelurahan:
1.) Kelurahan Gogagoman
2.) Kelurahan Kotamobagu
3.) Kelurahan Mogolaing
4.) Kelurahan Molinow
5.) Kelurahan Mongkonai
6.) Kelurahan Mongkonai Barat
b. 2 PuskesmasPembantu:
1.) Pustu Molinow
2.) Pustu Mongkonai
c. 2 Poskesdes :
1.) Poskesdes Mogolaing
2.) Poskesdes Mongkonai Barat
d. 2 Poli Klinik:
1.) Poli Rutan
2.) Poli Adyaksa
Topografi wilayah kerja UPTD Puskesmas Gogagoman terdiri dari wilayah
daratan dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Wilayah kerja Puskesmas Bilalang Kec. Kotamobagu Utara
(Kel. Genggulang)
b. SebelahTimur : Wilayah kerja Puskesmas Kotobangon Kec. Kotamobagu
Timur (Kel. Kotobangon, Kel. Sinindian, Kel. Matali)
c. Sebelah Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kec. Kotamobagu
Selatan (Kel. Motoboi Kecil, Kel. Mongondow)
d. Sebelah Barat : Wilayah kerja Puskesmas Komangaan.
B. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah sistem yang digunakan untuk mendefinisikan
hierarki dalam sebuah organisasi dengan tujuan menetapkan cara sebuah organisasi
dapat beroperasi, dan membantu organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dimasa depan.
GAMBAR STRUKTUR
A. IDENTIFIKASI ISU
1. Belum optimalnya kualitas pelayanan pendaftaran pasien di poli rawat jalan
UPTD Puskesmas Gogagoman.
2. Belum optimalnya penerapan kawasan bebas asap rokok di lingkungan UPTD
Puskesmas Gogagoman
3. Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan dalam menerapkan lima momen cuci
tangan di Ruang Rawat Inap UPTD Puskesmas Gogagoman
4. Belum optimalnya manajemen rekam medis pasien rawat jalan di UPTD
Puskesmas Gogagoman
5. Belum optimalnya kunjungan kontrol pasien dengan gangguan jiwa (ODGJ) di
Puskesmas Gogagoman.
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, langkah
selanjutnya adalah mempertimbangkan isu mana yang akan menjadi prioritas utama
yang dapat dicari solusi. Proses tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu yakni berupa APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Kelayakan). APKL memiliki 4 kriteria penilaian, sebagai berikut:
a. Aktual (A), yaitu isu tersebut masih dibicarakan atau belum terselesaikan hingga
masa sekarang.
b. Problematik (P), yaitu isu yang menyimpang dari harapan standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
c. Kekhalayakan (K), yaitu isu yang diangkat secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk kepentingan seseorang atau
sekelompok kecil orang.
d. Layak (L), yaitu isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas
sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan tanggung jawab hingga akhirnya
diangkat menjadi isu yang prioritas.
Hasil analisis matriks APKL pada tabel menunjukkan penilaian yang beragam pada
masing-masing isu, penilaian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Belum optimalnya kualitas pelayanan pendaftaran di poli rawat jalan di UPTD
Puskesmas Gogagoman.
Aktual diberi nilai 4 karena benar-benar pasien dan keluarga pasien bingung
pada saat mendaftar di Puskesmas Gogagoman.
Problematik diberi nilai 5 isu ini sangat menarik karena menyangkut visi misi
puskesmas Gogagoman dalam pemberikan pelayanan sebagai puskesmas
paripurna.
Khalayak diberi nilai 4 karena menyangkut masyarakat dan juga petugas
puskesmas .
Layak diberi nilai 5 karena masuk akal dan realistis, serta relevan untuk
pecahkan.
2. Belum optimalnya penerapan kawasan bebas asap rokok di lingkungan UPTD
Puskesmas Gogagoman
Aktual diberi nilai 4 karena isu ini benar-benar terjadi dimana belum
optimalnya penerapan kawasan bebas asap rokok di lingkungan UPTD
Puskesmas Gogagoman.
Problematik diberi nilai 3 karena isu ini cukup menarik karena menyebabkan
terganggunya pasien yang datang berobat ke UPTD Puskesmas Gogagoman
Khalayak diberi nilai 4 karena isu ini menyangkut hajat hidup karena dapat
meningkatkan terjadinya penyakit paru
Layak diberi nilai 4 karena isu ini masuk akal karena isu ini masih disepelekan
bagi pengunjung pasien di Puskesmas Gogagoman
3. Belum optimalnya manajemen rekam medis pasien rawat jalan di UPTD
Puskesmas Gogagoman
Aktual diberi nilai 3 karena benar-benar terjadi di puskesmas Gogagoman, tapi
bukan menjadi bahan perbincangan.
Problematik diberi nilai 3 karena masalah ini cukup menarik bagi petugas
puskesmas.
Khalayak diberi nilai 3 karena masalah ini menyangkut beberapa petugas
puskesmas
Layak diberi nilai 3 karena masalah ini cukup realistis di UPTD Puskesmas
Gogagoman.
4. Belum optimalnya kunjungan kontrol pasien dengan gangguan jiwa (ODGJ) di
Puskesmas Gogagoman.
Aktual diberi nilai 3 karena isu cukup hangat dibicarakanmengingat beberapa
pasien yang belum terkontrol kunjungannya
Problematik diberi nilai 3 karena isu cukup problematik karena masalahnya
kurang kompleks
Khalayak diberi nilai 3 karena isu cukup berdampak pada pasien, petugas
Kesehatan serta masyarakat
Layak diberi nilai 3 karena isu cukup layak di angkat karena relevan untuk
dimunculkan pemecahan masalahnya.
5. Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan dalam menerapkan lima momen cuci
tangan ruang rawat inap UPTD Puskesmas Gogagoman.
Aktual diberi nilai 4 karena isu ini benar-benar terjadi dimana kurangnya
kesadaran tenaga kesehatan dalam menerapkan lima momen cuci tangan
Problematik diberi nilai 3 karena isu ini cukup menarik karena menyebabkan
tidak optimalnya pelayanan
Khalayak diberi nilai 3 karena isu ini cukup menyangkut hajat hidup karena
dapat meningkatkan terjangkitnya infeksi pada pasien
Layak diberi nilai 4 karena isu ini masuk akal karena isu ini masih disepelekan
bagi tenaga medis di rawat inap sehingga layak untuk ditingkatkan.
Setelah dibentuk pohon solusi maka dibentuk suatu Analisa pohon alternatif
untuk melihat program apa yang dapat dilaksanakan untuk mencapai target solutif
masalah dan isu kontemporer sebelumnya.
POHON ALTERNATIF
D. RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Poli Rawat Jalan UPTD Puskesmas Gogagoman.
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya kualitas pelayanan pendaftaran
pasien di poli rawat jalan UPTD Puskesmas
Gogagoman.
2. Belum optimalnya penerapan kawasan bebas asap
rokok di lingkungan UPTD Puskesmas
Gogagoman.
3. Kurangnya kesadaran tenaga kesehatan dalam
menerapkan lima momen cuci tangan di Ruang
Rawat Inap UPTD Puskesmas Gogagoman.
4. Belum optimalnya manajemen rekam medis pasien
rawat jalan di UPTD Puskesmas Gogagoman
5. Belum optimalnya kunjungan kontrol pasien dengan
gangguan jiwa (ODGJ) di Puskesmas Gogagoman.
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya kualitas pelayanan pendaftaran
pasien di poli rawat jalan UPTD Puskesmas
Gogagoman.
Gagasan pemecahan isu : Pembuatan informasi tentang alur pendaftaran rawat
jalan UPTD Puskesmas Gogagoman.