Anda di halaman 1dari 14

HALAMAN JUDUL

MAKALAH

KOLABORATIF

Disusun Oleh :

dr. Rivaldi Limbanadi

NIP 19950120 202203 1 005

Gelombang II. Kelas/Angkatan V

Pembimbing :

Drs. Marhaen Royke Tumiwa, M.Pd

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI


NEGERI SIPIL KOTA KOTAMOBAGU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Kolaboratif”. Makalah ini dibuat dalam rangka
pemenuhan tugas materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Formasi
Tahun 2021 di Lingkungan Kerja Pemerintah Kota Kotamobagu Tahun 2023.

Penulis berharap informasi – informasi yang terdapat dalam makalah ini


dapat berguna bagi pembaca dalam memahami secara teoritis maupun aplikatif
tentang kolaborasi dalam lingkungan kerja.

Dalam kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih
kepada pembimbing yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan
penulis selama menjalani Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan. Untuk itulah, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita.

Kotamobagu, Maret 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II..............................................................................................................3
LANDASAN TEORI.........................................................................................3
2.1 Definisi Kolaborasi......................................................................................3
2.2 Konsep Kolaborasi.............................................................................................3
2.3 Karakteristik Kolaborasi...................................................................................4
2.4 Praktek dan Aspek Normatif Kolaboratif.........................................................4
2.5 Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan.....................................................................5
BAB III.............................................................................................................8
PEMBAHASAN................................................................................................8
BAB IV...........................................................................................................10
PENUTUP......................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolaborasi menjadi hal yang sangat penting ditengah tantangan global


yang dihadapi saat ini. Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan
tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan beberapa tantangan yang dihadapi saat
ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga
kerja milenial Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas. Berger (2020)
melakukan forecasting yang lebih panjang dengan mengeluarkan konsep tentang
global mega trend until 2050 diantaranya people and society, health and care,
environment and resources, economic and business, technology and innovation,
serta politic and democracy. Dibalik semua tantangan yang dihadapi di atas,
kolaborasi kemudian menjadi solusi dari berbagai fragmen dan silo mentality,
dimana kolaborasi merupakan suatu proses kerjasama, interaksi individu /
organisasi untuk kepentingan bersama.

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang.


Pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan bentuk pelayanan yang diberikan
kepada klien dari suatu tim pelayanan kesehatan. Tim pelayanan kesehatan yaitu
sekelompok professional yang mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan
keahlian berbeda. Tim akan berjalan dengan baik bila setiap anggota tim
memberikan kontribusi yang baik sesuai keyakinan profesi dan standar yang
ditetapkan (Faizin & Winarsih, 2008).

Kolaborasi dalam hubungan kerja antara tenaga kesehatan merupakan


memberikan pelayanan kepada pasien atau klien dengan melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan kerja sama dalam asuhan kesehatan, saling
berkonsultasi atau komunikasi serta masing – masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya. Apapun bentuk dan tempatnya kolaborasi meliputi suatu pandangan
atau ide yang memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator.

IV
Penatalaksaan kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya berfokus
pada pasien, namun juga pada keluarganya pasien bahkan komunitas
masyarakat sehingga masing – masing profesi kesehatan memiliki perannya
yang kompleks dan tanggung jawab yang besar.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kolaborasi dalam lingkungan kerja?


2. Bagaimana membangun komitmen kolaborasi dalam rangka mencapai
tujuan instansi?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini diantaranya adalah :


1. Mengetahui berbagai proses kolaborasi, collaborative governance, serta
whole of government; dan
2. Dapat menganalisis praktik kolaborasi di organisasi pemerintah

V
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Kolaborasi

Dyer and Gingh (1998) mengungkapkan bahwa kolaborasi adalah “value


generated from an alliance between two or more firms aiming to become more
competitive by developing shared routine”. Arthur T. Himmelman
mengungkapkan, kolaborasi  berupa pertukaran informasi, berbagi segala sumber
pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas satu dengan yang lain demi
tercapainya tujuan bersama. Maka secara umum dapat disimpulkan bahwa
kolaborasi merupakan suatu proses kerjasama, interaksi individu / organisasi
untuk kepentingan bersama.

2.2 Konsep Kolaborasi

A. Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance)

Collaborative Governance adalah proses kemitraan institusi


pemerintah dalam pelayanan publik atau dalam tata kelola pemerintah atau
kepentingan masyarakat. Ansel and Gash A (2007) menyatakan Collaborative
Governance mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan, tata kelola kolaboratif,
serangkaian aktivitas Bersama dimana mitra saling menghasilkan tujuan dan
strategi dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya. Kolaborasi juga
dikatakan sering meliputi segala aspek pengambilan keputusan, implementasi,
sampai evaluasi. Selain itu, kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam
menghasilkan nilai tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber
daya untuk tujuan Bersama.

B. Whole of Government (WoG); Kongkretisasi Kolaborasi


Pemerintahan

VI
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
dengan upaya menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan public. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

2.3 Karakteristik Kolaborasi

Karakteristik kolaborasi adalah sebagai berikut:


1. Proses
2. Kerjasama – interaksi
3. Saling melengkapi
4. Tujuan besar/bersama
5. Proses sosial

2.4 Praktek dan Aspek Normatif Kolaboratif

Praktek kolaborasi memberikan gambaran tentang panduan perilaku


kolaboratif, hasil penelitian praktik kolaborasi pemerintah, serta studi kasus
praktik kolaborasi. Indikator kolaboratif culture organisasi pemerintah adalah
sebagai berikut:
1. Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi;
2. Organisasi menganggap individu (staf) sebagai asset yang berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
3. Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan Ketika terjadi kesalahan);
4. Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi. Setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
5. Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
6. Kolaboraasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan

VII
7. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.

2.5 Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan

Dalam menjalankan suatu model kolaborasi, dibutuhkan 3 komponen yaitu


: input (tugas, saran, kritik, dan lain-lain), proses (support, leadership), dan output
(peningkatan kualitas, penurunan biaya, dan lain-lain). Model dari kolaborasi
diharapkan untuk menghasilkan suatu keluaran / output yang bermanfaat bagi
pasien. Dalam pelayanan kesehatan perlu dilakukan performance measurement
yaitu menghitung dan mengidentifikasi keadaan serta memastikan kolaborasi tepat
sasaran. Jenis pengukuran dapat berupa kualitas pelayanan dokter (meliputi proses
pelayanan klinis sampai hasil pelayanan), kualitas pelayanan rumah sakit, kualitas
perencanaan kesehatan, pengalaman pelayanan pasien (pengalaman pasien selama
mendapat pelayanan kesehatan), biaya pelayanan kesehatan (apakah sudah
efektif), perbedaan kualitas pelayanan di seluruh tempat, serta meningkatkan
kualitas pelayanan agar merata

A. Prinsip Kolaborasi dalam Tim Kesehatan


1. Tujuan bersama
2. Pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan masing-masing dan
perbedaan
3. Pengambilan keputusan yang adil dan efektif
4. Fokus pada pasien
5. Komunikasi yang jelas dan teratur

B. Tujuan Kolaborasi Tim Kesehatan


1. Untuk meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan
terhadap pasien.
2. Untuk meminimalisir masalah masalah yang berkenaan dengan
kebutuhan kesehatan pasien
3. Untuk meningkatkan pemahaman kontribusi setiap anggota tim
kesehatan sehingga masing-masing anggota tim kesehatan dapat
berkontribusi sesuai dengan profesi masing-masing.

VIII
4. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, menghargai dan memahami
orang lain khususnya antar anggota tim kesehatan
C. Manfaat Kolaborasi Tim Kesehatan
1. Manfaat bagi pasien
- Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan adanya
koordinasi antar profesional kesehatan dalam memberikan
pelayanan, khususnya ketika menghadapi masalah yang kompleks.
- Mengintegrasi pelayanan kesehatan untuk masalah dan kebutuhan
kesehatan yang lebih luas yang lebih luas .
- Memberikan keleluasaan bagi pasien untuk menjadi partner dalam
pelayanan kesehatan.
- Dapat melayani pasien dari berbagai latar belakang budaya.
- Waktu yang diperlukan lebih efisien.
2. Manfaat bagi anggota tim kesehatan
- Meningkatnya kepuasan profesional dengan adanya kerjasama tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat.
- Memfasilitasi perubahan perhatian kegawatan dan perawatanberkala
untuk mencegah perawatan/pelayanan yang berlarut-larut.
- Mendorong anggota tim kesehatan untuk berinovasi.
- Mendorong tenaga kesehatan untuk berperan secara individual
sesuai dengan keahlianya
3. Manfaat bagi edukator dan mahasiswa
- Memberikan pengetahuan mengenai peran berbagai profesi
kesehatan.
- Membantu mengembangkan apresiasi dan pemahaman terhadap
profesi sejawat lainya.
- Memberikan contoh strategi untuk praktek pelayanan kesehatan
dimasa yang akan datang dengan adanya pembelajaran mengenai
bagaimana kolaborasi tim kesehatan.
- Meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran.
4. Manfaat bagi sistem pelayanan kesehatan

IX
- Memberikan pelayanan yang lebih efisien.
- Memaksimalkan fasilitas yang ada untuk menunjang pelayan
kesehatan yang berkualitas.
- Menurunkan resiko pelayanan yang kurang tepat.
- Dapat terfasilitasinya usaha peningkatan kualitas pelayanan secara
kontinu atau berkelanjutan

X
BAB III

PEMBAHASAN

Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal,
dibutuhkan kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama
dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama (tetapi bukan tujuan yang
semestinya). Pada zaman sekarang, kolaborasi kesehatan sangat penting guna
tercapainya patient oriented dan meningkatkan patient care di rumah sakit maupun
institusi lainnya. Kolaborasi kesehatan menghasilkan banyak efek positif terhadap
pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Kerja sama tim dapat menjadi salah satu
bentuk kolaborasi, tetapi tidak semua kolaborasi dilakukan dalam teams.
Misalnya, dalam perawatan primer dokter keluarga, fisioterapis dan dokter gigi
dapat memberikan perawatan kepada individu namun mereka mungkin tidak
melihat diri mereka sebagai "tim" yang bekerja sama dengan pasien. Contoh
kerjasama yaitu misalnya tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit
menjalankan tugas pelayanan dengan bekerja sama dengan ketua tim dalam
bertugas, perawat pelaksana, dokter, farmasi, dan petugas penunjang lainnya.

Kolaborasi menyatakan bahwa anggota tim kesehatan harus bekerja


dengan kompak dalam mencapai tujuan. Dasar-dasar kompetensi koaborasi yaitu
komunikasi, respek dan kepercayaan, memberikan dan menerima feed back,
pengambilan keputusan dan manajemen konflik. Meningkatkan mutu komunikasi
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman antar individu/tim sehingga
diperoleh kerjasama dan kolaborasi yang baik. Dengan adanya kolaborasi, maka
adanya pengurangan pekerjaan yang sama atau overlap, dapat menggunakan
sumber daya yang terbatas dan memperluas peluang, mmeningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja, legitimasi organisasi, dapat menyelesaikan masalah sosial
yang besar (kasus kejahatan) dan proyek-proyek yang kompleks.

Prinsip-prinsip kolaborasi dalam bidang pelayanan kesehatan dapat


diuraikan melalui beberapa contoh yaitu 1) Patient-centered Care, yaitu
mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien. pasien dan keluarganya

XI
sebagai pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya. 2) Mutual respect and
trust, yaitu saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan
kompetensinya masing-masing, saling menghormati dan menghargai masing-
masing profesi. 3) Clear communication, yaitu komunikasi efektif antara tenaga
Kesehatan, rekam medis atau catatan lain yang ditulis dengan lengkap. 4)
Clarification of roles and scopes of practice yaitu memahami lingkup kerja dan
tanggung jawab masing-masing sebagai tenaga kesehatan, lingkup pekerjaan
dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam job description dan kontrak
pegawai, serta pasien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam
mewujudkan Kesehatan. 5) Clarification of accountability and responsibility,
yaitu bertanggungjawab dengan perawatan terhadap pasien yang ditanganinya. 6)
Liability protection for all members of the team dimana Setiap anggota tim
kesehatan memiliki perlindungan atau jaminan formal untuk mengakomodasi
tugasnya, 7) Sufficient human resources and infrastructure, yaitu mengefektifkan
kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu, pemerintah membantu menambah
jumlah tenaga kesehatan dan mengaplikasikan teknologi untuk membatu
kolaborasi kesehatan. 8) Sufficient payment and payment arrangement dimana tim
kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang diterimanya.
Pemerintah membatu secara finasial dan teknis dalam mengembangkan
kolaborasi. 9) Supportive education system, berupa pendidikan dan pelatihan
untuk meningkatkan efektivitas kolaborasi Kesehatan, dan 10) Research and
evaluation, yaitu melakukan evaluasi dengan melihat kenyataan lapangan dari
kolaborasi kesehatan untuk memperbaiki standar kualitas yang ada

Mutu kesehatan dapat ditingkatkan dengan kolaborasi tenaga kesehatan dan


didukung dengan sistem pelayanan kesehatan baik. Apapun bentuk dan
tempatnya, kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang
memberikan perspektif kepada seluruh kolaborator demi tercapainya tujuan
bersama.

XII
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kolaborasi tim kesehatan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan


dalam menangani masalah kesehatan. Tanpa adanya kolaborasi dari tim
kesehatan, pengobatan tidak dapat berjalan secara optimal. Dalam kolaborasi tim
kesehatan, masing – masing tenaga kesehatan mempunyai peran dan tanggung
jawabnya masing – masing. Peran dan tanggung jawab tersebut tidak hanya
untuk satu individu saja, tapi juga keluarga dan masyarakat. Kesadaran akan
tujuan yang sama dalam penanganan kesehatan dan komunikasi yang baik
mendukung proses kolaborasi tim kesehatan yang tentunya akan  berdampak baik
dalam pelayanan kesehatan bagi pasien. Pelaksanaan terapi yang baik  bagi
pasien tidak tergantung dari peran tim kesehatan saja, dukungan dari orang-orang
terdekat pasien seperti keluarga juga berperan besar dalam penyembuhan
penyakit pasien. Selain itu, tim kesehatan juga mempunyai peran yang besar di
masyarakat dalam menangani masalah kesehatan. Untuk itulah, kolaborasi tim
kesehatan yang baik dan efektif diperlukan.

XIII
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Chris & Gash, Alison. 2012. Collaborative Governance in Theory and
Practice. Jurnal JPART 18.

Canadian Medical Association. Putting patient first : Patient-centered


collaborative care. A discussion paper. 2009.

Afina, Samuel,C., Alamanda, D., et al. (2014). Kolaborasi dalam Tim


Kesehatan. Fakultas Farmasi. Universitas Indonesia.

LAN RI. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Stoner, James A.F. 1986. Manajemen. Jakarta: Erlangga

XIV

Anda mungkin juga menyukai