Tugas Mandiri KOLABORASI Dr. Rivaldi Limbanadi. Gelombang II. KelasAngkatan V
Tugas Mandiri KOLABORASI Dr. Rivaldi Limbanadi. Gelombang II. KelasAngkatan V
MAKALAH
KOLABORATIF
Disusun Oleh :
Pembimbing :
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Kolaboratif”. Makalah ini dibuat dalam rangka
pemenuhan tugas materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Formasi
Tahun 2021 di Lingkungan Kerja Pemerintah Kota Kotamobagu Tahun 2023.
Dalam kesempatan ini pula penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih
kepada pembimbing yang telah memotivasi, membimbing, dan mengarahkan
penulis selama menjalani Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Penulis
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II..............................................................................................................3
LANDASAN TEORI.........................................................................................3
2.1 Definisi Kolaborasi......................................................................................3
2.2 Konsep Kolaborasi.............................................................................................3
2.3 Karakteristik Kolaborasi...................................................................................4
2.4 Praktek dan Aspek Normatif Kolaboratif.........................................................4
2.5 Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan.....................................................................5
BAB III.............................................................................................................8
PEMBAHASAN................................................................................................8
BAB IV...........................................................................................................10
PENUTUP......................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................11
III
BAB I
PENDAHULUAN
IV
Penatalaksaan kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya berfokus
pada pasien, namun juga pada keluarganya pasien bahkan komunitas
masyarakat sehingga masing – masing profesi kesehatan memiliki perannya
yang kompleks dan tanggung jawab yang besar.
V
BAB II
LANDASAN TEORI
VI
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan
dengan upaya menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan public. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
VII
7. Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
VIII
4. Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, menghargai dan memahami
orang lain khususnya antar anggota tim kesehatan
C. Manfaat Kolaborasi Tim Kesehatan
1. Manfaat bagi pasien
- Dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan adanya
koordinasi antar profesional kesehatan dalam memberikan
pelayanan, khususnya ketika menghadapi masalah yang kompleks.
- Mengintegrasi pelayanan kesehatan untuk masalah dan kebutuhan
kesehatan yang lebih luas yang lebih luas .
- Memberikan keleluasaan bagi pasien untuk menjadi partner dalam
pelayanan kesehatan.
- Dapat melayani pasien dari berbagai latar belakang budaya.
- Waktu yang diperlukan lebih efisien.
2. Manfaat bagi anggota tim kesehatan
- Meningkatnya kepuasan profesional dengan adanya kerjasama tim
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat.
- Memfasilitasi perubahan perhatian kegawatan dan perawatanberkala
untuk mencegah perawatan/pelayanan yang berlarut-larut.
- Mendorong anggota tim kesehatan untuk berinovasi.
- Mendorong tenaga kesehatan untuk berperan secara individual
sesuai dengan keahlianya
3. Manfaat bagi edukator dan mahasiswa
- Memberikan pengetahuan mengenai peran berbagai profesi
kesehatan.
- Membantu mengembangkan apresiasi dan pemahaman terhadap
profesi sejawat lainya.
- Memberikan contoh strategi untuk praktek pelayanan kesehatan
dimasa yang akan datang dengan adanya pembelajaran mengenai
bagaimana kolaborasi tim kesehatan.
- Meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam proses pembelajaran.
4. Manfaat bagi sistem pelayanan kesehatan
IX
- Memberikan pelayanan yang lebih efisien.
- Memaksimalkan fasilitas yang ada untuk menunjang pelayan
kesehatan yang berkualitas.
- Menurunkan resiko pelayanan yang kurang tepat.
- Dapat terfasilitasinya usaha peningkatan kualitas pelayanan secara
kontinu atau berkelanjutan
X
BAB III
PEMBAHASAN
Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal,
dibutuhkan kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama
dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama (tetapi bukan tujuan yang
semestinya). Pada zaman sekarang, kolaborasi kesehatan sangat penting guna
tercapainya patient oriented dan meningkatkan patient care di rumah sakit maupun
institusi lainnya. Kolaborasi kesehatan menghasilkan banyak efek positif terhadap
pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Kerja sama tim dapat menjadi salah satu
bentuk kolaborasi, tetapi tidak semua kolaborasi dilakukan dalam teams.
Misalnya, dalam perawatan primer dokter keluarga, fisioterapis dan dokter gigi
dapat memberikan perawatan kepada individu namun mereka mungkin tidak
melihat diri mereka sebagai "tim" yang bekerja sama dengan pasien. Contoh
kerjasama yaitu misalnya tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit
menjalankan tugas pelayanan dengan bekerja sama dengan ketua tim dalam
bertugas, perawat pelaksana, dokter, farmasi, dan petugas penunjang lainnya.
XI
sebagai pemberi keputusan dalam masalah kesehatannya. 2) Mutual respect and
trust, yaitu saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan
kompetensinya masing-masing, saling menghormati dan menghargai masing-
masing profesi. 3) Clear communication, yaitu komunikasi efektif antara tenaga
Kesehatan, rekam medis atau catatan lain yang ditulis dengan lengkap. 4)
Clarification of roles and scopes of practice yaitu memahami lingkup kerja dan
tanggung jawab masing-masing sebagai tenaga kesehatan, lingkup pekerjaan
dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam job description dan kontrak
pegawai, serta pasien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam
mewujudkan Kesehatan. 5) Clarification of accountability and responsibility,
yaitu bertanggungjawab dengan perawatan terhadap pasien yang ditanganinya. 6)
Liability protection for all members of the team dimana Setiap anggota tim
kesehatan memiliki perlindungan atau jaminan formal untuk mengakomodasi
tugasnya, 7) Sufficient human resources and infrastructure, yaitu mengefektifkan
kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu, pemerintah membantu menambah
jumlah tenaga kesehatan dan mengaplikasikan teknologi untuk membatu
kolaborasi kesehatan. 8) Sufficient payment and payment arrangement dimana tim
kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang diterimanya.
Pemerintah membatu secara finasial dan teknis dalam mengembangkan
kolaborasi. 9) Supportive education system, berupa pendidikan dan pelatihan
untuk meningkatkan efektivitas kolaborasi Kesehatan, dan 10) Research and
evaluation, yaitu melakukan evaluasi dengan melihat kenyataan lapangan dari
kolaborasi kesehatan untuk memperbaiki standar kualitas yang ada
XII
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
XIII
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Chris & Gash, Alison. 2012. Collaborative Governance in Theory and
Practice. Jurnal JPART 18.
LAN RI. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
XIV