Putri Wulandari-202110110311145
Putri Wulandari-202110110311145
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Organisasi mahasiswa merupakan suatu organisasi yang berlatar belakang
kemahasiswaan dan berdiri di luar wewenang kampus. Gerakan mahasiswa di
Indonesia merupakan kegiatan kemahasiswaan yang ada di dalam maupun diluar
perguruan tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan skill kecakapan, dan
kemampuan kepemimpinan para aktivis yang terlibat didalam-Nya.
Dalam sejarah Indonesia, gerakan mahasiswa sering kali menjadi cikal bakal
perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa
Indonesia.
Gerakan mahasiswa juga menjadi salah satu bagian dari kekuatan demokrasi.
Bahkan peran gerakan mahasiswa pada saat ini mengalami distorsi dalam bentuk
dan karakternya sebagai salah satu wadah gerakan. Tidak sedikit perubahan penting
dalam sejarah Indonesia tidak terlepas dari kepeloporan dari mahasiswa dan kaum
muda. Oleh karena itu, saatnya kita harus mampu menyadari makna dari posisi dan
peran mahasiswa itu sendiri dalam sejarah pergerakannya.
Indonesia merupakan negara hukum. Hal ini sudah terlihat jelas berdasarkan
undang-undang dasar 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa “negara
Indonesia merupakan negara hukum”. Maka tidak bisa dipungkiri dan menjadi
kewajiban bahwa tata cara pelaksanaan pemerintahan harus berdasarkan hukum
yang ada.
2. Rumusan Masalah
1. Sebutkan dan jelaskan sejarah perjuangan organisasi mahasiswa di Indonesia
2. Sebutkan dan jelaskan sejarah peradaban Islam hingga masuk ke Indonesia
3. Carilah sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia
4. Sebutkan dan jelaskan sistem hukum serta sumber hukum di Indonesia
3. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana perjuangan mahasiswa dalam
memperjuangkan bangsa Indonesia
2. Untuk menambah pengetahuan tentang awal mula masuknya Islam di Indonesia
3. Untuk mengetahui sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan di Indonesia
4. Untuk menambah pengetahuan tentang sistem hukum beserta sumber hukum
yang ada di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pra Kemerdekaan Hingga Kemerdekaan
Mahasiswa Indonesia telah berperan dalam menciptakan perubahan sebelum
kemerdekaan NKRI. Sejak tahun 1908 dengan berdirinya Boedi Oetomo,
mahasiswa Indonesia mulai mengadakan persatuan untuk mendiskusikan dan
memperjuangkan nasionalisme bangsa Indonesia. Tidak hanya di Jakarta, gerakan
mahasiswa mengalami persatuan, namun di Belanda juga. Mahasiswa Indonesia
yang belajar disana mendirikan organisasi-organisasi pemuda Indonesia, seperti
Indoneische Vereeninging, Indische Partij, Indische Sociaal democratische (ISDV)
dan lainnya. Dan dari kebangkitan pemuda yang dimotori mahasiswa tersebutlah,
maka pada tanggal 28 Oktober 1928 pada kongres pemuda II, maka dicetuskanlah
“Sumpah Pemuda”. Ikrar yang menjadikan seluruh pemuda di Indonesia mengakui
bahwa hanya ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia.
Pada tahun-tahun sebelum kemerdekaan tersebutlah, mahasiswa-mahasiswa
Indonesia telah mengadakan sebuah gerakan persatuan, untuk memperjuangkan
nasib bangsanya. Nasib bangsa yang belum lahir, namun akan segera lahir. Gerakan
mahasiswa ini berperan untuk mendiskusikan dan memperjuangkan hak-hak bangsa
Indonesia yang saat itu sedang dijajah oleh Belanda. Gerakan mahasiswa inilah
yang kemudian berpikir akan persatuan seluruh bangsa Indonesia untuk
mendapatkan haknya untuk merdeka dan menjadi masyarakat yang adil, sejahtera
dan beradab. Mahasiswa di Belanda maupun di Jakarta, terus mendiskusikan dan
bermimpi tentang kemerdekaan rakyatnya.
Setelah peristiwa Sumpah Pemuda 1928 dan pergerakan bawah tanah yang
dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia, dan dibantu juga oleh beberapa
orang Belanda yang prihatin dengan kondisi bangsa Indonesia. Maka pada tahun
1945, pada saat Jepang berkuasa, maka Pemuda Indonesia yakni terdiri dari
angkatan muda dan angkatan tua berupaya untuk mewujudkan kemerdekaan bangsa
Indonesia. Pada bulan Agustus, angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh
dan Soekarno menculik dan mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Dan pada tanggal 17Agustus 1945 proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno, dan berita tersebut diteruskan
keseluruhan Indonesia.
Gerakan pemuda Indonesia, yang didalam-Nya merupakan gerakan mahasiswa,
lewat diskusi-diskusi bawah tanah di Asrama Menteng, Asrama Cikini dan Asrama
Kebon Sirih, berhasil membawa perubahan pada bangsa Indonesia, sehingga
menemukan kemerdekaannya sendiri. Peran gerakan pemuda tidak habis oleh
waktu. Sejak tahun 1908,1928 hingga 1945, pemuda tetap berkobar dengan
pemikirannya yang berani dan kritis untuk memperjuangkan hak-hak bangsa
Indonesia. Memang waktu yang panjang untuk menemukan sebuah kemerdekaan,
namun dengan strategi gerakan yang tepat bangsa ini telah menemukan nasibnya
sendiri. Ditangan gerakan pemudalah nasib bangsa ini berubah, dan ditangan
pemuda jugalah perubahan terjadi.
Masa Pasca Kemerdekaan dan Orde Lama
Pada tahun-tahun selanjutnya mulai muncul pergerakan-pergerakan mahasiswa
yang berlandaskan nasionalisme Indonesia, untuk tetap berjuang menuju
kemerdekaan yang dicita-citakan. Seperti PMII, GMNI, HMI dan lainnya. Pada
tahun 1950 hingga 1959, saat Indonesia menerapkan demokrasi liberal, yang
memunculkan banyak partai politik. Maka beberapa gerakan mahasiswa dan
pemuda dibawah kearah perjuangan politik partai, seperti GMNI dekat dengan PNI,
PMII dengan partai NU, HMI dengan Marsyumi dan gerakan lainnya yang mulai
berdekatan dengan partai. Dengan demikian peran mahasiswa masuk kedalam
ranah politik.
Pada tahun 1966, ketika PKI dinyatakan sebagai partai terlarang, maka Kesatuan
Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) terbentuk (25 Oktober 1966), dengan tujuan
agar aktivis mahasiswa dapat lebih terkoordinasi dalam melawan PKI dan memiliki
kepemimpinan. Adapun organisasi yang terbentuk dalam KAMI, yakni HMI, PII,
GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi-Organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa
Pancasila, Ikatan Pers mahasiswa Indonesia (IPMI). Munculnya KAMI diikuti
dengan munculnya kesatuan aksi lainnya. Pada tanggal KAMI dan Kesatuan Aksi
Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) memelopori kesatuan aksi yang tergabung
dalam Front Pancasila mendatangi gedung MPR/DPR RI untuk menuntut
TRITURA, yakni bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet
DWIKORA, dan turunkan harga serta perbaikan sandang pangan. Peran gerakan
mahasiswa telah diperlebar dari memperjuangkan kemerdekaan, menjadi
mempertahankan ideologi bangsa Indonesia, yakni Pancasila. Mahasiswa tetap
mengawal kemerdekaan yang telah mereka capai. Pada tahun 1966 juga, saat
presiden Soekarno menetapkan sistem presidensial. Gerakan mahasiswa di
Indonesia mulai terlibat untuk memperjuangkan sebuah orde yang baru.
Mahasiswa-mahasiswa saat itu, seperti akbar tanjung. Cosmas Batubara, Sofyan
wanandidan lainnya (angkatan 66) memperjuangkan sebuah sistem demokrasi yang
baru, yang mengganti sistem presidensial. Selain itu mereka juga berhasil
membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang
Komunis yang ditukangi oleh PKI. Setelah perjuangan mahasiswa dan TNI berhasil
menumpas PKI, maka Indonesia memasuki sebuah orde yang baru, yang mana
mahasiswa semakin bersahabat dengan TNI. Sebuah orde baru yang dipimpin oleh
presiden Soeharto.
Ada beberapa mahasiswa seperti Akbar Tanjung, Cosmas Batubara dan lainnya
diberikan hadiah oleh presiden Soeharto untuk masuk dalam kabinet menteri
ORBA. Sedangkan mahasiswa lainnya kembali masuk ke kampus dan
menempatkan jarak kritis dengan pemerintah. Pada tahun1971, ketika pemerintahan
ORBA berupaya mempertahankan posisi pemerintahannya dengan membuat 2
undang-undang yang secara politis menguntungkan status mereka (baik UU tentang
Pemilu, Partai politik maupun MPR, DPR, DPRD). Maka mulai muncul suatu
gerakan dalam bentuk pernyataan sikap ketidak percayaan dari masyarakat, yang
dimotori oleh mahasiswa. Mahasiswa yang waktu itu dimotori oleh Adnan
BuyungNasution, Arif Budiman dan Asmara Nababan menawarkan golongan Putih
(Golput),sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap pemerintah yang membatasi
partai dan mempolitisir kemenangan pemilu (pada Golkar). Selanjutnya pada tahun
1972 hingga tahun 1974, ketika terjadi banyak korupsi ditubuh pemerintahan dan
masyarakat mengalami kemiskinan, akibat naiknya harga beras, maka mahasiswa
bergerak ke jalan-jalan untuk melakukan demonstrasi penurunan harga dan
pembubaran Asisten Pribadi. Pada tahun 1974 dan 1975 terjadi peristiwa Malari
yang juga dimotori oleh mahasiswa lewat demonstrasi besar. Namun demonstrasi
besar tersebut berubah menjadi suatu kerusuhan sosial besar, hingga penjarahan
yang makan banyak korban. Hal ini dikarenakan demonstrasi telah disusupi
oleh orang-orang (Soeharto) yang ingin memanfaatkan gerakan mahasiswa
tersebut.
Menjelang Pemilu tahun 1977, pergerakan mahasiswa mengangkat isu berbagai
penyimpangan politik. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan
kepemimpinan nasional yang tidak berpihak pada rakyat dan tidak demokratis.
Pada saat ini pemerintah juga membentuk tim kampanye untuk masuk ke kampus-
kampus, namun tim ini ditolak oleh mahasiswa. Setelah itu pergerakan mahasiswa
berkonsentrasi di dalam kampus (karena menghindari kejadian seperti peristiwa
Malari). Hingga tahun 1978, mahasiswa tetap bergerak dari dalam kampus,
sehingga memaksa militer masuk ke dalam kampus, dan dihapusnya Dewan
mahasiswa (diganti dengan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) / Badan
Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) secara paksa oleh pemerintah) diseluruh
Indonesia.
Setelah tahun 1978 (sejak dibentuknya NKK dan BKK) maka tidak ada
gerakan besar yang dilakukan oleh mahasiswa intra. Dalam perkembangannya
gerakan mahasiswa digeser oleh kehadiran Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), yang menjadi alternatif gerakan mahasiswa, untuk membantu masyarakat
mencapai tujuannya. Selain itu beberapa mahasiswa intra mulai meleburkan diri
dan aktif dalam organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, seperti HMI, PMII,
GMKI dan PMKRI (yang selanjutnya dikenal dengan kelompok Cipayung).
Kelompok Cipayung ini terus melakukan pergerakan lewat diskusi-diskusi dan pers
mahasiswa. Pada tahun 1990 NKK dan BKK dicabut, dan Senat Mahasiswa
Perguruan tinggi (SM-PT) diakui kembali oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan
(waktu itu Fuad Hasan). Namun hal ini juga mendapat reaksi keras dari mahasiswa,
karena dianggap ada agenda tersembunyi dari pemerintah, yakni ingin kembali
mengajak mahasiswa kedalam kampus, dan memotong aliansi mereka yang ada
diluar. Mahasiswa menuntut organisasi kampus yang mandiri dan bebas dari
politisasi antara birokrasi dengan pihak kampus. Gerakan mahasiswa pada tahun
1990-an menuntut kebebasan mimbar akademik. Setelah bersatunya seluruh elemen
mahasiswa, setelah sebelumnya dibungkam oleh pemerintah lewat NKK/ BKK.
Mahasiswa kembali menyuarakan suaranya.
Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa menuntut reformasi dan meninggalkan
ORBA, yang telah melakukan banyak KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme).
Lewat pendudukan gedung DPR/MPR, akhirnya mahasiswa berhasil memaksa
presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Dan saat itu bangsa Indonesia memasuki
sebuah era baru, era reformasi.
2. Sejarah awal mulanya terbentuknya peradaban Islam di Indonesia cukup rumit.
Banyak sarjana yang saling berbeda pendapat kapan Islam mulai muncul di
Indonesia. Apabila digolongkan, setidaknya terdapat tiga (3) pendapat yang
mewakili pendapat-pendapat para sarjana sejarah mengenai awal masuknya Islam
di Indonesia
A. Pendapat pertama, yaitu pendapat para orientalis Barat, diantara-Nya Snouck
Hurgonje yang berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13
dari negeri Gujarat dan bukan dari Arab langsung. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya Makam Sultan Malik Al-Saleh penguasa pertama Samudra Pasai,
kerajaan Islam pertama(menurut Snouck Hurgonje). Selanjutnya menurutnya
Malik al-Salehadalah merupakan keturunan Gujarat
B. Pendapat kedua dikemukan oleh para Sarjana Muslim, diantara-Nya yaitu Prof.
Hamka. Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah mulai
masuk Indonesia pada abad ke-1 H atau sekitar abad ke-7 M. Buktinya yaitu
bahwa jalur pelayaran dari Arab, India, melalui selat Malaka yang
menghubungkan Dinasti Umayah dengan Kekaisaran Dinasti Tang di China dan
Sriwijaya di Asia Tenggara, telah ramai dan bersifat internasional, sejak abad
ke-7 M, jauh sebelum Samudra Pasai berdiri.
C. Pendapat ketiga berasal dari para Sarjana Muslim kontemporer seperti Taufik
Abdullah, yang berusaha mengompromikan keduanya. Menurutnya memang
benar apabila dikatakan Islam telah masuk ke wilayah Indonesia sejak abad ke-
7 M, tetapi masih dianut oleh sebagian orang yang berdomisili di sekitar
pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-besaran dan memiliki kekuatan
politik pada sekitar abad ke-13 yaitu pada masa kerajaan Samudra Pasai.
Kenyataannya dalam perkembangan sejarah Indonesia dari ketiga pendapat para
sarjana sejarah tersebut, pendapat kedualah yang paling mendekati kebenaran. Hal
ini dibuktikan dengan diketemukan bukti sejarah mengenai kerajaan Perlak yang
sudah berdiri sejak permulaan abadke-9 M, jauh sebelum Samudra Pasai lahir.
Bahkan bisa dibilang hampir bersamaan dengan Imperium penguasa Asia
Tenggara pada masa itu, kerajaan Sriwijaya.
Berkenaan dengan proses penyebaran Islam di Indonesia, hampir seluruh sarjana
sejarah sepakat bahwa awal mula penyebaran Islam adalah melalui jalan damai
bukan dengan jalan ekspansi sebagaimana yang terjadi di Timur Tengah kala itu.
Setidaknya terdapat enam (6) saluran yang dijadikan oleh para da’i muslim dalam
menyebarkan agamanya:
A. Perdagangan, hal ini yang biasanya dilakukan oleh pedagang muslim baik dari
Arab, Maroko, Mesir maupun Gujarat. Mereka mengenalkan agama (Islam)
mereka kepada para penduduk lokal tempat mereka berlabuh. Sikap yang
menjadi ciri pedagang muslim pada waktu itu adalah jujur dan amanah,
sehingga berhasil menarik simpati banyak penduduk lokal
B. Dakwah/tabligh, yaitu yang sering kali dilakukan oleh para pengembara
muslim. Mereka biasanya ikut serta dengan rombongan pedagang untuk
kemudian selanjutnya mengembara ke tempat lain kemudian disana mereka
akan memperkenalkan agama Islam kepada penduduk setempat
C. Perkawinan, sebagian pedagang muslim biasanya akan ada yang menetap di
suatu tempat dan mulai mempunyai pengaruh dalam perdagangan di wilayah
tersebut. Kemudian karena kedudukan mereka tersebut, banyak pedagang
muslim yang dapat menikahi keturunan para bangsawan bahkan keluarga
kerajaan, tentunya setelah sebelumnya masuk Islam terlebih dahulu. Dengan
demikian lambat laun pengaruh kekuasaan dapat didominasi oleh keturunan
muslim.
D. Pendidikan, setelah kedudukan umat Islam mantap, dan menguasai kekuatan
ekonomi. Selanjutnya pusat pendidikan Islam lah yang selanjutnya mengambil
peran penting dalam penyebaran dakwah Islam. Sebut saja Samudra Pasai yang
pada masa jayanya dijadikan pusat pendidikan agama Islam sekaligus pusat
dakwah pertama yang didatangi oleh santri-santri lokal. Selain itu
pesantren/pusat pendidikan Islam pada kala itu juga digunakan sebagai wadah
penggemblengan kader-kader politik selain sebagai tempat pembelajaran bagi
masyarakat muslim. Sebut saja pesantren-pesantren di Jawa seperti; Pesantren
Gunung Jati, yang menerorkan Sunan Gunung jati, pendiri Kerajaan Cirebon;
Pesantren Ampel Denta yang mendidik Raden Patah, sehingga berhasil
mendirikan Kerajaan Islam Pertama di tanah Jawa; dan pesantren Giri, yang
berhasil mendidik Sultan Zainal Abidin, penguasa Gowa-Tallo (Makassar).
E. Tasawuf dan Tarekat, ajaran tasawuf/tarekat sangat identik dengan ajaran
teosofi yang bercampur dengan hal-hal magis serta amalan-amalan tertentu.
Hal ini banyak memiliki persamaan dengan ajaran masyarakat Indonesia pada
kala itu yaitu ajaran Hindu dan Budha. Sehingga ajaran agama baru tersebut
(Islam versi sufi) lebih mudah diterima oleh mereka, di samping kelebihan
agama Islam yang mana tidak mengenal kasta, tidak seperti agama mereka
sebelum mereka yang mengenal kasta. Pada perkembangan selanjutnya,
beberapa sufi akhirnya mendapat kedudukan sebagai penasihat kerajaan.
F. Kesenian, sarana dakwah yang satu ini merupakan yang paling sering dipakai
terutama di pulau Jawa. Walisongo sebagai penyebar agama Islam di Jawa
paling sering memakai sarana kesenian sebagai alat dakwah mereka. Sebut saja
Sunan Kalijaga dengan wayang kulit dan syair Ilir-ilirnya dan Sunang Bonang
dengan Gamelannya.
Keenam saluran tersebut merupakan saluran-saluran yang paling banyak
dipakai oleh da’i dan ulama muslim dalam menyebarkan agama Islam pada
masa permulaan Islam di Indonesia. Namun tidak dipungkiri bahwa dalam
perkembangan selanjutnya banyak kerajaan Islam yang melakukan perluasan
Islam dengan cara kekerasan (perang)
4. Sistem dan dasar hukum di Indonesia Sistem merupakan satu kesatuan susunan,
dimana masing-masing unsur yang ada didalam-Nya tidak diperhatikan hakikatnya
tetapi dilihat dari fungsinya terhadap keseluruhan kesamaan susunan tersebut.
Sedangkan pengertian hukum sendiri masih sulit untuk di definisikan karena
kompleks dan beragamnya sudut pandang yang dikaji. Prof. Van apeldoorn
mengatakan bahwa definisi hukum sangat sulit dibuat karena tidak mungkin untuk
mendefinisikan sesuai dengan kenyataan.
Beberapa pengertian hukum yang dikemukakan oleh beberapa pakar hukum antara
lain
1. Leon Duguit mengatakan bahwa hukum ialah aturan tingkah laku anggota
masyarakat aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu di indahkan oleh
suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang pelanggaran
terhadapnya akan menimbulkan reaksi bersama pada pelakunya.
2. S.M. Amin,S.H mengatakan bahwa hukum merupakan kumpulan peraturan yang
terdiri dari norma dan sanksi dengan tujuan mewujudkan ketertiban dalam
pergaulan manusia.
3. Plato mengatakan bahwa hukum merupakan sistem peraturan-peraturan yang
teratur dan tersusun baik yang mengikat masyarakat.
4. Aristoteles mengatakan hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak
hanya mengikat masyarakat tetapi juga hakim.
Itulah berbagai pengertian dari sistem dan hukum. Sedangkan sistem hukum sendiri
bisa diartikan sebagai satu kesatuan hukum dari unsur hukum yang saling
berhubungan dan bekerja sama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Hukum merupakan suatu sistem artinya hukum itu merupakan suatu keseluruhan
yang terdiri atas beberapa bagian ( sub sistem ). dan antara bagian-bagian itu saling
berhubungan dan tidak boleh bertentangan satu sama lain. Sub sistem hukum terdiri
dari Struktur hukum substansi hukum dan budaya hukum. ketiga sub sistem itu
tidak dapat dipisahkan dan tidak boleh saling bertentangan satu dengan yang
lainnya.
Sistem hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, hukum
agama, dan hukum adat. namun sebagian besar sistem hukum di Indonesia
dipengaruhi oleh sistem hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena faktor
historis Indonesia yang pernah menjadi jajahan dari bangsa Belanda. pemakaian
hukum agama, karena sebagian masyarakat Indonesia menganut agama Islam,
maka dominasi hukum Islam sangat terasa, terutama dalam masalah Hukum
pernikahan, kewarisan atau yang lebih kedalam hukum perdata. pemakaian hukum
adat yang masih berlaku di berbagai wilayah pun tidak bisa di hindarkan karena
memang di berbagai daerah, hukum adat masih menjadi pedoman yang kuat dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat adat.
Sumber hukum itu sendiri memiliki artian segala sesuatu yang tulisan, dokumen,
naskah dan lain-lain. yang dipergunakan suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya
pada masa tertentu. dalam kajian selanjutnya sumber hukum di bagi menjadi dua,
yaitu sumber hukum formal dan sumber hukum materiil.
a. Sumber Hukum materiil Sumber hukum materiil merupakan faktor yang
membantu pembentukan hukum atau juga bisa disebut sumber hukum yang
menentukan isi kaidah hukum. contoh hubungan sosial, hubungan politik, letak
geografis, perasaan hakim, hasil penelitian ilmiah dan lain sebagainya.
b. Sumber Hukum formal Sumber hukum formal (formil) adalah sumber hukum
secara langsung dapat dibentuk yang akan mengikat masyarakatnya. Atau dari
mana suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum dengan bentuk dan cara
yang menyebabkan hukum itu berlaku.
Sumber hukum formal adalah:
1. Undang-Undang (Statue): Ialah keputusan penguasa yang mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat, diadakan, dan dipelihara oleh pemerintah.
2. Kebiasaan (custom): perbuatan manusia yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam hal yang sama dan diterima oleh masyarakat, dan apabila ada yang
melanggar kebiasaan tersebut maka akan melanggar perasaan hukum. Dasarnya
pada pasal 27 Undang-undang No.14 tahun 1970 tentang pokok-pokok kekuasaan
kehakiman diindonesia mengatur bahwa: Hakim sebagai penegak hukum dan
pengadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai yang hidup di
masyarakat.
3. Keputusan Hakim (yurisprudensi): seorang hakim dapat memutuskan kasus yang
sama dengan kasus yang telah ada sebelumnya dengan melihat keputusan hakim
terdahulu.
4. Traktat (perjanjian Internasional): perjanjian antara dua bangsa atau lebih tentang
sesuatu yang telah disepakati untuk dijalankan oleh negara yang membuat
perjanjian tersebut. Disebut sebagai sumber hukum formal karena pembuatan
sebuah perjanjian harus mengikuti aturan formal yang telah ada.
5. Doktrin: adalah pendapat para ahli dalam bidang masing-masing, seperti ahli
forensik dalam hal pembunuhan atau pun ahli hukum.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan yang sudah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Mahasiswa Indonesia telah berperan sangat penting dalam menciptakan
perubahan yang ada di Indonesia dalam mengubah sejarah kebangsaan dan
pejalanan demokrasi. Terlihat dalam peranan mahasiswa yang mampu merubah
wajah perpolitikan saat ini yaitu dengan Gerakan reformasinya. jauh beberapa
tahun kebelakang kita mengenal angkatan gerakan kemahasiswaan dengan
segala momentum sejarah kebangsaan.
Sistem dan dasar hukum di Indonesia Sistem merupakan satu kesatuan susunan.
Sistem hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa,
hukum agama, dan hukum adat. Sumber hukum itu sendiri memiliki artian
segala sesuatu yang tulisan, dokumen, naskah dan lain-lain. yang dipergunakan
suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu. dalam kajian
selanjutnya sumber hukum di bagi menjadi dua, yaitu sumber hukum formal
dan sumber hukum materiil.
B. SARAN
Oleh sebab itu maka sejarah pergerakan mahasiswa layak untuk dijadikan
sebagai bahan refleksi untuk kita semua khususnya bagi kita yang telah menjadi
mahasiswa bahwa inilah sebenarnya peran dan tanggung jawab kita sebagai
mahasiswa yang telah ditunjukkan oleh pendahulu kita.
DAFTAR PUSTAKA