Pretest
Pretest
Kriteria pengendalian gula darah dengan hasil terkontrol baik adalah apabila kadar gula
darah puasa:
a. 80-109 mg / dl
b. 90-100 mg / dl
c. >126 mg / dl
d. ≤ 126 mg / dl
e. 100-125 mg / dl
2. Faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah meliputi faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi atau dapat dikontrol. Faktor risiko yang
dapat dimodifikasi seperti :
Select one:
b. Hipertensi, umur, merokok, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas umum dan obesitas
sentral, kurang aktivitas fisik, dan stress.
c. Hipertensi, jenis kelamin, umur, merokok, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas umum
dan obesitas sentral, kurang aktivitas fisik, pola makan, konsumsi minuman beralkohol dan
stress.
d. Hipertensi, umur, merokok, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas umum dan obesitas
sentral, kurang aktivitas fisik, pola makan, konsumsi minuman beralkohol dan stress.
3. Sebelum terjadi fase akhir penyakit jantung dan pembuluh darah, terdapat faktor risiko perilaku dan
faktor risiko antara. Deteksi dini penyakit jantung dan pembuluh darah untuk faktor risiko
antara meliputi :
Select one:
b. Wawancara tentang faktor risiko perilaku, pengukuran dan pemeriksaan seperti tekanan
darah
d. Wawancara tentang faktor risiko perilaku, pengukuran dan pemeriksaan seperti tekanan
darah, gula darah dan lipid darah
e. Wawancara tentang faktor risiko perilaku, pengukuran dan pemeriksaan seperti tekanan
darah, lipid darah, gula darah, EKG dan (enzim jantung) T troponin
4. Gambaran klinis pada Asma diantaranya meliputi :
Select one:
c. Sesak, batuk, demam
5. Dalam kegiatan pengukuran dan monitoring faktor risiko di Posbindu PTM minimal memerlukan
alat sebagai berikut
Select one:
b. Tensimeter digital, pita ukur, timbangan berat badan, microtoise, serial buku pintar kader
Buku Monitoring Faktor Risiko PTM
c. Tensimeter digital, pita ukur, timbangan berat badan, microtoise, serial buku pintar
kader, Buku Monitoring Faktor Risiko PTM, buku pencatatan hasil kegiatan Posbindu PTM
dan Form rujukan
d. Tensimeter digital, pita ukur, timbangan berat badan, microtoise, serial buku pintar
kader, Buku Monitoring Faktor Risiko PTM, dan buku pencatatan hasil kegiatan Posbindu
PTM
e. Tensimeter digital, pita ukur, timbangan berat badan, microtoise, buku monitoring Faktor
Risiko PTM
6. KATARAK adalah penyebab kebutaan no.1 di dunia maupun di regional Asia Tenggara termasuk
di Indonesia. Di Indonesia, berapa persen katarak menyebabkan kebutaan:
Select one:
a. Subdit Penyakit Paru Kronik, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kanker, Diabetes
Melitus dan Penyakit Metabolik, serta Gakti
b. Subdit Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah, Kanker, Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik, serta Gakti
c. Subdit Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah, Kanker dan Kelainan Darah, Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, serta Gakti
d. Subdit Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah, Penyakit Kanker dan Kelainan Darah, Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik,
serta Gangguan Indera dan Fungsional
b. Gejala 3P ada, GDS 140-200 mg %
11. Menurut Permenkes no. 45 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan surveilans kesehatan, yang
dimaksud surveilans faktor risiko adalah
Select one:
a. kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kondisi yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan, sehingga memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalikan dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
b. kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kondisi yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan, sehingga memperoleh dan memberikan informasi
c. kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kondisi yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan.
d. kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi
tentang kondisi atau berkontribusi terhadap terjadinya penyakit.
e. kegiatan pengamatan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
faktor risiko dan PTM serta kondisi yang mempengaruhi atau berkontribusi terhadap
terjadinya penyakit atau masalah kesehatan, sehingga memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif
dan efisien
Question text
Select one:
c. Riwayat keluarga, riwayat PTM pada diri sendiri dan faktor risiko,
d. Riwayat keluarga, riwayat PTM pada diri sendiri, faktor risiko, dan konseling fakfor risiko
13. Standar peraturan tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang mendukung sarana dan prasarana
pelayanan PTM di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama adalah :
Select one:
b. sering melahirkan, pasangan yang belum dikhitan, berhubungan seksual pada usia dini.
d. banyak pasangan seksual, pasangan yang belum dikhitan, ibu yang memiliki kanker
ovarium.
e. banyak pasangan seksual, berhubungan seksual pada usia dini, ibu yang memiliki kanker
ovarium.
15. Seorang ibu yang mendapat hasil tes IVA positif harus dirujuk untuk menjalani
konsultasi lebih lanjut jika:
Select one:
e. lesi kista naboti.
a. keadaan dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90
mmHg
b. a. keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/ atau tekanan darah
diastolik ≥90 mmHg
c. keadaan dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90
mmHg
d. keadaan dimana tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik
≥90 mmHg
17. Alat penilaian Serangan Stroke yang mudah untuk masyarakat adalah “SEGERA KE RS” yaitu :
Select one:
a. Senyum simetris, Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat digerakkan
secara tiba-tiba, Suara yang pelo, parau atau menghilang
b. Senyum simetris, Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat digerakkan
secara tiba-tiba, suara merdu, Keringat dingin, Resah, Sinkop.
c.. Senyum yang tidak simetris, Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat
digerakkan secara tiba-tiba, Suara yang pelo, parau atau menghilang, Kebas/baal,
Rabun/Gangguan mata, Sempoyongan.
d. Senyum yang tidak simetris, Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat
digerakkan secara tiba-tiba, Suara merdu, Kebas, Rabun/Gangguan mata, Sempoyongan.
e. Senyum yang simetris, Gerak anggota tubuh yang melemah atau tidak dapat digerakkan
secara tiba-tiba, Suara yang pelo, parau atau menghilang, Kebas/baal, Rabun/Gangguan
mata, Sempoyongan.
18. Surveilans faktor risiko PTM dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut
Select one:
e. Pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, interpretasi data, dan disseminasi
informasi
20. Dalam pengelolaan diabetes mellitus harus dilakukan secara komprehensif, ada 4 Pilar utama
pengelolaan diabetes mellitus adalah :
Select one:
21. Pengendalian faktor risiko PTM dilakukan melalui gaya hidup sehat melalui :
Select one:
a. tidak merokok,
e. semua benar
22. Prioritas nasional pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia adalah:
Select one:
23. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan di FKTP,
dalam melakukan pengukuran tekanan darah hal yang perlu diperhatikan adalah:
Select one:
a. pasien duduk tenang, lengan disangga dan letakkan tensimeter setinggi jantung, gunakan
manset yang sesuai,
24. Saat ini yang menjadi prioritas program pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP adalah:
Select one:
e. Penyakit Jantung Koroner (PJK), Diabetes melitus; Kanker leher rahim; Kanker payudara;
PPOK;
a. Penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran pernafasan yang tidak
sepenuhnya reversibel, alergi terhadap udara dingin, dan berhubungan dengan respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
b. Penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran pernafasan yang tidak
sepenuhnya reversibel, bersifat progresif, dan berhubungan dengan respons inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
c. Penyakit yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran pernafasan yang tidak
sepenuhnya reversibel, panas/ gelisah di waktu malam, dan berhubungan dengan respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
d. Penyakit yang ditandai dengan penyempitan di saluran pernafasan, berkeringat di waktu
malam, bersifat progresif, dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
e. Semua benar