Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA MAHASISWA : JUDUL MATERI PRAKTIKUM:


SYAMSIYATUL FARIHA PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
NPM : 20033010029 RESPIRASI PADA JARINGAN TANAMAN
TANGGAL PRAKT : PEMBIMBING PRAKTIKUM :
25 MEI 2021 RISKI AYU A., S.TP., M.Sc

DASAR TEORI :
Respirasi adalah suatu proses perombakan senyawa-senyawa organik oleh O2 menjadi
CO2, H2O dan energi. Pada hakikatnya, respirasi adalah reaksi redoks, dimana substrat
dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi
menjadi H2O.
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
(1) Ketersediaan substrat
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju
yang rendah, sedangkan apabila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
(2) Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh
tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk
berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
(3) Suhu
Pengaruh suhu terhadap laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan factor Q10, di mana
umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC.
Pengaruh suhu tergantung pada masing-masing spesies
(4) Tipe dan umur tumbuhan.
Setiap spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme, sehingga laju respirasi
masing-masing spesies akan berbeda. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang
lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua, dan organ tumbuhan yang sedang dalam masa
pertumbuhan.
TUJUAN :
1. Untuk mengetahui kecepatan reaksi respirasi
2. Untuk mengetahui banyaknya CO2 yang terbentuk
3. Untuk mengetahui adanya pengendapan terbentuk dari reaksi respirasi
MANFAAT :
1. Agar praktikan mengetahui kecepatan reaksi respirasi
2. Agar praktikan mengetahui banyaknya CO2 yang terbentuk
3. Agar praktikan mengetahui adanya pengendapan terbentuk dari reaksi respirasi

ALAT BAHAN
1. Neraca 1. Tomat
2. Toples 2. Kecambah
3. pisau 3. KOH 6N
4. 4 buah Erlenmeyer 4. Ca(OH)2 atau air kapur
5. Pompa udara 5. Larutan HCl 1N

CARA KERJA PADA PENGAMATAN BAHAN PANGAN DAGING


Menimbang berat tomat dan kecambah 100g kamudian potong dan masukan kedalam
toples

Memasukkan 25 mL KOH 6N kedalam erlemenyer

Menutup Erlenmeyer menggunakan plastic wrap

Memasukkan 25 mL Ca(OH)2 atau air kapur ke dalam erlemenyer

Menutup erlemenyer dengan platic wrap


Menghubungkan toples dengan larutan alkali dan larutan air kapur dierlemenyer
dengan selang

Mehubungkan erlemenyer berisi larutan KOH dengan pompa udara. Lakukan


respirasi selama 60 meni

Mengamati kekeruhan yang terjadi pada air kapur. Kekeruhan ini menandakan
adanya CO2 yang dihasilkan dari respirasi

Melakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1N menggunakan indicator pp

Melakukan titrasi blanko berisi 25 mL larutan Ca(OH)2 dan 3 tetes indicator pp


Tabel Hasil Pengamatan Respirasi pada Jaringan Tanaman

Waktu : 1 jam

Sampel Berat (g) ml HCl 0,1 N

Tomat 101,82 6,9

Kecambah 100,14 6,75

10,3 (Blanko)
PEMBAHASAN
Praktikum ini untuk mengetahui kecepatan reaksi terbentuk. Metode yang
diguanakan adalah metode tertutup dimana gas CO2 akan terakumulasi dengan gas O2
yang akan dikonsumsi. Pelaksanaan metode tetutup ini cepat dalam pengerjaannya
hanya membiarkan wadah tertutp sampai terjadi perubahan kosentrasi gas dalam
waktu tertentu. Namun, metode ini tidak dapat dilakukan untuk control atmosfir dalam
waktu lama karena jika ada kebocoran kecil saja bisa berdampak besar. Laju atau
kecepatan reaksi dapat diketahui dari perhitungan berat bahan, volume bebas dan
konsetrasi dengan waktu tertentu (Rokhani, 2007).
Teknik yang digunakan untuk mengukur laju reaksi yaitu metode titrasi.
Metode ini dilakukan berdasarkan ketetapan konsentrasi CO2 sebagai hasil dari
kegiatan respirasi. gas CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi akan menangkap
absomer (larutan KOH). Jumlah CO2 dapat dihitung setelah dilakukan titrasi absomer
dengan asam kuat (larutan HCl) (Rokhani,2007). Perhitungan dihasilkan bahwa tomat
memliki laju reaksi 146,93 ml/kg-jam sedangkan pada kecambah didapatkan hasil
155,98 ml/kg-jam. Perbedaan hasil laju reaksi berdasarkan keluarnya gas CO2
berdasarkan hasil respirasi yang akan terakumulasi dijaringan buah yang membuat
konsentrasi CO2 menjadi tinggi. Jika terjadinya penurunan laju respirasi disebabkan
oleh substrat sudah tidak melakukan respirasi kembali. Selain itu, gas O2
dipergunakan kembali untuk proses respirasi dan oksidasi. Dengan terbatasnya O2
mengakibatkan terhambatnya perombakan klorofil, produksi C2H4 rendah, laju asam
askorbat berkurang, perbandingan asam-asam lemak tak jenuh berubah dan degradasi
senyawa pektin tidak secepat dalam kondisi lingkungan (Amiarsi et al didalam Rina,
2009)

KESIMPULAN :
1. Perbedaan laju reaksi disebabkanoleh gas CO2 yang keluar terakumulasi oleh
jaringan buah yang membuat konsentrasi CO2 menjadi tinggi
2. Penurunan laju reaksi substrat sudah tidak melakukan respirasi Kembali
DAFTAR PUSTAKA :
Rokhani. 2007. Teknik Pengukuran Laju Respirasi Produk Holtikultura Pada Kondisi
Atmosfer Terkendali Bagian I: Metode Sistem Tertutup. Jurnal Pertanian Vol.21
No.4
Rina. 2009. Laju Respirasi dan Susut Bobot Buah Salak Bali Segar pada Pengemasan
Plastik Polyethylene Selama Penyimpanan dalam Atmosfer Termodifikasi.
Agrotekno 15(1): 8-11

APPENDIX
Tomat
mg CO2 = (Vtitrasi blanko ̶ Vtitrasi sampel) × N(HCl) × Mr CO2
= (10,3 ̶ 6,9) × 0,1 ×44
= 14,96
𝑚𝑔 𝐶𝑂 1
Kecepatan Reaksi = 𝐾𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 × 𝐽𝑎𝑚
14,96 1
= ×
0,10182 1

= 146,93

Kecambah
Mg CO2 = (Vtitrasi blanko ̶ Vtitrasi sampel) × N(HCl) × Mr CO2
= (10,3 ̶ 6,75) × 0,1 ×44
= 15,62
𝑚𝑔 𝐶𝑂 1
Kecepatan Reaksi = 𝐾𝑔 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 × 𝐽𝑎𝑚
15,62 1
= 0,10014 × 1

= 155,98

Anda mungkin juga menyukai