Ujian Akhir Semester Marliten
Ujian Akhir Semester Marliten
Kebudayaan tradisional ada keragaman budaya yang di miliki suatu daerah tertentu
yang sifat nya atau bentuk nya masih sederhana. dan memiliki ciri khas tertentu.
Kebudayaan tradisional merujuk pada warisan budaya yang diwariskan dari generasi
ke generasi dalam suatu masyarakat atau komunitas. Hal ini mencakup berbagai
aspek kehidupan seperti bahasa, agama, adat istiadat, seni, dan pengetahuan yang
diturunkan secara turun-temurun.
Dalam konteks kehidupan masyarakat desa, kebudayaan tradisional memainkan peran
penting dalam membentuk identitas dan cara hidup masyarakat tersebut. Kebudayaan
tradisional dapat meliputi tradisi pertanian, kerajinan tangan, upacara adat, sistem
kekerabatan, dan bentuk-bentuk ekspresi budaya lainnya.
Kebudayaan tradisional dalam masyarakat desa sering kali dijaga dengan cermat dan
dihormati. Nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan tradisional sering kali
mengajarkan tentang kerja sama, saling menghormati, kebersamaan, dan
keharmonisan dengan alam sekitar. Kebudayaan tradisional juga sering kali menjadi
dasar bagi praktik pertanian, pengelolaan sumber daya alam, dan sistem sosial dalam
masyarakat desa.
Meskipun begitu, perubahan sosial, teknologi, dan globalisasi dapat mempengaruhi
keberlanjutan kebudayaan tradisional dalam masyarakat desa. Pengaruh dari luar,
seperti media massa, urbanisasi, dan perubahan nilai-nilai budaya, dapat mengubah
cara hidup dan pemikiran masyarakat desa serta mengancam keberlangsungan
kebudayaan tradisional.
Penting bagi masyarakat desa untuk mempertahankan dan menghargai kebudayaan
tradisional mereka, sambil tetap terbuka terhadap perubahan dan inovasi yang dapat
meningkatkan kualitas hidup mereka. Menghormati kebudayaan tradisional dalam
masyarakat desa dapat membantu mempertahankan identitas budaya, membangun
kebersamaan, dan menjaga keseimbangan antara aspek tradisional dan modern dalam
kehidupan masyarakat desa. melestarikan dan mengembangkan kebudayaan
tradisional dapat dilakukan melalui dokumentasi, pengumpulan, dan pengarsipan
benda-benda seni, tekstil, dan artefak lainnya yang terkait dengan kebudayaan
tersebut. Selain itu, penting juga untuk mendukung seniman dan pengrajin lokal agar
mereka dapat terus mengembangkan keterampilan mereka dan meneruskan warisan
budaya kepada generasi mendatang. Melibatkan komunitas lokal dalam upaya
pelestarian kebudayaan tradisional adalah penting. Mendorong partisipasi aktif dari
anggota komunitas dalam kegiatan budaya seperti festival, pameran seni, dan
pertunjukan tradisional dapat memperkuat ikatan mereka dengan warisan budaya
mereka dan mempromosikan rasa memiliki yang kuat terhadap kebudayaan mereka.
Kebudayaan tradisional sering ditransmisikan melalui cerita, lagu, dan ritual yang
diperdengarkan secara lisan. Penting untuk merekam dan mendokumentasikan
warisan lisan ini agar tidak hilang. Selain itu, juga penting untuk mendokumentasikan
dalam bentuk tulisan, seperti buku, artikel, atau jurnal, untuk memperluas
pengetahuan tentang kebudayaan tersebut.
Dalam konteks kehidupan masyarakat desa, istilah "peasan" merujuk pada kelompok
atau individu yang berhubungan dengan pertanian atau sektor pertanian secara umum.
Peasan biasanya terlibat dalam kegiatan pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan
atau buruh tani yang bekerja di ladang milik orang lain. Peasan merupakan pilar
penting dalam keberlangsungan masyarakat desa, karena sebagian besar desa
bergantung pada sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama. Mereka
bertanggung jawab untuk mengolah lahan pertanian, menanam tanaman pangan,
merawat ternak, dan melakukan aktivitas lain yang terkait dengan produksi makanan.
Peran peasan dalam masyarakat desa tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi, tetapi
juga memiliki konsekuensi sosial dan budaya. Mereka mewarisi pengetahuan dan
keterampilan tradisional dalam bidang pertanian dari generasi sebelumnya, menjaga
keberlanjutan kehidupan pedesaan. Budaya dan tradisi pertanian sering kali menjadi
bagian penting dalam identitas dan kehidupan masyarakat desa. Namun, perubahan
sosial dan perkembangan ekonomi telah mempengaruhi peran peasan dalam
masyarakat desa. Globalisasi, urbanisasi, dan modernisasi telah membawa perubahan
dalam pola hidup dan mata pencaharian di pedesaan. Beberapa peasan beralih ke
sektor non-pertanian atau berusaha mencari kesempatan di kota, meninggalkan
pekerjaan di bidang pertanian. Penting untuk memahami peran dan tantangan yang
dihadapi oleh peasan dalam konteks perubahan sosial dan ekonomi. Peningkatan
akses terhadap pendidikan, teknologi, dan pelatihan dapat membantu peasan
mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan modern.
Dukungan kebijakan pemerintah juga diperlukan untuk memastikan kesinambungan
pertanian dan kesejahteraan peasan dalam masyarakat desa. Peasan sering kali
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas tentang praktik pertanian
tradisional, termasuk penggunaan alat-alat sederhana, metode pengolahan tanah,
penanaman, serta manajemen hama dan penyakit tanaman. Mereka juga terikat
dengan siklus musiman dan cuaca untuk menentukan waktu penanaman dan panen
yang tepat.
Dalam banyak negara, peasan memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan
pangan dan ekonomi pedesaan. Mereka dapat menyumbangkan sebagian besar
pasokan makanan di wilayah pedesaan dan memainkan peran sosial dan budaya yang
signifikan dalam komunitas desa. Namun, peasan sering menghadapi tantangan
seperti akses terbatas terhadap sumber daya, perubahan iklim, harga komoditas yang
fluktuatif, serta perubahan sosial dan ekonomi yang lebih luas.
A. (3) apa yang Anda ketahui tentang subsistensi pada masyarakat desa?
Subsistensi pada masyarakat desa merujuk pada cara hidup dan pola penghidupan di
mana penduduk desa memenuhi kebutuhan dasar mereka sendiri melalui produksi
lokal dan pemanfaatan sumber daya yang ada di sekitar mereka. Konsep subsistensi
mengacu pada upaya masyarakat desa untuk memperoleh makanan, sandang, dan
papan dengan mengandalkan pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan tangan, dan
sumber daya alam lokal lainnya. Dalam konteks subsistensi, masyarakat desa
berusaha untuk memproduksi makanan mereka sendiri dengan cara menanam
tanaman pangan, seperti padi, jagung, gandum, atau sayuran, dan juga melibatkan diri
dalam aktivitas peternakan, seperti beternak hewan ternak untuk daging, susu, atau
hasil lainnya. Selain itu, mereka juga bisa memanfaatkan sumber daya alam lokal
seperti hasil hutan, perikanan, atau kerajinan tangan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Prinsip subsistensi adalah adanya kemandirian dalam memenuhi
kebutuhan dasar, di mana masyarakat desa mengandalkan sumber daya alam yang
tersedia di sekitar mereka dan mempertahankan tradisi dan pengetahuan lokal dalam
praktik pertanian dan pengolahan makanan. Subsistensi mencerminkan hubungan
yang erat antara manusia dan lingkungan di mana mereka tinggal, dan sering kali
melibatkan penggunaan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Namun, penting untuk diingat bahwa dengan perkembangan dan kemajuan zaman,
masyarakat desa tidak selalu tergantung sepenuhnya pada subsistensi. Mereka juga
dapat terlibat dalam perdagangan dengan masyarakat di luar desa, mencari pekerjaan
di sektor non-pertanian, atau mengakses sumber daya dan layanan dari luar desa.
Subsistensi tetap menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat desa, tetapi
mungkin telah bertransformasi dan beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi
yang lebih luas.
Struktur fisik desa mengacu pada tata letak, pola, dan komponen fisik yang ada di
dalam suatu desa. Ini mencakup elemen-elemen seperti pemukiman, bangunan,
infrastruktur, lahan pertanian, dan fitur-fitur geografis yang ada di desa.
Pemukiman: Ini mencakup lokasi dan tata letak rumah-rumah penduduk. Desa
biasanya memiliki pusat pemukiman yang berfungsi sebagai titik fokus kegiatan
sosial dan ekonomi masyarakat desa.
Infrastruktur: Termasuk jalan, jembatan, saluran air, sistem irigasi, dan fasilitas
umum lainnya yang mendukung aktivitas dan kesejahteraan masyarakat desa.
Infrastruktur yang memadai memainkan peran penting dalam memfasilitasi
pertumbuhan ekonomi dan aksesibilitas.
Lahan Pertanian: Desa umumnya memiliki lahan pertanian yang digunakan untuk
produksi tanaman pangan, sayuran, atau peternakan. Struktur fisik desa akan
mencerminkan pola penggunaan lahan ini, termasuk pengaturan ladang, kebun, atau
peternakan.
Ruang Terbuka: Desa sering memiliki ruang terbuka seperti taman, lapangan, atau
tempat-tempat rekreasi. Ruang terbuka ini penting untuk kegiatan sosial dan budaya
masyarakat desa, serta menyediakan area untuk olahraga dan aktivitas rekreasi.
Struktur fisik desa dapat berbeda-beda dari satu desa ke desa lainnya, tergantung pada
kondisi geografis, sejarah, budaya, dan kebutuhan masyarakat setempat.
Pengembangan dan perencanaan yang baik terkait struktur fisik desa dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya, dan mempromosikan pembangunan yang berkelanjutan di lingkungan
desa.
merujuk pada pembagian atau hierarki sosial yang terdapat di dalam masyarakat
desa. Ini berarti bahwa masyarakat desa memiliki lapisan-lapisan sosial yang berbeda
dengan anggota-anggota desa yang memiliki status, kekuasaan, dan akses terhadap
sumber daya yang berbeda. Stratifikasi sosial desa dapat terbentuk berdasarkan
beberapa faktor, seperti kepemilikan tanah, status pekerjaan, pendidikan, atau faktor-
faktor lain yang mempengaruhi posisi sosial individu dalam masyarakat desa. Dalam
masyarakat desa, stratifikasi sosial sering kali didasarkan pada perbedaan dalam
kepemilikan dan akses terhadap sumber daya ekonomi, seperti tanah pertanian atau
hewan ternak.
Pada umumnya, stratifikasi sosial desa terdiri dari beberapa lapisan sosial. Lapisan
teratas biasanya terdiri dari pemilik tanah atau keluarga-keluarga yang memiliki
sumber daya ekonomi yang cukup besar. Mereka memiliki akses yang lebih baik
terhadap pendidikan, layanan kesehatan, infrastruktur, dan peluang ekonomi. Di
lapisan tengah, terdapat keluarga-keluarga petani atau pekerja yang memiliki akses
terbatas terhadap sumber daya ekonomi. Di lapisan terbawah, terdapat keluarga-
keluarga yang mungkin bekerja sebagai buruh tani atau dalam pekerjaan-pekerjaan
yang berpenghasilan rendah.
Stratifikasi sosial desa juga dapat mempengaruhi hubungan sosial dan interaksi antara
anggota-anggota masyarakat desa. Misalnya, lapisan sosial yang lebih tinggi
cenderung memiliki kekuasaan dan pengaruh yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan dan kontrol atas sumber daya desa. Mereka juga mungkin memiliki status
sosial yang lebih dihormati dan diakui dalam komunitas desa. Sementara itu, anggota
lapisan sosial yang lebih rendah mungkin mengalami keterbatasan dalam akses dan
kesempatan, serta mungkin menghadapi ketimpangan sosial dan ekonomi. Penting
untuk memahami stratifikasi sosial desa agar dapat mengidentifikasi ketidaksetaraan
yang ada dan mencari solusi yang tepat untuk mengurangi kesenjangan sosial dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa secara keseluruhan. Dalam menghadapi
stratifikasi sosial desa, penting untuk memperhatikan aspek-aspek struktural dan
kultural yang mempengaruhi perubahan dan kemajuan dalam kehidupan masyarakat
desa, serta melibatkan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan desa.
Diferensiasi sosial pada masyarakat desa mengacu pada adanya perbedaan atau
variasi dalam status sosial, peran, dan akses terhadap sumber daya antara individu-
individu dalam komunitas desa tersebut. Dalam konteks ini, diferensiasi sosial
mengacu pada pembagian masyarakat desa ke dalam kelompok-kelompok sosial yang
berbeda berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, pekerjaan, pendidikan, atau
kekuasaan.
Dalam masyarakat desa, diferensiasi sosial dapat terjadi dalam berbagai cara. Salah
satu faktor yang berperan penting adalah pekerjaan atau mata pencaharian. Misalnya,
ada perbedaan sosial antara petani yang merupakan bagian dari kelompok mayoritas
dalam masyarakat desa dan individu-individu yang memiliki pekerjaan atau usaha di
sektor non-pertanian seperti pedagang, pengrajin, atau pekerja di sektor jasa.
Perbedaan dalam hal pekerjaan dapat mengakibatkan perbedaan dalam tingkat
pendapatan, akses terhadap sumber daya, dan status sosial.
Selain itu, diferensiasi sosial juga dapat muncul melalui faktor pendidikan. Individu
yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki akses yang lebih
baik ke kesempatan kerja yang lebih baik, penghasilan yang lebih tinggi, dan
mungkin juga memainkan peran yang lebih penting dalam pengambilan keputusan di
tingkat desa. Hal ini dapat menghasilkan perbedaan sosial yang lebih jelas antara
individu yang terdidik dan mereka yang tidak dalam masyarakat desa juga dapat
terdapat diferensiasi sosial berdasarkan faktor-faktor lain seperti kepemilikan tanah,
akses terhadap sumber daya alam, atau status keluarga. Misalnya, individu atau
keluarga yang memiliki lahan yang lebih luas atau sumber daya yang berlimpah
cenderung memiliki posisi sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat desa.
2). Terjadinya interaksi sosial antara masyarakat desa dengan masyarakat kota dapat
berdampak positif dan negatif baik terhadap masyarakat desa maupun masyarakat
kota.
A.Sebutkan dan jelaskan dampak positif dan negatif interaksi sosial terhadap Desa
Interaksi sosial antara masyarakat desa dan masyarakat kota dapat memiliki dampak
positif dan negatif terhadap masyarakat desa. Berikut adalah beberapa dampak yang
mungkin terjadi:
Dampak positif:
Dampak negatif:
B. Sebutkan dan jelaskan dampak positif dan negatif interaksi sosial terhadap Kota
Interaksi sosial antara masyarakat desa dan masyarakat kota dapat memiliki dampak
positif dan negatif terhadap kota. Berikut adalah beberapa contoh dampak positif dan
negatif dari interaksi sosial tersebut:
Dampak positif:
c. Budaya dan keanekaragaman: Interaksi sosial antara masyarakat desa dan kota
dapat membawa keanekaragaman budaya ke kota. Budaya, adat istiadat, seni, dan
tradisi dari masyarakat desa dapat diperkenalkan ke kota, yang memperkaya
kehidupan budaya kota dan menciptakan kesempatan untuk saling belajar dan
memahami satu sama lain.
Dampak negatif:
a. Masalah sosial: Interaksi sosial antara masyarakat desa dan kota dapat
menghadirkan masalah sosial seperti konflik dan ketegangan antara kelompok-
kelompok tersebut. Perbedaan dalam nilai-nilai, norma, dan gaya hidup dapat
menyebabkan ketidakpahaman, stereotip, dan diskriminasi antara masyarakat desa
dan kota.
c. Hilangnya identitas budaya: Interaksi yang intens antara masyarakat desa dan kota
dapat menyebabkan hilangnya identitas budaya di kota. Kebudayaan dan tradisi
masyarakat desa dapat terpinggirkan atau tergeser oleh budaya kota yang lebih
dominan. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya warisan budaya yang berharga dan
meningkatkan homogenitas budaya di kota.
C. Sebutkan dan jelaskan pengaruh interaksi sosial terhdp warga desa mau pun kota
a. Pengetahuan dan akses informasi: Interaksi sosial dengan masyarakat kota dapat
memberikan akses yang lebih luas terhadap pengetahuan, informasi, dan teknologi.
Warga desa dapat belajar tentang praktik-praktik baru, teknologi modern, dan
perkembangan dalam berbagai bidang, seperti pertanian, kesehatan, dan pendidikan.
c. Perubahan sosial dan budaya: Interaksi sosial dengan masyarakat kota dapat
membawa perubahan dalam pola pikir, gaya hidup, dan nilai-nilai budaya. Pengaruh
ini bisa positif dengan memperkaya budaya desa melalui adopsi elemen-elemen baru,
atau negatif jika mengarah pada penurunan nilai-nilai tradisional dan kerusakan
budaya lokal.
a. Keanekaragaman budaya dan tradisi: Interaksi sosial dengan masyarakat desa dapat
memperkaya keanekaragaman budaya dan tradisi di kota. Masyarakat kota dapat
belajar tentang praktik dan ritual tradisional, seni, dan kerajinan yang unik dari
masyarakat desa.
b. Pertanian dan sumber daya alam: Interaksi dengan masyarakat desa dapat
memberikan akses ke produk pertanian dan sumber daya alam yang dihasilkan oleh
warga desa. Masyarakat kota dapat memanfaatkan produk-produk segar dan organik
dari pertanian desa atau memanfaatkan potensi pariwisata alam di sekitar desa.
c. Perubahan persepsi dan empati: Interaksi dengan masyarakat desa dapat mengubah
persepsi masyarakat kota tentang kehidupan pedesaan. Mereka dapat
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan kebutuhan warga
desa, serta meningkatkan empati terhadap keadaan sosial dan ekonomi mereka.
Perubahan yang terjadi di masyarakat desa dapat mencakup berbagai aspek. Berikut
adalah lima aspek utama perubahan sosial dan perkembangan yang terjadi di
masyarakat desa:
1. Aspek Ekonomi:
Perubahan ekonomi dapat terjadi di masyarakat desa melalui adopsi teknologi baru,
pengembangan sektor usaha, dan akses terhadap pasar yang lebih luas. Contohnya,
dengan adanya perkembangan teknologi dan komunikasi, masyarakat desa dapat
mengakses informasi tentang harga dan permintaan pasar, sehingga mereka dapat
meningkatkan produktivitas dan menjual produk mereka dengan harga yang lebih
menguntungkan. Selain itu, perkembangan sektor pariwisata di desa juga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
2. Aspek Pendidikan:
Perubahan sosial di masyarakat desa juga dapat terjadi melalui aspek pendidikan.
Dengan meningkatnya akses terhadap pendidikan, baik melalui pembangunan sekolah
atau melalui teknologi pembelajaran jarak jauh, masyarakat desa dapat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik. Pendidikan yang lebih baik dapat
membantu masyarakat desa dalam menghadapi tantangan modern dan meningkatkan
kualitas hidup mereka.
3. Aspek Infrastruktur:
Perubahan di bidang infrastruktur sangat penting bagi perkembangan masyarakat
desa. Pembangunan jalan, listrik, air bersih, dan akses komunikasi yang lebih baik
dapat memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat desa. Infrastruktur yang memadai juga dapat meningkatkan mobilitas dan
aksesibilitas masyarakat desa ke layanan kesehatan, pendidikan, dan pasar.
B. Perubahan yang terjadi secara khusus pada masyarakat desa meliputi beberapa
aspek, paling tidak ada 5 (lima) aspek. Berikan contoh dari masing-masing aspek
tersebut?.
Perubahan yang terjadi pada masyarakat desa dapat mencakup beberapa aspek yang
berbeda. Berikut adalah lima aspek perubahan yang umum terjadi pada masyarakat
desa beserta contohnya:
2. Aspek Sosial dan Budaya: Perubahan sosial dan budaya di desa dapat mencakup
pergeseran nilai-nilai, perubahan gaya hidup, dan interaksi dengan budaya luar.
Contoh-contoh perubahan sosial dan budaya di desa meliputi:
a. Perubahan peran gender: Desa yang sebelumnya memiliki peran gender yang
terpolarisasi, seperti pembagian tugas yang kaku antara pria dan wanita, mungkin
mulai mengalami pergeseran menuju kesetaraan gender, di mana wanita juga terlibat
dalam kegiatan ekonomi dan pengambilan keputusan.
b. Pengaruh budaya populer: Desa yang terhubung dengan teknologi modern, seperti
internet dan televisi, mungkin mulai mengadopsi elemen budaya populer yang lebih
luas, seperti mode, musik, atau hobi yang populer di kota.
a. Jaringan listrik yang lebih luas: Desa yang sebelumnya memiliki akses listrik yang
terbatas, mungkin mulai mengembangkan jaringan listrik yang lebih luas, sehingga
masyarakat desa dapat mengakses penerangan dan kebutuhan listrik lainnya.