Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN SENI RUPA DI KELAS V

SEKOLAH DASAR NEGERI 262 PLAJU

Linda Puspita, Sungkowo Soetopo, Ari Susanti


Universitas Sriwijaya
Email: arisusanti531@gmail.com
Abstract: This study aimed to describe the learning of Fine Arts in the fifth grade of primary school Plaju
State 262, which includes: (1) planning Learning, (2) the imple-mentation of learning and (3) evaluation of
learning of Fine Arts in Public Elementary School fifth grade Plaju 262. This type of research is qualitative
and quantitative re-search. Subjects in this study were teachers class V and class V students totaling 40. Data
collected through documentation (RPP teachers and videotape), interviews, observations and questionnaires.
During the study, researchers recorded the learning process and fill me teacher observation sheet-covered,
sheet ratings lesson planning and implementation of learning. Interviews were conducted to classroom
teachers and learners about learning SBK. Observations show SBK lesson plans created by teachers
included into either category (83), and second (85), the implementation of learning SBK held at a meeting of
teachers I and II obtained (75) fall into either category. Based on the learning outcomes of students
magnified by the average value (75) at the first meeting and (79) at the second meeting included in both
categories because it has reached KKM set by the teacher so that all learners declared complete. From the
re-sults and discussion, it can be concluded that the study conducted Elementary School fifth grade teacher
262 is in conformity with the existing theories.

Keywords: learning, art.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran Seni Rupa di kelas V sekolah dasar
Negeri 262 Plaju, yang meliputi: (1) perencanaan Pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran dan (3)
evaluasi pembelajaran Seni Rupa di kelas V Sekolah Dasar Negeri 262 Plaju. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas V dan
peserta didik kelas V yang berjumlah 40. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi (RPP guru dan
rekaman video), wawancara, observasi dan angket. Selama penelitian, peneliti merekam proses pembelajaran
dan mengisi lembar observasi guru yang me-liputi lembar penilaian perencanaan pembelajaran, dan
pelaksanaan pembelajaran. Wawancara dilakukan kepada guru kelas dan peserta didik mengenai
pembelajaran SBK. Hasil observasi menunjukkan perencanaan pembelajaran SBK yang dibuat oleh guru
termasuk ke dalam kategori baik (83) dan pertemuan kedua (85), pelaksanaan pembelajaran SBK yang
dilaksanakan guru pada pertemuan I dan II memperoleh (75) termasuk ke dalam kategori baik. Berdasarkan
nilai hasil belajar peserta didik diper-oleh nilai rata-rata (75) pada pertemuan pertama dan (79) pada
pertemuan kedua yang termasuk dalam kategori baik karena telah mencapai KKM yang ditetapkan oleh guru
sehingga semua peserta didik dinyatakan tuntas. Dari hasil dan pembahasan dapat di-simpulkan bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas V SD Negeri 262 sudah sesuai dengan teori-teori yang ada.

Kata kunci: pembelajaran, seni rupa.


122 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

PENDAHULUAN memiliki sifat multilingual, multidimensional,


Pembelajaran Seni Budaya dan dan multikultural. Multilingual bermakna peKeterampilan
(SBK) berdasarkan. Kurikulum ngembangan kemampuan mengekspresikan diri
Tingkat Satu-an pendidikan 2006 (KTSP 2006) secara kreatif dengan berbagai cara dan media

121
seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan keterampilan personal, keterampilan sosial,
berbagai perpaduannya. Multi-dimensional keterampilan vokasional dan ke-terampilan
bermakna pengembangan be-ragam kompetensi akademik. Pada penelitian ini akan dibahas
meliputi konsepsi (penge-tahuan, pemahaman, mengenai pembelajran Seni Rupa. Seni Rupa
analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan adalah cabang seni yang membentuk karya seni
cara memadukan secara harmonis unsur dengan media yang dapat ditangkap mata dan
estetika, logika, kines-tetika, dan etika. Sifat dirasakan dengan rabaan. Secara teori, seni rupa
multikultural mengan-dung dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu
makna pendidikan seni menumbuhkembangkan seni murni dan seni terapan. Seni murni adalah
kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap pencipta-an seni yang hanya
beragam budaya nusantara dan mancanegara. mempertimbangkan fungsi atau bentuknya,
Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap sedangkan seni terap-an adalah penciptaan seni
demokratis yang memungkinkan seseorang yang dirancang untuk kepentingan tertentu di
hidup secara beradab serta toleran dalam luar fungsi sebenarnya (Pamadhi
masyarakat dan budaya yang majemuk. Dalam dkk.,2014:1.4).
KTSP 2006 Pendidikan SBK memiliki peranan Kesenian secara universal dapat
dalam pembentuk-an pribadi peserta didik yang dipahami dan dimaknai sebagai refleksi
harmonis dengan memperhatikan kebutuhan kehidupan manusia yang dituangkan ke dalam
per-kembangan peserta didik dalam mencapai berbagai ekspresi. Ekspresi inilah yang
multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan memunculkan berbagai jenis seni yang di-
intrapersonal, interpersonal, visual spasial, maksud. Batasan seperti itu semestinya ke-
musikal, linguistik, logic matematik, naturalis senian mendapatkan perhatian dan penangan
serta kecerdasan adversitas, kecerdasan krea- khusus agar dikenal tidak saja sebagai upaya
tivitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan menyalurkan hobi dan kegemaran. Melainkan
kecerdasan emosional. Ruang lingkup dalam kesenian dapat dijadikan sarana untuk
pembelajaran SBK meliputi aspek-aspek membentuk perilaku yang dapat siswa ambil
sebagai berikut. (1) dari nilai-nilai edukatif yang terakumulasi
Seni Rupa, mencakup pengetahuan, dalam kesenian dalam arti yang umum.
keterampilan, dan nilai dalam meng hasilkan Menurut Susanto (2012:273) dalam KTSP
karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, dijelaskan bahwa, Pendidikan SBK merupakan
cetak-mencetak, dan sebagai-nya. (2) Seni sarana untuk mengembangkan kreativitas
Musik, mencakup kemampuan untuk peserta didik.
menguasai olah vokal, memainkan musik, Tujuan dari pendidikan SBK bukan
apresiasi karya musik. (3) Seni Tari, mencakup hanya membina peserta didik menjadi seniman,
keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh melainkan untuk menjadi kreatif. Seni
dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi merupakan aktivitas permainan. Dengan
terhadap gerak tari. (4) Seni Drama, mencakup demikian, dapat dikatakan bahwa seni dapat
keterampilan pementasan dengan memadukan digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui
seni musik, seni tari dan peran. (5) permainan dalam pendidikan SBK peserta didik
Keterampilan, mencakup segala aspek memiliki keleluarsaan untuk mengembangkan
kecakapan hidup (life skill) yang me-liputi kreativitasnya.
Pembelajaran Seni Rupa, Linda Puspita, Sungkowo Soetopo, Ari Susanti 123

Pembelajaran pendidikan seni saat ini METODE


dilakukan secara tidak beraturan antara Pada penelitian ini peneliti
pembelajaran teori dengan praktik. Padahal mendeskripsikan mengenai perencanaan,
pembelajaran SBK ini dilakukan secara ber- pelaksanaan dan evaluasi pembelajran Seni
imbang sehingga hasil yang dihasilkan Budaya dan Keterampilan. Untuk mencapai
maksimal. Pembelajaran SBK sering dikata-kan tujuan tersebut, penelitian ini menerapkan
mudah. Anggapan guru pada umunya metode penelitian deskriptif kualitatif.
pelaksanaan pendidikan seni hanya meng- Selanjutnya, jenis penelitian deskriptif yang
gambar, bernyanyi, bergerak, atau materi yang digunakan adalah studi kasus. Jenis penelitian
hanya disampaikan secara teori (Susanto, deskriptif yang digunakan adalah studi kasus
2013-:274). (case study).
Pendidikan seni ini diarahkan pada Penelitian ini dilaksanakan di SD
pembentukan sikap, sehingga terjadi Negeri 262 Plaju, yang beralamatkan di Jalan
keseimbangan intelektual dan sensi-bilitas, Panjaitan lorong lama kelurahan Bagus Kuning,
rasional dan irasional, akal pikiran dan kecamatan Plaju Palembang kode pos 30267.
kepekaan emosi (Herawati, 1997:09). Kegiatan Subjek penelitian adalah subjek yang diteliti
praktik seni rupa merupakan inti dari mata yaitu, guru yang sedang me-laksanakan
pelajaran pendidikan Seni Rupa, di samping ada pembelajaran seni rupa di kelas tinggi peserta
materi teori dan materi kegiatan apresiasi. didik kelas V SD Negeri 262 Plaju, dengan
Kegiatan praktik seni rupa meliputi beberapa jumlah peserta didik 40, peserta didik laki-laki
jenis antara lain kegiatan menggambar, berjumlah 23 orang dan pe-serta didik
mencetak dekorasi, membentuk dan perempuan berjumlah 17 orang.
membangun. Penelitian dilaksanakan pada tahun
Untuk dapat mengajarkan kegiatan ajaran 2015/2016 semester genap yaitu pada 15
praktik seni rupa. Sebagaimana diketahui s.d 27 Februari tahun 2016. Untuk mencapai
kegiatan praktik seni rupa dapat dikembangkan tujuan penelitian, digunakan empat teknik
menjadi berbagai bentuk kegiatan sesuai pengumpulan data yaitu observasi, wawancara,
dengan tujuan, sarana atau media yang ada serta dokumentasi dan angket.
pusat minat peserta didik. Disamping itu guru a. Observasi Pedoman observasi dalam
juga harus bias dapat membedakan setiap penelitian pembelajaran Seni Rupa SD
model pembelajaran yang baik yang Negeri 262 Plaju meliputi: 1) perencanaan
menyangkut tentang masalah tujuan, strategi, pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
metode, dan materi yang cocok serta penilai-an pembelajaran (RPP), 2) pelaksanaan
dalam berbagai jenis kegiatan Seni Rupa. pembelajaran di kelas yang terdiri dari
Hal ini dimaksudkan untuk menghin-dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
adanya kemungkinan kesalahan atau kegiatan penutup, dan 3) evaluasi hasil
penyimpangan dari hakekat dan peranan pembelajaran.
kegiatan seni dalam pendidikan seni (Herawati, b. Wawancara. Data yang diambil dalam
1997:107). Guru sebagai pelaksana dan wawancara tersebut meliputi: 1) pertanyaan-
pengelola pembelajaran dituntut untuk mampu pertanyaan yang berkaitan dengan
merencanakan, melaksanakan dan meng- perencana-an pembelajaran yang dibuat
evaluasi pembelajaran SBK. Berdasarkan guru, 2) pe-laksanaan pembelajaran yang
uraian di atas peneliti melaksanakan penelitian dilakukan guru, dan 3) penilaian evaluasi
dengan judul pembelajaran Seni Rupa di kelas pembelajaran yang dibuat oleh guru.
V SD Negeri 262 Plaju. c. Dokumentasi Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini berupa RPP, foto dan
video ketika guru sedang me-laksanakan
pembelajaran, foto-foto hasil karya
124 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

pembelajaran seni rupa, berupa karya yang yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar
terbaik dan yang terburuk. (4) Angket data itu untuk keperluan pengecekan atau
Dalam penelitian ini digunakan angket sebagai pembanding terhadap data itu. Denzin
terbuka dengan pertanyaan yang meliputi: 1) (dalam Moleong, 2014:330) membedakan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan empat macam triangulasi sebagai teknik
dengan perencanaan pembelajaran yang pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan
dibuat guru, 2) pelaksanaan pembelajaran sumber, metode, penyidik, dan teori.
yang dilakukan guru, dan 3) penilian Dalam penelitian ini, teknik tri-angulasi
evaluasi pembelajaran yang dibuat oleh guru yang digunakan adalah triangulasi dengan
(Arikunto, 2006:151). sumber. Triangulasi dengan sumber berarti
a. Dalam penelitian ini teknik peme-riksaan membandingkan dan mengecek balik derajat
keabsahan data yang digunakan adalah: kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
Perpanjangan keikutsertaan melalui waktu dan alat yang ber- beda dalam
perpanjangan keikutsertaan bertujuan untuk penelitian kualitatif (Patton dalam Moleong,
membatasi: 1) ganguan dari dampak peneliti 2014:330–331). Menurut Moleong (2014:332)
pada konteks, 2) kekeliruan (biases) peneliti, untuk memeriksa keab-sahan suatu data dapat
3) pengaruh dari kejadiankejadian yang dilakukan dengan cara: 1) mengajukan berbagai
tidak biasa atau pengaruh sesaat. macam variasi pertanyaan, 2) mengeceknya
Perpanjangan ke-ikutsertaan peneliti akan dengan berbagai sumber data, dan 3)
memungkinkan peningkatan derajat memanfaatkan berbagai teknik pengumpulan
kepercayaan data yang dikumpulkan. data. Untuk memper-mudah peneliti dalam
Dengan melakukan perpanjangan memeriksa keabsahan data dengan triangulasi.
keikutsertaan maka: 1)Peneliti akan dapat
menguji ketidakbenaran informasi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
mendektesi dan memperhitungkan distorsi Hasil penelitian dan pembahasan pada
yang mungkin mengotori data. Distorsi bab ini adalah hasil untuk memperoleh data
tersebut yang berasal dari diri sendiri dengan teknik observasi, wawancara,
maupun dari responden, 2) Dapat dokumentasi dan angket setelah dilakukan suatu
membangun kepercaya-an subjek penelitian pembelajaran. Subjek yang diteliti adalah guru
ter-hadap peneliti dan juga kepercayaan diri yang sedang melaksanakan pem-belajaran Seni
pe-neliti sendiri. Mem-bangun kepercayaan Rupa di kelas tinggi yaitu, kelas V di SD Negeri
subjek terhadap peneliti. 262 Plaju. Pada per-temuan pertama
b. Ketekunan/ Keajegan Pengamatan Peneliti perencanaan pembelajaran yang dirancang guru
hendaknya mengadakan pengamatan dengan memperoleh nilai 83 dan pertemuan kedua 85.
teliti dan rinci secara berkesinambungan Begitu juga dengan Pe-laksanaan pembelajaran
terhadap faktor-faktor yang menonjol. Ke- yang telah dilaksana-kan guru pada petemuan
mudian menelaahnya secara rinci sampai pertama dan kedua 75.
pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan Pada hasil evaluasi peserta didik telah
tahap awal tampak salah satu atau seluruh baik, pada pertemuan pertama dengan nilai 75
faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan dan pertemuan kedua dengan nilai 79 nilai
cara yang biasa. Untuk keperluan itu teknik tersebut memenuhi KKM yang tetapkan oleh
ini menuntut agar peneliti mampu guru. Berdasarkan data yang diperoleh dari
menguraikan secara rinci bagaimana proses wawancara, guru membuat rencana pelaksanaan
penemuan secara tentatif dan penelaah pembelajaran sebelum pelaksanaan
secara rinci tersebut dapat dilakukan. c) pembelajaran dilakukan. Dalam membuat RPP
Triangulasi Data. ada beberapa yang harus diperhatikan seperti:
Menurut Moleong (2014:330) Triangulasi dalam merumuskan indikator harus melihat
data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data kompetensi dasar yang akan diajarkan, tujuan
Pembelajaran Seni Rupa, Linda Puspita, Sungkowo Soetopo, Ari Susanti 125

pembelajaran memuat subjek (peserta didik), materi, menggunkan bahasa yang jelas dan
kata kerja operasional, dan kriteria penilaian, merespon setiap pertanyaan peserta didik.
dan tujuan pembelajaran dibuat secara Pembahasan (1) Perencanaan Perencanaan
berjenjang dari yang mudah ke yang sulit. Pada pelaksanaan pembelajaran di-buat sebelum
pelaksanaan pembelajar-an, untuk kegiatan pelaksanaan pembelajaran di-lakukan. Setiap
awal guru membuka pembelajaran komponen dirancang dengan semampu guru.
denganmmenyiapkan peserta didik, Berikut akan diuraikan RPP yang telah guru
memotivasi, dan menyampaikan tujuan rancang mulai dari Identitas, Standar
pembelajaran. Dalam menyampaikan materi Kompetensi, Indikator, Tujuan Pem-belajaran,
untuk pertemuan pertama guru meminta pe- Materi Pembelajaran, Media Pem-belajaran,
serta didik untuk membaca teks “mengenal dan dan Sumber Belajar serta penilaian.
membuat topeng” setelah peserta didik selesai Pada perencanaan pembelajaran
membaca teks kemudian guru kembali komponen identitas RPP yang dibuat guru telah
menjelaskan dan bertanya jawab serta sesuai dengan menurut KTSP 2006. Nama
mempraktikan langsung untuk materi praktik. sekolah sesuai dengan nama SD yang ada, mata
Untuk strategi pembelajaran guru tidak pelajaran yaitu Seni Budaya dan Kete-rampilan,
menggunakannya karena kurang paham dalam mata pelajaran merupakan jenis pelajaran yang
mengaplikasikannya. Metode yang digunakan akan diajarkan oleh guru, pembelajaran ini
guru adalah metode ceramah, tanya jawab dan dilaksanakan di kelas V semester 2 dengan
demonstrasi. Sedangkan media yang digunakan materi mengenal dan membuat topeng dan
guru untuk setiap pertemuan sama yaitu media Membuat gambar ilustrasi. kelas/semester yaitu
berupa gambar topeng dan gambar ilustrasi. berisi kelas yang dijadikan objek belajar
Dalam me-ngelola kelas guru memberikan sedangkan semester terdiri dari ganjil atau
peringatan untuk peserta didik yang genap,. Alokasi berisi waktu yang diuganakan
mengganggu kegiat-an belajar mengajar dan dalam mengajar untuk satu kali pertemuan.
meminta peserta didik untuk memperhatikan Untuk komponen Standar Kompe-tensi
pada saat ingin menjelaskan kembali. Peserta dan Kompetensi Dasar guru menyalin dari
didik terlihat bersemangat dan antusias dalam KTSP 2006. Pada pertemuan 1 Standar
mengikuti pembelajaran. Pada saat Kompetensi yang diajarkan yaitu” 10.
menyampaikan materi pembelajaran guru Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa”.
mengalami kesulit-an yaitu mengajarkan cara Sedangkan Kompetensi Dasar pada pertemu-an
membuat gambar wajah topeng dan membuat 1 yaitu” 10.1 Membuat topeng secara kreatif
gambar ilustrasi. dalam hal teknik dan bahan”, pertemu-an ke 2
Untuk mengatasi kendala tersebut guru yaitu “10.2 Mengekspresikan diri melalui
memperlihatkan kembali gambar topeng dan gambar ilustrasi manusia dan Kehidupannya”.
gamabar ilustrasi yang sudah jadi serta Pada komponen indikator, guru
menggambarkannya di papan tulis. Pada mengatakan bahwa dalam merumuskan
kegiatan penutup guru merangkum pembelajar- indikator harus melihat Kompetensi Dasar yang
an dan memberitahukan rencana pembelajar-an diajarkan. Indikator yang ditulis dalam RPP
pada pertemuan selanjutnya. pertemuan 1 guru adalah “Membuat topeng
Berdasarkan hasil wawancara dengan kertas secara kreatif dalam hal teknik dan
beberapa peserta didik, mengenai pelaksanaan bahan”. Indikator pertemuan ke 2 “Membuat
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, gambar ilustrasi manusia dan kehidupannya.
dapat disimpulkan bahwa guru telah Rumusan tujuan pembelajaran
melaksanakan pembelajaran dengan baik. Pada dirumuskan secara berjenjang yaitu, dari yang
saat pembelajaran guru telah me-nyampaikan mudah ke yang sulit. Tujuan pembelajaran yang
tujuan pembelajaran, menjelas-kan materi, telah dibuat oleh guru telah memuat komponen
menggunkan media dalam menyampaikan ABCD yaitu, audience, behavior, condition, dan
126 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

degree. Rumusan tujuan pembelajaran Pada peserta didik selesai mem-baca guru
pertemuan pertama tujuan pembelajaran yang menjelaskan kembali materi dan bertanya jawab
ditulis dalam RPP guru adalah; (1) siswa dapat dengan peserta didik. Pada kegiatan elaborasi
mengetahui langkahlangkah dalam membuat guru meminta peserta didik untuk
topeng kertas dengan benar; (2) siswa dapat mempersiapkan peralatan yang digunakan
mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sebuah topeng kertas,
dalam mem-buat topeng kertas dengan benar; kemudian guru menjelaskan lngkah-langkah
(3) siswa dapat membuat topeng kertas secara dalam membuat topeng. Setelah semua peserta
kreatif dalam hal teknik dan bahan dengan baik. didik mengerti guru memberikan tugas individu
Pada pertemuan kedua yaitu; (1) Siswa dapat yaitu mem-buat sebuah topeng kertas. Pada
membuat gambar ilustrasi manusia dan ke- kegiatan konfirmasi guru melakukan tanya
hidupannya dengan baik. jawab dengan peserta didik mengenai hal-hal
Pada komponen materi ajar disusun yang belum diketahui dan merangkum
berdasarkan tujuan pembelajaran. Materi ajar pembelajaran yang telah dipelajari. Guru
pada pertemuan 1 yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar
pembelajaran guru menggunakan teks bacaan peserta didik mengenai membuat topeng
yang berjudul “ Mengenal dan Membuat dengan melihat keindahan, kebersihan, kerapian
Topeng” yang diambil dari buku paket SBK dan ketepat-an gambar peserta didik.
untuk kelas V. Pertemuan kedua “ Menggambar Pada kegiatan penutup guru meminta
Ilustrasi”. Untuk materi pembelajaran peserta didik untuk membersihkan kelas,
sebaiknya guru mengambil dari beberapa merangkum pelajaran dan memberitahukan
sumber lain seperti buku- buku SBK lain, dan rencana pembelajaran untuk pertemuan
juga bisa dari internet. Pada komponen metode selanjutny dan menutup pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran guru dalam melaksana-kan pembelajaran pada pertemuan 2, kegiatan
pelaksanaan menggunakan metode yang sesuai pembelajaran yang ditulis guru pada RPP terdiri
antara lain yaitu, metode ceramah, tanya jawab dari kegitan awal, inti dan penutup. Pada
dan demosntrasi. Pada saat guru meyampaikan kegiatan pendahuluan guru memeriksa kesiapan
materi pembelajaran guru menggunakan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
metode ceramah dan tanya jawab dan menyampaikan indikator dan tujuan
sedangkan untuk amteri yang menggunakan pembelajaran. Pada kegiatan inti ter-diri dari
praktik guru menggunkan metode demonstrasi. kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
Pada komponen langkah-langkah kegiatan Pada kegiatan eksplorasi peserta didik
pembelajaran yang ditulis guru pada RPP terdiri mendengarkan penjelasan guru, Setelah
dari kegitan awal, kegiatan inti dan kegiatan mendengarkan penjelasan guru dan peserta
penutup. Pada kegiatan awal guru memeriksa didik melakukan tanya jawab.
kesiapan peserta didik untuk mengikuti Pada kegiatan elaborasi guru
pembelajaran, mengabsen kehadiran, mencontohkan cara menggambar gambar
menyampaikan indikator dan tujuan ilustrasi di papan tulis, dan peserta didik
pembelajaran. membuat tugas yaitu menggambar ilustrasi.
Pada kegiatan inti terdiri dari kegiat-an Pada kegiatan konfirmasi guru melakukan tanya
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Untuk jawab dengan peserta didik mengenai hal-hal
apersepsi guru meminta peserta didik untuk yang belum diketahui dan merangkum
memperhatikan gambar yang ditempel di papan pembelajaran yang telah dipelajari. Guru
tulis. Pada kegiatan eksplorasi guru meminta melakukan penilaian terhadap hasil belajar
peserta didik untuk memperhatikan gambar peserta didik mengenai gambar ilustrasi dengan
yang ada di papan tulis, peserta didik diberikan melihat keindahan, kebersihan, kerapian dan
tugas untuk membaca materi “ Mengenal dan ketepatan gambar peserta didik. Pada kegiatan
Membuat Topeng yang akan diajarkan. Setelah penutup guru melakukan tindak lanjut, dengan
Pembelajaran Seni Rupa, Linda Puspita, Sungkowo Soetopo, Ari Susanti 127

memberitahukan rencana pembelajar-an untuk Menurut Susanto (2013:268) dalam


pertemuan selanjutnya dan menutup penilaian aspek psikomotor (produk) khususnya
pembelajaran. karya seni rupa ada beberapa aspek yang dinilai
Dalam pemilihan media belajar/ sumber, yaitu, kreativitas dalam membuat karya, warna,
pada pembelajaran Seni Rupa guru teknik dan bahan yang terdapat dalam karya
menggunakan media berupa gambar saja. seni rupa. Setiap indikator me-miliki nilai
Tetapi, sebaiknya guru dalam menggunakan masing-masing mulai dari 1 untuk indikator
media lebih bervariasi lagi. Senada dengan “perlu bimbingan”, 2 indikator “kurang”, 3
Hamalik dalam Arsyad (2013;19) indikator “cukup”, dan 4 indi-kator
mengemukakan bahwa pemakaian media “sangat baik”. Skor yang nantinya
pembelajaran dalam proses belajar mengajar masingmasing diperoleh peserta didik
dapat keinginan dan minat yang baru, dijumlahkan, lalu dibagi dengan 12 dan ke-
membangkitkan motivasi dan rangsangan mudian dikalikan dengan 100 dan hasilnya
kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh- tersebut merupakan nilai peserta didik untuk
pengaruh psikologis terhadap peserta didik membuat topeng kertas sedangkan untuk
sumber belajar guru mengambil daru buku menggambar ilustrasi skor yang diperoleh pe-
paket SBK kelas V yang dikaranf oleh Tim serta didik dibagi dengan 8 dan dikalikan
Bina Karya Guru. 2007. Seni Budaya dan dengan 100. (2) Pelaksanaan Pembelajaran Seni
Keterampilan untuk Sekolah Dasar Kelas V. Budaya dan Keterampilan (SBK) di-mulai pada
Jakarta: Erlangga. Pemilihan sumber belajar hari Sabtu, 20 Februari 2016, pukul 10.00-11.10
hendaknya diambil dari berbagai sumber belajar WIB. Pukul 10 bel ber-bunyi yang menandakan
lain berupa media cetak dan elektronik, alam waktu istirahat telah usai, segera semua peserta
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan. didik memasuki ruang kelas dan duduk di
Menurut Roestiyah N.K. dikutip dalam tempat duduk masing-masing untuk mengikuti
(Fathurrohman dan Sutikno, 2007:16) pembelajar-an berikutnya yaitu pembelajaran
menyatakan bahwa sumber-sumber belajar itu Seni Budaya dan Keterampilan. Guru
adalah : (1) manusia (dalam keluarga, sekolah, memasuki kelas, guru tidak lagi mengabsen dan
dan masyarakat), (2) buku/ per-pustakaan, (3) me-minta ketua kelas untuk berdoa terlebih
media massa (majalah, surat kabar, radio tv, dan dahulu, karena pelajaran dimulai setelah jam
lain-lain), (4) lingkungan alam, sosial, dan lain- istirahat.
lain, (5) Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, Sebelum memulai pelajaran guru
gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, mempersiapkan peserta didik dengan bertanya”
dan lain-lain), dan (6) museum (tempat kalau sudah di dalam kelas mulutnya harus
penyimpanan benda-benda kuno). apa?” “ diam” semua peserta didik menjawab
Untuk penilaian, guru menggunaskan serentak. “Kalau guru sudah di depan harus ?
penilaian tertulis yang berbentuk unjuk kerja. “diperhatikan” peserta didik menjawab dengan
Pada setiap pertemuan guru menggunakan serentak. Guru berdiri di tengah mendekati
penilaian yang sama, yaitu melakukan penilaian peserta didik dan menyampaikan bahwa pada
secara langsung tanpa menggunakan rubrik hari ini belajar SBK yaitu, mengenal dan
penilaian proses maupun rubrik penilaian membuat topeng kertas dengan tujuan yang
produk. Pada penilaian kali ini guru tidak pertama mengetahui alat dan bahan yang
menilai proses pembelajaran tetapi hanya diperlukan seperti gunting, lem, kertas, karton,
menilai produk saja. Dalam memberi-kan nilai kedua mengetahui langkahlangkah dalam
untuk produk guru memberikan nilai dengan membuat topeng kertas dan yang ketiga harus
melihat 4 aspek yaitu, keindahan, ke-bersihan, dapat membuat topeng kertas. Guru meminta
kerapian dan ketepatan gambar yang terdapat siswa untuk melihat gambar di papan tulis dan
pada karya peserta didik. bertanya “kelihatan tidak?” serentak semuanya
men-jawab “kelihatan” ada bermacam-macam
128 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

topeng nusantara. Peserta didik diberikan tugas gambarnya. Sebelum membuat gambar pada
untuk membaca kertas yang berisikan teks kertas, lipatlah kertas menjadi dua sehingga
bacaan menjadi sama rata. Setelah kertas terlipat
“Mengenal dan Membuat Topeng”. menjadi dua gambarlah tokoh yang ingin
Agar lebih terdengar oleh peserta didik digambar. Gambar tokoh yang di-buat lebih
yang lain, guru menunjuk salah satu peserta besar disesuaikan dengan wajah yang akan
didik untuk membaca teks tersebut dan guru memakai topeng tersebut. Buatlah wajah tokoh,
memperingatkan peserta didik lain-nya untuk mata , hidung dan mulut.
memperhatikan. Setelah peserta didik selesai Gambar yang telah dibuat pertebal atau
membaca teks “ Mengenal dan Membuat tekan menggunakan pensil agar terjiplak pada
Topeng” guru bertanya” apa itu topeng?”, ada kertas sebelahnya. Banyak peserta didik yang
salah satu peserta didik yang menjawab “ berjalan-jalan melihat temanya, karena bingung
topeng adalah salah satu ragam gambar dalam membuat wajah topeng. Guru
berbentuk yang termasuk salah satu unsur seni menenangkan kelas dengan meminta siswa
rupa nusantara”. Ada juga yang menjawab untuk duduk ditempatnya masing-masing dan
topeng adalah “tiruan wajah” lalu guru kembali menjelaskan cara membuat gambar
memperjelas jawaban-jawaban dari pe-serta wajah topeng. Langkah selanjutnya, gambar
didik “bahwa topeng adalah sebuah tiru-an yang sudah jadi digunting dan beri lubang pada
wajah seorang tokoh” lalu guru bertanya bagian mata dan hidung topeng. Saat guru
kembali “ tiruan wajah siapa?” dengan sedang mencontohkan cara men gunting
semangat semua peserta didik menjawab tokoh gambar banyak peserta didik yang maju ke
penari, tokoh wayang. Topeng adalah tiruan depan untuk menunjukkan hasil gambar wajah
wajah dengan karakter tertentu misal-nya topeng mereka dan ada juga yang meminta
topeng dengan karakter penari. Tokoh dalam untuk diguntingkan.
topeng dapat berupa apa saja seperti tokoh Setelah gambar digunting gambar diberi
pahlawan. Guru bertanya kembali ”pernahkah warna sesuai dengan selera dan hiasan.
kalian melihat topeng?” serentak peserta didik Kemudian tempelkan gambar topeng yang
menjawab “pernah”, “topeng apa?” ada sudah diberi warna di atas kertas karton dan
berbaLgai jawaban, ada yang men-jawab gunting kembali. Langkah yang terakhir
topeng wayang, topeng barong sai, dan topeng menaruh tali untuk dikaitkan di telinga. Pada
reog. Selanjutnya topeng terdapat di berbagai kegiatan akhir guru meminta peserta didik
kota, guru bertanya “kota mana saja?” terdapat untuk mengumpulkan gambar topeng yang
banyak sekali jawaban dari peserta didik, ada sudah jadi. Setelah semua mengumpulkan, guru
yang menjawab Jawa, Bali, Jogja. menyampaikan bahwa pembelajaran
Guru menyimpulkan semua jawaban dari selanjutnya adalah pembelajaran Bahasa
peserta didik, bahwa topeng terdapat di Indonesia dan untuk pembelajaran SBK minggu
berbagai kota seperti kota Jawa, bali, Jogja dan depan adalah menggambar ilustrasi manusia
di kota-kota lainny. Guru melanjutkan materi dan kehidupannya.
berikutnya yaitu membuat sebuah topeng. Penilaian hasil belajar yang dilaksanakan
Sebelum membuat topeng harus mengetahui guru telah sesuai dengan pedoman penilaian
peralatan dan langkah-langkah dalam membuat pada rencana pembelajar-an yang sudah dibuat.
sebuah topeng. Peralatnya ada kertas hvs, Guru menilai hasil karya peserta didik dengan
gunting, kertas karton, karet gelang dan krayon melihat aspek-aspek yang tedapat dalam karya
yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. tersebut yaitu, melihat keindahan, kerapian,
Adapun langkah- langkahnya, langkah kebersih-an dan ketepatan gambar. Untuk
pertama rencanakan dahulu tokoh yang akan penilaian pada karya Seni rupa sebaiknya guru
dibuat. Boleh juga membuat tokoh kartun, pilih mengunakan rubrik penilaian. Menurut Susanto
tokoh kartun yang kalian sukai, lalu buatlah (2013:268) dalam penilaian aspek psikomotor
Pembelajaran Seni Rupa, Linda Puspita, Sungkowo Soetopo, Ari Susanti 129

(produk) khususnya karya seni rupa ada dan kedua memperoleh nilai (75). Guru telah
beberapa aspek yang dinilai yaitu, kreativitas melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
dalam membuat karya, warna, teknik dan bahan yang dirancang. Guru memulai pembelajaran
yang terdapat dalam karya seni rupa. Setiap secara sistematis dan sistemik melalui kegiatan
indikator memiliki nilai masing-masing mulai pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
dari 1 untuk indikator “perlu bimbingan”, 2 penutup.
indikator “kurang”, 3 indikator “cukup”, dan 4 Berdasarkan data nilai rata-rata pe-serta
indikator “sangat baik”. Skor yang nantinya didik pada pertemuan pertama 76 dan kedua 79.
masing-masing diperoleh peserta didik Diketahui bahwa pembelajaran SBK
dijumlahkan, lalu dibagi dengan 12 dan dilaksanakan oleh guru telah mencapai nilai
kemudian dikalikan dengan 100 dan hasilnya KKM yang ditetapkan oleh guru.
tersebut merupakan nilai peserta didik untuk Hasil penelitian mengenai pelaksana-an
membuat topeng kertas sedangkan untuk pembelajaran SBK yang dilakukan guru kelas V
menggamabar ilustrasi skor yang diperoleh SD Negeri 262 Plaju menjadi solusi bagi guru
peserta didik di-bagi dengan 8 dan dikalikan selanjutnya dalam merenacakan pembelajaran,
dengan 100. melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi
Dalam hal ini guru tidak mencantum-kan pembelajaran SBK. Kepada peneliti selanjutnya
empat unsur diatas sehingga penilaian yang diharapkan dapat membantu dalam
dilakukan terhadap hasil kerja siswa hanya meningkatkan keterampilan peserta didik
menggunakan aspek penilaian yang terdapat khususnya pada mata pelajaran Seni Rupa.
dalam rencana pembelajaran, hal ini
menunjukkan penilaian yang dibuat guru DAFTAR RUJUKAN
kurang sesuai dengan teori yang ada. Untuk Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta:
pertemuan dan 2. Pada pertemuan 1 dan 2 Rineka Cipta.
peserta didik dinyatakan lulus semua karena
telah mencapai nilai KKM yang ditetapkan oleh Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran.
guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

PENUTUP Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan


Berdasarkan data hasil penelitian dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan dari tiga Herawati, Ida dan Iriaji. 1997. Pendidikan
tahapan pembelajaran, yaitu meliputi tahap Kesenian. Depertemen Pendidikan dan
perencanaan pembelajaran, tahap pe-laksanaan Kebudayaan.
proses pembelajaran, dan tahap evaluasi
pembelajaran. RPP untuk 2 pertemu-an telah
dirancang guru telah termasuk dalam kategori
baik, pada pertemuan pertama nilai yang
diperoleh guru 83 dan pertemuan kedua 85
dengan memuat komponen-komponen RPP
yaitu, Identitas, Standar Kompetensi,
kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
pembelajaran, Materi, Metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan, media/sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan
proses pembelajaran SBK yang dilakukan guru
termasuk dalam kategori baik. Pada
pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertaman
130 JURNAL INOVASI SEKOLAH DASAR, VOLUME 3, NOMOR 2, NOVEMBER 2016

Moleong, Lexy.J. 2014. Metodelogi Pe-nelitian


Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Pamadhi, Hadjar. 2014. Pendidikan Seni di SD.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar &


Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai