http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduart
Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
Learning model development will help teachers to pack a lesson that can attract students in appreciating art. Learning model
that preceded the work activity followed by an appreciation in the fair activities will involve students directly in each learning
activity and can arouse the interest of students . The purpose of this study is to investigate the implementation of learning
models work and presentation of works of illustration through the exhibition class . This research is the development of a
qualitative descriptive analysis . The subjects were Class XI students of SMA Negeri 1 IPS Holy Jekulo . The results consist of
the results of the model validation experts , the results of limited testing , the results of a large -scale test , and the results of
teachers' responses . Results of expert validation study model scores very high so that the learning model developed can be
applied in schools . Limited test results to get a high score , but it needs to be revised in the work aspect illustrations and sheet
appreciation . Test results on a large scale to obtain a very high valuation . Learning model illustration work and presentation
of the work can be implied through the exhibition class at SMAN 1 Holy Jekulo and proven to increase the appreciation of fine
art , because based on the results of research students are more interested in taking lessons after learning model is implemented .
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6625
Gedung B5 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: senirupa@unnes.ac.id
1
Sagita Bunga Aryani / Eduarts: Journal of Arts Education 2 (1) (2013)
2
Sagita Bunga Aryani / Eduarts: Journal of Arts Education 2 (1) (2013)
3
Sagita Bunga Aryani / Eduarts: Journal of Arts Education 2 (1) (2013)
diampu oleh dua guru yaitu Bapak Wiet dengan ukuran, yaitu menggambar mistar
Suwito, S.Pd. dan Bapak Moh. Muchlas, dan menggambar perspektif. Pada jurusan
S.Pd. Keseluruhan siswa di SMA Negeri 1 IPS dan Bahasa lebih bebas, yaitu
Jekulo Kudus berjumlah 1074 siswa. menggambar ilustrasi dan ornamen.
Mata pencaharian orang tua siswa Apresiasi dilaksanakan secara tidak
SMA Negeri 1 Jekulo Kudus, mayoritas langsung, guru memajang karya di ruang
adalah 35% sebagai pedagang, 28% sebagai pembelajaran seni rupa, sehingga secara
petani, 16% sebagai wiraswasta, 15% sebagai tidak langsung siswa mengapresiasi karya.
PNS, dan 6% bekerja di BUMN. Model pembelajaran apresiasi seni
Berdasarkan hasil presentasi mata rupa yang dikembangkan merupakan suatu
pencaharian orang tua siswa berada pada bentuk pembelajaran apresiasi seni rupa
tingkat ekonomi menengah keatas. Namun, yang melibatkan dua aspek kompetensi yang
sebagian besar orang tua siswa bekerja harus tercapai dalam pembelajaran seni rupa
sebagai pedagang dan petani yang sibuk yaitu pembelajaran berkarya diikuti
dengan pekerjaannya untuk menghasilkan pembelajaran apresiasi dalam kegiatan
uang, sehingga kurang memperhatikan pameran. Pada tahapan proses berkarya
pendidikan anak. Hal tersebut selain harus menciptakan karya ilustrasi
mempengaruhi perkembangan kemampuan karikatur yang bertema “Tokoh Politik
kreativitas anak, khususnya pada mata Indonesia” siswa juga harus menuliskan
pelajaran seni rupa. pengalaman yang didapat selama proses
Kreativitas siswa terhambat karena berkarya dalam lembar pengalaman
kurangnya perhatian orang tua terhadap berkarya. Tahapan kedua dalam proses
pelajaran yang mengembangkan kreativitas pembelajaran apresiasi seni rupa, siswa
penuh seperti kesenian. Orang tua siswa membentuk kelompok dan memilih karya
beranggapan mata pelajaran kesenian kurang yang terbaik dalam kelompok untuk
penting sehingga tidak diperioritaskan, salah dipresentasikan dalam pameran. Tahapan
satunya dapat dilihat dari kelengkapan dan terakhir dalam pembelajaran apresiasi seni
kualitas peralatan pada pelajaran kesenian rupa, siswa memajang karya terpilih dalam
khususnya seni rupa. Media yang dibawa ruang pemeran, selanjutnya pembuat karya
siswa untuk menggambar yang terkesan mempresentasikan hasil pengalaman
seadanya, tidak lengkap, dan tidak berkarya dan siswa lain menulis hasil
diperhatikan kualitas media, sehingga apresiasi dalam lembar apresiasi.
berpengaruh pada hasil karya siswa. Hasil pengujian pertama terdiri dari
Pembelajaran seni rupa di SMA validasi pakar model dan hasil uji coba
Negeri 1 Jekulo Kudus dilaksanakan pada terbatas. Hasil penilaian dari Dosen
Kelas XI dan XII dengan alokasi waktu 2 Pembimbing 1 dan Dosen Pembimbing 2
jam pelajaran setiap seminggu sekali. sebagai validator 1 dan validator 2 model
Kurikulum Seni Budaya pada sekolah pembelajaran diperoleh total skor 95 dengan
menengah atas adalah menuntun anak agar rata-rata presentasi 95%. Berdasarkan
memiliki kemampuan berkarya dan presentasi skor yang diperoleh, model
mengapresiasi karya. Namun, seperti yang pembelajaran yang dikembangkan
telah dijelaskan pembelajaran seni rupa dinyatakan layak diaplikasikan dalam
hanya mengacu pada satu kompetensi dasar penelitian tahap pertama. Proses
saja yaitu berkarya. Kelas XI dan XII pada pembelajaran pada uji coba terbatas terbagi
dasarnya diberikan materi yang sama, yang dalam dua tahap kegiatan, yaitu kegiatan
membedakan adalah progam atau jurusan berkarya ilustrasi karikatur dan kegiatan
siswa, sebagai contoh untuk jurusan IPA apresiasi dalam pameran. Pada tahap
diberikan materi tentang menggambar terikat berkarya karikatur siswa menggambar
4
Sagita Bunga Aryani / Eduarts: Journal of Arts Education 2 (1) (2013)
5
Sagita Bunga Aryani / Eduarts: Journal of Arts Education 2 (1) (2013)
diaplikasikan pada uji skala besar. Beberapa untuk dipajang dalam pameran adalah karya
kelemahan model pembelajaran apresiasi milik siswa Subjek Penelitian B-02 d engan
pada uji coba terbatas dan revisi untuk karya Karikatur Gus Dur, Subjek Penelitian
diaplikasikan ke uji skala besar adalah B-16 dengan karya Karikatur B. J. Habibie,
sebagai berikut: pertama, pada proses Subjek Penelitian B-19 dengan karya
berkarya ilustrasi, contoh gambar yang Karikatur Megawati, Subjek Penelitian B-20
digunakan siswa sebagai refrensi dengan karya Karikatur Ir. Soekarno, Subjek
menggambar kurang maksimal, yaitu hanya Penelitian B-21 dengan karya Karikatur
satu contoh gambar untuk seluruh siswa. Boediono, Subjek Penelitian B-23 dengan
Kedua, tema yang digunakan sudah sesuai, karya Karikatur Moh. Hatta, Subjek
tetapi jumlah objek masih kurang. Ketiga, Penelitian B-24 dengan karya Karikatur
pada tahap persiapan pameran, karya yang Jusuf Kalla, dan Subjek Penelitian B-25
dipilih pada uji coba terbatas hanya satu, dengan karya Karikatur Susilo Bambang
selain itu pengemasan karya juga kurang Yudhoyono.
menarik, hal tersebut mengakibatkan Setelah karya yang akan dipajang
kurangnya minat siswa untuk melaksnakan dalam pameran ditentukan, delapan karya
pameran. Keempat, pada lembar apresiasi uji dari masing-masing kelompok kemudian
coba terbatas, aspek apresiasi yang dipilih difigura, figura dibuat oleh kelompok dengan
terlalu umum dan kurang spesifik, hal menggunakan media kertas karton, kertas
tersebut akan berpengaruh pada proses emboss, dan mika, serta peralatan gunting,
analisis hasil apresiasi dan harus lem, dan doubletip. Figura karya bertujuan
dikembangkan dalam beberapa aspek yang agar karya lebih bagus dan menarik untuk
lebih kompleks dan spesifik akan diapresiasi. Setelah proses figura karya
memudahkan penilaian tingkat apresiasi selesai, kegiatan pembelajaran dilanjutkan
siswa. Hasil revisi pada uji coba terbatas dengan pembuatan laporan pengalaman
diaplikasikan pada penelitian tahap berkarya oleh masing-masing siswa yang
selanjutnya, yaitu uji skala besar. karyanya terpilih dibantu dengan anggota
Pada tahap kedua terbagi menjadi uji kelompok. Laporan pengalaman berkarya
skala besar dan tanggapan guru terhadap pada uji skala besar berisi tentang nama
model pembelajaran. Proses pembelajaran siswa, judul karya, fungsi karya, teknik, alat,
pada uji skala besar juga terbagi dalam dua bahan, tahapan proses berkarya, dan
tahap kegiatan, yaitu kegiatan berkarya kesulitan dalam proses berkarya.
ilustrasi karikatur dan kegiatan apresiasi Proses apresiasi karya dalam pameran
dalam pameran. Pada tahap berkarya dilakukan dengan metode kelompok, siswa
karikatur siswa menggambar karikatur dari Kelas XI IPS 3 yang berjumlah 33
dengan tema “Tokoh Politik Indonesia” dibagi menjadi delapan kelompok
pada kertas A4 dan bahan cat air. Karya berdasarkan nomor urut siswa. Hasil
ilustrasi yang dipilih delapan karya untuk apresiasi karya dituliskan pada lembar
dipajang dan diapresiasi dalam pameran. apresiasi berdasarkan aspek apresiasi yang
Pembelajaran dilanjutkan dengan telah direvisi. Pengisian lembar apresiasi
kegiatan menentukan karya yang akan diarahkan dan dibimbing oleh guru, hal
dipajang dalam pameran oleh masing- tersebut dilakukan agar siswa tidak
masing kelompok dan mempersiapkan kebingungan pada saat mengisi lembar
pameran. Masing-masing kelompok apresiasi, selain itu bertujuan agar jawaban
menentukan satu karya yang akan dipajang siswa tidak keluar jauh dari lingkup aspek
dengan diarahkan dan didampingi oleh guru apresiasi, sehingga memudahkan guru dan
serta peneliti, untuk mengurangi peneliti pada saat menganalisis hasil
subjektivitas. Karya-karya yang terpilih apresiasi siswa. Guru menjelaskan pengisian
6
Sagita Bunga Aryani / Eduarts: Journal of Arts Education 2 (1) (2013)
7
Sagita Bunga Aryani / Eduarts: Journal of Arts Education 2 (1) (2013)