adalah berkreasi seni kriya terapan. Banyak hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru seni
rupa agar siswanya dapat berkreasi seni kriya terapan dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran
yang diharapkan dapat tercapai.
Guru mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang berat dalam mengantarkan siswasiswanya melalui proses pembelajaran untuk mendapatkan pengalaman baru. Menjadi suatu
keharusan bagi setiap guru untuk kreatif menggali cara-cara yang dapat mendorong siswa untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Seorang guru yang memiliki persiapan yang dirancang dengan
matang, akan mempermudah dalam pencapaian prestasi belajar yang diinginkan.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran seni rupa siswa diharapkan mampu berkreativitas
karya seni rupa. Salah satu langkah pelaksanaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran seni rupa adalah melalui berkreativitas seni kriya terapan dengan
memanfaatkan limbah benda alam.
1.2
Identifikasi Masalah
Meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam berkreativitas seni kriya terapan tidaklah
mudah. Berkreativitas dengan menggunakan media tertentu hanya akan membatasi kreasi siswa
b.
Seni kriya terapan : karya seni rupa yang dibuat dengan keahlian/keterampilan tangan yang
dapat dipakai untuk kepentingan sehari-hari.
c.
Limbah Benda Alam : sisa proses produksi dari benda-benda alam yang tidak terpakai atau
bagian dari benda-benda alam yang yang terbuang.
kriya terapan dengan memanfaatkan limbah benda alam, sebagai media untuk mengembangkan
gagasan-gagasan siswa di dalam mengekspresikan suatu bentuk seni kriya terapan. Selain itu,
karya tulis ini juga dibatasi dengan asumsi-asumsi bahwa data-data yang digunakan benar
adanya dan metode yang digunakan dianggap memadai.
Dari latar belakang permasalahan yang telah diulas di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1.
Apakah kesungguhan berkreativitas seni kriya terapan dengan memanfaatkan limbah benda
alam mengalami peningkatan?
2. Apakah melalui penugasan membuat karya seni kriya terapan dengan memanfaatkan limbah
benda alam, siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan untuk berkreativitas?
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan ini adalah:
1.
Untuk mengetahui kesungguhan siswa dalam berkreativitas seni kriya terapan dengan
memanfaatkan limbah benda alam.
2.
Untuk mengetahui perkembangan kreativitas siswa di dalam berolah seni kriya terapan
dengan memanfaatkan limbah benda alam.
3.
Untuk menginformasikan kepada guru sebagai pendidik dan pengajar agar selalu berupaya
untuk mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran dengan berinteraksi langsung
dengan alam.
1.5
1.
Siswa mudah mendapatkan media kriya, hemat biaya dan menjadi lebih kreatif
mengembangkan bentuk-bentuk seni kriya terapan.
Oleh :
E. RUSKANDA
NIP. 1963050319987031005
KABUPATEN SUKABUMI
DINAS PENDIDIKAN
SMPN 1 Warungkiara Jln Raya Warungkiara KM 31 Warungkiara Sukabumi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT berkenaan dengan telah selesainya
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ) ini tidak sedikit dukungan , dorongan , arahan serta bimbingan yang
penulis terima dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis menghaturkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1. Drs. Gunawan M.M.Pd Kepala SMPN 1 Warungkiara atas segala dorongan , bimbingan
serta
motivasi
dan
kepercayaan
yang
diberikan
kepada
penulis.
2. Rekan rekan guru berikut staf dan karyawan SMPN 1 Warungkiara
yang telah
Tahun
Ajaran 2014 - 2015 , atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
4. Kakak , istri serta anak tercinta , atas segala doa serta dukungan semangat yang
dijalin dan tak pernah putus bagi penulis
5. Dan kepada semua pihak yang telah membantu serta memberikan dukungannya
kepada penulis.
Penulis hanya dapat mendoakan agar apa yang telah diberikan kepada penulis akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT , amien, Harapan penulis semoga hasil Penetian
Tindakan Kelas ( PTK ) ini dapat bermanfaat bagi para guru , utamanya guru mata
pelajaran seni budaya khususnya seni rupa. Dan lebih luas lagi bagi dunia pendidikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam dunia pendidikan dikenal adanya beberapa media pengajaran. Media pengajaran
yang dimaksud mempunyai tujuan akhir yakni guna mencapai peningkatan dalam proses belajar
mengajar. Dunia pendidikan menempatkan para pendidik ( guru ) di dalam pemilihan media
pengajaran. Dan adanya pemilihan media pengajaran diharapkan akan mencapai hasil yang
maksimal dari kegiatan belajar mengajar.
Ada beberapa media pengajaran yang dapat diimplementasikan pada proses
pembelajaran. Termasuk media pengajaran objek nyata. Berkaitan dengan media pengajaran
objek nyata , Burhan Nurgiyantoro ( 1988 ) berpendapat bahwa media ini berupa objek objek
nyata dalam arti dapat diindera dengan seluruh panca indera. Media ini dapat berupa benda yang
senyatanya, tiruan, atau spesimen.
Mata pelajaran Seni Budaya , khususnya seni rupa menuntut adanya kegiatan
pembelajaran
yang
bersifat
praktek
dengan
penilaian
secara
psikomotor.
Sedangkan pelaksanaan media pengajaran ini dapat dilakukan di dalam ruangan ( in door )
maupun di luar ruangan ( out door ). Dari kedua ruangan ini didapatkan perbedaan hasil akhir
olah kreatifitas yang di tentukan oleh skor penilaian. Namun pada kenyataannya penilaian
dengan media pengajaran objek nyata sangat jarang dilakukan oleh guru mata pelajaran seni
budaya , khususnya seni rupa. Dengan dalih akan menambah beban tugas dan membuang waktu.
Guna mencapai hasil olah kreatifitas yang maksimal , maka guru dituntut agar lebih tepat dalam
menentukan media pengajaran.
Namun hal yang tak kalah penting juga adalah dikuasai atau tidaknya materi pelajaran
tersebut. Dengan kata lain sebagai guru , ternyata ada tuntutan baginya untuk berolah kreatifitas
secara langsung dihadapan siswa.
Secara umum banyak siswa mengalami kesulitan untuk berolah kreatifitas pada
menggambar bentuk. Kesulitan umum yang terjadi antara lain :
bentuk objek yang digambar tidak tepat seperti objek gambar sebenarnya.
proporsi objek yang digambar tidak tepat , terkadang kesan yang ditimbulkan terlalu
pendek atau terlalu tinggi , terlalu kurus atau terlalu gemuk.
karakter objek yang digambar sulit membedakan bahan dasar objek gambar
sebenarnya. Karakter objek yang berbahan dasar plastik , kadang terkesan seperti
berbahan dasar tanah liat.
Dengan kata lain permasalahan yang ada saat olah kreatifitas menggambar bentuk
adalah :
penentuan karakter objek gambar masih belum dapat mewakili bentuk sesungguhnya.
Menyikapi gejala tersebut diatas , maka penulis melakukan penelitian dengan judul
Implementasi media pengajaran objek nyata yang dilaksanakan di dalam ruangan dengan di luar
ruangan terhadap peningkatan olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk
Daya pengamatan objek gambar merupakan unsur terpenting dalam proses olah
kreatifitas menggambar bentuk. Namun hal ini sering sekali diabaikan dalam proses
pembelajaran , utamanya bagi menggambar bentuk.
Analisis masalah yang ditentukan pada penelitian ini bersumber dari permasalahan yang
ada. Karenanya pada penelitian ini , penulis mengacu pada implementasi media pengajaran.
Harapan yang ingin dicapai adalah peningkatan skor ( nilai ) siswa dalam menggambar bentuk
yang
dilaksanakan
di
dalam
ruangan
dengan
di
luar
ruangan.
hasil akhir olah kreatifitas siswa yang ditetapkan dengan penskoran pada pelaksanaan
media pengajaran objek nyata di dalam ruangan ( in door ) terhadap materi menggambar
bentuk.
Hasil akhir olah kreatifitas siswa yang ditetapkan dengan penskoran pada pelaksanaan
media pengajaran objek nyata di luar ruangan ( out door ) terhadap materi menggambar
bentuk.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Kesulitan umum seperti tersebut diatas , oleh penulis dijadikan identifikasi masalah , dengan
bersandar pada pelaksanaan di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Yang menjadi identifikasi
masalah pada penelitian ini adalah :
a. Bagaimanakah hasil akhir olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk yang
dilaksanakan di dalam ruangan dengan media pengajaran objek nyata ?
b. Bagaimanakah hasil akhir olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk yang
dilaksanakan di luar ruangan dengan media pengajaran objek nyata ?
c. Adakah peningkatan hasil akhir olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk yang
dilaksanakan di dalam ruangan dengan di luar ruangan ?
3. PERUMUSAN MASALAH
Adanya Latar Belakang Masalah , Identifikasi Masalah mendasari Perumusan Masalah.
Perumusan Masalah merupakan batasan mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti.
Pada penelitian ini , rumusan masalah yang dajukan penulis adalah sebagai berikut :
a. Apakah ada peningkatan olah kreatifitas siswa pada menggambar bentuk dengan media
pengajaran objek nyata yang dilaksanakan di luar ruangan ( out door ) ?
b. Sejauh mana peningkatan itu ?
4. KEGUNAAN PENELITIAN
Dari hasil yang diperoleh maka akan dilaksanakan penskoran guna menetapkan hasil akhir
dari penelitian ini. Secara awal dapat dirumuskan manfaat penelitian ini adalah :
a. Guna mendapatkan perhitungan skor yang pasti dari pelaksanaan olah kreatifitas siswa
pada
menggambar
bentuk
yang
dilaksanakan
d. Sebagai acuan guna menetapkan kendala yang ada serta bagaimana mengatasi kendala
tersebut.
e. Bagi
siswa
akan
lebih
terbiasa
bersosialisasi
dengan
alam
sekitar.
f. Memperkecil tingkat kejenuhan siswa dalam berolah kreatifitas , utamanya di bidang seni
rupa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.
Salah satu kunci keberhasilan proses belajar mengajar adalah ketepatan dalam memilih media
pengajaran. Karena dengan pemilihan media pengajaran yang tepat akan memperoleh hasil yang
maksimal. Menurut Burhan Nurgiyantoro ( 1988 ) penggunaan media pengajaran terutama
dimaksudkan untuk meningkatkan penyerapan arus informasi yang disampaikan ( oleh guru ) di
kalangan si belajar. Dengan demikian , dengan pemanfaatan media itu diharapkan dapat lebih
menunjang tercapainya tujuan yang diharapkan. Penggunaan media , di lain pihak, juga dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar lebih baik.Jadi jelaslah bahwa fungsi media
pengajaran sebagai upaya peningkatan daya serap arus informasi bagi siswa selaku peserta didik
serta guna meningkatkan motivasi agar belajar lebih baik.
Pada dasarnya ada beberapa ragam media pendidikan yang dapat dipilih oleh guru guna
mencapai keberhasilan proses belajar mengajar. Penulis mengambil ragam pendidikan objek
nyata. Yang menurut Burhan Nurgiyantoro ( 1988 ) media ini berupa objek objek nyata dalam
arti dapat diindera. Media ini dapat berupa media yang senyatanya , tiruan , atau spesimen.
Hasil akhir olah kreatifitas siswa merupakan penilaian psikomotor. Karena segala pencapaiannya
sangat ditentukan oleh ketrampilan siswa itu sendiri. Menurut Singer ( 1972 ) bahwa mata
pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih berorientasi pada
gerakan dan menekankan pada reaksi reaksi fisik dan ketrampilan tangan. Ketrampilan itu
sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas
tertentu.
Yang harus diperhatikan juga adalah pencapaian hasil akhir olah kreatifitas siswa dalam
menggambar bentuk tidak dapat dilepaskan dari 3 ( tiga ) komponen penting yakni : pelaksanaan
metode pengajaran yang tepat , penyediaan media pengajaran yang bersifat menunjang serta alat
belajar yang memadai bagi siswa.
disediakan , mengingat kurikulum yang digunakan harus dikembangkan. Selain itu dengan
dilaksanakan dan disediakannya ketiga komponen tersebut dapat dijadikan kiat guna
memperkecil
kegagalan
yang
sering
dihadapi
dalam
proses
belajar
mengajar.
Tugas guru selaku pendidik di sekolah bagi mata pelajaran seni budaya tidak boleh menghambat
apalagi menghalangi ekspresi siswa.
Menurut Waspada ( 1991 ) guru seni sebagai anggota dan sebagai orang yang telah
memilki banyak pengalaman tidak boleh menekankan / memaksa idenya , semua kegiatan
hendaknya dipergunakan sebagai alat untuk menstimulasi pertumbuhan melalui pengalaman
pengalaman
menyusun
memilih
menilai
dan
lain
lain.
Lebih lanjut menurut MY Ning Yuliastuti ( 1992 ) tujuan pendidikan seni rupa adalah :
a. Mengembangkan sensitivitas dan kreatifitas.
b.
Menggambar Bentuk
Menggambar Bentuk Merupakan salah satu materi yang harus diajarkan kepada siswa.
Menggambar bentuk merupakan bagisan dari mata pelajaran pendidikan seni rupa yang
termasuk jenis mata pelajaran praktek.
Yang dimaksud dengan menggambar bentuk adalah upaya berkarya melalui menggambar
dengan menggunakan objek atau model benda , secara pengamatan langsung dalam
pendekatan realistis.
Objek atau model benda adalah benda benda yang tidak bernyawa ( still life ).
Lebih rinci , Veri Apriyatno ( 2004 ) menjelaskan bahwa metode belajar menggambar
dengan cara melihat objek bendanya secara langsung lebih efektif jika dibandingkan
dengan hanya mengandalkan memori dan imajinasi. Hal ini karena kita secara langsung
merasakan keberadaan benda benda tersebut dan bisa menggambarkan karakter dan
proporsinya secara benar.
3.
praktek maka penilaiannya beraspek psikomotor , utamanya pada saat proses kegiatan unjuk
karya serta hasil akhirnya.
4.
pengukuran tingkat hasil belajar siswa yang beraspek psikomotor. Yang pertama perlu adanya
soal , dapat berupa lembar kerja , lembar tugas , perintah kerja , lembar eksperimen. Sedangkan
untuk mengamati unjuk karya siswa selaku peserta didik dapat menggunakan lembar observasi
ataupun portofolio. Kesemuanya ini berfungsi guna mengetahui peningkatan kreatifitas siswa
secara berkesinambungan.
5.
dilakukan
sampai
dengan
dua
kali
siklus.
selaku peserta didik. Para siswa diberikan tugas mengamati objek nyata , dari hasil pengamatan
tersebut dilanjutkan pada olah kreatifitas berupa menggambar bentuk berdasarkan objek nyata
dan hasil pengamatan. Selama proses penugasan , penulis mengamati langsung kegiatan unjuk
karya siswa dengan tujuan untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh para siswa. Hal ini
dilakukan di dalam ruangan ( in door ) dengan di luar ruangan ( out door ) secara
berkesinambungan. Setelah proses olah kreatifitas siswa selesai , maka penulis mengadakan
penilaian
penskoran
dari
masing
masing
siswa
pada
setiap
siklusnya.