Makalah Agama Kelompok 3 KLS B
Makalah Agama Kelompok 3 KLS B
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama
Islam yang diampu oleh :
Bapak Rudy Irawan, M.Pd.I
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Hakikat dan Martabat Manusia Menurut Ajaran Islam ............................................................... 2
a. Hakikat Manusia ..................................................................................................................... 2
b. Martabat Manusia ................................................................................................................... 9
B. Tanggung Jawab Manusia ......................................................................................................... 15
a. Sebutan Manusia dalam Al-Qur’an....................................................................................... 15
b. Hak dan Kewajiban Manusia ................................................................................................ 16
c. Beberapa Tinjauan Tentang Status dan Peran Manusia ......................................................... 17
d. Manusia Sebagai Khalifah .................................................................................................... 19
BAB III ................................................................................................................................................. 20
PENUTUP ............................................................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 20
B. Saran ……………………………………………………………………………………………………………………………………20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang pagar
sempurna Diciptakan dari sari pati tanah yang kemudian menjadi kacang
alaqah dan mudah hingga akhirnya menjadi wujud yang sekarang ini. Salah
satu kesempurnaan manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain adalah
adanya akal dan bernafsu. Dua hal inilah yang membuat manusia dapat
berpikir bertanggung jawab jawab, serta memilih jalan hidup, kelebihan-
kelebihan ini seperti yang jelas pada (Q.S AI-Isra: 70).
Selain itu, ada kelebihan lain yang dimiliki oleh manusia sehingga
membuat manusia berbeda dari sesama manusia, yaitu hati. Jika hati
manusia itu kotor, derajatnya tentu akan sangat rendah di mata Allah SWT
Namun sebaliknya jika dia bersih dari segala perbuatanyang kotor tentu
derajatnya akan ditinggikan oleh Allah SWT. Sebagai makhluk Allah SWT
tentu manusia selain memiliki hak juga memiliki kewajiban. Kewajiban
yang utama adalah beribadah pada Allah SWT yang merupakan tugas
pokok dalam kehidupan manusia hingga apapun yang dilakukan manusia
harus sesuai dengan perintah Allah SWT. Adapun tanggung jawab manusia
diciptakan oleh Allah SWT di dunia Sayani adalah sebagai khalifatullah
dan sebagai abdi/ hamba Allah SWT.
B. Rumusan Masalah
1. Apa sebetulnya hakikat manusia menurut ajaran islam ?
2. Bagaimana martabat manusia menurut ajaran islam ?
3. Bagaimana tanggung jawab manusia menurut ajaran islam ?
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat manusia menurut ajaran islam
2. Mengetahui martabat manusia menurut ajaran islam
3. Mengetahui tanggung jawab manusia menurut agama islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Q.S. Ali-Imran (3) : 190-191, menjelaskan:
3
Zat yang bersifat lahir dan gaib itu menentukan postur manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna. Manusia mempunyai anggota badan, khususnya
otak dan jantung yang berfungsi sebagai khususnya otak dan jantung yang berfungsi
sebagai mekanisme biologi, yaitu seperangkat subsistem di dalam sistem tubuh
manusia untuk menunjukkan keberadaannya (eksistensinya).
Dalam kaitan ini kita dapat memahami firman Allah surat Al-Mu'min
(40) : 35 di bawah ini.
Kedua mekanisme yang terdapat pada manusia, yaitu mekanisme biologi yang
berpusat pada jantung (sebagai pusat hidup) mekanisme kejiwaan yang berpusat
pada otak (otak sebagai lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidupan).
4
Gambaran bahwa manusia merupakan makhluk yang sempurna,mungkin dapat
dilihat dari kemampuannya untuk menentukan tujuan hidup. Tujuan hidup itu
berdasarkan satu tata nilai yang memberikan corak pada seluruh kehidupan manusia
yang terdiri dari proses mengetahui, mengalami, memikirkan, merasakan, dan
membentuk sikap tertentu yang akhirnya tersusun pada suatu pola perilaku yang
dapat menghasilkan karya manusia, baik yang bersifat fisik maupun bersifat non
fisik. Tinggi rendahnya derajat kemampuan, sempit luasnya cakupan tergantung
pada kapasitas otak (Q.S. Al-Mu'min. (40) : 35), melalui pusat susunan syaraf
(terletak pada sumsum tulang belakang) sehingga memungkinkan seluruh anggota
badan berfungsi dalam rangka pencapaian cita-cita. Cita-cita tersebut sering kali
diistilahkan dengan akhlakul karimah atau perilaku yang baik.
5
keengganan pada yang negatif tergantung pada masukan berupa informasi sebagai
perbendaharaan yang dapat diolah di dalam kedua wawasan tersebut di atas.
Dengan rumusan seperti tersebut di atas, tergambar bahwa alam semesta betul-
betul merupakan sumber dan alat bantu demi berlangsungnya kehidupan manusia
yang tidak menyesatkan. Dengan perkataan lain, ilmu merupakan pedoman untuk
meningkatkan kualitas hidup atau secara umum untuk meningkatkan kualitas
budaya manusia.
Sekarang kita melihat adanya dua macam ilmu. Pertama, ilmu yangdirumuskan
oleh para ahli yang mempunyai kemungkinan perubahan (tidak mutlak).
Kedua, ilmu Tuhan yang bersifat mutlak seperti halnya ad-Diin. Hakikatnya “ilmu”
dan ''agama'' merupakan pedoman hidup bagi manusia, seperti dua muka dari satu
mata uang. Bahwa kedua-keduanya merupakan pranata nilai dan norma yang harus
dilaksanakan oleh manusia.
Kesimpulan lain yang dapat ditarik dari uraian di atas, bahwa pola pikir, pola
perilaku serta hasilnya bersumber pada sistem nilai dan hukum Allah (baik tertulis
maupun tidak), seperti Agama dan Al-Kauni yang membentuk budaya manusia
semestinya yang disebut akhlakul karimah.
Dalam konteks inilah penjelasan Allah dalam surat Ali-Imran (3), ayat
19 di muka dapat kita pahami sebagai sebuah penegasan yang pasti tentang
penciptaan Allah terhadap makhluk-Nya. Jadi; jangan mencari pedoman
hidup yang lain selain Islam.
8
merujuk kepada ajaran agamanya sehingga dapat melakukan penyerahan
diri sepenuhnya mencapai keridlaan Allah''.
3. Untuk dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah (khalifah)
seperti tersebut di atas, Allah memberikan manusia suatu pedoman hidup
yang terdiri dari sistem nilai dan norma, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis, yang disebut Syari'ah.
4. Meskipun manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna
(makhluk yang diperlengkapi dengan bagian-bagian fisiologis yang
memungkinkan untuk bisa berpikir, merasa, bersikap, dan berbuat),
ternyata mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan tidak
adanya keseimbangan antara wawasan. Dalam proses membedakan yang
baik dan yang buruk manusia dibimbing oleh petunjuk Allah melalui
para rasul dengan menjelaskan pedoman tersebut dan mengajarkan
umatnya untuk melaksanakannya.
5. Dengan demikian dipandang dari proses kerasulan dan misinya sebagai
pembawa risalah Allah di muka bumi, maka misi ajaran yang dibawa
para rasul merupakan pedoman hidup, disebut Diinul Islam.
6. Akhirnya diutus contoh, dan melaksanakan Islam bagi umatnya dalam s
diutus Nabi Muhammad SAW. untuk membimbing, memberi atu masyarakat
memberi yang terorganisasikan di bawah suatu imamah yang berpusat pada
diri Nabi Muhammad SAW.
b. Martabat Manusia
Manusia dalam pandangan paham materialisme adalah kumpulan daging, urat,
tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Mereka hanya mempercayai adanya
benda-benda yang dapat diraba. Oleh karena itu, dalam anggapan mereka, tidak ada
keistimewaan manusia dibanding dengan makhluk lain yang hidup di muka bumi
ini. Bahkan paham ini memasukkan manusia ke dalam bangsa kera, yang setelah
melalui masa panjang, berevolusi menjadi manusia sebagaimana kita lihat sekarang
9
ini. Inilah teori evolusi atau teori kondensasi, bahwa hayat berasal dari jenis hewan
dan sepertiga juta jenis tanaman.
Dalam Q.S. Al-Jaatsiyah (45) : 24; Allah SWT mengecam/mengkritik dengan keras
paham materialisme ini.
10
2. Timbulnya Ilmu Pengetahuan
Lahirnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhan-kebutuhan manusia yang
berkemauan hidup berbahagia. Dalam hal ini memang telah menjadi Qudrat dan
Iradah Tuhan, bahwa manusia dapat memikirkan sesuatu kebutuhan hidup untuk
mempertahankan dan mengembangkan generasinya.
Adapun ayat-ayat al-Quran yang menyuruh berpikir, antara lain Q.S.Yunus
(10):101:
Dari hasil pemikiran manusia itu, maka lahirlah beberapa ilmu pengetahuan antara
lain: Ilmu Pertanian, Perikanan, Humaniora, Kesehatan, Hukum, Sosial, Bahasa,
Matematika, Alam, Teknologi.
11
kekuasaan Penciptanya. Mempelajari ilmu alam itu tasbih (memuji Tuhan) tapi
bukan ucapan, melainkan tasbih berupa alam dan menolong bekerja. Pengetahuan
ini bukan mengatakan mustahil akan memperoleh sebab yang pertama, yaitu Allah.
Seorang ahli pengetahuan yang melihat setitik air, lalu dia mengetahuinya bahwa
air itu tersusun dari oksigen dan hidrogen dengan perbandingan tertentu, dan kalau
sekiranya perbandingan itu berubah, niscaya air itu akan berubah pula menjadi
sesuatu yang bukan air. Maka dengan itu dia akan meyakini kebesaran Pencipta,
kekuasaan dan kebijaksanaannya. Sebaliknya orang yang bukan ahli dalam ilmu
alam, akan melihatnya tidak lebih dari setitik air".
a. Hak Tuhan
• Petama, yang penting ialah mengimani dan tidak menyekutukan-Nya.
• Kedua, kita harus menerima petunjuk-Nya.
• Ketiga, kita harus menaati-Nya yang dinyatakan dengan ketundukkan
pada hukum-Nya.
• Keempat, kita harus menyembah-Nya sebagaimana dijelaskan dalam al-
Quran surat Adz-Dzaariyaat (51) : 56:
12
b. Hak terhadap diri sendiri
Hak terhadap diri sendiri ialah hak pribadi seseorang yang meliputi hak
jasmani dan rohani. Hak jasmani ialah suatu kebutuhan dari jasmani, seperti
makan dan minum. Islam mengajarkan, bahwa dalam makan dan minum
hendaknya yang halal dan baik (halaalan thaiba). Hak rohani ialah suatu
kebutuhan rohani seperti perasaan aman, dan ketenangan batin. Islam
mengajarkan untuk memperoleh ketenangan (batin) dengan cara beriman dan
bertakwa serta berserah diri kepada Allah.
13
Kemudian dijelaskan pula dalam: Q.S. Al-An'aam (6) : 165; berbunyi:
14
B. Tanggung Jawab Manusia
a. Sebutan Manusia dalam Al-Qur’an
Ada tiga kata dalam al-Quran yang biasa diartikan sebagai manusia, yaitu al-basyar,
an-nas, al-insan, Istilah yang dipergunakan berbeda-beda itu mengandung arti yang
berbeda-beda pula.
1. Basyar
Basyar adalah gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan
sesuatu, berjalan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam
pengertian ini terdapat dalam Al-Quran sebanyak 35 kali di berbagai surat. Dari
pengertian-pengertian tersebut, 25 kali di antaranya berbicara tentang "kemanusiaan"
para rasul dan nabi, 13 ayat diantaranya menggambarkan polemik para rasul dan nabi
dengan orang-orang kafir. Sejumlah ayat yang mengandung pengakuan bahwa memang
rasul-rasul itu adalah manusia yang sama seperti manusia-manusia lainnya.
2. A n-Naas
Sebutan an-Nas di dalam al-Quran terdapat sebanyak 240 kali dengan
keterangan yang jelas menunjukkan pada korps atau kumpulan, yaitu seluruh umat
manusia sebagai keturunan Nabi Adam AS. Misalnya, yang terdapat dalam Surat Al-
Hujuraat (49): 13.
15
3. Insan dan Al-Ins
Manusia juga sering disebut al-ins atau al-insan. Kedua kata tersebut dalam
pengertian bahasa merupakan lawan dari binatang liar. Kata al-ins senantiasa
dipertentangkan dengan kata al-jinn, yakni sejenis makhluk yang hidup di luar alam
manusia. Sedangkan kata al-insan mengandung pengertian makhluk mukallaf (ciptaan
Tuhan yang dibebani tanggung jawab), pengemban amanah dan khalifah Allah di atas
bumi. Dalam ayat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW, yaitu
surat Al-Alaq, terdapat tiga kali menyebutkan al-insan, yaitu:
(1) Yang menceritakan bahwa manusia itu diciptakan dari (segumpal darah).
(2) Manusia dikatakan memiliki keistimewaan, yaitu ilmu.
(3) Allah SWT menggambarkan bahwa manusia dengan segala keistimewaannya telah
melampaui batas karena telah merasa puas dengan yang ia punyai.
16
kadang- kadang dengan istilah turab (tanah gemuk atau soil) thin (lempung) atau
saripati lempung (minsulalatin min thin).
QS Al-Mu‟minuun (23):12-16.
17
c. Aktivitas yang sedang berlangsung yaitu aktivitas individu yang sedang dalam
keadaan mencapai tujuan.
d. Respons atau reaksi.
Dalam merealisasikan peran yang hendak dilakukan oleh seorang khalifah, ada
beberapa hal yang perlu ditempuh yaitu:
a. Memahami nilai
b. Pengembangan nilai
c. Membudayakan nilai-nilai Ilahiah
Sebagai penyempurnaan nikmat Tuhan kepada makhluknya, dianugerahkanlah kepada
manusia petunjuk-petunjuk yang disesuaikan dengan hakikat itu, serta disesuaikan pula
dengan fungsinya selaku khalifah di dunia ini. Petunjuk tersebut pada pokoknya terbagi
dua bagian:
(1) Petunjuk yang bersifat permanen dan terperinci yang tidak membutuhkan campur
tangan pemikiran manusia untuk pengaturannya dan tidak mengalami perubahan
dalam kondisi dan situasi apa pun.
18
(2) Petunjuk yang bersifat global atau umum dan dalam hal ini manusia berwewenang
untuk memikirkannya sesuai dengan kondisi masyarakat dan sesuai pula dengan
jiwa dari petunjuk yang bersifat umum tersebut.
Kekhalifahan mempunyai tiga unsur yang saling berkaitan. Arti kekhalifahan dalam
pandangan al-Quran adalah sebagai berikut :
1. Manusia yang dalam hal ini dinamai khalifah.
2. Alam raya, yang ditunjuk oleh-Nya sebagai ardl.
3. Hubungan antara manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk dengan manusia.
Menurut kodratnya, manusia adalah makhluk yang paling mulia. Sesuai dengan
namanya manusia adalah makhluk yang mempunyai naluri berperasaan, berkelompok,
dan berpribadi. Selain itu manusia memiliki sifat pelupa atau cenderung memilih
berbuat kesalahan. Dari sifat-sifatnya itu posisi manusia akan berbalik menjadi
makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai
dengan makalah “Hakikat, Martabat, dan Tanggung jawab manusia” bisa di simpulkan
bahwa Hakikat atau esensi manusia dilihat dari aspek psikologis (kejiwaan). Martabat
manusia dapat dilihat dari kelebihan manusia yang dijadikan sebagai khalifah Allah di
bumi menjadikan mereka mempunyai sejumlah hak dan kewajiban. Adapun tanggung
jawab manusia dapat dilihat dari manusia yang diciptakan untuk mengelola dan
memanfaatkan alam untuk mencapai kehidupan materi yang sejahtera dan bahagia di
dunia, sekaligus dengan demikian ia dapat melaksanakan tugas beribadah kepada
Pencipta untuk mencapai kebahagiaan immateri di akhirat kelak.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentu nya dapat di pertanggung jawabkan.Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka.
20
DAFTAR PUSTAKA
A. Yazid dan Qasim Lho. (1977). Himpunan Hadits-Hadits Lemah dan Palsu. Bandung: Bina
Ilmu.
Abudin Nata. (1994). Alquran dan Hadits. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
_____________.(1999). Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ali Abdul Adzim. (1989). Epistemologis dan Aksiologi Ilmu PerspektifAlquran. Bandung:
Rosda.
Andi Hakim Nasution. (1988). Pengantar ke Filsafat Ilmu. Jakarta: Litera Antar Nusa.
C. A. Qadir, (Ed.). (1989). Ilmu Pengetahuan dan Metodenya. Jakarta Yayasan Obor
Indonesia.
Daniel W. Brown. (1991). Relevansi Sunnah dalam Islam Modern. Bandung: Mizan.
Departemen Agama RI. (2001). Kapita Selekta Pengetahuan Agama Islam. Jakarta: Dirjen
Binboga Islam.
E. Hasan Saleh. (2000). Studi Agama Islam di Perguruan Tinggi. Cetakan Kedua.
Jakarta : ISTN.
Endang Saifuddin Anshari. (1983). Wawasan Islam: Pokok-pokok Pikiran tentang Islam dan
Umatnya. Bandung: Pustaka.
Hasan Langgulung. (1986). Manusia dan Pendidikan: Studi Analisis Psikologis dan
Pendidikan. Jakarta: Pustaka Alhusna.
Iwan Kusuman Hamdan, dkk. (Eds.). (1995). Mukjizat Alquran dan AsSunnah tentang
IPTEK. Jakarta: GIP.
21
M. Ali Usman, dkk. (1993). Hadits Qudsi:Firman Allah Tidak Dicantumkan dalam Alquran.
Bandung: Diponegoro.
Moh. Thahir Hakim. (1984). Sunah dalam Tantangan Pengingkarnya. Jakarta: Granada.
Muh. Sa‟id Ramadlan Al-Buthy. (1992). Sirah Nabawiyah. 3 Jilid. Jakarta: Robbani Pres.
Muh. Zulkarnain. (t. th.). Mengapa Saya Masuk Agama Islam. Semarang: Ramadahani.
Rabithal Alam Islamy. (1979). Mengapa Kami Memilih Islam. Bandung: Almaarif.
______________. (1987). Krisis Global Dunia Barat:Di mana Islam. Surabaya: Amarpres.
yamsul Rijal Hamid. (1997). Buku Pintar Agama Islam. Edisi Senior. Jakarta: Penebar
Salam.
T.M. Hasbi Ash-Shiddiqy. (1977). Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan
Bintang.
Zakiah Derajat, dkk. (1986). Dasar-dasar Agama Islam: Buku Dasar Pendidikan Agama
Islam di Perguruan Tinggi Universitas Terbuka.
22