Anda di halaman 1dari 8

Nama : Patrick aines simanihuruk

Nim : 213020404120

Kelas :C

TUGAS MERESUME MATERI 1 SAMPAI 5

Materi 1

SILVIKULTUR (SILVICULTURE)

Silvikultur berasal dari kata sylva yang berarti hutan dan culture yang
berarti budidaya atau pengelolaan sehingga sistem silvikultur dapat diartikan
sebagai rangkaian kegiatan terencana yang berhubungan dengan budidaya atau
pengelolaan hutan.

Dalam silvikultur dipelajari mengenai kelas diameter, kelas umur, riap,


kegiatan pembibitan (nursery), penanaman pengayaan (enrichment planting),
pemangkasan (pruning), penjarangan (thinning), siklus tebang, daur,
penebangan (harvesting) serta informasi silvikultur jenis.

Silvika adalah proses pertumbuhan pohon secara individual dan secara


kelompok serta interaksi dengan lingkungannya (iklim dan tanah) sampai
terbentuk hutan yang utuh (heterogen namun menjadi satu kesatuan dalam
ekosistem hutan).

Silvikultur adalah cara mengelola hutan agar diperoleh manfaat yang


optimal bagi manusia dan lingkungannya sesuai fungsi hutan tersebut (Fungsi
produksi, konservasi dan perlindungan).

Teknik silvikultur adalah cara mengelolah pohon/hutan di peroleh


pertumbuhan arsitek pohon yang optimal. Terdapat 3 teknik silvikultur;

1. Teknik regenerasi
Terdiri dari: penyiapan lahan, pembibitan, penanaman.
2. Teknik pemeliharaan
Terdiri dari: penyulaman, pemupukan, pendagiran, perempelan,
pembebasan, penjarangan.
3. Teknik pemanenan
Terdiri dari: manual, mekanis, full mekanis.

Sistem silvikultur adalah rangkaian teknik-teknik untuk mengenal hutan


sesuai dengan tipenya. Ada 6 tipe sistem silvikultur;

1. Tebang pilih tanam Indonesia (TPTI)


2. Tebang pilih tanam jalur (TPTJ)
3. Tebang rumpang (TR)
4. Tebang habis permudaan buatan (THPB)
5. Tebang habis permudaan alam (THBA)
6. Tebang jalur tanam Indonesia (TJTI)

Materi 2

TEGAKAN HUTAN

Tegakan (stand) adalah suatu kelompok pohon-pohon atau tumbuh-


tumbuhan lain yang terdapat pada suatu wilayah tertentu yang cukup seragam
susunan spesiesnya, susunan umurnya dan keadaannya sehingga dapat
dibedakan dengan kelompok tumbuh-tumbuhan lain yang terdapat di wilayah di
dekatnya.

Hutan yang berbeda umurnya dan tidak satu jenisnya adalah tegakan
hutan alam (polikultur)

1. Lapisan (stratum, struktur) hutan alam


a. Pohon paling tinggi di hutan tajuknya mendapat sinar matahari dari
segala arah.
b. Pohon agak ke bawah hanya mendapat matahari dari atas.
c. Pohon yang tertutup a dan b dapat sinar matahari dari cahaya yang lewat
dari sela-sela tajuk.
d. Pohon yang tertutup a,b dan c, dapat sinar dari pantulan dalam arti
tumbuhan tersebut dapat cahaya tidak langsung atau ada naungan
sehingga tidak terkena secara langsung.
e. Tumbuhan bawah yng ada pada lantai tanah (merdu, herba).
2. Komposisi hutan (pohon-pohon yang menyusu suatu hutan) ± 4000 jenis
pohon di hutan alam.
3. Hutan tidak seumur.
4. Susunan pohon tidak teratur.

Hutan yang sama umurnya dan satu jenis adalah tegakan hutan tanaman
(monokultur).

1. Lapisan (stratum, struktur) hutan tanaman. Hanya ada 2 lapisan yaitu a dan e.
2. Komposisi pohon terbatas hanya satu jenis.
3. Hutan seumur.
4. Susunan pohon teratur
 Hutan primer (TPTI)
Tidak mengalami kurusakan/log over area/cutting/harvesting.
 Hutan sekulder (TPTI/TPTJ/TJTI/Tebang rumpang).
 Hutan rawang ≤ 20 m2/ha.

Materi 3
KONSEP HUTAN TANAMAN

1. Pertimbangan dalam pemilihan jenis pohon


a. Mampu beradaptasi pada lingkungan yang ekstrim.
b. Tahan terhadap hama dan penyakit.
c. Biaya pengelolaan rendah.
d. Umur tanaman (daur teknis/ ekonomis).
e. Tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim lainnya.
f. Toleran terhadap pemangkasan dan trubusan.
g. Memiliki pertumbuhan awal yang cepat.
h. Mempunyai percabangan yang tinggi (bebas cabang tinggi).
i. Kadar air kayu yang rendah sehingga mudah dikeringkan.
j. Multiple use, dapat digunakan untuk berbagai keperluan (perkembangan
teknologi hasil hutan).
2. Kesesuaian jenis pohon dan tempat tumbuh/tapak (site) - Jenis lokal, uji
spesies, uji propenan, uji progeny.
3. Daur (rotation) dan riap tanaman.

Daur adalah masa/waktu yang diperlukan oleh suatu tanaman mulai dari
penanaman sampai pemanenan. Daur tanaman dibedakan menjadi 3, yaitu daur
Biologis, daur Teknis dan daur Ekonomis.

1. Daur biologis adalah adalah masa yang diperlukan sampai akhir fase
fisiologisnya (umur tanaman sampai tanaman tersebut mati secara alami.
2. Daur teknis adalah masa yang diperlukan oleh suatu tanaman sampai
tanaman tersebut memenuhi syarat sebagai bahan baku untuk keperluan
tertentu.
3. Daur ekonomis adalah masa yang diperlukan oleh suatu tanaman sampai
mempunyai nilai tertinggi di pasaran (NPV, IRR, BCR).

Siklus tebang (cutting cycle) waktu yang diperlukan untuk melakukan


penebangan hutan atau jeda waktu antara masa penebangan yang satu dengan
masa tebangan berikutnya (dalam tempat yang sama).

Kecepatan pertumbuhan tanaman (riap) dipengaruhi oleh:

1. Pembagian jenis tumbuhan berdasarkan kecepatan pertumbuhan nya

a. Cepat (fast growing spesies): daur < 10 thn


b. Sedang (moderate growing): daur 10 – 30 thn

c. Lambat (slow growing): daur > 30 thn

2. Kesesuaian jenis pohon dan tempat tumbuh/tapak (site)

Jenis lokal, uji spesies, uji propenan, uji progeny.

3. Pemuliaan pohon mampu meningkatkan hasil sampai 400%

Etat adalah proporsi luas areal atau massa kayu (jumlah atau volume)
yang boleh dipungut setiap tahun selama jangka pengusahaan hutan yang dapat
menjamin kelestarian produksi dan hasil sumber daya hutan. Jadi Etat ada 2
(dua) yaitu etat luas dan etat volume.

Meteri 4
TEBANG PILIH DAN TEBANG HABIS

Sistem siklus tunggal (Monocyclic system) adalah Sistem silvikultur


yang menerapkan satu siklus tebang. Daur = Siklus Tebang.

Daur tanaman dibedakan menjadi 3, yaitu daur Biologis, daur Teknis dan daur
Ekonomis.

a. Daur biologis adalah adalah masa yang diperlukan sampai akhir fase
fisiologisnya (umur tanaman sampai tanaman tersebut mati secara alami).
b. Daur teknis adalah masa yang diperlukan oleh suatu tanaman sampai
tanaman tersebut memenuhi syarat sebagai bahan baku untuk keperluan
tertentu.
c. Daur ekonomis adalah masa yang diperlukan oleh suatu tanaman sampai
mempunyai nilai tertinggi di pasaran.

Siklus tebang (cutting cycle) waktu yang diperlukan untuk melakukan


penebangan hutan atau jeda waktu antara masa penebangan yang satu dengan
masa tebangan berikutnya.
Sistem silvikultur tebang pilih.

Keuntungan:

1. Memberikan perlindungan di tempat pertumbuhan regenerasi.


2. Memberikan perlindungan cakupan mahkota vertical.
3. Memberikan perlindungan terhadap hama dan penyakit.
4. Memberikan perlindungan terhadap kebakaran.
5. Memberikan nilai estetika.
6. Cocok untuk regenerasi alami spesies toleran.
7. Melindungi satwa liar.
8. Biaya unit regenerasi lebih murah.

Kerugian:

1. Terjadi kerusakan penebangan terhadap sisa pohon.


2. Dapat merusak sumber daya plasma nuffah dan materi genetic.
3. Dekat dengan pengembalaan hewan peliharaan.
4. Produksi lebih rendah dengan areal penebangan yang luas, sehingga
transportasi menjadi mahal.
5. Pengaturan yang lebih kompleks, sebagaimana diatur regenerasi
alami,penanaman, pengayaan, pemeliharaan, pembebasan, vertical dan
horizontal, penjarangan.

Sistem silvikultur tebang habis

Keuntungan:

1. Kegiatan penebangan terkonsentrasi pada areal yang kecil tetapi


relative luas dari kayu. Alat berat tidak perlu dipindahkan sehingga
pengoperasian relative lebih murah.
2. Kerusakan akibat penebangan terhadap tegakan muda dapat dihindari.
3. Tumbuhan muda terdiri dari jenis yang tidak toleran,bebas persaingan.
4. Caranya sederhana, lebih praktis dan mudah.
5. Stand selalu berumur,Murni, teratur, dan tumbuh cepat.
6. Sistem pertanian dapat dilakukan,sehingga pendapatan masyarakat
setempat dapat ditingkatkan.

Kerugian:

1. Sistem ini dapat menghancurkan penutup tanah,mengubah iklim


mikro,membuka lahan kosong.
2. Tanah menjadi lebih padat karena kayu gelondongan.
3. Meningkatkan kebakaran hutan dan kehilangan keragaman hayati.
4. Tidak semua jenis dimensi pohon diminati di pasar.
5. Tegakan hutan baru yang bahkan berumur dan murni kurang tahan
terhadap penyakit dan hama.

Materi 5
MIKORISA (MYCORRHIZAE)

Mikorisa (Mycorrhizae) adalah cendawan/jamur yang mampu


bersimbiosis mutualisme dengan perkaran tanaman.

Hampir semua tumbuh-tumbuhan mengadakan simbiose dengan


cendawan mikorisa dalam hidupnya, baik bersifat ekto maupun endo-mikorisa.
Semua jenis Dipterocarpaceae mempunyai simbiosis mutualisme dalam bentuk
ektomikorisa, yaitu hypa mikorisa tidak masuk dalam sel akar.

Diduga kuat kegagalan penanaman jenis-jenis ini disebabkan oleh


masalah mikorisanya yang bersifat obligat. Meranti bersifat toleran mikorisa
tidak tahan dengan sinar.

Badan buah Mikorisa Badan buah mikorisa muncul pada saat kondisi
lingkungan ideal bagi pertumbuhannya (kelembaban, suhu, intensitas sinar,
inang dll).
Peranan mikorisa dalam pertumbuhan tanaman adalah:

1. Mampu memperbesar volume perakaran sehingga memperluas bidang


penyerapan akar.
2. Memperkuat pembentukan xylem.
3. Mencegah patogen akar.
4. Mampu meningkatkan ketahanan akar dari kekeringan melalui sistim
penyerapan air yang efisien.
5. Merombak molekul komplek menjadi lebih sederhana sehingga dapat
diserap oleh akar.
6. Mampu memproduksi vitamin dan hormon yang diperlukan tanaman.

Inokulasi mikorisa

Beberapa metoda untuk menginfeksi akar tanaman dengan mikorisa,


seperti menggunakan topsoil dari lantai hutan yang telah mengandung mikorisa,
dengan pohon inang atau dengan memberi spora pada media semai, yang
biasanya telah dikemas dalam bentuk tablet, kapsul atau alginate

Anda mungkin juga menyukai