Anda di halaman 1dari 3

INSOMNIA

440/SOP/PKM
No. Dokumen ALAFAN/401/20
18

SOP No. Revisi 00

Tanggal Terbit 23/01/2018

Halaman 1/3

TTD
PUSKESMAS Syahroni Lahra, S.ST, M.K.M
ALAFAN Nip.19870620 201003 1 001

1. Pengertian Insomnia adalah gejala atau kelainan dalam tidur. Kelainan tersebut dapat
berupa kesulitan berulang untuk mencapai tidur atau kesulitan mempertahankan
tidur secara optimal, walau ada kesempatan untuk itu, atau tidak mendapat
manfaat dari tidur. Waktu tidur normal antara 6-8 jam.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana kasus insomnia
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : 440/SK/PKM ALAFAN/ 113 /2018
tentang kebijakan tahapan pelayanan klinis
4. Referensi Ikatan Dokter Indonesia, 2017. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer. II ed. Jakarta.
5. Prosedur/ 1. Alat dan bahan :
Langkah- a. Tensimeter
langkah b. Timbangan BB
c. Stetoskop
d. Pengukur Tinggi Badan
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Dokter
b. Perawat
c. Bidan
3. Langkah-langkah :
 Petugas melakukan anamnesis terhadap pasien (Subjective).
 Keluhan
 Sulit tidur, sering terbangun di malam hari dan sepanjang hari
mengalami kelelahan.
 Keluhan lain yaitu :
 gejala kecemasan seperti tegang, khawatir yang berlebihan, mengingat
terus menerus masalah-masalah di masa lalu atau asumsi tentang masa

1-3
depan, perhatian menjadi berkurang dan sakit kepala.
 gejala perubahan suasana perasaan seperti : murung, sedih atau gembira
yang berlebihan serta cemas atau lekas marah seperti keluhan depresi.
 Faktor resiko
 Adanya gangguan organic
 Adanya gangguan psikiatrik seperti gangguan psikotik, gangguan
depresi, gangguan cemas dan gangguan akibat zat psikoaktif
 Factor predisposisi
 Sering bekerja di malam hari
 Jam kerja tidak stabil
 Penggunaan alcohol atau zat adiktif yang berlebihan
 Efek samping obat
 Kerusakan otak seperti : encephalitis, stroke, penyakit Alzheimer.
 Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana
(Objective)
 Pemeriksaan fisik
 Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila
terdapat gangguan organic, pemeriksaan ditemukan kelainan organ.
 Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan spesifik tidak diperlukan
 Petugas melakukan penegakan diagnosis (Assessment)
 No. ICD X : G47.0 Disorders of initiating and maintaining sleep
(insomnias)
 Diagnosis klinis
 Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis
 Diagnosa Banding
 1.Gangguan psikiatri
 2. Gangguan medic umum
 Gangguan neurologis
 Gangguan lingkungan
 Gangguan ritme sirkardian
 Petugas menentukan ada dan tidaknya komplikasi
 Dapat terjadi penyalahgunaan zat
 Petugas menyusun rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)
 Penatalaksanaan
 Pasien diberikan penjelasan tentang factor-faktor resiko yang

2/3
dimilikinya dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan
mengatasi masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia
 Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan lorazepam 2-6 mg/hari atau
Diazepam 2,5 mg/hari (malam hari). Pada orang yang berusia lanjut atau
mengalami gangguan medic umum, dosis dapat dikurangi setengah dari
dosis tersebut.
 Petugas memberikan konseling dan edukasi
 Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka dapat
memahami tentang insomnia dan dapat menghindari pemicu terjadinya
insomnia.
 Petugas menetapkan kriteria rujukan
 Apabila setelah 1 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan,
pasien dirujuk ke dokter spesialis kedokteran jiwa.
 Petugas menentukan prognosis
 Prognosis pada umumnya bonam
6. Bagan alir -
7. Hal-hal yang
perlu di -
perhatikan
8. Unit Terkait 1. Pendafaran
2. Rekam Medik
3. Poli Umum
4. Unit Gawat Darurat
5. Apotek
9. Dokumen Rekam Medis
Terkait
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

3/3

Anda mungkin juga menyukai