Referat-Osteomielitis Kronik - Wa Ode Nafisah Wahid - k1b121072
Referat-Osteomielitis Kronik - Wa Ode Nafisah Wahid - k1b121072
FAKULTAS KEDOKTERAN
FEBRUARI 2023
UNIVERSITAS HALU OLEO
OSTEOMIELITIS KRONIK
PENYUSUN :
Wa Ode Nafisah Wahid, S.Ked (K1B1 21 072)
PEMBIMBING :
dr. Achi Rasma Welaty., Sp.Rad
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepanitraan klinik pada Bagian
Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo.
I. PENDAHULUAN
Osteomielitis merupakan peradangan tulang dan sumsum tulang yang
osteo yang berarti tulang dan myelo yang berarti jaringan mieloid sumsum
tulang.1
tersendiri di dunia medis. Masih belum ada guideline khusus diagnosis dan
dan osteomielitis kronis yaitu proses akut terjadi hingga satu bulan setelah
timbulnya gejala dan proses kronis terjadi lebih dari satu bulan.
fistula dan penyerapan pada beberapa tahap penyakit. Gejala dan gambaran
melalui proses “Osteogenesis” menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel
penimbunan garam kalsium. Ada 206 tulang dalam tubuh manusia, terbagi
4 kategori :
1. Tulang Panjang
beban dan tekanan. Contohnya humerus, radius, ulna, femur, tibia, dan
dewasa.
tulang terhenti.3
periosteum. 3
panjang3 :
a. Ulna
Gambar 2. Os Ulna 3
b. Humerus
Gambar 3. Os Humerus 3
Humerus bersendi dengan scapula pada articulatio humeri
serta dengan radius dan ulna pada articulatio cubiti. Ujung atas
Gambar 4. Os Radius 3
musculus biceps. 3
pollicis longus. 3
d. Femur
Gambar 5. Os Femur 3
e. Tibia
medialis. Atas alasan yang sama maka ibu jari kaki terletak di
sebelah lateralis. 3
tulang serta sebuah korpus. Ujung atas tulang mempunyai: (1) dua
buah kondilus yaitu medialis (lebih besar) dan lateralis; (2) daerah
pertiga bagian atas dan sepertiga bagian bawah, lalu akan melebar
2. Tulang Pendek
A. Definisi
sebagai akibat dari osteomielitis akut yang tidak ditangani dengan baik.
adanya tulang mati, pembentukan tulang baru, dan eksudat dari leukosit
dan juga sel plasma.4 Pada osteomielitis kronis dapat terjadi episode
trauma. 6
B. Epidemiologi
bertambahnya usia.7
5 kasus dari 100.000 anak pertahun pada negara dengan income yang
tinggi dan mungkin dapat lebih tinggi pada negara dengan income
menengah-rendah.7
C. Etiologi
Penyebab osteomielitis kronis multifaktor. Adanya kondisi
pada daerah dengan tekanan oksigen rendah sehingga tidak bisa dicapai
D. Klasifikasi
besar pada hasil akibat dari interaksi mikroorganisme dan inang. Tipe A
oleh penyakit arteri, stasis vena, radiasi, bekas luka, atau merokok yang
dan bekas luka pada jaringan diatasnya. Pada inang tipe C, faktor lokal
E. Patofisiologi
langsung dari benda – benda yang terinfeksi atau luka tembus. Trauma,
datang mengatasi infeksi dari bakteri tersebut, namun dalam waktu yang
tulang menjadi lisis. Bakteri dapat lolos dari proses tersebut dan
akhirnya menempel pada bagian tulang yang lisis dengan cara masuk
dan menetap pada osteoblas dan membungkus diri dengan protective
peningkatan tekanan intraosseus dan gangguan pada aliran darah. Hal ini
haversian diblok oleh jaringan parut dan tulang dikelilingi oleh bagian
infeksi. Abses juga dapat keluar dari kulit membentuk sinus. 6 Sinus
sebagian maupun penuh sebagai akibat dari respon inang atau tergabung
dalam involucrum.6,12
F. Gejala Klinis
osteomielitis akut dan kegagalan terapi dari osteomielitis akut, saat ini,
staphilococus epidermidis.13
penetrasi dari pembuluh darah, tulang yang mati pada area infeksi,
pada lapisan luar atau implant, kavitas mengandung pus dan tulang mati
sklerotik, terbentuk nya involuvrum atau tulang baru yang meliputi area
menyatu.13
yang memberat, nyeri lokal dan nyeri tekan pada tempat infeksi. Lesi
vertebra atau sendi sacroiliakus. Lesi tulang sering berulang dan dapat
simetris.13
gunakan untuk pada luka, atau di lakukan insisi dan drainase Komplikasi
dari osteomielitis kronik yang persisten diantaranya : 1) kontraktur
bertahun-tahun.13
G. Diagnosis
laju endap darah (LED) dan C reaktive protein (CRP) dapat meningkat.
1) Pemeriksaan Fisik
tempat dimana adanya jaringan parut atau sinus yang menempel pada
2) Pemeriksaan Laboratorium
dari bakteri.6
3) Pemeriksaan Radiologi
jaringan kulit yang terlibat (area selulitis, abses dan sinus). Akhirnya
MRI.15
mengelilingi tulang.15
kronis.15
A. Sagital T1 B. Sagital T2
C. Coronal T1 D. Coronal T2
posterolateral paha.14
lunak dan bagian kulit paling luar. Selulitis akan nampak sebagai
weighted.14,15
4) Diagnosis banding
Dianosis banding dari osteomielitis kronik yaitu :
A. Osteomielitis Akut
1) Gambaran radiologik:
periosteum
B. Osteosarcoma
1) Gambaran radiologik:
tegas
Kalsifikasi (+)
1) Gambaran radiologik
Merusak cortex.
menjadi luka terbuka, kronik, dan infeksi jaringan lunak. Kondisi ini
kultur dari tulang dan swab dari pus luka tidak direkomendasikan
perfusi yang menurun. Infeksi baru akan berhenti jika fokus infeksi
6) Komplikasi
7) Prognosis
sendi.10
DAFTAR PUSTAKA
1. Theola, J., Kemal A. S. dan Valentino R. Y. Osteomielitis: Diagnosis,
Tata Laksana Bedah, dan Medikamentosa. Cermin Dunia Kedokteran
CDK-298. 2021. Vol 48(11): p. 341.
2. Baltensperger M, Eyrich G. Osteomielitis of the Jaws: definitions and
classification. In: Baltensperger M, Eyrich G, editors. Osteomielitis of
jaws. Berlin: Springer 2009; p. 5-56.
3. Wibowo S. Daniel. Anatomi Tubuh Manusia. Singapore: Elsevier. 2011
4. Lazzarini, R. A. Myelin biology and disorders. San Diego, CA: Elsevier
Academic Press, 2004.
5. Dormans, JP. Dan DS Drummond. Pediatric Hematogenous Osteomyelitis:
New Trends in Presentation, Diagnosis, and Treatment. The Journal of
American Academy of Ortopaedic Surgeons. 2004. 2(6) p. 333-341.
6. Spiegel DA, Penny JN. Chronic osteomyelitis in children. Techniques in
orthopaedic. 2005; 20.
7. Kremers, H.M., Nwojo, M.E. 2015. Trends in the Epidemiology of
Osteomyelitis. The Journal Of Bone And Joint Surgery. 2015;97:837-45.
8. P. Wirganowicz. Aggressive Surgical Management of Chronic
Osteomyelitis. The University of Pennsylvania Orthopaedic Journal. Vol.
12, 1999, pp. 7-12.
9. Price, Sylvia Andreson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Vol.II_Jakarta: EGC. 2005.
10. Cierny G. Chronic Osteomyelitis: result of treatment. Instr course lect
2003: 39: 495-508
11. Parsonnet J and Maguire JH. Osteomyelitis. In: Kasper DL, Braudwald E,
Fauci AS, Hauser SL, Longo DL and Jameson JL. Harrison’s Principles of
Internal Medicine. 16th edition. New York. McGraw Hill.2005. 745-9
12. Apley AG, Solomon L and Mankin HJ. Apley’s System of Orthopaedics
and Fractures. 7 th edition. Oxford. Butterwooth-Heinemann. 1993. 40-2
13. Wang X, Yu S. Current data on extremities chronic osteomyelitis in
southwest China: epidemiology, microbiology and therapeutic
consequences. Scientific report, 7 : 16251. 2017.
14. Radiopaedia.org/articles/osteomielitis, diakses pada tanggal 06 Juli 2022
15. Auh JS. Retrospective Assessment of Subacute or Chronic Osteomyelitis
in Children and Young Adults. Radiologic Clinics of North America.
2001; 1
16. Malueka RG. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Yogyakarta. Pustaka
Cendikiawan Press. 2007.103-5.
17. Lee YJ, Sadigh S, Mankad K, Kapse N, Rajeswaran G. The imaging of
osteomyelitis. Quant Imaging Med Surg 2016;6(2):184-198