KEBUDAYAAN DAN KONDISI MASYARAKAT MADINAH SEBELUM ISLAM
Madinah, awalnya dikenal sebagai Yatsrib, memiliki sejarah panjang sebelum
kedatangan Islam. Kota ini didirikan sekitar 1600 tahun sebelum masehi dan terletak sekitar 300 mil di sebelah utara Makkah. Yatsrib adalah kota yang makmur dan subur dengan pertanian sebagai kegiatan utamanya. Kota Yatsrib dikelilingi oleh gunung berbatu dan lembah-lembah yang terkenal dengan sebutan Wadi. Pertanian dan perkebunan yang subur menjadi mata pencaharian utama penduduk setempat, dengan produksi anggur dan kurma yang terkenal di kota ini. Wilayah kota Yatsrib berbatasan dengan beberapa gunung dan wilayah lain. Komposisi penduduk Yatsrib sebelum kedatangan Islam lebih heterogen dibandingkan dengan Makkah. Masyarakat Madinah terdiri dari berbagai suku dan memiliki perbedaan budaya dan agama. Di Makkah, mayoritas penduduk menyembah berhala, sementara di Yatsrib ada suku Yahudi yang mendominasi memeluk agama samawi (Yahudi) dan ada juga pemeluk agama Nasrani. Masyarakat Madinah pada waktu itu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: 1. Suku Aus dan Khazraj: Dua suku ini awalnya adalah nama dari dua saudara, keturunan Harits bin Tsa'labah. Mereka sebelumnya terlibat dalam perang saudara selama sekitar 120 tahun yang diprovokasi oleh kaum Yahudi. Pada akhirnya, melalui upaya rekonsiliasi, mereka merasa penting untuk mencari perdamaian dan menerima ajakan Islam karena melihatnya sebagai lambang persaudaraan dan kedamaian. 2. Kaum Yahudi: Kaum Yahudi yang tinggal di Madinah sebelumnya adalah orang-orang Ibrani yang bergabung dengan orang-orang Hijaz. Meskipun mereka mengadopsi gaya hidup Arab, mereka mempertahankan identitas Yahudi dan memainkan peran ekonomi yang signifikan di kota ini. Mereka menguasai berbagai sektor ekonomi dan menggunakan sistem riba dalam perdagangan mereka. Tiga kabilah Yahudi yang terkenal di Madinah adalah Bani Qainuqa, Bani Nadzir, dan Bani Quraidzah. 3. Kaum Musyrik: Kaum minoritas yang hidup di Madinah, mereka adalah orang-orang musyrik yang tidak memiliki kekuasaan atas penduduk Yatsrib. Salah satu tokoh terkenal dari kelompok ini adalah Abdullah bin Ubay, yang menjadi pemimpin kelompok mereka sebelum kedatangan Rasulullah. Dia merasa terancam oleh kehadiran Rasulullah dan menyimpan permusuhan dalam hatinya. Sebagai masyarakat yang beragam, kaum Muslim di Madinah selalu berhadapan dengan berbagai komunitas dengan beragam kebudayaan, baik dalam bermasyarakat maupun dalam beragama. Kota ini kemudian berganti nama menjadi "Madinatul Munawwarah" setelah kedatangan Islam dan menjadi tempat penting dalam sejarah Islam sebagai kota di mana Rasulullah Saw hijrah dan berdirinya masyarakat Muslim awal.