Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PADA PENDERITA TB PARU DI DESA TARAI BANGUN WILAYAH KERJA


PUSKESMAS TAMBANG TAHUN 2022
Rina Haryati 1
Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

ABSTRAK
TB Paru merupakan penyebab kematian terbesar kesembilan di dunia. Dalam Laporan TB Paru, untuk
menganalisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru di
desa Tarai Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang Tahun 2022. Desain penelitian ini menggunakan
dengan desain kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh penderita TB Paru dari bulan Januari-Agustus 2022 di Desa Tarai Bangun sebanyak 351 orang.
Sampel pada penelitian ini adalah 130 orang. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisa univariat dan analisa bivariat. Dari hasil penelitian pada analisa univariat didapatkan bahwa
kepatuhan minum obat berada pada kategori tidak patuh sebanyak 77 responden (59.2%), bahwa tingkat
pendidikan berada pada kategori rendah sebanyak 75 responden (57.7%), dukungan keluarga berada pada
kategori kurang sebanyak 76 responden (558.5%) dan efek samping Obat Anti Tuberculosis berada pada
kategori efek samping berat sebanyak 74 responden (56.9%). Sedangkan pada analisa bivariat di dapat
hasil p value 0,000 (p value < 0,05) yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan, dukungan keluarga dan efek samping obat anti tuberculosis pada penderita TB Paru di desa
Tarai Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang Tahun 2022. Diharapkan hasil penelitian untuk
digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi masyarakat terutama yang mengidap penyakit TB
Paru.

Kata kunci : Tingkat Pendidikan, Dukungan Keluarga, Efek Samping Obat Anti Tuberculosis dan
Kepatuhan Minum Obat
Daftar : 30 (2012-2021)

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 1


ABSTRACT
Pulmonary TB is the ninth leading cause of death in the world. In the Pulmonary TB Report, to analyze
the factors related to medication adherence in pulmonary TB patients in the village of Tarai Bangun
working area of the Tambang Health Center in 2022. The design of this study used a quantitative design
with a cross sectional study design. The population in this study were all pulmonary TB patients from
January to August 2022 in Tarai Bangun Village, totaling 351 people. The sample in this study were 130
people. Data analysis used in this study is univariate analysis and bivariate analysis. From the results of
the research on univariate analysis it was found that medication adherence was in the disobedient
category of 77 respondents (59.2%), that the level of education was in the low category of 75 respondents
(57.7%), family support was in the less category of 76 respondents (558.5 %) and the side effects of Anti
Tuberculosis Drugs were in the category of severe side effects as many as 74 respondents (56.9%).
Meanwhile, in the bivariate analysis, the results obtained were a p value of 0.000 (p value <0.05), which
means that there was a significant relationship between education level, family support and side effects of
anti-tuberculosis drugs in pulmonary TB patients in Tarai Bangun village, working area of the Tambang
Health Center in 2022 It is hoped that the research results will be used as information material and input
for the community, especially those suffering from pulmonary TB.

Keywords: Education Level, Family Support, Side Effects of Anti Tuberculosis Drugs and Medication
Compliance
List : 30 (2012-2021)
PENDAHULUAN menerbitkan laporan tentang tuberkulosis
Penyakit Tuberkulosis (TB) Pada tahun 2016, diperkirakan 10,4 juta
merupakan penyakit infeksi pembunuh kasus tuberkulosis dilaporkan, dengan 1,3
nomor satu di dunia. Sedikitnya 8 juta juta orang meninggal karena penyakit
orang terjangkit TB setiap tahun dan tersebut. Asia Tenggara (130 %), Afrika (25
hampir 2 juta diantaranya meninggal %), dan kawasan Pasifik Barat
dunia (Alini, 2017). Tuberkulosis (TB) diproyeksikan menjadi yang paling
adalah penyakit menular yang disebabkan terpengaruh (17 %). Di wilayah Mediterania
oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Timur (7%), Eropa (3%), dan Amerika
Tuberkulosis (TB) terutama mempengaruhi Serikat (3%), proporsinya lebih rendah (3
paru-paru (TB paru), tetapi juga dapat %).Lima negara berada di urutan teratas.
mempengaruhi organ lain (TB ekstra paru). Berdasarkan data Riset Kesehatan
Penderita TB BTA positif (bakteri tahan Dasar (Riskesdas, 2018), prevalensi
asam) merupakan sumber penularan melalui penderita TB berdasarkan riwayat diagnosis
droplet dahak yang dikeluarkannya. dari dokter terdapat 1.017.290 kasus, kasus
Meskipun angka penularannya rendah, TB yang terlapor 511.873 dan dari kasus yang
dengan BTA negatif tetap berpotensi ada hanya 1.616 penderita yang dilaporkan
menularkan penyakit. Salah satu SDGs minum obat secara teratur dalam jangka
(tujuan pembangunan berkelanjutan) untuk waktu 1 kali pengobatan. Yang dilaporkan
tahun 2030 adalah memberantas mengikuti program pengobatan dengan
tuberkulosis (Rosadi, 2020). tuntas hanya 72 %, hal ini menunjukan
Menurut World Health Organization masih perlu untuk meningkatkan kepatuhan
(WHO) TB merupakan penyebab kematian minum obat pada penderita TB.
terbesar kesembilan di dunia. Dalam Menurut data Dinas Kesehatan Kota
Laporan Tuberkulosis (WHO, 2018), Pekanbaru (Riau, 2021), Standar Pelayanan

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 2


Minimal (SPM) dugaan tuberkulosis atau Dampak lain penyakit tuberkulosis
TB akan terpenuhi pada 2021 sebanyak dapat membahayakan nyawa penderita dan
7.646 orang, atau 20,70 % dari target menekan hidupnya sehingga menimbulkan
130.938 orang. Sedangkan dari target 41.705 kecemasan. Karena pengobatan jangka
kasus pada tahun 2021 yang tercapai hanya panjang menyebabkan banyak stres. Pasien
13.1300 kasus atau 130,83 %. Pasien TB TB melaporkan bahwa pengobatan jangka
yang putus minum obat berjumlah 85 orang. panjang (antara 6 dan 8 bulan) sangat
Tuberkulosis merupakan penyakit mengganggu aktivitas sehari-hari, dengan
menular yang disebabkan oleh kuman efek samping berupa muntah, gatal, kulit
Mycobacterium tuberculosis. Untuk kemerahan, dan urin berwarna kemerahan
menyembuhkan penyakit ini, pasien harus (Windari, 2017). Faktor-faktor yang dapat
minum obat antituberkulosis setidaknya mempengaruhi kepatuhan pasien dalam
selama 6 bulan. Sayangnya, banyak pasien minum obat antara lain faktor predisposisi
yang tidak patuh minum obat karena waktu yaitu tingkat pendidikan, kepercayaan,
pengobatan yang cukup lama. Akibatnya, stigma, kemanjuran, nilai yang diasumsikan,
mereka mengalami kekebalan terhadap obat dan ketersediaan fasilitas medis, efek
anti tuberkulosis atau disebut multi drug samping obat dan beberapa faktor, termasuk
resistant (TB MDR). Pasien TB MDR dukungan dari anggota keluarga dan
mengalami resisten terhadap minimal dua penyedia layanan kesehatan (Andri , 2020).
obat. Akhirnya, banyak pasien yang tidak Tingkat pendidikan ditentukan
sembuh total. Jika sudah terkena TB MDR dengan menggunakan informasi dari tenaga
pengobatan pun akan semakin lama, yaitu kesehatan dan media yang diberikan kepada
mencapai 2 tahun. Masalah tak berhenti responden. Responden mengetahui apa yang
sampai di situ. Jika pasien TB MDR kembali dimaksud dengan TB, bagaimana
tak patuh minum obat, mereka bisa terkena penularannya, dan bagaimana penderita TB
extensively drug resistant atau TB XDR. dapat dicegah dan diobati. Responden
Jika tidak ditangani dengan benar, tidak saja mampu memahami apa yang harus
menimbulkan masalah medis, tapi non dilakukan sesuai program pengobatan dan
medis (Kemenkes RI, 2018). lebih cenderung mengalami efek samping
Tingkat kepatuhan minum obat selama pengobatan (Hanum, 2019).
merupakan kondisi kompleks yang dapat Dukungan keluarga merupakan
mempengaruhi perilaku pasien dalam pandangan pribadi terhadap diri
mengambil keputusan pengobatan. Sebuah sendiri.Stigma seringkali dipandang sebagai
penelitian yang dilakukan oleh Rahmi, penghambat dalam merawat pasien
Medison, dan Suryadi menemukan bahwa tuberkulosis. Jika seseorang memiliki
beberapa pasien yang mengalami efek dukungan keluarga negatif, hal itu
samping pengobatan tuberkulosis menyebabkan kurangnya kepercayaan.
memutuskan untuk menghentikan Orang dengan stigma positif lebih terbuka
pengobatan. Hal ini dapat menyebabkan terhadap informasi dan pendapat orang lain,
kekebalan ganda M. tuberculosis terhadap sehingga memungkinkan responden untuk
obat antituberkulosis, atau pengemBangun mengikuti program pengobatan dengan
yang disebut resistensi multidrug. Jika ini tepat. Stigma positif meyakinkan pasien
terus berlanjut, epidemi tuberkulosis akan bahwa pengobatan yang mereka terima akan
tetap ada dan tingkat infeksi akan meningkat membawa kesembuhan (Wulandari, 2020).
(Wulandari, 2020).

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 3


METODE Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan
Desain penelitian ini menggunakan bahwa kepatuhan minum obat berada pada
rancangan penelitian kuantitatif dengan kategori tidak patuh sebanyak 77 responden
pendekatan secara cross sectional. Waktu (59,2%).
penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi tingkat
November -7 Desember 2022. Populasi pendidikan di Desa Tarai Bangun
dalam penelitian ini adalah seluruh penderita wilayah kerja Puskesmas Tambang tahun
TB Paru dari bulan Januari-Agustus 2022 di 2022
Desa Tarai Bangun sebanyak 351 orang.
Jumlah sampel dalam penelitian ini 130
orang seluruh penderita TB Paru dari bulan Persentasi
Januari- Agustus 2022. Teknik pengambilan No Tingkat Pendidikan Jumlah (%)
sampel yang digunakan non probability 1 Rendah 75 57,7
sampling berupa accidental sampling, yaitu 2 Tinggi 55 42,3
suatu metode penentuan sampel dengan 3 Jumlah 130 100
mengambil responden yang kebetulan ada Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan
atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan bahwa tingkat pendidikan berada pada
konteks penelitian (Nursalam, 2014). kategori rendah sebanyak 75 responden
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah (57,7%).
Kepatuhan minum obat. Teknik Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
pengumpulkan data adalah data primer dan dukungan keluarga di Desa Tarai Bangun
data sekunder. Analisis dalam penelitian ini wilayah kerja Puskesmas Tambang tahun
dengan analisis univariat dan analisis 2022
bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Persentasi
Chi Square. Untuk mengidentifikasi No Dukungan keluarga Jumlah (%)
1 Kurang 76 58,5
faktor-faktor yang berhubungan dengan
2 Baik 54 41,5
kepatuhan minum obat pada penderita
tuberkulosis di Desa Tarai Bangun wilayah 3 Jumlah 130 100
kerja Puskesmas Tambang tahun 2022. Berdasarkan tabel 4.3 dapat disimpulkan
HASIL bahwa dukungan keluarga berada pada
1. Analisis Univariat kategori kurang sebanyak 76 responden
Analisis Univariat dilakukan terhadap tiap (558,5%).
variabel dari hasil penelitian. Dalam Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi efek
penelitian ini peneliti menganalisa data sampig Obat Anti Tuberculosis di Desa
secara univariat untuk melihat distribusi Tarai Bangun wilayah kerja Puskesmas
frekuensi kepatuhan minum obat, tingkat Tambang tahun 2022
pendidikan, dukungan keluarga, efek
samping Obat Anti Tuberculusis.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi kepatuhan Jumla Persentas
No Riwayat keluarga h i (%)
minum obat di Desa Tarai Bangun 74 56,9
1 Efek samping berat
wilayah kerja Puskesmas Tambang tahun 2 Efek samping rendah 56 43,1
2022
3 Jumlah 130 100
Persentasi Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan
No Kepatuhan Minum Obat Jumlah (%) bahwa efek samping Obat Anti Tuberculosis
1 Tidak Patuh 77 59,2 berada pada kategori efek samping berat
2 Patuh 53 40,8 sebanyak 74 responden (56,9%).
3
JKT :Jumlah 130
Jurnal Kesehatan Tambusai 100
Page 4
2. Analisis Bivariat meminum obat dibandingkan dengan
Analisa bivariat ini memberikan gambaran responden yang tingkat pendidikan tinggi.
ada hubungan antara Variabel independen Tabel 4.6 Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Minum
(tingkat pendidikan, dukungan keluarga,
Obat di Desa Tarai Bangun wilayah
efek samping Obat Anti Tuberculosis) dan kerja Puskesmas Tambang tahun
variabel dependen (kepatuhan minum obat). 2022
Analisa bivariat diolah dengan
komputerisasi menggunakan uji chi-square.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa
Kedua variabel terdapat hubungan apabila p
value ≤ 0,05. Hasil analisa bivariat dapat Kepatuhan Minum
Dukunga Obat POR
dilihat pada tabel berikut ini : Total P
n Tidak (CI 95%)
Patuh Value
Keluarga Patuh
Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Pendidikan
n % n % n %
Dengan Kepatuhan Minum Obat di Desa
Kurang 73 96,1 3 3,9 76 100 304,167
Tarai Bangun wilayah kerja Puskesmas
5 (65,235-
Tambang tahun 2022 Baik 4 7,4
0
92,6 54 100 0,000
1418,215)
Kepatuhan 5 13
POR
Tingkat Minum Obat Total 77 59,2 3 40,8 0 100
Total P (CI
pendidika dari 76 responden yang kurang
Tidak Val 95%
n Patuh
Patuh ue ) mendapatkan dukungan keluarga, terdapat
n % n % n % 3 (3,9%) yang patuh meminum obat, dari
9
6, 10 54 responden mendapatkan dukungan
Rendah 70 3, 5 75 keluarga yang baik, terdapat 4 responden
7 0  96,0
3
00 (7,4%) yang tidak patuh meminum obat.
1 8 0,0
Tinggi 7 2,
4
7, 55
10 00
(28,7 Uji Chi Square disimpulkan bahwa nilai p
8 0 71- 3 = 0,000 (p value < 0,05), dengan demikian
7 3
20,32
5 4
3)
dapat disimpulkan bahwa hasil ada
9, 5 0, 10 hubungan tingkat pendidikan dengan
Total 77 2 3 8 130 0 kepatuhan minum obat di Desa Tarai
Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tahun 2022. Berdasarkan nilai prevalensi
dari 75 responden yang tingkat pendidikan odds ratio yaitu 304,167 yang artinya
rendah, terdapat 5 (6,7%) yang patuh responden yang kurang mendapatkan
meminum obat, dari 55 responden yang dukungan keluarga berisiko 304,167 kali
tingkat pendidikan tinggi, terdapat 7 tidak patuh dalam meminum obat
responden (12,7%) yang tidak patuh dibandingkan dengan responden yang
meminum obat. Uji Chi Square disimpulkan memiliki dukungan keluarga yang baik.
bahwa nilai p = 0,000 (p value < 0,05), Tabel 4.7 Hubungan Efek samping Obat
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Anti Tuberculosis Dengan Kepatuhan
hasil ada hubungan tingkat pendidikan Minum Obat di Desa Tarai Bangun
dengan kepatuhan minum obat di Desa Tarai wilayah kerja Puskesmas Tambang tahun
Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang 2022
tahun 2022. Berdasarkan nilai prevalensi
odds ratio yaitu 96,000 yang artinya
responden yang tingkat pendidikan rendah
berisiko 96,000 kali tidak patuh dalam

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 5


Kepatuhan
Minum Obat POR Square disimpulkan bahwa nilai p =
Efek samping P
Total (CI
Obat Anti Tidak Val 0,000 (p value < 0,05), dengan demikian
Patuh 95%)
Tuberculosis Patuh ue dapat disimpulkan bahwa hasil ada
n % n % n % hubungan tingkat pendidikan dengan
Efek samping 94 5,  122,5 kepatuhan minum obat di Desa Tarai
70 4 76 100
berat ,6 4 00
0,00 Bangun wilayah kerja Puskesmas
Efek samping 12 87  (34,0
rendah
7
,5
49
,5
56 100 0
06- Tambang tahun 2022.
59 40 441,28 Tingkat pendidikan merupakan salah
Total 77 ,2 53 ,8 130 100 0) satu faktor terpenting yang
menggambarkan status sosial, yang dapat
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa menjadi dasar pengambilan keputusan
dari 76 responden yang memiliki efek dan tindakan. Semakin tinggi tingkat
samping berat, terdapat 4 (5,4%) yang patuh pendidikan seseorang semakin mudah
menerima informasi dan bereaksi lebih
meminum obat, dari 56 responden yang
baik terhadap masalah yang dihadapinya
memiliki efek samping rendah, terdapat 7 guna menentukan pilihan yang terbaik
responden (12,5%) yang tidak patuh bagi seseorang (Pamungkas, 2015).
meminum obat. Uji Chi Square disimpulkan Dalam Not Obat Anti
bahwa nilai p = 0,000 (p value < 0,05), Tuberkulosismodjo, Pamungkas (2015)
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membagi faktor-faktor yang
hasil ada hubungan tingkat pendidikan mempengaruhi pendidikan manusia
menjadi dua faktor, antara lain faktor
dengan kepatuhan minum obat di Desa Tarai
internal seperti kecerdasan emosional,
Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang persepsi dan motivasi, dan hal-hal yang
tahun 2022. Berdasarkan nilai prevalensi membantu menghadapi rangsangan
odds ratio yaitu 122500 yang artinya eksternal. Faktor Eksternal: Meliputi
responden yang memiliki efek samping lingkungan fisik dan non fisik seperti
berat 122,500 kali tidak patuh dalam manusia, sosial ekonomi, iklim, budaya
meminum obat dibandingkan dengan dll. Semakin baik faktor internal dan
eksternal seseorang, maka semakin baik
responden yang memiliki efek samping
tingkat pengetahuan orang tersebut.
rendah. Di antara berbagai faktor yang
mempengaruhi kepatuhan minum obat,
PEMBAHASAN
tingkat pendidikan dapat mempengaruhi
pengobatan pada pasien tuberkulosis paru
A. Hubungan tingkat pendidikan
di Puskesmas Karangrayung, sebuah
dengan kepatuhan meminum obat
studi terkait menemukan. Menurut hasil
di Desa Tarai Bangun wilayah
penelitian yang dilakukan di RSUD
kerja Puskesmas Tambang tahun
Kajen Kabupaten Pekalongan (Ahda,
2022
2016), terdapat pengaruh tingkat
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat
pendidikan dan dukungan keluarga
bahwa dari 75 responden yang tingkat
terhadap tingkat kepatuhan minum obat
pendidikan rendah, terdapat 5 (6.7%)
pada pasien tuberkulosis paru. Semakin
yang patuh meminum obat, dari 55
tinggi tingkat pendidikan dan dukungan
responden yang tingkat pendidikan
keluarga responden maka semakin tinggi
tinggi, terdapat 7 responden (12.7%)
pula kepatuhan berobat pasien TB paru
yang tidak patuh meminum obat. Uji Chi

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 6


rawat jalan di RSUD Kayen Kabupaten wilayah kerja Puskesmas Tambang tahun
Pekalongan. 2022.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang Dukungan keluarga adalah salah satu
disampaikan oleh (Niven, 2018), dimana faktor yang sangat berpengaruh terhadap
usia, pendidikan, pekerjaan, tempat kepatuhan pengobatan TB Paru, dengan
tinggal, dukungan keluarga, peningkatan keluarga inti dan keluarga besar sebagai
interaksi tenaga kesehatan dengan klien sistem pendukung bagi anggota
(kualitas pelayanan) merupakan faktor keluarganya. Tugas utama keluarga
yang mempengaruhi tingkat komitmen. ). adalah menjaga kesehatan. Peran
Tingkat pendidikan juga menentukan perawatan kesehatan adalah kemampuan
mudah tidaknya seseorang mengasimilasi keluarga untuk merawat anggota keluarga
dan memahami informasi yang diperoleh, yang menderita masalah kesehatan.
biasanya semakin tinggi pendidikan maka Keluarga harus memberikan dukungan
semakin baik pula pengetahuannya. positif dengan melibatkan keluarga
Menurut asumsi peneliti dari 75 sebagai pendukung pengobatan sehingga
responden yang tingkat pendidikan terjadi kerjasama antara staf dan anggota
rendah, terdapat 5 (6.7%) yang patuh keluarga yang sakit dalam pemantauan
meminum obat disebabkan oleh pengobatan (Friedman, 2013).
responden yang memiliki keluarga yang (Dhewi, 2018), juga meneliti
perhatian kepada responden sehingga dukungan keluarga erat kaitannya dengan
selalu menyiapkan obat untuk diminum hubungan kepatuhan minum obat pasien
responden dengan teratur sedangkan dari TB, dimana menurutnya PMO harus
55 responden yang tingkat pendidikan anggota keluarga itu sendiri yaitu anak
tinggi, terdapat 7 responden (12.7%) atau pasangannya, untuk alasan yang
yang tidak patuh meminum obat lebih bisa dipercaya. Selain itu, adanya
disebabkan oleh usia responden yang hubungan emosional yang erat sangat
tidak lagi muda, sehingga menyebabkan mempengaruhi PMO, selain sebagai
responden sering lupa meminum obat. pengawas pengobatan juga memberikan
B. Hubungan Dukungan Keluarga dukungan emosional kepada pasien TB.
Dengan Kepatuhan Minum Obat Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi
di Desa Tarai Bangun wilayah kronis yang diakibatkan oleh bakteri
kerja Puskesmas Tambang tahun Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran
2022 tuberkulosis paru terutama melalui
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bakteri pada droplet yang dikeluarkan
bahwa dari 76 responden yang kurang oleh orang yang terinfeksi saat bersin
mendapatkan dukungan keluarga, bahkan berbicara (Muttaqin, 2016).
terdapat 3 (3.9%) yang patuh meminum Menurut asumsi peneliti dari 76
obat, dari 54 responden mendapatkan responden yang kurang mendapatkan
dukungan keluarga yang baik, terdapat 4 dukungan keluarga, terdapat 3 (3.9%)
responden (7.4%) yang tidak patuh yang patuh meminum obat disebabkan
meminum obat. Uji Chi Square oleh responden itu sendiri yang ingin
disimpulkan bahwa nilai p = 0,000 (p sembuh sendiri sehingga walaupun
value < 0,05), dengan demikian dapat dukungan keluarga kurang tidak menjadi
disimpulkan bahwa hasil ada hubungan masalah untuk responden sedangkan dari
tingkat pendidikan dengan kepatuhan 54 responden mendapatkan dukungan
minum obat di Desa Tarai Bangun keluarga yang baik, terdapat 4 responden

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 7


(7.4%) yang tidak patuh meminum obat terdapat hubungan antara kepatuhan
disebabkan oleh responden itu sendiri minum obat dan efek samping TB.
yang sudah lelah untuk meminum obat Menurut asumsi peneliti dari
sehingga responden sudah pasrah akan 76 responden yang memiliki efek
keadaan. samping berat, terdapat 4 (5.4%)
C. Hubungan Efek samping Obat yang patuh meminum obat
Anti Tuberculosis Dengan disebabkan oleh responden yang
Kepatuhan Minum Obat di Desa memiliki pengetahuan tinggi supaya
Tarai Bangun wilayah kerja bisa menyesuaikan diri dengan
Puskesmas Tambang tahun 2022 perubahan diri. Kepatuhan terjadi
Berdasarkan tabel 4.7 dapat bila aturan pakai obat yang
dilihat bahwa dari 76 responden diresepkan serta pemberiannya
yang memiliki efek samping berat, diikuti dengan benar sedangkan dari
terdapat 4 (5.4%) yang patuh 56 responden yang memiliki efek
meminum obat, dari 56 responden samping rendah, terdapat 7
yang memiliki efek samping rendah, responden (12.5%) yang tidak patuh
terdapat 7 responden (12.5%) yang meminum obat disebabkan oleh
tidak patuh meminum obat. Uji Chi responden yang tidak didukung
Square disimpulkan bahwa nilai p = keluarga ditambah kurangnya
0,000 (p value < 0,05), dengan pengetahuan responden sehingga
demikian dapat disimpulkan bahwa meski hanya mendapatkan efek
hasil ada hubungan tingkat samping rendah responden sudah
pendidikan dengan kepatuhan tifak ingin lagi meminum obat TB
minum obat di Desa Tarai Bangun Paru lagi.
wilayah kerja Puskesmas Tambang
tahun 2022. KESIMPULAN
Obat anti-tuberkulosis Distribusi frekuensi tingkat pemdidikan
isoniazid, rifampisin, pirazinamid, berada pada kategori rendah. Distribusi
dan etambutol sering diresepkan. frekuensi dukungan keluarga berada pada
Pasien sering mengalami kebas pada kategori kurang. Distribusi frekuensi efek
tangan dan kaki, mual, sering buang samping Obat Anti Tuberculosis berada
air kecil, dan warna merah muda. pada kategori efek samping berat. Distribusi
kehilangan nafsu makan, frekuensi kepatuhan minum obat berada
ketidaknyamanan perut ringan, pada kategori tidak patuh. Ada hubungan
terkadang diare, ruam, nyeri sendi, antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan
demam, kelainan penglihatan, dan meminum obat di Desa Tarai Bangun
terkadang gangguan pendengaran. Wilayah Kerja Puskemas Tambang Tahun
Hasil penelitian ini sesuai 2022. Ada hubungan antara dukungan
dengan penelitian (Seniantara, 2017) keluarga dengan kepatuhan meminum obat
“Pengaruh Efek Samping Obat Anti di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja
Tuberculosis (Obat Anti Puskemas Tambang Tahun 2022. Ada
Tuberculosis) Terhadap Kepatuhan hubungan antara efek samping Obat Anti
Minum Obat Pada Pasien Tuberculosis dengan kepatuhan meminum
Tuberkulosis Di Puskesmas”. Hasil obat di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja
penelitian tersebut melihatkan hasil Puskemas Tambang Tahun 2022

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 8


DAFTAR PUSTAKA
1. Alini. (2017). Hubungan Kondisi (2014). Faktor-Faktor Yang
Rumah Penderita TB Paru dengan Berhubungan Dengan Kepatuhan
Keberhasilan Pengobatan TB Parudi Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di
RSUD Dr.Rm.Pratomo Bagansiapiapi. Lima Puskesmas di Kota Manado.
2. Airlangga, E. D. (2019). Faktor yang Jurnal Kedokteran Komunitas Dan
Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Tropik, II, 1–8.
Obat Antituberkulosis (OBAT ANTI 13. Kristini, T., & Hamidah, R. (2020).
TUBERCULOSIS) pada Pasien Potensi Penularan Tuberculosis Paru
Tuberkulosis Paru di Balkesmas pada Anggota Keluarga Penderita.
Ambarawa. Perpustakaan Universitas Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,
Ngudi Waluyo. 15(1), 24.
http://repository2.unw.ac.id/76/ https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.
3. Andri. (2020). Tuberkulosis. 24-28
4. Azwar. (2013). Sikap Manusia: Teori 14. Mahmudah, U., Cahyati, W. H., &
dan Pengukurannya. Putaka Pelajar. Wahyuningsih, A. S. (2013).
5. Daulay. (2013). Tingkat Kepatuhan Determinasi Penyakit Tuberkulosis Di
Minum Obat Penderita Tuberkulosis Daerah Pedesaan. Jurnal Kesehatan
Paru Di Poli Paru Rumah Sakit Haji Masyarakat, 8(2), 113–120.
Medan. Universitas Sumatera Utara. 15. Merzistya, A. N. A., & Rahayu, S. R.
6. Depkes. (2011). Pedoman (2019). Kejadian Putus Berobat
Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes Penderita Tuberkulosis Paru. Higeia
RI, 2011. Journal of Public Health Research and
7. Depkes. (2017). Pedoman Development, 2(3), 298–310.
Penanggulangan Tuberkulosis. Depkes 16. Muttaqin. (2012). Asuhan Keperawatan
RI, 2017. Gangguan Sistem Perkemihan. Salemba
8. Grosset. (2017). Handbook of Medika.
Tuberculosis. Adis. 17. Nita, R. (2016). Hubungan Dukungan
9. Hanum, S., Puetri, N. R., Marlinda, & Keluarga Dengan Kepatuhan
Yasir. (2019). Correlation between Pengobatan Tuberculosis Paru Di
Knowledge, Motivation and Family Rumah Sakit Paru Manguharjo Kota
Support with The Compliance of Drug Madiun. 2016.
in Hypertension Patients in Puskesmas 18. NotObat Anti Tuberculosismodjo.
Peukan Bada Aceh Besar District. Jurnal (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku
Kesehatan Terpadu (Integrated Health Kesehatan. Rineka Cipta.
Journal), 10(1), 30–130. 19. Rahmansyah. (2012). Faktor-faktor yang
10. Intan, K. (2014). Kesehatan Reproduksi. berhubungan dengan terjadinya DO
Salemba Medika. pada penderita TB paru di Rumah Sakit
11. Khunaefi, A., Anwar, M., Program, D., Paru Palembang tahun 2010.
Pendidikan, S., Budi, S., & Cimahi, L. Https://Lib.Ui.Ac.Id/File?File=digital/2
(2017). Kejadian Tuberkulosis. Jkbl, 0304320-T30717%20-%20Faktor
10(243), 121–124. %20faktor.Pdf/.
12. Kondoy, P. P. H., Rombot, D. V.,
Palandeng, H. M. F., & Pakasi, T. A.

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 9


20. RI, K. K. (2018). Profil Kesehatan Minum Obat Pasien TB Di Wilayah
Indonesia Tahun 2018. Kemenkes RI; Kerja Puskesmas Parongpong. Jurnal
2019. Keperawatan Muhammadiyah, 5(1).
21. Riau, D. P. (2021). Profile Dinas https://doi.org/10.30651/jkm.v5i1.13013
Kesehatan Provinsi Pekanbaru. 0
Www.Dinkesprovinsiriau.Com. 30. Wulandari, S. (2012). Hubungan
22. Riskesdas. (2018). Profile Riskesdas lingkungan fisik rumah dengan kejadian
2018. Www.Riskesdas.Com. Tubekulosis paruU. Unnes Journal of
23. Rosadi, D. (2020). Faktor-Faktor yang Public Health, 1(1), 3–6.
Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/
Tuberkulosis Paru Terhadap Obat Anti ujph/article/view/180
Tuberkulosis. Jurnal Berkala Kesehatan,
6(2), 80.
https://doi.org/10.20527/jbk.v6i2.91302
24. Siregar. (2014). Gangguan
KeseimBangun Air dan Elektrolit.
dalam Ilmu Penyakit. Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam.
25. Tika Maelani dan, & Cahyati, widya
hary. (2019). Karakteristik Penderita,
Efek Samping Obat dan Putus Berobat
Tuberkulosis Paru. Higeia Journal of
Public Health Research and
Development, 3(2), 227–238.
26. WHO. (2018). Profile WHO 2018.
Www.WHO.Com.
27. Widyastuti, H. (2016). Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kepatuhan
Berobat Pasien TB Paru di Balai
Kesehatan Paru Masyarakat Kota
Pekalongan. Undergraduated Thesis,
IlmumKesehatan Masyarakat.
Universitas Negeri Sema.
28. Windari, E. N. (2017). Pengaruh
Dukungan Tenaga Kesehatan terhadap
Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Sisir Kelurahan Sisir
Kota Batu. Journal Of Issues In
Midwifery, 1(2), 19–24.
https://doi.org/10.21776/ub.joim.2017.0
01.02.3
29. Wulandari, I. S. M., Rantung, J., &
Malinti, E. (2020). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan

JKT : Jurnal Kesehatan Tambusai Page 10

Anda mungkin juga menyukai