Makalah Seminar KMB Kelompok 3 New
Makalah Seminar KMB Kelompok 3 New
PEMBIMBING :
NS. DEVIYANTI, S. Kep (PRESEPTOR KLINIK)
NS. MUHAMMAD NURMAN, M. Kep ( PRESEPTOR AKADEMIK)
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Profesi Keperawatan Medikal Bedah.
Banyak bantuan yang penulis terima dalam melakukan penyusunan
makalah ini, baik itu bantuan moril maupun materil. Untuk itu ucapan terima
kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Zulkifli Malik Sp.PA selaku direktur RSUD
Arifin Achmad.
2. Ibu Ns. Yenny Safitri. M. Kep selaku Ketua Program Studi
Profesi Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
3. Bapak Ns. Muhammad Nurman, M.Kep selaku Koordinator
Profesi Keperawatan Medika Bedah dan selaku pembimbing akademik.
4. Ibu Ns. Deviyanti, S. Kep selaku pembimbing ruangan
(Clinical Instrukture).
5. Ibu Ns. Sulis selaku fasilitator ruangan Flamboyan RSUD
Arifin Achmad.
6. Seluruh Perawat dan Staf ruangan Flamboyan.
7. Teman-teman seperjuangan program profesi 2023.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dimasa mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga malakah ini bermanfaat bagi dunia
keperawatan.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah... .....................................................................4
C. Tujuan Penulisan..........................................................................4
D. Manfaat Penulisan ....................................................................... 5
ii
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor parotis yang merupakan salah satu tumor kelenjar air liur
yang paling banyak terjadi diantara tumor kelenjar liur lainnya. Tumor
kesadaran kesehatan dan kesadaran untuk tumor ini, jumlah pasien yang
daripada tumor ganas. Oleh karena itu, pasien dengan keganasan sangat
terlambat dengan tingkat diferensiasi yang semakin tidak terlihat dan juga
25 (41,7%) jinak, dan35 (58,3%) adalah tumor ganas dengan rasio jinak:
ganas.
3
frekuensi tumor parotis lebih tinggi sekitar 36% dari tahun sebelumnya
yaitu 2017 dengan hasil 16,7%. Hasil ini menunjukkan bahwa tumor
kami tidak dapat secara andal menetapkan variabel insiden tumor kelenjar
merasakan nyeri karena benjolan di dekat telinga sebelah kiri, alasan dari
pasein masuk rumah sakit akan dilakukan tindakan operasi pada benjolan
tersebut. Lama keluhan yang dirasakan pasien kurang lebih 3 bulan dan
juga sudah pernah memeriksakan di rumah sakit rembang namun tidak ada
perkembangan.
kerusakan wajah karena adanya penekanan saraf oleh tumor atau cedera
jaringan ini bisa kambuh dan berkembang baik sebagai tumor jinak
atau keluarga agar termotivasi untuk hidup sehat dan terhindar dari
yang berhunungan dengan ruang lingkup kerja dan biasanya perawat juga
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
paratidectomy .
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
ganas. Usia rata rata pasien dengan tumor parotis sekitar 45 tahun. Pada
2. Etiologi
Etiologi dari tumor ini tidak diketahui, tetapi insiden tumor ini
3. Patofisiologi
2020).
dan sel mioepitel berbentuk gelendong pada matriks stroma variabel dari
mukoid, miksoid, tulang rawan atau hialin. Elemen epitel umumnya asal sel
selain lapisan sel epitel kuboid bagian dalam. Ini adalah lapisan sel
yang jua mengandung sel elemen mioepitel yang tersebar atau menggumpal.
Area metaplasia skuamosa dan mutiara epitel bisa ditemukan. Tumor tak
4. Manifestasi klinis
penderita parotis antara lain : air liur dirasakan tidak bertambah atau
ganda, telinga berdenging, telinga terasa penuh, keluar cairan dari telinga,
benjolan dileher, ketiak maupun lipat paha. Penurunan berat badan tidak
ada.
5. PemeriksaanDiagnostik
yang jelas, perubahan kistik internal, septasi internal hyper echoic, struktur
yang lebih tidak homogen dan peningkatan akustik. Tumor ganas derajat
batas yang tidak teratur dan tidak jelas, ekotekstur heterogen, penyebaran
et al., 2021).
6. Komplikasi
akibat tumor parotis antara lain kerusakan wajah karena adanya penekanan
kemungkinan sisa jaringan ini bisa kambuh dan berkembang baik sebagai
tumor jinak maupun ganas, adanya kerusakan pada saraf telinga akibat
(2,5%)
10
7. Penatalaksanaan Medis
1. Parotidektomi superfisial
fasialis. Indikasi operasi ini untuk tumor jinak dan tumor ganas dini
(Tl, T2) dengan derajat keganasan rendah. Tumor yang letaknya psada
nervus fasialis.
2. Parotidektomi total
Indikasi operasi ini untuk tumor jinak yang rekuren, tumor jinak lobus
tidak bisa dipertahankan lagi. Bila nervus fasialis masih utuh (jarang)
3. Parotidektomi radikal.
pembedahan.
A. Penatalaksanaan Keperawatan
I. Pengkajian
1) Identitas klien
alamat, agama, pekerjaan, suku bangsa, tanggal, dan jam masuk rumah
2) Keluhan umum
3) Riwayat Kesehatan
4) Pola-pola kesehatan
c) Pola eliminasi
e) Pola aktivitas
a. Keadaan umum
b. Pemeriksaan kepala
c. Sistem Integumen
d. Sistem pernafasan
e. Sistem kardiovaskuler
f. Sistem pencernaan
g. Sistem persyarafan
h. Sistem Musculoskeletal
ada nyeri tekan, panas, kemerahan dan edema pada ekstremitas bawah.
i. Sistem integumen, imunitas, dan kuku Warna kulit dan kondisi luka
makanan
tubuh
Intervensi:Manajemen Nyeri
kuantitas nyeri
makanan.
konstipasi
tubuh.
tubuh
Pathway
Tumor Parotis
Pembengkakkan kelenjar
Luka operasi
parotis
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian dasar
1. Identifikasi
Kamar/ruang : Poli Anak
Tanggal Pengkajian : 20-01-2022
Tanggal Masuk RS : 20-01-2022
Waktu Pengkajian : 09.00 WIB
No.Rekam Medis : 01084259
Diagnosa Medis : Epilepsi
Nama Inisial Klien : An. SA
Umur : 11 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Klien datang ke poli klinik anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada
tanggal 20 Januari 2020 pukul 08.30 WIB dengan keluhan kejang 3 hari
yang lalu dengan durasi ± 5 menit, klien ingin kontrol dan CT Scan ke
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Klien memiliki diagnosa medis
epilepsi dan riwayat serebral palsy.
3. Keluhan Utama saat pengkajian
Saat dilakukan pengkajian, keluarga mengatakan An. SA tiba-tiba
pingsan dan kejang jika kelelahan. Tubuh klien kaku, keadaan umum
pasien lemah, klien apasia. Aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
B. Pengkajin Keperawatan
1. Penampilan Umum
Kesadaran klien composmentis dengan GCS E4M6Vapasia, klien
tampak lemah, tidak ada sianosis, turgor kulit klien baik, klien
memiliki riwayat penyakit cerebral palsy dan epilepsi sejak usia An.
SA berumur 6 bulan, dan tidak ada edema pada tubuh klien.
29
4444 4444
Sendi klien tampak kaku saat bergerak, tidak ada nyeri saat bergerak,
klien tampak lesu, fisik klien lemah.
8. Pengkajian Neurosensori
Klien mengatakan kepalanya terasa sakit, tidak ada cidera medula
spinalis, tidak mengeluh sulit menelan, dan tidak ada hematemasis.
30
Tabel 3
Analisa Data
4 4
4 4
- Semua kebutuhan akftivitas
klien dibantu oleh orang tua
C. Diagnosa Keperawatan
D. Rencana Keperawatan
Tabel 4
Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 5
Catatan Perkembangan
No. Tanggal & IMPLEMENTASI Tanggal & EVALUASI
DX pukul pukul
Kep.
1. 20/01/2022 20/01/2022
09.00 WIB Memonitor adanya kebingungan, 09.00 WIB S:
perubahan pikiran, keluhan pusing, Kluarga mengatakan klien
pingsan terakhir kejang 3 hari yang lalu,
Memonitor tanda-tanda vital keluarga mengatakan klien sering
09.15 WIB
TD: 110/65 mmHg gelisah.
O:
N: 98x/i
Tidak terjadi trauma fisik
RR: 28x/i
Riwayat CP
S: 36,2 ‘C Tidak ada luka lecet
Mencatat perubahan klien dalam
09.30 WIB Tidak terjadi fraktur
berespon terhadap stimulus TD: 110/65 mmHg
Mendorong keluarga untuk bicara pada N: 98x/i
09.40 WIB
klien RR: 28x/i
Berkolaborasi dengan dokter dalam S: 36,2 ‘C
pemberian anti kejang sesuai A : Masalah teratasi sebagian
kebutuhan P : Intervensi dilanjutkan oleh keluarga dirumah
Depakote 250mg - Sesuaikan kepala tempat tidur untuk mengoptimalkan
perfusi serebral
- Memonitor adanya kejang
- Mengajak klien berbicara
- Memberikan obat secara teratur
2. 20/01/2022 mengidentifikasi kebutuhan 20/01/2022 S : Keluarga mengatakan paham apa saja faktor risiko cidera
10.00 WIB keselamatan 10.00 WIB O : - Klien dijaga oleh keluarganya
Monitor perubahan status keselamatan - Tidak terjadi trauma fisik
10.20 WIB : keamanan lingkungan - Riwayat CP
menghilangkn bahaya keselamatan - Tidak ada luka lecet
10.30 WIB - Tidak terjadi fraktur
lingkungan : keselamatan fisik
- TD: 110/65 mmHg
mengguunakan perangkat pelindung - N: 98x/i
10.40 WIB
35
memfasilitasi relokasi ke - RR: 28x/i
lingkungan yang aman : menjauhkan - S: 36,2 ‘C
barang yang membahayakan saat A : Masalah teratasi sebagian
kejang P : Intervensi dilanjutkan oleh keluarga dirumah
- Tempatkan anak pada tempat tidur yang lunak dan rata
seperti bahan matras
- Pasang pengaman di kedua sisi tempat tidur
- Jaga klien saat timbul serangan kejang
- Antisipasi alat untuk penghalang lidah tergigit saat
kejang seperti sendok yang dibaluti kain.
3. 20/01/2022
11.00 WIB 20/01/2022
11.00 WIB S : Keluarga mengatakan anggota gerak klien masih lemah
Melakukan bina hubungan O : - K/U lemah
11.10 WIB saling percaya - Aktifitas masih dibantu keluarga
Mengkaji kemampuan klien dalam - Skor motorik 4
11.30 WIB - TD: 110/65 mmHg
mobilisasi
- N: 98x/i
Memonitor kekuatan otot klien - RR: 28x/i
12.45 WIB
Melatih rentang gerak, aktif dan pasif - S: 36,2 ‘C
pada semua ekstremitas A : Masalah belum teratasi
Melatih melangkah dan berjalan. P : Intervensi dilanjutkan oleh keluarga dirumah
- Melatih rentang gerak, aktif dan pasif pada semua
ekstremitas
- Melatih melangkah dan berjalan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan
kasus dengan diagnosa Tumor parotis post op parotidektomi di ruangan Flamboyan
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Tinjauan kasus merupakan permasalahan yang
ditemukan di ruang Flamboyan pada tanggal 20 Januari 2023 Pembahasan ini dibuat
dengan langkah proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan evaluasi
meliputi :
a. Pengkajian
Tahap ini merupakan langkah awal dilakukan dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan tumor parotis post op parotidektomi . Di dalam
melakukan pengkajian ini tidak menemukan kendala yang berarti karena
keluarga pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang ditanyakan.
Ditemukan adanya kesenjangan yang berarti antara teroritis dan kasus yang
ditemukan dilapangan, karena asuhan keperawatan ini dilakukan diruangan
flamboyan dengan waktu 1 hari pengkajian saja.
b. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang diperoleh pada klien kelolaan
didapatkan 4 diagnosa keperawatan, meliputi :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
c. Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditegakkan. Adapun acuan dalam penyusunan intervensi
keperawatan menggunakan materi yang ada di buku bahan ajar seperti buku
keperawatan medical bedah Brunner dan Suddarth, rencana asuhan keperawatan
oleh SDKI,SLKI SIKI, serta buku keperawatan lainnya yang dimana sesuai
dengan keadaan pasien dan situasi serta kondisi yang ada di flamboyan RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru.
Penyusunan intervensi antara teori dan tinjauan kasus terdapat
kesenjangan, sebab intervensi yang dilakukan kepada Tn.S berbeda dengan teori
yang muncul dalam tinjauan teori.
d. Implementasi
Implementasi dilakukan selama 3 jam. Tidak semua implementasi yang
dilakukan pada pasien kelolaan berdasarakan intervensi yang telah dibuat.
Implementasi yang dilakukan berdasarkan prioritas masalah yang diangkat.
Implementasi dapat dilakukan dengan baik, hal ini dikarenakan adanya kerja
sama yang baik antara mahasiswa ners dan keluarga pasien dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah disusun sebelumnya. Dalam hal ini juga
mendapatkan bimbingan dan kesempatan yang baik dari pembimbing dan
perawat dalam pelaksanaan tindakan sehingga tindakan keperawatan dapat
terlaksana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam mengatasi masalah
pada pasien.
e. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan
setelah tindakan keperawatan dilaksanakan. Dari 4 diagnosa keperawatan 1
diagnosa sudah teratasi yaitu risiko cidera. Untuk diagnosa gangguan perfusi
jaringan serebral dan gangguan aktifitas fisik masih belum teratasi dan akan
dilanjutkan oleh keluarga di rumah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
136–145.
https://doi.org/10.25077/jka.v7i2.816
Kesehatan Masyarakat.
Risnah, R., HR, R., Azhar, M. U., & Irwan, M. (2019). Terapi Non Farmakologi