Revisi Proposal Intan
Revisi Proposal Intan
OLEH :
NAMA : INTAN SARI PAPUTUNGAN
NIM : 01505010071
Oleh :
Nama : Intan Sari Paputungan
NIM : 01505010071
Pembimbing Ketua
Pembimbing
Menyetujui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Dengan mengucap Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini
dengan judul “Hubungan Supervisi Kepala Ruang dengan Pelaksanaan Praktik
Caring Perawat Pelaksana Di RSUD Kota Kotamobagu” sampai kurun waktu
yang ditentukan.
Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelas
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan di STIKES Graha Medika
Kotamobagu.
1. Henny Kaseger, S.kep, Ns, M.kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bogani
Bolaang Mongondow, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam mengikuti pendidikan untuk menimbah ilmu di STIKES Graha Medika
Kotamobagu
2. Ns. Finni Tumiwa, S.Kep., M.Kes selaku Ketua STIKES Graha Medika
Kotamobagu yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi
3. Ns. Pricilya M. Warwuru, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Program Studi S1-
Ilmu atas semua bimbingan, perhatian dan arahan yang diberikan kepada
penulis selama menjalani studi di bangku perkuliahan
4. Dr.Hj Wahdania Mantang, M.kes, selaku Direktur Rumah Sakit RSUD Kota
Kotamobagu, serta segenap staf yang telah memberikan izindalam melakukan
penelitian dan pengambilan data yang penulis butuhkan.
5. Ns. Fredna Robot, S.kep., M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu untuk membimbing, mengarahkan, mengoreksi,
memotivasi dan memberikan sumbangan pemikiran kepada penulis sehingga
Proposal ini dapat terselesaikan
6. Ns. Ake R. C. Langingi, S.Kep,. M.Kes selaku Pembimbing II yang telah
ikhlas meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
Proposal ini
7. Dosen dan seluruh staf pegawai STIKES Graha Medika Kotamobagu
Program Studi Keperawatan, yang telah banya membekali penulis dengan
pengetahuan selama menempuh studi di bangku kuliah hingga penyusunan
Proposal ini selesai
8. Kepada papa (Yanto Paputungan), Ibu (Suriana Lasabuda dan Adik (Fika Sari
Paputungan) tercinta yang telah memberikan Do̕ a, memberi semangat,
dukungan dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Proposal ini
9. Kepada seluruh teman-teman keperawatan angkatan 2015 yang telah sama-
sama berjuang saling membantu dan saling memberi motivasi selama
menempuh pendidikan
10. Kepada sahabat-sahabat (astrid, icha, fika, sela, wirda, mita) yang selalu setia
menjadi teman dalam berbagai keluh kesah, canda tawa kalian yang terbaik.
11. Semua pihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
yang tidak dapat penenulis sebut satu per satu.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa Proposal
ini masih sangat jauh dari kata sempurna, untuk itu saran yang konstruktif sangat
diharapkan demi kesempurnaan penyusunan Proposal selanjutnya. Semoga
Proposal ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama profesi
Keperawatan
Kotamobagu, Maret 2019
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan kepada individu, kelompok, atau
Kemampuan manajerial yang harus dimiliki oleh kepala ruangan antara lain
beberapa fungsi manajerial kepala ruangan tersebut terlihat bahwa salah satu
(Goziyan, 2016).
mendasar pada profesi keperawatan Indonesia saat ini adalah perawat masih
beberapa rumah sakit di jakarta menunjukan bahwa 14% klien tidak puas
Survei data awal yang peneliti peroleh dari RSUD Kota Kotamobagu,
pasien pada bulan januari 137 pasien, di ruangan Tuitan 20 perawat dengan
jumlah pasien 119. Dari hasil wawancara pada pada 10 orang perawat pelaksana,
berkala dan evaluasi hasil supervisi jarang disampaikan langsung oleh kepala
pelaksanaan praktik caring seperti perawat tidak segera datang saat dibutuhkan
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Interna Melati dan Tuitan RSUD Kota
Kotamobagu”.
dalam penelitian ini adalah “ Apakah Ada Hubungan Supervisi Kepala Ruang
Praktik Caring perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Interna Melati dan
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktisi
kepala ruang dengan pelaksanaan praktik caring sebagai salah satu upaya yang
perawat sebagai bahan untuk lebih meningkatkan motivasi kerja perawat dalam
dapat menjadi referensi dan daftar pustaka dengan berbagai variabel yang
menarik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan Vision yang artinya melihat sesuatu, melihat kerja orang lain
(Basuki, 2018). Supervisi dalam arti luas yakni suatu pengamatan atau
(Bakri, 2017). Sedangkan supervisi dalam arti khusus, yakni terkait konteks
2017).
2018).
kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik,
sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti akan peran dan
fungsinya sebagai staf dan difokuskan pada kemampuan staf dan pelaksanaan
1. Model Pengembangan
Model ini diperkenalkan oleh Dixon pada rumah sakit mental dan pusat
teknologi adiksi tahun 1998. Model ini dikembangkan dalam rumah sakit
2018).
2. Model Akademik
3. Model Eksperimental
4. Model 4S
Model ini diperkenalkan oleh Page dan Wosket dari hasil penelitian di
Greater Manchester UK dan New York tahun 1995. Model supervisor ini
agar mampu melakukan kegiatan supervisi secara benar (Bakri, 2017). Prinsip-
evaluation)
terlibat
kebutuhan
asuhan keperawatan
bahwa supervisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara lansung dan
tidak lanssung.
1. Supervisi Langsung
tahap refleksi.
profesionalisme.
perawat pelaksana
perawat pelaksana
perawat pelaksana pada saat yang tepat. Pemberian motivasi saat bawahan
mengalami stress akibat pekerjaan bukanlah waktu yang tepat bahkan dapat
4. Mampu memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
perawat pelaksana
keperawatan
Penilaian kinerja pada bawahan harus dilakukan secara objektif dan
Perawat yang caring juga berdampak pada peningkatan rasa percaya diri
Teori caring pertama kali ditemukan oleh Jean Watson. Caring adalah
Darwin & Hardisman, (2014) menjelaskan 10 elemen karatif caring ini akan
dilakukan dengan memanggil nama klien dengan nama yang paling disukai,
keyakinan dan harapan perawat juga harus peka terhadap diri sendiri dan
sehingga ia dapat menjadi sensitif, murni dan bersikap wajar pada orang
kita. Kepekaan terhadap orang lain adalah menunjukkan sikap tenang dan
sikap empati yaitu turut merasakan apa yang dialami klien. Sikap ini
keluarga.
6. Menggunakan Proses Caring yang Kreatif dalam Penyelesaian Masalah
yang ingin ditemui klien, menyediakan tempat tidur bersih dan rapi,
berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, menyiapkan klien dan keluarga
Asumsi dasar teori Watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi
berdasarkan saat ini tetapi seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa
depannya.
keluasaan memilih kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu
menegaskan apa yang pasien harapkan dari layanan. Pasien kemudian menilai
individu sebagai sesuatu yang unik, dan menjaga kebersamaan dan perhatian
penuh kepada pasien merupakan sikap pelayanan yang di nilai pasien. Jika
(Potter & Perry, 2009 dalam Patonengan, 2015), mempelajari hubungan antara
manusia, hargai diri manusia dilindungi, didukung, dan dijaga. Kata etik
merujuk pada kebiasaan yang benar dan salah. Dalam setiap pertemuan dengan
pasien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika
karakter dan sikap perawat terhadap orang lain. Perawat yang berperan dalam
didesain oleh Watson dan Lea, (1997) dalam Triwijayanti, (2015) merupakan
menjelaskan bahwa semua item pada CDI mempunyai korelasi positif dengan
yang tinggi dan motivasi perawat merupakan salah satu faktor yang berperan
pasien.
2. Lingkungan Kerja
fisik saja namun lebih dari itu, iklim kerja yang kondusif, kepemimpinan
: Garis penghubung
BAB III
OPERASIONAL
Keterangan:
berikut:
Ha: Ada Hubungan Supervisi Kepala Ruang dengan Pelaksanaan Praktik Caring
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Interna Melati dan Tuitan RSUD
Kota Kotamobagu
Ho: Tidak ada Hubungan Supervisi Kepala Ruang dengan Pelaksanaan Praktik
Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Interna Melati dan Tuitan
dalam mempertahankan
pelaksana
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Ruang Rawat Inap Interna Melati dan
4.3.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh objek atau subjek yang memiliki kualitas dan
2016). Dalam penelitian ini populasi yang di gunakan adalah perawat dan
4.3.2 Sampe
responden lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau
lebih. Presentase yang diambil yaitu 15% dari total populasi. Rumus
Perhitungan perawat
Jumlah Perawat Ruangan Melati = 22 perawat
Perhitungan pasien
Keterangan: n=Nxd
n= besar sampel
N= besar populasi
n= N x 15 %
n= 256 x 15 %
n=38 pasien
yang tidak dapat mewakili sebagai sampel, karena tidak memenuhi syarat
4.5 Instrumen
jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada
jumlah variabel yang di teliti (Sugiyono, 2016). Instrumen dalam penelitian ini
menggali hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini mengacu pada
parameter yang telah dibuat oleh peneliti sesuai dengan penelitian yang akan
(Inisial), usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan status kepegawaian, lama
bekerja. Pertanyaan isian yang akan diisi atau di pilih responden. Contoh: jenis
Kuesioner ini berisi tentang Supervisi Kepala Ruang. Kuesioner ini berisi
mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat
1. Ya : skor 2
2. Tidak : skor 1
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti
c. Pelaksanaan penelitian
4.7.1 Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah di
kumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk atau data yang terkumpul
4.7.2 Coding
4.7.3 Scoring
4.7.4 Tabulating
univariat karena proses pengumpulan data awal masih acak dan abstrak,
jenis ini sering digunakan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh x dan y
antar variabel satu dengan variabel yang lainnya (Donsu, 2017). Untuk melihat
Hasil analisa akan diperoleh nilai p. Jika nilai p < 0,05 ini berarti ada hubungan
antara supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan praktek caring (Tiro, 2009
dengan tingkat kemaknaan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. Apabila
p value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha (hipotesa penelitian) diterima, yang
berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, sedangkan bila
Dalam penelitian ini, data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan
dianalisis dengan teknik statistik. Proses pemasukan data dan pengolahan data
dan sampel yang menolak tidak akan dipaksa dan tetap menghormati haknya.
b. Kerahasiaan (Confidentialy)
responden disamarkan
dirubah menjadi kode nomer responden yang hanya diketahui oleh peneliti.
Kerahasian pada penelitian saat ini dilakukan oleh peneliti dengan cara
c. Keadilan (justice)
ekonominya.
4.10 Kerangka kerja (freme work)
melakukan penelitian.
Identifikasi Masalah
Desain Penelitian
Populasi
Seluruh perawat pelaksana dan pasien di Ruang
Rawat Inap Interna Melati dan Tuitan RSUD
Kotamobagu
Sampel
Seluruh perawat pelaksana dan pasien di ruang
perawatan Melati B dan di ruang Tuitan RSUD
Kotamobagu
Sampling
Purposive Sampling
Kesimpulan dan
saran
Daftar Pustaka
IKAPI)
2019
Pustakabarupress
Kotamobagu
Suyanto & Susila, 2014, Metodologi Penelitian Cross Sectional, Klaten Selatan:
Bossscript
Lampiran 1
Kepada Yth
Di Tempat
Peneliti,
Lampiran 2
(Informed Consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpatisipasi sebagai responden penelitian, yang akan dilakukan oleh mahasiswa
Progam Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Graha Medika atas
Nama: Intan Sari Paputungan NIM:01505010071 tentang “Hubungan
Supervisi Kepala Ruang Dengan Pelaksanaan Praktik Caring Perawat
Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Kotamobagu”. Tanda tangan saya
menunjukan bahwa saya telah diberi informasi dan memutuskan untuk
berpatisipasi dalam penelitian tersebut.
Kotamobagu 2019
Responden
(.........................................)
Lampiran 3
Kuesioner : Supervisi
Petunjuk : Berilah tanda checklist (√) pada kolom sesuai dengan jawaban saudara.
(selalu/SL, sering/SR, kadang-kadang/KK, Tidak perna/TP).
No Pernyataan SL SR KK TP
1. Kepala ruang berbicara kepada perawat agar
memenuhi keinginan klien untuk bertemu
walau dalam keadaan sibuk
2. Kepala ruangan jarang menganjurkan perawat
agar memuji klien dalam usahanya mematuhi
program pengobatan/perawatan
3. Kepala ruangan mengatakan kepada perawat
agar tidak lupa memperkenalkan diri terlebih
dahulu pada klien
4. Kepala ruangan membantu perawat saat
mengalami kesulitan dalam memanggil nama
kesukaan klien
5. Kepala ruangan jarang membahas hambatan
yang muncul ketika perawat tidak menepati
kontrak waktu dengan klien
6. Kepala ruangan lansung mempraktekkan
bagaimana caranya perawat dalam memotivasi
klien
7. Kepala ruangan memberikan contoh bagaimana
cara perawat menjelaskan setiap tindakan
keperawatan kepada klien
8. Kepala ruangan jarang memberikan contoh
bagaimana seharusnya perawat melibatkan
klien dan keluarga dalam setiap tindakan
perawatan
9. Kepala ruanagn mencontohkan bagaimana cara
perawat menyiapkan ruangan yang nyaman
bagi klien saat mengalami fase berduka
10. Kepala ruangan memberikan arahan kepada
perawat bagaimana caranya menghargai klien
walaupun pendapatnya bertentangan
11. Kepala ruangan menyarankan perawat untuk
menghargai tentang kelebihan dan kekurangan
klien
12. Kepala ruangan mendorong perawat untuk
peka terhadap perasaan klien
13. Kepala ruangan meyakinkan perawat bahwa
mereka mampu memfasilitasi klien/keluarga
dalam mencari pengobatan alternatif
14. Kepala ruangan jarang memberi masukan pada
perawat agar segera memenuhi panggilan klien
15. Kepala ruangan memberikan teguran ketika
perawat tidak mau mendampingi klien ketika
mencurahkan perasaannya
16. Kepala ruangan melakukan pengamatan secara
lansung ketika perawat mengajarkan klien
dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya
17. Kepala ruangan mengobservasi perawat ketika
menjelaskan kepada klien dalam memperoleh
pengobatan alternatif untuk kesembuhannya
18. Kepala ruangan menyampaikan penilaian
terhadap perawat ketika mereka mendengarkan
keinginan klien untuk sembuh
19. Kepala ruangan memberikan kesempatan
kepada perawat untuk menunjukan rasa kasih
sayang dengan cara perhatian pada klien
20. Kepala ruangan memberikan penilaian yang
obyektif atas pelaksanan tindakan oleh perawat
ketika membantu kebutuhan klien.
Sumber kuesioner ini di dapat dari penelitian Muttaqin (2008)