Anda di halaman 1dari 19

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan proposal ini, semoga dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri khususnya dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kebutuhan pangan asal
hewani mendorong untuk selalu tersedianya jumlah pangan yang berasal dari hewan ternak ternak
ruminansia. Peternakan ruminansia sangat bergantung pada kebutuhan pakan untuk meningkatkan
produksinya. Di Indonesia, pakan hijauan tersedia dengan jumlah yang melimpah. Pakan hijauan
berupa rumput merupakan pakan yang mengandung nutrisi rendah. Sehingga dalam usaha
penggemukan sapi potong, pemberian rumput saja tanpa diimbangan pakan konsentrat atau
tambahan pakan lain dirasa sangatlah kurang.
Pemberian pakan tambahan seperti Urea Molasses Multinutrien Blok (UMMB) merupakan
salah satu jenis pakan suplemen yang mendasarkan pada penggunaan teknologi tepat guna
(pengembangan dari UMB). Dengan pemberian Urea Molasses Multinutrien Blok diharapakan
produktivitas ternak meningkat. Hal ini karena terjadi peningkatan mikroorganisme rumen sehingga
kebutuhan Serat Kasar meningkat dan meningkatkan konsumsi ternak terhadap pakan. Semoga tulisan ini
bermanfaat dan meningkatkan referensi bacaan mengenai pengolahan pakan hijauan.

Penulis,

Riska Kurniawati, S.Pt., Gr

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Cover Proposal ...................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Sasaran ................................................................ 3
BAB II. GAMBARAN UMUM PENGEMBANGAN PJBL ............................ 4
2.1. Perencanaan Produk ............................................................... 4
2.2. Pemilihan Proses Produksi ..................................................... 4
2.3. Pemanfaatan Hasil ................................................................. 5
2.4. Uraian Dampak dari Kegiatan ................................................. 5
BAB III. IMPLEMENTASI PJBL ................................................................ 6
3.1. Perencanaan Kegiatan ............................................................ 6
3.2. Persiapan Alat dan Bahan ...................................................... 7
3.3. Proses Produksi ...................................................................... 8
3.4. Kontrol Kualitas.........................................................................................10
BAB IV. PELAKSANAAN PJBL................................................................................11
4.1. Jadwal Pelaksanaan....................................................................................11
4.2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)........................................................11
4.3. Rincian Biaya.............................................................................................11
4.4. Rencana Tindak Lanjut (RTL)...................................................................12
BAB VI. KESIMPULAN..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................14
LAMPIRAN..................................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang menengah
yang mengutamakan pengembangan keterampilan siswa. SMK dituntut untuk selalu
meningkatkan kualitas lulusan, sehingga para lulusan mampu bersaing di dunia kerja. Untuk
menghasilkan kualitas lulusan SMK yang kompeten, salah satunya dipengaruhi oleh
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran di SMK menitikberatkan pada
penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia
industri.
Menurut Dikmenjur (2008) mata pelajaran produktif adalah segala mata pelajaran
yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. Salah satu mata
pelajaran produktif yang terdapat pada konsentrasi keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia
adalah mata pelajaran Konsentrasi Keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia. Berdasarkan
pengamatan selama pembelajaran, hasil belajar siswa masih banyak di bawah KKM.
Menurut Hamalik (2003) beberapa faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah
diantaranya faktor guru, siswa, dan bahan ajar. Pada faktor guru dan siswa, model
pembelajaran yang digunakan belum mampu membiasakan siswa untuk berpikir kritis dalam
memecahkan suatu masalah. Faktor guru tersebut berakibat pada siswa yang menjadi kurang
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kekurangantusiasan siswa dalam mengikuti
pembelajaran tentu berimplikasi pada rendahnya kemampuan siswa dalam merespon
aktivitas belajar dari guru. Pada faktor bahan ajar, guru masih menggunakan buku paket
(Buku Sekolah Elektronik/BSE) dan buku tersebut hanya dimiliki oleh guru, sehingga siswa
tidak dapat belajar secara mandiri.
Menurut Sambite dkk. (2019) salah satu cara untuk mengatasi siswa agar dapat
memecahkan masalah dan menentukan suatu keputusan dalam proses pembelajaran, guru
harus menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran
inovatif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran adalah model project based
learning.
PjBL merupakan pendekatan inovatif yang mengajarkan beragam strategi untuk
mencapai kesuksesan abad 21 (Bell, 2010), membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan abad 21 (Ravitz et.al, 2011), meningkatkan tanggungjawab (Johann et.al,
2006), melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi, dan kreativitas (Wurdinger &
Qureshi, 2015).

1
Gregory & Chapman (2007) menyatakan PjBL bisa dikatagorikan; (a) proyek
terstruktur (structured project), (b) proyek sesuai topik (topic related project), (c) proyek
terbuka tertutup (open ended project). Pembelajaran berbasis proyek intinya meletakkan
pebelajar sebagai subyek belajar yang aktif, mendorong munculnya inisiatif dan proses
eksplorasi, memberikan kesempatan menerapkan apa yang dipelajari, kesempatan untuk
mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan mengevaluasi kinerjanya. PjBL menganut
teori belajar konstruktivistik. Driscoll (2000) menyatakan prinsip-prinsip pembelajaran
kontruktivistik adalah; (1) melibatkan pebelajar dalam aktivitas nyata, (2) negosiasi sosial
dalam proses belajar, (3) kolaboratif dan pengkajian multiperspektif, (4) dukungan
menentukan tujuan dan mengatur proses belajar, dan (5) dorongan merefleksikan apa dan
bagaimana sesuatu dipelajari.
Pakan merupakan unsur penting pada usaha peternakan. Di Indonesia, pakan hijauan
tersedia dengan jumlah yang melimpah. Pakan hijauan berupa rumput merupakan pakan
yang mengandung nutrisi rendah. Sehingga dalam usaha penggemukan sapi potong,
pemberian rumput saja tanpa diimbangan pakan konsentrat atau tambahan pakan lain dirasa
sangatlah kurang. Pemberian pakan tambahan seperti Urea Molasses Multinutrien Blok
(UMMB) merupakan salah satu jenis pakan suplemen yang mendasarkan pada penggunaan
teknologi tepat guna (pengembangan dari UMB). Dengan pemberian Urea Molasses
Multinutrien Blok diharapakan produktivitas ternak meningkat. Hal ini karena terjadi peningkatan
mikroorganisme rumen sehingga kebutuhan Serat Kasar meningkat dan meningkatkan konsumsi
ternak terhadap pakan. Yanuartono et al., (2019) menyatakan pemberian UMMB dapat
meningkatkan pencernaan pakan berkualitas rendah sehingga secara umum dapat
meningkatkan performans ternak seperti produksi susu, bobot badan,body condition score
(BCS) dan status reproduksi.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran aktif yang melibatkan siswa


secara mandiri untuk meningkatkan daya pikir siswa menuju metakognitif seperti berpikir
kritis terhadap proyek yang akan dikerjakan melalui permasalahan yang ditemukan oleh
siswa (Insyasiska dkk., 2017). Proyek yang dikerjakan oleh siswa dapat berupa proyek
perseorangan atau kelompok dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif,
menghasilkan sebuah produk, dan hasilnya ditampilkan dan dipresentasikan (Winaya dkk.,
2016). Penerapan project based learning dapat dilengkapi dengan bahan ajar yang efektif
untuk melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka disusunlah proposal berbasis proyek dengan
judul Pembuatan Urea Molasses Multinutrien Blok (UMMB) dalam rangka Pengembangan
Pembelajaran PjBL di SMK Al Alif Blora dengan menerapkan pembelajaran PjBL
diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar dan kompetensi peserta didik.

2
B. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dan sasaran dari pelaksanaan PjBL ini adalah peserta didik fase F
(kelas XI) konsentrasi keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia SMK Al Alif
Tunjungan Blora mampu memahami konsep dan prinsip pengawetan hijauan,
menjalankan pembuatan Urea Molasses Multinutrien Blok. Sasaran dari PjBL ini
adalah peserta didik fase F (kelas XI) konsentrasi keahlian Agribisnis Ternak Ruminansia
SMK Al Alif Tunjungan Blora.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM
RENCANA PENGEMBANGAN PROJECT BASED LEARNING

2.1. Perencanaan PjBL (Project Based Learning)


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model pembelajaran
yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media. Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai
bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan
komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya.
Mengingat bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, maka pembelajaran
berbasis proyek memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggali materi dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
kolaboratif.
Peran guru dalam pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek antara lain merencanakan
dan mendesain pembelajaran, membuat strategi pembelajaran, membayangkan interaksi yang akan
terjadi antara guru dan siswa, mencari keunikan siswa, menilai siswa dengan cara transparan dan
berbagai macam penilaian serta membuat portofolio pekerjaan siswa.
Gambaran umum perencanaan sintak pembelajaran PjBL antara lain sebagai berikut :
1) Penentuan pertanyaan mendasar (start with the essential question)
2) Merancang kegiatan proyek (design a plan for the project)
3) Membuat jadwal aktivitas (create a schedule)
4) Memonitor perkembangan kegiatan proyek (monitor the students and the progress of the
project)
5) Melakukan penilaian (asses the outcome)
6) Refleksi pengalaman yang didapat (evaluate the experience)

2.2. Pemilihan Proses Produksi


Urea Molasses Multinutrien Blok merupakan salah satu jenis pakan suplemen yang
mendasarkan pada penggunaan teknologi tepat guna (pengembangan dari UMB).dipilih sebagai
produk dalam project ini. Pemilihan produk Urea Molasses Multinutrien Blok dipilih produk
agribisnis ternak ruminansia adalah sebagai solusi untuk memenuhi kekurangan nutrisi pada ternak.
Dengan pemberian Urea Molasses Multinutrien Blok, diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas ternak akibat dari peningkatan mikroorganisme didalam rumen.

4
Pemilihan proses produksi Urea Molasses Multinutrien Blok dilakukan secara manual. Menggunakan
alat dan bahan yang disediakan.

2.3. Pemanfaatan Hasil


2.3.1. Manfaat bagi Peserta Didik
Peserta didik mampu membuat pengolahan pakan yaitu Urea Molasses
Multinutrien Blok (UMMB).
2.3.2. Manfaat bagi Ternak
Urea Molasses Multinutrien Blok yang telah dibuat akan dimanfaatkan untuk pakan ternak
ruminansia sebagai suplemen ternak. Urea Molasses Multinutrien Blok dapat menambah zat-zat
gizi berupa karbohidrat, protein, vitamin dan mineral pada ternak. Pemberian UMMB ini dapat
merangsang pertumbuhan mikroorganisme rumen sehingga kebutuhan Serat Kasar meningkat dan
meningkatkan konsumsi ternak terhadap pakan. Jika konsumsi pakan ternak meningkat, maka produktivitas
ternak meningkat.

2.4. Uraian Dampak dari Kegiatan


Pembelajaran berbasis PjBL yang dilaksanakan dapat memiliki dampak instruksional dan
dampak pengiring. Dampak instruksional adalah hasil belajar yang dicapai atau yang berkaitan
langsung dengan materi pembelajaran. Jadi, dampak instruksional merupakan kemampuan siswa
yang diperoleh setelah dilaksanakannya pembelajaran. Dampak instruksional setelah melaksanakan
pembelajaran PjBL kepada siswa adalah siswa lebih kreatif dan termotivasi dalam belajar.
Sedangkan dampak pengiring adalah hasi belajar sampingan (iringan) yang dicapai sebagai
akibat dari penggunaan model pembelajaran tertentu. Secara umum dampak pengiring yang akan
dirasakan siswa adalah kepercayaan diri dalam menyelesaikan proyek individu ataupun kelompok,
siswa lebih inovatif dalam menyalurkan ide-idenya, menjadikan siswa lebih kompak dengan teman
sebayanya, menjadikan siswa yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, serta kreatif.

5
BAB III
IMPLEMENTASI PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

3.1. Perencanaan Kegiatan


Kegiatan pembelajaran PjBL yang akan dilakukan antara lain penentuan pertanyaan
mendasar, mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek serta menguji hasil dan mengevaluasi pengalaman.
1) Penentuan pertanyaan mendasar (start with the essential question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
 Mengamati
Siswa mengamati contoh video pembuatan UMMB secara dingin yang disajikan oleh guru

 Menanya

Siswa bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait gambar yang ditayangkan, pertanyaan
yang digunakan adalah
- Apa yang dibahas dalam gambar tersebut?
- Bagaimana langkah-langkah pembuatan UMMB secara dingin?
- Pernahkah kalian membuat UMMB secara dingin?
2) Merancang kegiatan proyek (design a plan for the project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Dengan demikian siswa
diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial serta
mengetahui alat dan bahan yang dapat digunakan untuk membantu penyelesaian kegiatan
proyek.

Siswa menyusun langkah-langkah perencanaan dalam membuat proyek UMMB yang meliputi:
a. Waktu pembuatan proyek ( UMMB)
b. Tema dari proyek (UMMB) yang dibuat adalah cara membuat UMMB untuk pakan
ternak.
c. Alat dan bahan yang harus disiapkan dengan melengkapi LKPD yang telah disiapkan
3) Membuat jadwal aktivitas (create a schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara lain membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat
deadline penyelesaian proyek, membimbing siswa membuat cara

6
yang sesuai dan berhubungan dengan proyek dan meminta siswa untuk membuat penjelasan
(alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4) Memonitor perkembangan kegiatan proyek (monitor the students and the progress of the
project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktvitas siswa selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan oleh guru sebagai mentor. Agar mempermudah
proses monitoring dibuat sebuah rubrik yang berupa kartu kendali.
5) Melakukan penilaian (asses the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan
dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai siswa.
 Siswa mempresentasikan perencanaan proyek yang mereka buat.
6) Refleksi pengalaman yang didapat (evaluate the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dilakukan. Pada tahap ini siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan
dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi
dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran.
 Dari presentasi yang telah dipaparkan,siswa lainnya memberikan tanggapan atau masukan
 Setelah semua siswa melakukan presentasi tentang pembuatan UMMB,siswa
menyimpulkan manfaat dari pembuatan UMMB.
 Guru menanggapi dan memotivasi keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil
karyanya.
 Siswa memberikan hasil pengolahan pakan ternak kepada ternak

3.2. Persiapan Alat dan Bahan


3.2.1. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan silase pakan ternak sapi
dapat dilihat pada tabel berikut :
Alat :- Nampan plastik
- Ember
- Karung
- Timbangan
- Cetakan paralon
- Mika
- APD

- Baskom

7
Bahan :
- Molasses 16%
- Dedak padi 15%
- Pollard 12%
- Jagung 12%
- Ampas Tahu 15%
- Urea 4%
- Semen 10%
- Garam 3%
- Biofeed 4%
- Tepung Tapioka 9%
3.2.2. Persiapan Peralatan
1. Dossing
Untuk memperoleh komposisi bahan pakan sesuai dengan formula pakan, maka
perlu dilakukan penimbangan. Adapun timbangan yang digunakan adalah
timbangan digital karena memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi
dibandingkan timbangan gantung.

2. Pemilihan bahan pakan

Pada saat dilakukan pemilihan bahan pakan, kondisi bahan pakan tersebut masih
baik, tidak ada gumpalan, tidak berjamur, tidak berbau tengik, tidak mengandung
bahan-bahan yang berbahaya, serta dapat berkelanjutan. Adapun bahan pakan
yang digunakan yaitu polard, jagung, ampas tahu, urea, garam, semen, tepung
tapioka, dedak padi, molasses, dan biofeed

3.3. Proses Produksi pembuatan Urea Molasses Multinutrien Blok secara dingin
3.3.1. Penyiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang diperlukan disiapkan dalam keadaan yang bersih secara berkelompok.
3.3.2. Formulasi untuk UMMB sebanyak 10 kg
UMMB yang akan dibuat menggunakan formulasi yaitu molasses 1,6 kg, dedak
padi 1,5 kg, pollard 1,2 kg, jagung 1,2 kg, ampas tahu 1,5 kg, urea 0,4 kg, semen 0,1 kg,
garam 0,3 kg, Biofeed 0,4 kg dan tepung tapioka 0,9 kg.
3.3.3. Penimbangan
Semua bahan pakan ditimbang sesuai takaran yang telah dihitung.
3.3.4. Pencampuran
Bahan pakan yang telah ditimbang dicampur secara manual yang diawali dari bahan
molasses, biofeed, semen, urea garam dan biofeed dengan bahan carier seperti dedak,
pollard, jagung, ampas tahu dan tepung tapioka. Pemberian tambahan air agar adonan

10
UMMB dapat dicetak.
3.3.5. Mencetak UMMB
UMMB yang telah homogen kemudian dipadatkan pada cetakan paralon yang telah
disiapkan.

3.3.6. Pengeringan

UMMB yang telah dicetak dikeluarkan dari cetakan lalu dikeringkan dibawah sinar
matahari.

3.3.7. Pengemasan

UMMB yang tgelah kering kemudian dikemas dengan plastic transparan dan
divaccum agar tidak ada udara yang didalam kemasan.

3.3.8. Penyimpanan

Penyimpanan UMMB diletakkan pada laboratorium pada lemari kaca pada suhu
ruang dan terhindar dari cahaya matahari.

3.3.9. Pengemasan

Terdapat beberapa jenis strategi pemasaran yang dilakukan untuk meningkatkan


penjualan produk pakan tambahan antara lain :
1. Internet marketing Internet marketing merupakan jenis pemasaran produk yang
dilakukan secara online melalui internet. Misalnya dengan membuat website produk
2. Social media marketing Social media biasanya banyak digunakan untuk menjual
produk. Strategi ini sangat ampuh dan efektif. Secial media yang digunakan adalah
facebook, whattsapp, IG

3. Direct selling Direct selling merupakan kegiatan penjualan produk secara


langsung kepada konsumen atau dititipkan di warung dan minimarket dengan sIstem
konsiniasi.

4. Free shipping Free shipping adalah fitur bebas biaya atau subsidi ongkos kirim.
Kita bisa menerapkan system pemasaran ini dengan mempertimbangkan jarak tempuh dan
banyaknya produk yang akan dibeli oleh konsumen.

3.4. Kontrol kualitas


Kontrol kualitas pakan dilakukan dengan uji organoleptik berupa bau, warna, rasa dan tekstur.

10
BAB IV
PELAKSANAAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

4.1. Jadwal Pelaksanaan


Implementasi PjBL pada kegiatan pembelajaran pembuatan Urea Molasses
Multinutrien Blok (UMMB) dilaksanakan pada tanggal 21 – 31 Agustus 2023. Pelaksanaan
kegiatan pembuatan UMMB dapat dilihat di table berikut :
NO KEGIATAN SEPTEMB OKTOBER
ER
I II III IV I
1 Penentuan Proyek
2 Perancangan
Langkah-langkah
penyelesaian
3 Penyusunan jadwal
pelaksanaan proyek
4 Penyelesaian proyek
dengan fasilitas dan
monitoring
5 Penyusunan laporan
dan presentasi
6 Evaluasi proses dan
hasil proyek

4.2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Lembar kerja peserta didik dapat dilihat pada Lampiran 1.

4.3. Rincian Biaya


Tabel 1. Biaya Bahan pembuatan pakan UMMB
No Jenis Jumlah Kebutuhan Harga Satuan Total ( Rp)
pengeluaran Bahan (Rp)
1 Molasses 1,6 kg 20000 32.000
2 Dedak padi 1,5 kg 3000 4.500
3 Pollard 1,2 kg 4000 4.800
4 Jagung 1 kg 5.000 5.000
5 Ampas Tahu 1,5 kg 2000 3.000
6 Urea 0,4 kg 2.900 1.160
7 Semen 0,1 kg 1200 120
8 Garam 0,3 kg 3000 900
9 Tepung tapioka 0,9 kg 12000 10.800
10 Biofeed 0,4 kg 55.000 22.000
11 Tenaga kerja 1 orang 100.000 100.000
Jumlah 184.280

11
Tabel 2. Biaya peralatan pembuatan pakan silse
No Nama Qty Harga Total harga Penyusutan
1 Nampan Plastik 4 5000 20.000 2000/kegiatan
2 Cetakan dari pipa PVC 1 30.000 30.000 3000/kegiatan
3 Mika 5 2000 10.000 2000/kegiatan
4 Baskom 5 3000 15.000 2000/kegiatan
Jumlah Rp.75.000 9.000/kegiatan

12
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Asumsi 1 bulan 5x produksi dalam 1 produksi 10 kg
Total biaya = Biaya Bahan + penyusutan
= 184.280 + 90.000
= 184.370
HPP/kg = 184.370 / 10 kg
= 18.437/kg
Perhitungan keuntungan = 25 % x 18.437 = 4.609/kg

Harga jual = 1.844 + 461 = 2.305/kg


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 184.370
BEP Produksi = = =8
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 23.046

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 184.370


BEP Harga = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ = 10 𝑘𝑔 = 18.437
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 230.460


R/C Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 = 184.370 = 1,25
Usaha ini layak dilakukan, karena setiap biaya yang dikeluarkan 1 rupiah
memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1,25.

4.4. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Rencana tindak lanjut PjBL dapat dilihat pada Lampiran 2.

13
BAB VI

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Ternak membutuhkan pakan yang tinggi (10% dari bobot badan) dan pakan yang tersedia
berupa hijauan. Hijauan semisal rumput memiliki kandung nutrisi yang rendah, sehingga apabila
ternak hanya mengkonsumsi rumput akan mengalami defisiensi nutrisi. Pemberian pakan tambahan
seperti Urea Molasses Multinutrien Blok (UMMB) merupakan salah satu jenis pakan suplemen
yang mendasarkan pada penggunaan teknologi tepat guna (pengembangan dari UMB). Dengan
pemberian Urea Molasses Multinutrien Blok diharapakan produktivitas ternak meningkat. Hal ini karena
terjadi peningkatan mikroorganisme rumen sehingga kebutuhan Serat Kasar meningkat dan meningkatkan
konsumsi ternak terhadap pakan.

5.2. Saran
Untuk dapat mengoptimalkan memanfaatkan Urea Molasses Multinutrien Blok sebagai pakan
ternak ruminansia perlu dilakukan penyuluhan dari dinas peternakan atau dari instansi-instansi
terkait yang berkelanjutan tentang pemanfaatan UMMB. Adanya penyediaan tempat dan alat untuk
membuat UMMB sehingga dapat membantu dan memotivasi peternak untuk menerapkan teknologi
pengolahan pakan ternak ruminansia.

14
DAFTAR PUSTAKA

Bell, Stephanie (2010) Project-based learning for the 21st century: skills for the future. The
Clearing House, 83, pp. 39–43 DOI: 10.1080/0009865090350 5415.

Driscoll, M.P. (2000). Psychology of Learning for Instruction (2nd ed.) Needham Heights, MA, Allyn
& Bacon. Chapter 4: psycological foundations for instructional design. Retrieved January 15,
2015 from http://ocw. metu.edu.tr/ file .php /118/driscoll-psyc-founds?inReiserCh4.pd

Dikmenjur. 2008. Pelaksanaan Prakerin. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah


Kejuruan, Depdiknas.

Gregory, Gayle H. & Chapman, C. (2007) Differentiated instructional strategies: one size doesn't fit
all (2nd ed.) California: Cowins Press.

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Ravitz, J., Hixson, N., English, M., & Mergendoller, J. (2011, April 19). Using project based learning
to teach 21st century skills: Findings from a statewide initiative. Paper presented to annual
meeting of American Educational Research Association. Vancouver, BC April 6, 2012.
Retrieved January, 19, 2015 from http://bie.org/images/uploads/general/ 21c5f7ef7e7
ee3b98172602b29d8c6a. pdf.

Yanuartono., Indarjulianto, S., Nururrozi, A., Purnamaningsih, H., & Raharjo, S. 2019. Urea Molasses
Multinutrien Blok sebagai Pakan Tambahan pada Ternak Ruminansia. Jurnal Veteriner Vol 20 No. 3: 445-
451.Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Gadjah Mada.

15
Lampiran 1. Lembar Kerja Peserta Didik

Kegiatan

Praktikum pembuatan Urea Molasses Multinutrien Blok

A. Judul Praktikum : Pembuatan Urea Molasses Multinutrien Blok


B. Waktu : 4 JP x 45 Menit
C. Capaian Pembelajaran :
Peserta pelatihan mampu melakukan pembuatan Urea Molasses Multinutrien Blok dengan
baik.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Alat dan Bahan


Alat : Timbangan digital, cetakan, ember, nampan, mika, gayung, baskom.
Bahan : Dedak padi, molasses, jagung, ampas tahu, tepung tapioka, pollard, semen putih,
urea, garam, biofeed.
K3 : APD

Langkah Kerja :
1. Berdoa sebelum melaksanakan kegiatan
2. Gunakan APD sebelum melakukan kegiatan
3. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan secara berkelompok
4. Hitunglah dan timbang bahan-bahan berupa molasses 16%, semen putih 10%, ampas tahu 15%, dedak
padi 15%, pollard 12%, jagung 12%, urea 4%, garam 3%, tepung tapioka 9% dan biofeed 4%. Jumlah
silase yang dibuat adalah 10 kg.
5. Campurkan bahan-bahan yang sudah ditimbang Diawali dengan bahan yang jumlahnya
sedikit sampai jumlah yang paling banyak.
6. Molasses dicampurkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran bahan carier seperti jagung, semen,
urea, biofeed dan garam. Aduk sampai rata. Jika perlu ditambah air secukupnya
7. Masukan campuran no 6. dengan no 5. Aduk hingga homogen.
8. Cetak campuran dengan alat cetak.
9. Keluarkan dari dalam cetakan dan disimpan kedalam nampan.
10. UMB dijemur pada sinar matahari hingga kering.
11. Masukan UMMB kering kedalam plastic bening untuk dikemas.
12. Bersihkan alat yang digunakan dan dikembalikan pada tempatnya.
13. Berdoa setelah selesai kegiatan.

-SELAMAT BEKERJA-

16
Lampiran 2. Rencana Tindak Lanjut (RTL)

17

Anda mungkin juga menyukai