NIM: 1903040133 SEMESTER/KELAS: III/C DOSEN PENGAMPUH: Dra. LEONY NDOEN, MM Topik Penelitian yang Diambil: Politik Pendapat Masyarakat Mengenai Kinerja Pemerintah NTT dan Kota Kupang dalam Menangani Covid-19 (Dilaksanakan oleh Prodi Ilmu Politik Undana pada bulan Agustus 2020)
A. Bagaimana Menetapkan Topik
Dalam menetapkan topik penelitian, para peneliti harus peka terhadap masalah dan fenomena sosial yang terjadi. Fenomena sosial yang sedang terjadi dapat menjadi sumber dalam menetapkan topik untuk pemelitian. Dalam menentukan topik penelitian, peneliti perlu memperhatikan berbagai pertimbangan. Pertimbangan tersebut di antaranya sebagai berikut. Bermanfaat bagi masyarakat. Dapat diteliti atau rasiopal. Sesuai dengan keahlian yang dikuasal peneliti. Dapat dijangkau (tempat, waktu, tenaga, dan dana). Memiliki data-data pendukung atau penelitian yang relevan. Menarik bagi peneliti. Memiliki variabel yang jelas. Dalam topik ini (Pendapat Masyarakat Mengenai Kinerja Pemerintah NTT dan Kota Kupang dalam Menangani Covid-19), Prodi Ilmu Politik Undana melihat fenomena yang sedang terjadi di Indonesia, yaitu munculnya virus baru Covid-19. Covid-19 berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat. Pemerintah pun berupaya untuk dapat menangani virus ini, namun belum ada jalan terang, sehingga masih menyusahkan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, dengan munculnya fenomena ini, Prodi Ilmu Politik ingin mengetahui bagaimana pendapat masyarakat tentang kinerja pemerintah selama ini. Apakah menurut masyarakat kinerja dalam menangani wabah Covid-19 sudah sesuai ataukah masih ada kekurangan. Maka dari itu, topik: “Pendapat Masyarakat Mengenai Kinerja Pemerintah NTT dan Kota Kupang dalam Menangani Covid-19” diangkat sebagai topik penelitian, agar dapat mengumpulkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah, agar kinerja pemerintah dalam menangani Covid-19 dapat lebih baik serta bermanfaat bagi seluruh masyarakat. B. Latar Belakang Masalah Covid-19 adalah sebuah virus baru jenis Corona yang pertama kali diidentifikasikan pada Desember 2019. Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus. Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau Covid-19 diduga dibawa kelelawar. Pada awal tahun 2020, virus Covid-19 menyebar ke negara-negara tentangga Tiongkok. Jumlah orang yang terinfeksi pun naik menjadi lebih dari 50.000 jiwa. Ketidaksiapan dan juga ketidatahuan masyarakat dunia membuat virus ini menyebar dengan cepat. Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO menetapkan Covid-19 sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)/Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit virus Corona pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (Covid-19). Hingga akhir bulan Februari 2020, masyarakat Indonesia masih ragu aka nada atau tidaknya virus Covid-19 di Indonesia. Polemik tersebut akhirnya terjawab dengan dinyatakannya 2 orang yang positif terkena virus Corona pada 2 Maret 2020. Berita tersebut direspons oleh masyarakat dengan panic buying karena kekhawatiran sejumlah fasilitas publik akan ditutup. Akibatnya, harga masker, hand sanitizer, rimpang, dan kebutuhan pokok melonjak naik dan mengalami kelangkaan pasokan akibat permintaan yang berlebihan. Hingga bulan Agustus, 34 provinsi seluruhnya telah terkonfirmasi setidaknya satu orang yang terinfeksi Corona. NTT menjadi salah satu provinsi yang telah terinfeksi virus Covid-19. Kasus pertama di NTT terkonfirmasi pada awal bulan April. Hingga tulisan ini dibuat (16-09-2020), sudah 237 orang yang terkonfirmasi positif Corona. Fenomena ini membuat masyarakat NTT yang hidup susah menjadi semakin susah. Pemerintah menghimbau untuk menerapkan social distancing dan work from home (WFH) untuk menekan laju penyebaran wabah Corona. Namun di lain pihak kebijakan-kebijakan tersebut juga dinilai menekan pekerjaan serta perekonomi masyarakat NTT. Untuk itu, penelitian ini dibuat agar dapat mengumpulkan pendapat-pendapat masyarakat NTT, khususnya Kota Kupang, agar dapat disampaikan kepada pemerintah, sehingga kebijakan yang diambil sebisa mungkin bermanfaat bagi seluruh elemen masyarakat.
C. Bagaimana Proses yang Dilakukan
1. Menentukan topik penelitian: Peneliti mengamati fenomena Covid-19 di masyarakat sekaligus mengalaminya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena ini sudah merugikan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari- hari. Peneliti ingin mencari tahu sejauh mana kinerja pemerintah khususnya pemerintah Kota Kupang dalam menangani virus Corona, dengan cara langsung melihat dan bertanya pada masyarakat Kota Kupang. Maka dari itu, ditentukanlah topik penelitian “Pendapat Masyarakat Mengenai Kinerja Pemerintah NTT dan Kota Kupang dalam Menangani Covid-19”. 2. Mengumpulkan dan mengolah data: Dalam mengumpulkan data, para peneliti, dalam hal ini para dosen dan mahasiswa Prodi Ilmu Politik Undana, turun ke seluruh kelurahan di Kota Kupang. Di kelurahan, para peneliti meminta data jumlah RT/RW kepada kantor lurah. Seteleah mendapatkan data tersebut, para peneliti akan memilih secara acak 5 RT/RW di setiap kelurahan. Para peneliti kemudian pergi ke RT/RW terpilih dan mengumpulkan data nama KK. Nama-nama KK yang terkumpul akan diacak lagi untuk memilih 2 keluarga yang akan menjadi responden. Setelah wawancara semua responden, data akan dikumpulkan untuk proses cleaning. Setelah itu data-data responden diolah agar dapat diambil konklusi dan menulis laporan. 3. Menulis laporan penelitian dan publikasi: Laporan penelitian dilakukan dalam rangka kepentingan publikasi kepada orang-orang yang berkepentingan. Di sini, para peneliti mengundang media-media lokal, baik media cetak maupun media elektronik, untuk mempublikasi hasil penelitian berupa laporan penelitian yang telah dibuat. Publikasi tersebut ditujukan kepada masyarakat dan juga kepada pemerintah, dengan harapan bisa menjadi pertimbangan pemerintah NTT dan Kota Kupang dalam membuat kebijakan Covid-19. D. Metode yang Digunakan dalam Penelitian Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode Kish Grid. Metode Kish Grid adalah metode yang digunakan secara umum di dalam penelitian dengan menggunakan table angka secara luas untuk memilih responden yang akan diwawancarai. Metode ini pertama dikenalkan oleh Leslie Kish lewat jurnalnya A Procedure for Objective Respondent Selection within the Household, di dalam Journal of the American Statistical Association tahun 1949. Walaupun lama, ternyata metode ini masih banyak digunakan dalam riset pemasaran dan riset sosial, terutama untuk survei rumah tangga. Uraian singkat mengenai cara pemakaian metode Kish Grid dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Datang ke kantor lurah dan menjelaskan maksud dan tujuan. Setelah itu meminta kepada kantor lurah jumlah RT/RW di dalam kelurahan tersebut. 2. Dari Daftar RW dan RT tersebut kemudian buatlah random untuk mengambil 5 (lima) RW/RT sebagai sampel (lokasi survei). Cara menentukan 5 terpilih menggunakan lembar acak (random) yang disediakan. 3. Setelah berhasil mendapatkan 5 RT terpilih, selanjutnya datang ke Pengurus dari 5 RT terpilih tersebut. Di setiap RT, mintalah daftar nama Kepala Keluarga (KK) di RT itu. Dari Daftar KK itu kemudian buatlah random untuk mendapatkan 2 KK (rumah tangga) yang akan digunakan sebagai sampel. Cara memilih KK juga menggunakan lembar acak yang disediakan. 4. Setelah berhasil mendapatkan 2 KK (rumah tangga) terpilih dari setiap RT, selanjutnya datangi KK tersebut. Sampaikan maksud kedatangan, lalu buatlah Daftar Anggota Keluarga di KK itu. Cantumkan seluruh nama anggota keluarga (laki-laki di instrument bernomor ganjil dan perempuan di instrument bernomor genap) yang berumur 17 tahun ke atas dalam Kish Grid. 5. Buat random untuk mengambil 1 orang anggota keluarga berjenis kelamin laki-laki untuk dijadikan responden. Caranya: tarik garis lurus ke bawah dari angka yang dicoret. Lalu tarik garis mendatar ke kanan dari nama anggota keluarga termuda. Angka yang menjadi pertemuan kedua garis tersebut adalah angka nomor urut nama anggota keluarga yang akan dijadikan responden survei ini. Dialah yang harus diwawancarai.