Naskah Publikasi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

JNK

JURNAL NERS DAN KEBIDANAN


(JOURNAL OF NERS AND MIDWIFERY)
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk

TITLE
The Relationship Between Stress Levels and Changes in Menstrual Cycles Among Adolescents:
A Literature Review.
AUTHOR
Agus Rahmadi1, Diyannah Hasan, Mutiara Ayu2

Diploma III Kebidanan, Akademi Kebidanan Bunda Auni, Bogor 16961, Indonesia
2

Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiiyah Prof. Dr.Hamka, Jakarta 12130, Indonesia


1

ABSTRACT

Latar Belakang: Siklus menstruasi sering kali tidak teratur dan bervariasi. Perbedaan dalam siklus ini
ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah stres, yang merupakan penyebab gangguan
menstruasi. Stres melibatkan sistem neuroendokrin, yang memainkan peran penting dalam reproduksi
wanita. Data dari Riset Kesehatan Dasar (2019) menunjukkan bahwa ketidakteraturan menstruasi terjadi
pada 31,2% kasus, dengan perpanjangan durasi menstruasi sebesar 5,3%, sedangkan oligomenore memiliki
prevalensi 50% dan polymenorea sebesar 10,5%.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode tinjauan pustaka, dengan menggunakan jurnal-jurnal dari
Google Scholar dari tahun 2019 hingga 2023. Sebanyak 10 jurnal telah ditinjau untuk literatur ini, dengan
kata kunci "stres, siklus menstruasi, remaja."

Hasil: Melalui pendekatan pencarian literatur, 10 jurnal yang memenuhi syarat diidentifikasi dan
dimasukkan dalam analisis. Sepuluh studi ini menyajikan temuan tentang hubungan antara tingkat stres dan
perubahan siklus menstruasi pada remaja. Dari sepuluh jurnal tersebut, tiga jurnal menyatakan bahwa
sebagian besar responden mengalami stres berat, sementara tiga jurnal lainnya menyatakan bahwa sebagian
besar mengalami stres sedang. Dua jurnal melaporkan stres ringan, dan dua jurnal melaporkan tingkat stres
normal. Mengenai siklus menstruasi, sembilan jurnal menyatakan bahwa sebagian besar responden
mengalami gangguan siklus menstruasi, sementara satu jurnal menyatakan bahwa sebagian kecil mengalami
gangguan siklus menstruasi. Analisis tinjauan literatur yang dilakukan oleh para peneliti menunjukkan
bahwa dari sepuluh jurnal yang ditinjau, satu jurnal melaporkan tidak ada hubungan antara tingkat stres dan
perubahan siklus menstruasi, sementara sembilan jurnal melaporkan adanya hubungan antara tingkat stres
dan perubahan siklus menstruasi pada remaja.

Kesimpulan: Dalam mempengaruhi pola siklus menstruasi, stres memengaruhi sistem neuroendokrin,
termasuk jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium dan aktivasi sistem limbik. Hal ini dapat mengganggu
keseimbangan hormonal, seperti penurunan kadar hormon GnRH yang berperan dalam mengatur siklus
menstruasi. Akibatnya, berbagai gangguan siklus menstruasi seperti polymenore, oligomenore, dan amenore
dapat terjadi. Secara keseluruhan, tinjauan literatur ini menemukan adanya korelasi antara tingkat stres dan
gangguan siklus menstruasi.

Kata kunci: Stres, Siklus Menstruasi, Remaja.


PENDAHULUAN dan volume perdarahan umumnya lebih sedikit dari volume menstruasi normal.
Gangguan ini dapat menyebabkan infertilitas jangka panjang karena telur jarang
Masa remaja adalah saat individu mencari identitas mereka; oleh karena itu, diproduksi, sehingga fertilisasi tidak terjadi. Menurut sebuah studi yang dilakukan
lingkungan mereka sangat mempengaruhi remaja. Menurut Organisasi Kesehatan oleh Sunaryo (2013), stres memiliki dampak yang dapat menyebabkan perubahan
Dunia (WHO), rentang usia remaja adalah antara 12 dan 24 tahun. Secara umum, dalam siklus menstruasi. Perubahan dalam siklus menstruasi adalah masalah yang
perkembangan fisik pada remaja cenderung terjadi lebih cepat daripada signifikan yang dialami oleh wanita. Masalah ini dapat terlihat dari perubahan
perkembangan psikologis. Hal ini membuat remaja sangat sensitif dan rentan durasi periode menstruasi, jumlah kehilangan darah, atau panjang siklus
terhadap stres. Stres dapat menyebabkan reaksi fisik dan mental terhadap situasi menstruasi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 75% remaja mengalami
yang penuh tekanan, mengganggu keseimbangan hidup, dan mempengaruhi gangguan siklus menstruasi. Data dari Riset Kesehatan Dasar (2019)
sistem hormonal dalam tubuh. Remaja mengalami masa pubertas, di mana menunjukkan bahwa ketidakteraturan menstruasi menyumbang 31,2%, dengan
hormon yang diproduksi dalam tubuh mengalami perubahan tertentu yang dapat perpanjangan durasi menstruasi sebesar 5,3%. Selain itu, prevalensi oligomenore
terjadi baik pada perempuan maupun laki-laki. Ketika perempuan memasuki masa adalah 50%, dan polymenore adalah 10,5%.
remaja, fase peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, mereka mengalami
berbagai proses, salah satunya adalah dimulainya menstruasi. Menstruasi adalah Konsekuensi dari siklus menstruasi yang tidak teratur termasuk kesulitan
proses alami yang terjadi pada perempuan. Pendarahan teratur dari rahim untuk mencapai kehamilan (infertilitas). Siklus pendek dapat menyebabkan
menunjukkan bahwa organ reproduksi telah matang. Pada umumnya, perempuan anovulasi, di mana telur tidak matang sepenuhnya, sehingga membuat fertilisasi
mengalami menstruasi pertama (menarche) antara usia 12 dan 16 tahun. sulit. Siklus panjang pada wanita menunjukkan produksi telur yang jarang atau
Menstruasi biasanya berlangsung selama 5-7 hari, dengan jumlah kehilangan periode kesuburan yang cukup lama. Jika telur jarang diproduksi, fertilisasi
darah rata-rata sebesar 35-50 ml. Idealnya, siklus menstruasi teratur setiap bulan, menjadi jarang terjadi. Siklus menstruasi yang tidak teratur juga membuat wanita
dengan rentang 28-35 hari antara setiap periode. sulit menentukan periode subur dan non-subur mereka. Beberapa faktor dapat
menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur, termasuk stres, gaya hidup,
Siklus menstruasi yang normal secara fisiologis mencerminkan organ aktivitas fisik, kondisi medis, kelainan hormonal, dan status gizi. Penelitian
reproduksi yang sehat dan sistem hormonal yang berfungsi dengan baik, yang sebelumnya telah menunjukkan bahwa stres sering kali menyebabkan pola siklus
ditandai dengan produksi telur yang terus-menerus. Dengan siklus menstruasi menstruasi yang tidak teratur. Hal ini terjadi karena stres merangsang pelepasan
yang normal, seorang wanita dapat lebih mudah menentukan periode subur untuk hormon neurohormon hormon adrenokortikotropik (ACTH) oleh kelenjar
kehamilan. Namun, beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur, yang pituitari. Hormon ini meningkatkan kadar kortisol, yang dapat memengaruhi
dapat menunjukkan masalah kesuburan. Gangguan siklus menstruasi terdiri dari proses menstruasi. Diperlukan pemahaman yang lebih lanjut mengenai bagaimana
dua jenis: polymenore dan oligomenore. Polimenore adalah siklus menstruasi stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Masalah menstruasi yang disebabkan
dengan kurang dari 21 hari dan volume darah yang sama atau lebih besar dari oleh stres pada remaja dapat dipengaruhi oleh faktor seperti sekolah.
biasanya. Oligomenore adalah siklus menstruasi dengan durasi lebih dari 35 hari,
METODE kunci stres, siklus menstruasi, dan remaja. Kriteria literatur untuk penelitian ini
Metode penelitian yang digunakan dalam makalah ilmiah ini adalah Tinjauan adalah jurnal-jurnal yang diterbitkan antara 2019-2023 yang dapat diakses dalam
Pustaka dengan strategi pencarian di basis data Google Scholar menggunakan kata teks lengkap. Tinjauan pustaka membandingkan metode penelitian, metode
pengolahan data, dan hasil yang diperoleh dari setiap jurnal. Metode yang seperti mencari artikel di basis data jurnal penelitian dan melakukan pencarian
digunakan dalam Studi Literatur ini menggunakan strategi yang komprehensif, internet.

RESULTS
Jumlah total penelitian yang memenuhi kriteria inklusi untuk tinjauan normal. Mengenai siklus menstruasi, sembilan jurnal menyatakan bahwa sebagian
pustaka ini adalah sepuluh jurnal penelitian, seperti yang dijelaskan dalam Tabel besar responden mengalami gangguan siklus menstruasi, sementara satu jurnal
1. Publikasi tertua di antara jurnal-jurnal yang ditinjau berasal dari tahun 2019, menyatakan bahwa sebagian kecil responden mengalami gangguan siklus
dan yang paling baru berasal dari tahun 2023. Analisis tinjauan pustaka yang menstruasi. Analisis tinjauan pustaka yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan
dilakukan oleh peneliti mengungkapkan bahwa dari 10 jurnal, tiga jurnal bahwa dari sepuluh jurnal yang ditinjau, satu jurnal menyatakan bahwa tidak ada
menyatakan bahwa sebagian besar responden mengalami stres berat, tiga jurnal hubungan antara tingkat stres dan perubahan siklus menstruasi, sementara
lainnya menyatakan bahwa sebagian besar responden mengalami stres sedang, sembilan jurnal menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dan
dua jurnal menunjukkan stres ringan, dan dua jurnal menunjukkan tingkat stres perubahan siklus menstruasi pada remaja.
Table 1. Hasil Review Jurnal
Nama Penulis,
Populasi Dan Sampel
No. Judul Penelitian Jenis Penelitian Hasil
Tahun

1. Rezki, Tingkat Stres dengan Populasi dalam Penelitian Kuantitatif - Dari 66 responden terdapat 23 orang (46,9%) responden yang mengalami
Irmayant,& Gangguan Menstruasi penelitian ini ialah dengan pendekatan Cross tingkat stres sangat berat dengan gangguan menstruasi berat, 20 orang
Devi Darwin, pada Remaja Putri Siswa Remaja Putri Sectional (40,8%) mengalami stres berat dengan gangguan menstruasi berat, 3 orang
2019 di SMA Negeri 1 (6,1%) mengalami stres sedang dengan gangguan menstruasi berat.
Palopo Tahun 2018 - Dari 66 responden terdapat 49 orang (74,2%) mengalami gangguan
Periode Juli-Agustus menstruasi berat.
sebanyak 197 - Ada Hubungan Tingkat Stres dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja
responden dengan Putri Kelas X di SMA Negeri 1 Palopo Tahun 2018. Dengan hasil P value
tekhnik pengambilan sebesar 0,010 atau Sig > 0,05 maka Ha diterima.
sampel yaitu
Purposive Sampling
5

2. Emi Yulita, Hubungan Tingkat Stres Populasi dalam Jenis penelitian ini adalah - Dari 115 responden menunjukan mayoritas mengalami stres berat yaitu
2019 dengan Gangguan penelitian ini yaitu deskriptif kolerasi yang sebanyak 54 orang (47,0%)
Siklus Menstruasi pada remaja putri kelas III bersifar kuantitatif - Dari 115 responden dengan siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 63
Remaja Putri di SMKN berjumlah 115 orang (54,8%)
03 Pekanbaru dengan Teknik - Hasil analisis bivarat uji chi square diperoleh pvalue = 0,000 dengan taraf
pengambilan sampel signifikan 0,05. Hal ini menunjukan 0,000< 0,05. Hasil penelitian
yaitu simple random menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat stress dengan gangguan
sampling siklus menstruasi.
menggunakan sistem
cabut undian.

3. Irma Fidora & Tingkat Stres dengan Populasi dalam Jenis penelitian ini adalah - Hampir sebagian responden yaitu 19 orang (38,0 %) mengalami tingkat
Yosi Okrira,, Gangguan Siklus penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan stres berat
2019 Menstruasi Remaja semua siswi kelas X pendekatan cross - Lebih dari sebagian responden yaitu 33 orang (66,0 %) mengalami siklus
SMK Pembina sectional. menstruasi tidak normal
Bangsa. Sebanyak 56 - Ada hubungan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada
orang siswi dengan remaja nilai p = 0,018.
teknik pengambilan
sampel yaitu simple
random sampling.
Berdasarkan rumus
slovin sampel adalah
sebanyak 50 orang.

4. Rizka Hubungan Tingkat Stres Populasi adalah Jenis penelitian - Berdasarkan penelitian diketahui untuk variabel tingkat stress didapatkan
Angrain, dengan Siklus seluruh remaja putri Kuantitatif dengan desain mayoritas responden memiliki tingkat stress yang sedang sebanyak 31
Penti Dora Menstruasi pada di SMAN 5 dan cross sectional orang (38,8%) dan untuk variabel siklus menstruasi didapatkan mayoritas
6

Yanti,& Elvi Remaja Putri di SMAN sampel sebanyak 80 responden memiliki siklus menstruasi yang pendek sebanyak 33 orang
Oktavia, 2020 5 Pekanbaru Tahun orang, diambil (41,2%).
2019 dengan teknik - Hasil uji chi sqaure diperoleh p.value = 0,012 < 0,05 yang artinya ada
stratified random hubungan antara tingkat stress dengan siklus menstruasi pada remaja putri
sampling. di SMAN 5 Pekanbaru Tahun 2019.

5. Pande Putu Hubungan Tingkat Stres Populasi dalam Penelitian ini - responden dengan tingkat stres berat sebanyak 9 responden (10%), tingkat
Novi dengan Perubahan Pola penelitian ini adalah menggunakan analitik stres sedang sebanyak 24 responden (26%), dan tingkat stres ringan
Ekajayanti, Menstruasi pada seluruh remaja putri cross sectional. sebanyak 59 responden (64%).
Pande Putu Remaja kelas IX di SMPN 2 - Sedangkan 74 responden (80%) tidak mengalami perubahan pola
Indah Denpasar tahun menstruasi dan 18 responden (20%) mengalami perubahan pola menstruasi.
Purnamayanth ajaran 2018/ 2019 - Hasil uji stastistik menggunakan Chi Square diperoleh 36,751, sig 0,000,
i, 2020 berjumlah 103 orang. yang artinya p value sebesar 0,01 dan α sebesar 0,05 yang berarti p value
Teknik sampling lebih kecil dari α. Hasil ini menunjukkan ada hubungan tingkat stres
menggunakan non dengan perubahan pola menstruasi.
probability/ non
random sampling
dengan purposive
sampling.

6. Herlina & Hubungan Stres dengan Populasi dalam Jenis Penelitian ini - Menunjukkan bahwa sebagian besar (60%) responden memiliki tingkat stres
Vera Virgia, Pola Siklus Menstruasi penelitian ini menggunakan metode ringan berjumlah 18 orang.
2020 pada Remaja Putri di meliputi anak analitik korelasi dengan - sebagian besar (51,8%) responden memiliki siklus menstruasi yang tidak
Lembaga Kesejahteraan Perempuan di pendekatan cross normal berjumlah 29 orang
Anak Lembaga sectional. - Hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan atau angka
Kesejahteraan Sosial probabilitas (0,001) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p <
Anak Al Muqorrobin α), maka H1 diterima yang berarti ada hubungan antara tingkat stres
7

Sooko Mojokerto remaja dengan siklus menstruasi di di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
dengan jumlah siswa Al Muqorrobin, Mojokerto.
45 orang.
Pengambilan sampel
menggunakan Tehnik
proppartional
stratified random
sampling

7. Mastaida Hubungan Tingkat Stres Populasi dalam Jenis Penelitian ini - Mayoritas responden yang mengalami stress normal berjumlah 12 orang
Tambun, dengan Gangguan penelitian ini adalah menggunakan metode (38,7%), dan yang mengalami stress minoritas responden tidak normal
Zulkarnan Menstruasi pada seluruh remaja putri analitik dengan berjumlah 19 orang (61,3%).
Batubara,& Remaja Putri di SMKN di desa alai yang pendekatan cross - mayoritas responden yang mengalami gangguan menstruasi berjumlah 17
Martaulina 8 Padang Bulan Tahun berjumlah 45 sectional. orang (54,8%), dan minoritas responden yang tidak mengalami gangguan
Sinaga, 2021 2021 menstruasi berjumlah 14 orang (45,2%).
- didapatkan bahwa penelitian ini memiliki Asymp. Sig atau nilai (P) sebesar
0,001 (p<0,05) dengan hasil X² hitung = 11,519. Dapat disimpulkan adanya
hubungan yang signifikan antara stress dengan gangguan menstruasi
secara statistik.

8. Sri Martini, Hubungan Tingkat Stres Populasi dalam Penelitian ini merupakan - Hasil penelitian tingkat stres akdemik yang tertinggi dengan stres akademik
Prahardian Akademik dengan penelitian ini adalah jenis penelitian kategori sedang sebanyak 40,9%, mayoritas responden mengalami
Putri, Tira Siklus Mesntruasi pada ini adalah semua kuantitatif dengan dismenorea pada saat menstruasi yaitu sebanyak 68,2% dan Responden
Caritas, 2021 Masa Pandemi Covid - siswi kelas XII SMA rancangan penelitian yang memiliki siklus menstruasi tidak normal 59,1%
19 di SMA Muhamadaiyah 2 survey analitik melalui - Hasil uji statitik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat
Muhammadiyah 2 Palembang tahun pendekatan secara cross stres akademik dengan siklus menstruasi.
ajaran 2020/2021 sectional
8

Palembang total keseluruhan


populasi 67 siswi.
Pengambilan besar
sampel menggunakan
tekhnik non
probability dengan
purposive sampling

9. Nunung Hubungan Tingkat Stres Populasi adalah Penelitian ini - dari 69 responden remaja putri di SMPN 2 Majalaya Karawang
Nurhayati& dengan Gangguan semua remaja putri menggunakan jenis menggambarkan bahwa sebagian besar responden mengalami tingkat stres
Nanik Siklus Menstruasi pada pada kelas IX di penelitian survey analitik yang sedang sebanyak 39 responden (56,5%)
Yuliwati, 2023 Remaja Putri SMPN 2 Majalaya dengan rancangan potong - sebagian besar responden mengalami siklus menstruasi yang tidak normal
Karawang tahun lintang (cross sectional). sebanyak 38 responden (55,1%)
ajaran 2022-2023 - dari 17 responden yang mengalami stres ringan didapatkan hampir
yaitu sebanyak 217 seluruhnya responden mengalami siklus menstruasi yang normal sebanyak
orang, dengan jumlah 13 responden (76,5 %), dari 39 responden yang mengalami stres sedang
sampel sebanyak 69 didapatkan sebagian besarnya responden mengalami siklus menstruasi yang
responden, yang tidak normal sebanyak 24 responden (61,5%), dan dari 13 responden yang
diambil dengan mengalami stres berat didapatkan hampir seluruhnya responden mengalami
teknik proportionate siklus menstruasi yang tidak normal sebanyak 10 responden (76,9%).
stratified random - Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha
sampling. diterima, artinya terdapat hubungan antara tingkat stres dengan
gangguan siklus menstruasi pada remaja putri SMPN 2 Majalaya
Karawang (pvalue = 0,007 <0,05).

10. Lutfi Hubungan Tingkat Stres Subjek dalam Penelitian ini - responden dengan tingkat stres normal atau tidak mengalami stres sebanyak
Indriyani,& dengan Siklus penelitian ini adalah menggunakan 88 responden (33,5%), 61 (23,2%) responden mengalami stres ringan, 66
9

Umi Aniroh, Menstruasi pada 767 remaja putri pendekatan Cross (25,1%) responden mengalami stres sedang, 40 (15,2%) responden
2023 Remaja Putri SMA Negeri 1 Sectional dan analisis mengalami stres parah, dan sebanyak 8 (3.0%) responden mengalami stres
Bergas. Didapatkan korelasi. Penelitian sangat parah
sampel sebanyak 263 - sebagian besar responden dalam penelitian memiliki siklus menstruasi tidak
responden yang normal sebanyak 138 (52,5%) responden, dan sebanyak 125 (47,5%)
responden mengalami siklus menstruasi normal. Hubungan.
- responden dengan tingkat stres normal (tidak stres) lebih banyak yang
mengalami siklus menstruasi normal sejumlah 46 (36,8%) responden.
Responden dengan stres ringan lebih banyak mengalami siklus menstruasi
tidak normal sejumlah 33 (23,9%) responden. Responden dengan tingkat
stres sedang, cenderung mengalami siklus menstruasi tidak normal sejumlah
40 (29,0%) responden.
- analisis Chi-Square, didapatkan p-value sebesar 0,489 > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara stres dengan siklus
menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 1 Bergas
10
DISKUSI tingkat stres yang lebih tinggi menyebabkan
Pada remaja perempuan, terjadi berbagai gangguan siklus menstruasi. Hal ini sesuai dengan
perubahan fisik yang ditandai dengan perubahan penelitian oleh Debora Lestari Simamora (2014)
seksual sekunder, termasuk perubahan bentuk yang menyatakan bahwa stres dapat mengganggu
tubuh seperti pembesaran payudara, melebarnya siklus menstruasi. Istilah "perubahan pola
pinggul, pertumbuhan rambut kemaluan, dan menstruasi" merujuk pada berbagai kemungkinan
perubahan pada organ reproduksi yang ditandai penyebab dalam kehidupan seorang wanita, seperti
dengan timbulnya menstruasi atau pendarahan masalah gizi, masalah metabolisme, tumor,
menstruasi. Menstruasi adalah perdarahan di infeksi, dll. Perubahan emosional yang beragam
dalam rahim yang mengalir dari rahim dan keluar juga merupakan salah satu penyebab perubahan
melalui vagina. Siklus menstruasi rata-rata pada pola menstruasi karena stresor yang terkait dengan
wanita biasanya terjadi setiap bulan. Rata-rata fluktuasi hormonal sepanjang siklus menstruasi.
panjang siklus menstruasi dianggap 28 hari. Selama kehamilan, sebagian besar wanita
Namun, terdapat variasi yang cukup besar tidak mengalami perubahan pola menstruasi mereka
hanya antara wanita yang berbeda, tetapi juga (Rezky, Irmayanti, 2019).
dalam wanita yang sama. Siklus menstruasi antara Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
saudara perempuan atau teman dekat dapat oleh Sri Martini (2021) tentang "Hubungan Antara
berbeda. Oleh karena itu, tidak setiap remaja Tingkat Stres Akademik dan Siklus Menstruasi
perempuan memiliki siklus menstruasi selama 28 Selama Pandemi Covid-19 di SMA
hari. Proses menstruasi biasanya berlangsung Muhammadiyah 2 Palembang" dengan temuan
sekitar 5-7 hari, dan siklus menstruasi normal bagi penelitian dari 44 responden yang menunjukkan
wanita adalah 21-35 hari. Siklus menstruasi tidak bahwa 26 responden (59,1%) mengalami pola
selalu teratur, dan banyak yang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur akibat stres
gangguan seperti siklus lebih dari 35 hari akademik yang disebabkan oleh pembelajaran
(oligomenore) atau kurang dari 21 hari online, yang mengakibatkan siklus menstruasi
(polimenore). yang abnormal. Oleh karena itu, peneliti
Siklus menstruasi yang tidak teratur menunjukkan berargumen bahwa pola siklus menstruasi dapat
ketidakberesan dalam sistem metabolisme dan berubah dan menjadi tidak normal karena berbagai
hormonal; dampaknya adalah menjadi lebih sulit faktor, termasuk stres, karena stres dapat
untuk hamil (infertilitas). Faktor-faktor yang mengganggu keseimbangan hormonal dan
mempengaruhi gangguan siklus menstruasi mempengaruhi fungsi ovarium, yang
termasuk stres. menyebabkan pola menstruasi yang tidak teratur.
Temuan analisis penelitian yang dilakukan oleh Hasil analisis jurnal dari penelitian yang dilakukan
Irma Fidora dan Yosi Okrira (2019) berjudul oleh Mastaida Tambun, Zulkarnaen Batubara, dan
"Tingkat Stres dan Gangguan Siklus Menstruasi Martaulina Sinaga (2021) berjudul "Hubungan
pada Remaja" menyatakan bahwa lebih dari Antara Tingkat Stres dan Gangguan Menstruasi
setengah dari responden, yaitu 33 individu pada Remaja Perempuan di SMKN 8 Padang
(66,0%), mengalami siklus menstruasi yang Bulan pada Tahun 2022" menunjukkan bahwa dari
abnormal. Stres ditemukan sebagai faktor yang 15 responden (10,4%) yang mengalami stres yang
terkait dengan gangguan siklus menstruasi. Dalam tidak normal, tidak ada gangguan menstruasi.
penelitian ini, hampir separuh dari responden, Tekanan yang tidak normal ditemukan pada 4
yaitu 19 individu (38,0%), mengalami tingkat stres responden (8,6%) yang mengalami gangguan
yang tinggi. Hasil akhir penelitian menyimpulkan menstruasi, stres sehari-hari ditemukan pada 2
bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dan responden (6,6%) yang tidak mengalami gangguan
siklus menstruasi pada remaja. menstruasi, dan tekanan normal ditemukan pada
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang 10 responden (5,4%) yang mengalami gangguan
dilakukan oleh Rezki, Irmayanti, dan Devi Darwin menstruasi. Stres adalah pola reaksi dan adaptasi
(2019) berjudul "Tingkat Stres dan Gangguan yang khas terhadap stresor yang dapat berasal dari
Menstruasi pada Remaja Perempuan," yang dalam atau di luar individu dan dapat berwujud
menemukan bahwa responden yang mengalami atau tidak berwujud. Stres dapat dikategorikan
tingkat stres tinggi juga mengalami gangguan menjadi tingkat ringan, sedang, dan berat. Hal ini
siklus menstruasi yang parah, menunjukkan bahwa sesuai dengan penelitian oleh Rizka Angrainy,
Penti Dora Yanti & Elvi Oktavia (2020) berjudul hormone (CRH) dari hipotalamus. CRH secara
"Hubungan Antara Tingkat Stres dan Siklus langsung menghambat sekresi hormon
Menstruasi pada Remaja Perempuan di SMAN 5 gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari
Pekanbaru pada Tahun 2019," yang menemukan hipotalamus, khususnya dari inti arkuate, dan
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat proses ini mungkin terjadi melalui peningkatan
stres sedang dengan siklus menstruasi yang sekresi opioid endogen.
pendek, dengan 16 individu (20,0%) Peningkatan CRH merangsang pelepasan endorfin
mengalaminya. Berdasarkan penelitian, diketahui dan hormon adrenokortikotropik (ACTH) ke
bahwa untuk variabel tingkat stres, sebagian besar dalam aliran darah. Endorfin adalah opioid
responden memiliki tingkat stres sedang, yaitu 31 endogen yang perannya terbukti mengurangi rasa
individu (38,8%). Untuk variabel siklus sakit. Tingkat ACTH yang tinggi menyebabkan
menstruasi, sebagian besar responden memiliki peningkatan kadar kortisol dalam darah. Wanita
siklus menstruasi yang pendek, yaitu 33 individu dengan gejala amenore hipotalamus menunjukkan
(41,2%). Hasil uji chi-square memperoleh keadaan hiperkortisolisme yang disebabkan oleh
peningkatan CRH dan ACTH. Hormon-hormon
nilai p sebesar 0,012 < 0,05, menunjukkan adanya ini, secara langsung maupun tidak langsung,
hubungan antara tingkat stres dan siklus menyebabkan penurunan kadar GnRH, dan
menstruasi. Stres ini diasumsikan terjadi karena melalui jalur ini, stres dapat mengganggu siklus
banyak remaja yang mengakui kekhawatiran menstruasi. Siklus menstruasi yang sebelumnya
terhadap banyak hal, seperti tugas sekolah, normal dapat menjadi oligomenore atau
tuntutan nilai, peringkat, dan masalah keluarga, polimenore. Gejala klinis yang muncul bergantung
yang merupakan faktor penting dalam menentukan pada tingkat penekanan GnRH. Gejala ini
tingkat stres pada remaja. Selain itu, konflik antara umumnya bersifat sementara dan biasanya
orang tua, masalah keuangan keluarga, dan faktor kembali normal ketika stres teratasi.
lain sering menjadi tekanan dan menjadi pemicu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irma
stres bagi remaja. Peneliti mengasumsikan bahwa Fidora dan Yosi Okrira dalam jurnal yang berjudul
stres mengubah reaksi tubuh seseorang ketika "Hubungan Antara Tingkat Stres dan Gangguan
menghadapi ancaman, tekanan, atau situasi baru. Siklus Menstruasi pada Remaja" (2019), dengan
Ketika menghadapi stres, tubuh melepaskan menggunakan analisis statistik chi-square,
hormon seperti kortisol dan adrenalin. Detak diperoleh nilai p sebesar 0,018 (p < 0,05),
jantung dan tekanan darah meningkat dalam menunjukkan adanya hubungan antara tingkat
kondisi tersebut, menyebabkan pernapasan yang stres dan gangguan siklus menstruasi pada remaja.
lebih cepat dan otot yang lebih tegang. Selama Studi serupa juga dilakukan oleh Herlina dan Vera
stres, bagian otak yang mengatur siklus menstruasi Virginia (2020) pada remaja perempuan di
(hipotalamus) terganggu. Dalam kondisi ini, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, yang
hormon yang mengatur siklus menstruasi menjadi menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai
tidak seimbang, mengakibatkan menstruasi yang probabilitas sebesar 0,001, jauh lebih rendah dari
tidak teratur. tingkat signifikansi standar 0,05 (p < α). H1
Dalam pengaruhnya terhadap pola siklus diterima, menunjukkan adanya hubungan antara
menstruasi, stres melibatkan sistem tingkat stres remaja dan siklus menstruasi di
neuroendokrin, yang memainkan peran penting Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al
dalam reproduksi wanita. Gangguan pola Muqorrobin di Mojokerto.
menstruasi melibatkan mekanisme regulasi Oleh karena itu, peneliti mengasumsikan bahwa
integratif yang mempengaruhi proses biokimia stres adalah faktor yang mempengaruhi pola siklus
dan seluler seluruh tubuh, termasuk otak dan menstruasi. Stres merangsang sumbu korteks
aspek psikologis. Pengaruh otak pada reaksi adrenal hipotalamus-hipofisis, yang menghasilkan
hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus- produksi kortisol. Hormon kortisol menyebabkan
hipofisis-ovarium, yang melibatkan berbagai efek ketidakseimbangan hormonal, termasuk hormon
dan mekanisme kontrol umpan balik. Dalam reproduksi, yang mempengaruhi pola siklus
keadaan stres, terjadi aktivasi pada amigdala menstruasi. Namun, terdapat juga hasil analisis
dalam sistem limbik. Sistem ini merangsang jurnal penelitian yang menyatakan bahwa tidak
pelepasan hormon kortikotropin-releasing ada hubungan signifikan antara stres dan pola
siklus menstruasi, seperti studi yang dilakukan meningkatkan pengetahuan mereka tentang faktor-
oleh Lutfi Indriyani dan Umi Aniroh (2023) dalam faktor yang mengganggu siklus menstruasi dan
jurnal yang berjudul "Hubungan Antara Tingkat meningkatkan pemahaman mereka tentang
Stres dan Siklus Menstruasi pada Remaja manajemen stres untuk mencegah masalah yang
Perempuan." Dengan menggunakan analisis Chi- berkaitan dengan stres. Temuan penelitian ini
Square, diperoleh nilai p sebesar 0,489, lebih dapat digunakan sebagai referensi dan
signifikan daripada 0,05. Oleh karena itu, dapat memberikan wawasan berharga untuk upaya
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan
stres dan siklus menstruasi pada remaja pemahaman yang lebih mendalam tentang topik
perempuan di SMA Negeri 1 Bergas. Berdasarkan ini.
tinjauan yang dilakukan pada sepuluh jurnal di
atas mengenai hubungan antara stres dan PENGAKUAN
perubahan pola siklus menstruasi, sembilan jurnal Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih
menunjukkan adanya hubungan antara stres dan yang tak terhingga kepada Akademi Kebidanan
pola siklus menstruasi, sedangkan satu jurnal Bunda Auni atas dukungan tak ternilai mereka
lainnya menyatakan tidak ada hubungan antara sepanjang penelitian kami. Kami juga ingin
stres dan pola siklus menstruasi. mengucapkan penghargaan kepada pembimbing
penelitian kami, yang memberikan masukan dan
KESIMPULAN saran berharga untuk meningkatkan kualitas studi
Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam ini.
tinjauan literatur yang dilakukan mengenai
hubungan antara tingkat stres dan perubahan PENDANAAN
siklus menstruasi, para peneliti menyimpulkan Penelitian ini didanai secara kolektif oleh
bahwa stres adalah kondisi yang tidak dapat semua penulis dan didukung oleh Akademi
dihindari, dan setiap individu akan mengalaminya Kebidanan Bunda Auni Bogor.
pada suatu saat. Stres adalah salah satu faktor
utama yang dapat menyebabkan gangguan dalam KONFLIK KEPENTINGAN
siklus menstruasi. Dalam mempengaruhi pola Para penulis menyatakan bahwa tidak ada
siklus menstruasi, stres melibatkan sistem konflik kepentingan. Selain dari para penulis,
neuroendokrin, termasuk jalur hipotalamus- sumber pendanaan lain tidak terlibat dalam
hipofisis-ovarium dan aktivasi sistem limbik. Hal perancangan penelitian, pengumpulan data, dan
ini dapat mengganggu keseimbangan hormon, keputusan publikasi.
seperti penurunan kadar hormon GnRH yang
berperan dalam mengatur siklus menstruasi, yang DISTRIBUSI PENULIS
mengakibatkan berbagai gangguan siklus Penulis 1 bertanggung jawab atas koordinasi
menstruasi seperti polimenorea, oligomenorea, kemajuan penelitian, berpartisipasi dalam
dan amenorea. Tinjauan literatur ini menemukan pelaksanaan penelitian, menyusun laporan
adanya korelasi antara tingkat stres dan gangguan penelitian, dan menerbitkan artikel jurnal. Penulis
siklus menstruasi. 2 dan 3 berpartisipasi dalam penelitian,
berkontribusi dalam penyusunan laporan
SARAN penelitian, dan berpartisipasi dalam publikasi
Profesional kesehatan diharapkan jurnal.
memberikan perhatian lebih pada masalah yang
dihadapi oleh remaja, khususnya stres dan sistem REFERENSI
reproduksi, untuk mencegah masalah yang dapat Darwin, D. (2019). Tingkat Stres dengan
menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi. Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri:
Selain itu, disarankan untuk memberikan Studi Crossectional Level of Stress and
Menstrual Disorders in Adolescent Girls :A
pendidikan kesehatan tentang sistem reproduksi
Crossectional Study. 02(01).
sesegera mungkin untuk mencegah dan Fidora, I., & Okrira, Y. (2019). Tingkat stres
menghindari faktor-faktor yang dapat dengan gangguan siklus menstruasi remaja.
mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem 2, 24–30.
reproduksi. Responden dianjurkan untuk http://ojs.ukmc.ac.id/index.php/JOH
%0ATINGKAT 68.
Herlina, V. V. (2020). Prodi DIII Kebidanan ,
Stikes Dian Husada Mojokerto. Arikunto.Prosedur Penelitian Pendekatan
11(November), 195–201. Praktek. Jakarata: Rineka Cipta, 2013.
Lutfi Indrayani, U. A. (2013). Jurnal Keperawatan
Jiwa, Hubungan Tingkat Stres Dengan
Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri. Ausrianti, Rizka. “Hubungan Tingkat Stres
Journal of Chemical Information and Dengan Siklus Menstruasi Pada
Modeling, 53(9), 1689–1699. Mahasiswi STIT Diniyyah Puteri Kota
Martini, S., Putri, P., & Caritas, T. (2021). Padang Panjang.” Jurnal Penelitian
Hubungan Tingkat Stres Akademik dengan Kandou, Prof R D, Kevin C Tombokan, and
Siklus Menstruasi Pada Masa Pandemi Damajanty H C Pangemanan. “Hubungan
Covid-19 di SMA Muhammadiyah 2 Antara Stres Dan Pola Siklus Menstruasi
Palembang. JKM : Jurnal Keperawatan Pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik
Merdeka, 1(1), 17–23. Madya ( Co-Assistant )” 5 (2017).
https://doi.org/10.36086/jkm.v1i1.978
Nurhayati, N., & Yuliwati, N. (2023). Hubungan Kusmiran, Eny. Kesehatan Remaja Dan Wanita.
Tingkat Stres dengan Gangguan Siklus Jakarata: Salemba Medika, 2014.
Menstruasi pada Remaja Putri. 4(1), 74–78.
Novita, Riris. “Hubungan Status Gizi Dengan
https://doi.org/10.47065/jharma.v4i1.3182
Gangguan Menstruasi Pada
Oktavia, R. A. P. D. Y. E. (2020). Hubungan
Remaja Putri Di SMA Al-Azhar
Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi
Surabaya Correlation between
pada Remaja Putri di SMAN 5 Pekanbaru
Nutritional Status and Menstrual
Tahun 2019. Jurnal Ilmu Kebidanan
Disorders of Female Adolescent
(Journal of Midwifery Sciences), 9.
in SMA Al-Azhar Surabaya”
https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.ph
(2018): 172–181.
p/kebidanan
Pramesti, A.A. Istri Shinta. “Tingkat Stres Dengan
Putu, P., Ekajayanti, N., Putu, P., &
Gangguan Siklus Menstruasi
Purnamayanthi, I. (2020). HUBUNGAN
Pada Remaja Putri” (2020).
TINGKAT STRES DENGAN PERUBAHAN
POLA MENSTRUASI PADA REMAJA The Priyoto. Konsep Manajemen Stress. Nuha Medika,
Correlation Between Stress Level and 2014.
Menstrual Pattern in Teenagers. 8(2), 109–
113. http://jurnal.uns.ac.id/placentum ———. Konsep Manajemen Stress. yogyakarta:
Tambun, M., Batubara, Z., & Sinaga, M. (2021). Nuha Medika, 2014.
Hubungan Tingkat Stres dengan Gangguan
Menstruasi pada Remaja Putri di SMKN 8 Proverawati, Atikah, and Siti Misaroh. Menarche
Padang Bulan Tahun 2021. 7(2), 1565– Menstruasi Pertama Penuh
1572. Makna / Atikah Proverawati.
Yulita, E. M. I. (2019). Hubungan Tingkat Stres yogyakarta: Nuha Medika, 2017.
dengan Gangguan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri di SMKN 03 Pekanbaru. 1(4), Purwoastuti TE, Elisabeth SW. Panduan Materi
33–37. http://jurnal.ensiklopediaku.org Kesehatan Reproduksi&
ABDUL NASIR, ABDUL MUHITH. Dasar- Keluarga Berencana.
Dasar Keperawatan Jiwa:Pengantar Dan yogyakarta: Pustaka Barupress,
Teori. Salemba Medika, 2011. 2015. http://pustaka.poltekkes-
http://ucs.sulsellib.net//index.php? pdg.ac.id:80/index.php?
p=show_detail&id=30522. p=show_detail&id=2605.

Achmad Kemal Harzif, Melisa Silvia, Budi


Wiweko. Fakta-Fakta Mengenai
Menstruasi Pada Remaja. Jakarta pusat:
Medical Research Unit Fakultas
Kedokteran Universitas indonesia, 2018.

Aldiba, Kurnia. “Hubungan Tingkat Stres Dengan


Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi
Program Pendidikan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara” (2022):

Anda mungkin juga menyukai