Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIVITAS MODEL COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY DAN SELF EFFICACY

TRAINING BERBASIS TEORI CARING WATSON DAN SELF CARE OREM


TERHADAP SELF-CARE MANAGEMENT PADA PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK DENGAN HEMODIALISA

Tri Johan Agus Yuswanto1, Nadhifa Rahmawati2


1
Poltekkes Kemenkes Malang, 2Stikes Kendedes Malang
corresponden author : denbagusjohan@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar Belakang: Gagal ginjal kronis dengan hemodialisa dapat menyebabkan stressor psikososial berupa
pembatasan konsumsi makanan, pembatasan cairan, ketidakjelasan tentang masa depan, penurunan kehidupan
social, hingga masalah spiritual yang menyebabkan kualitas hidup. Cognitive Behaviour Therapy (CBT)
merupakan salah satu bentuk intervensi yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali,mendahulukan,
dan menghubungkan pikiran, perasaan dan simptomfisik dengan menggunakan teknik kognitif (pikiran) dan
behavior (perilaku) dan lebih berfokus pada masalah bersurasi singkat dan melibatkan klien melakukan sesuatu
untuk diri mereka sendiri, cepat dan bertahan lama.
Metode: Penelitian Research and Development (RnD) dengan tujuan mengembangkan model Cognitive
Behavior Therapy dan Self Efficacy Training berbasis teori caring dan teori self care pada pasien gagal ginjal
kronik. Penelitian dilakukan pada 105 responden selama 8 minggu, responden dipilih secara random sampling
yang terbagi menjadi 3 kelompok perlakukan. Data dianalisis menggunakan uji T dependen dan ANOVA.
Hasil: Efektiftifitas CBT, self-efficacy training, dan model CBT berbasis teori selfcare terhadap self-
management pada klien gagal ginjal kronis tahap akhir dengan nilai p value 0,082 artinya CBT, self-efficacy, dan
model CBT berbasis teori selfcare berpengaruh terhadap self-management pada klien gagal ginjal.namun nilai
pengaruhnya kecil.
Kesimpulan: model Cognitive Behavior Therapy dan Self Efficacy Training berbasis teori caring dan teori self
care pada pasien gagal ginjal kronik dapat menjadi salah satu intervensi untuk meningkatkan self efficacy pada
pasien gagal gimjal kronis denga hemodialisa.

Kata kunci: Cognitive Behavior Therapy, Self Efficacy Training, Hemodialisa


PENDAHULUAN mekanisme, yaitu biologis dan psikologis yang
Gagal ginjal kronik merupakan masalah bergantung pda usia, jenis kelamin, status
kesehatan dengan prevalensi jumlah pasien perkawinan, pendidikan, pekerjaan dan
yang semakin meningkat, diperkirakan pada lingkungan tempat tinggal yang berujung pada
tahun 2025 di Asia Tenggara, Timur masalah psikologi (Reta, 2016).
tengah dan Mediterania serta Afrika dapat Pasien penyakit ginjal kronik yang
mencapai lebih dari 380 juta penderita, hal menjalani hemodialisis diharapkan dapat
itu dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan meningkatkan keyakinan dalam menjalankan
penduduk, urbanisasi, peningkatan proses perawatan mandiri karena mereka didorong
untuk dapat memanajemen penyakitnya
penuaan, gaya hidup yang tidak sehat dan
secara efektif baik dari aspek fisik seperti
obesitas (Nurchayati, 2010). Dilaporkan oleh hemodialisis, diet, pengaturan intake
RISKESDAS tahun 2018 menunjukkan angka cairan, perawatan akses vaskuler, dan
prevalensi pasien dengan gagal ginjal kronik istirahat dan tidur serta aktivitas latihan.
di Indonesia sebesar 3,8% yang sebelumnya aspek psikologis seperti stress koping dan
2,0 % pada tahun 2013. Angka prevalensi spiritual serta aspek sosial seperti peran dalam
pasien gagal ginjal kronik yang pernah / keluarga dan hubungan interpersonal untuk
dapat memanajemen penyakitnya. Pasien
sedang menjalani dalisis pada tahun 2018 di
yang memiliki keyakinan terhadap
Indonesia sebesar 19,3% (Riskesdas, 2018) . kemampuan mereka dalam melakukan
Salah satu terapi yang dilakukan oleh pasien perawatan diri akan lebih mungkin untuk
Gagal Ginjal Kronik untuk menggantikan melakukan tugas-tugas tersebut (Situmorang,
fungsi ginjal yang rusak adalah terapi 2019). Mengingat outcome yang buruk akibat
hemodialisis. Terapi ini merupakan prosedur stressor yang muncul pada pasien gagal ginjal
yang mahal dan tidak asing karena paling kronik, sehingga diperlukan penatalaksanan
yang komprehensif pada konsep keperawatan
sering dijalani pasien Gagal Ginjal Kronik,
diantaranya dengan pemberian Edukasi dan
dan suatu tekhnologi tinggi untuk konseling (Sulastri, 2018). Kondisi pada
mengeluarkan zat sisa metabolisme tubuh pasien gagal ginjal kronik sering mengalami
dan zat-zat toksin dalam tubuh melalui keputusasaan dalam pengobatan, sehingga
membran semi permeabel yang berfungsi potensial terjadinya ketidakpatuhan dalam
sebagai pemisah antara darah dan cairan program yang dianjurkan. Hal ini membuat
dialisat pada alat dialiser melalui proses pasien membutuhkan kesadaran dari dalam
diri untuk dapat mengubah pola pikir
difusi, osmosis atau ultrafiltrat. Sekitar
(cognitive) serta mengarahkan emosi yang
Lebih dari 70% negara-negara melaporkan lebih positif dan mampu beradaptasi dengan
sedikitnya terdapat 80% dari pasien adekuat sehingga terbentuk perilaku yang
menggunakan terapi hemodialisis dapat meningkatkan perawatan diri (Permana,
(Situmorang, 2019). 2018).
Penyakit gagal ginjal kronis dan Pasien Gagal Ginjal Kronik juga
hemodialisis menjadi suatu peristiwa yang membutuhkan kemampuan dalam perawatan
dirinya sendiri (self-care). Saat ini
dapat menyebabkan pengalaman emosi negatif
kemampuan self-care pasien di komunitas
yang dinamakan stressor. Adapun jenis telah menjadi perhatian dunia seiring
stressor psikososial yang dapat dialami dengan peningkatan kejadian penyakit
adalah pembatasan konsumsi makanan , kronis di dunia. Kondisi dari peningkatan
pembatasan cairan, ketidakjelasan tentang biaya pengobatan serta jumlah tenaga
masa depan, penurunan kehidupan social edukator yang tidak cukup juga turut andil
(Ardestia, 2016), pembatasan aktivitas menjadi alasan self-care penting ditingkatkan
sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup
rekreasi, pembatasan waktu dan tempat
pasien dengan penyakit kronis (Afrida,
kerja, lamanya proses dialisis, faktor 2018).
ekonomi dan spiritual sampai pada penurunan Pasien Gagal ginjal yang menjalani
kualitas hidup. Respons ini meliibatkan dua dialisis memiliki kompleksifitas masalah
pada kondisi fisik, psikologis, sosial, philosophycal and science of caring yang
spiritual dan ekonomi . Karena hal dikemukakan oleh Watson. . Caring adalah
tersebut, menjadi sebuah hal penting bagi sentral untuk praktek keperawatan karena
pasien dengan penyakit ginjal kronik caring merupakan suatu cara pendekatan yang
yang menjalani hemodialisa untuk dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih
memiliki pola pikir yang positif dalam meningkatkan kepeduliannya kepada klien.
menerima dan beradaptasi dengan adekuat Kunci dari kualitas pelayanan asuhan
terhadap perubahan fisik yang dialami serta keperawatan adalah perhatian, empati dan
meningkatkan self efficacy dalam mematuhi kepedulian perawat. Dimana teori ini
regimen perawatan diri, karena hal ini menekankan bahwa Individu dengan penyakit
diperlukan untuk menentukan sebuah tindakan kronis memerlukan dukungan, penerimaan,
atau tidak. Penilaian self efficacy ini menjadi dan pemahaman sehingga mereka bisa
jembatan antara pengetahuan dan perilaku mengatur gaya hidup sehat mereka dan
perawatan diri yang sebenarnya20. mengatasi masalah mereka. Peran perawat di
Berdasarkan pada fenomena di atas, sini adalah dengan merawat (caring) dan
maka intervensi yang sering dilakukan untuk mendukung kebutuhan pasien secara
mengurangi kecemasan dan depresi adalah individual (Yuda, 2018).
Cognitive Behavior Therapy (CBT) dan untuk Teori model keperawatan selanjutnya
tindakan peningkatan efikasi diri dengan adalah Teori Self care dari Dorothea Orem.
diberikan intervensi Self Efficacy Training Model konseptual keperawatan Orem dikenal
(SET). sebagai self care atau perawatan diri
Cognitive Behaviour Therapy (CBT) merupakan upaya individu untuk memenuhi
merupakan salah satu bentuk intervensi yang kebutuhan dirinya dengan mengoptimalkan
bertujuan untuk membantu seseorang kemampuan intelektual perilaku dan
mengenali,mendahulukan, dan mendayagunakan lingkungan yang menunjang
menghubungkan pikiran, perasaan dan pemenuhan kebutuhan sendiri dalam mencapai
simptomfisik dengan menggunakan teknik kesehatan yang optimal. Orem percaya
kognitif (pikiran) dan behavior (perilaku). bahwa setiap individu memiliki kemampuan
CBT memiliki asumsi bahwa pikiran, natural dalam merawat dirinya sendiri dan
perasaan, dan perilaku mempengaruhi perawat harus fokus terhadap dampak
satu sama lain (Dobson, 2018). Cognitive kemampuan tersebut bagi pasien (Younas,
Behaviour Therapy lebih berfokus pada 2017). Self efficacy training pada pasien gagal
masalah, berdurasi singkat, dan melibatkan ginjal dengan hemodialisa erat kaitannya
klien melakukan sesuatu untuk diri mereka dengan teori ini dalam keperawatan. Seperti
sendiri, cepat dan bertahan lama. melihat pada kelemahan dari self Efficacy
Self Efficacy Training merupakan training yang tidak berkaitan dengan
upaya peningkatan self efficacy yang peningkatan keterampilan pasien dalam
dilakukan dengan cara pelatihan (training). perawatan dirinya, diharapkan dengan
Self efficacy training dalam konteks menambahkan teori Self care ini dapat
kesehatan adalah suatu kegiatan pengajaran meningkatkan keterampilan atau kecakapan
atau pelatihan kepada pasien agar pasien pasien dalam pemenuhan perawatan dirinya.
tersebut memiliki keyakianan akan
kemampuannya untuk merawat dirinya METODE
sendiri. Kelemahan pada self efficacy training Penelitian Research and Development
ini menurut Bandura adalah tidak berkaitan (RnD) dengan tujuan mengembangkan model
dengan peningkatan kecakapan yang dimiliki Cognitive Behavior Therapy dan Self Efficacy
oleh klien, tetapi hanya berkaitan pada Training berbasis teori caring dan teori self
keyakinan mengenai hal yang dapat care pada pasien gagal ginjal kronik.
dilakukannya dengan kecakapan yang ia miliki Penelitian dilakukan pada 105 responden
seberapa pun besarnya (Bandura, 2010). selama 8 minggu, responden dipilih secara
Melihat kelemahan dari dua intervensi random sampling yang terbagi menjadi 3
di atas, maka perlu ditambahkan teori model kelompok perlakukan. Data dianalisis
keperawatan. Ada beberapa teori model menggunakan uji T dependen dan ANOVA
keperawatan yang berkembang pada level
metateori, salah satunya adalah teori HASIL
Terdapat total 105 responden yang teori selfcare didapatkan Hasil nilai uji t
berpartisipasi dalam penelitian ini. Repsonden berpasangan didapatkan bahwa nilai mean
tersebut talah memenuhi kriteria inklusi perbedaan antara self-management Pre dengan
Post intervensi model CBT berbasis teori
penelitian. Responden tersebut dibagi kedalam
selfcare pada kelompok perlakuan gagal ginjal
3 kelompok, yaitu kelompok yang diberi kronis adalah -42.867 dengan standar deviasi
perlakuan CBT (n = 35), kelompok yang diberi 1,648 Nilai p value uji t berpasangan = 0,000,
perlakuan self efficacy (n = 35), dan kelompok maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
yang diberi perlakuan kombinasi CBT dan self signifikan antara self-management Pre dan
efficacy (n = 35). Perlakuan dilakukan selama Post intervensi model CBT berbasis teori
8 minggu. Analisa data menggunakan aplikasi selfcare pada kelompok perlakuan gagal ginjal
kronis.
SPSS versi 2.2. Seluruh data pada setiap
Hasil efektiftifitas CBT, self-efficacy
kelompok dilakukan uji normalitas pada pre training, dan model CBT berbasis teori
dan post perlakuan. Sedangkan pada variable selfcare terhadap self-management pada klien
dependent dilakukan Analisa data gagal ginjal kronis tahap akhir dengan nilai p
menggunakan uji T dependen dan pada Analisa value 0,082 artinya CBT, self-efficacy, dan
data untuk perlakuan kombinasi menggunakan model CBT berbasis teori selfcare berpengaruh
ANOVA. terhadap self-management pada klien gagal
ginjal.namun nilai pengaruhnya kecil.
Table 1. Hasil analisis CBT, Self-Efficacy dan
Model CBT berbasis teori self-care sebelum PEMBAHASAN
dan sesudah pemberian perlakuan Penelitian ini bertujuan untuk melihat
Perlakuan Variabel Mean ± P-value efektivitas model CBT (Cognitive Behavior
SD Therapy) dan self-efficacy training terhadap
CBT 42,25 ± 0,000 self-care management pada pasien gagal ginjal
2,41 kronik dengan hemodialisa. Dari hasil analisa
Self 42,22 ± 0,000 ditemukan bahwa pada kelompok CBT
Pre-test dan Efficacy 1,92 menunjukkan terdapat perbedaan yang
Post-test CBT 42,85 ± 0,000 signifikan antara self-management Pre CBT
berbasis 1,64 dan Post CBT pada pasien gagal ginjal kronis.
teori Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian
selfcare perlakuan model CBT pada pasien gagal ginjal
kronis dengan Hemodialisa dapat diterima.
Hasil nilai uji t berpasangan Begitu pula pada pada perlakuan kelompok
didapatkan bahwa nilai mean perbedaan antara self-efficacy menunjukkan bahwa terdapat
self-management Pre CBT dengan Post CBT perbedaan yang signifikan antara self-
pada kelompok perlakuan gagal ginjal kronis management Pre dan Post perlakuan self-
adalah 42,257 dengan standar deviasi 2,417 efficacy pada pasien ginjal kronis. Hal
Nilai p value uji t berpasangan = 0,000, maka tersebut sesuai dengan penelitian Mei chen,
dapat disimpulkan ada perbedaan yang dkk (2020) bahwa self-management lebih
signifikan antara self-management Pre CBT efektif dalam meningkatkan perilaku self-care
dan Post CBT pada kelompok perlakuan gagal terhaap pasien dengan gagal gijal dengan
ginjal kronis. Sedangkan hasil nilai uji t hemodialisa. Selain itu, menurut penelitian
berpasangan didapatkan bahwa nilai mean Nguyen, dkk (2022) menjelaskan bahwa self-
antara self-management Pre self-efficacy care, self-efficacy, dan depresi merupakan
dengan Post self-efficacy pada kelompok predictor yang signifikan pada kualitas hidup
perlakuan gagal ginjal kronis adalah -42,229 pasien dengan hemodialisa. Menurut Duarte,
dengan standar deviasi 1,926 Nilai p value uji t dkk (2009) terapi CBT merupakan terapi yang
berpasangan = 0,000, maka dapat disimpulkan efektif untuk mengurangi kecemasan dan
ada perbedaan yang signifikan antara self- depresi pada pasien hemodialisa sehingga
management Pre self-efficacy dan Post self- dapat meingkatkan kepatuhan pasien untuk
efficacy pada kelompok perlakuan gagal ginjal melakukan hemodialisa. Untuk itu kedua
kronis. Pada perlakuan Model CBT berbasis model terapi tersebut perlu dilakukan pada
pasien gagal ginjal dengan hemodialisa.
Penggabungan kedua terapi (CBT dan mengkoordinasikan penemuan-penemuan
self-efficacy) pada penelitian bertujuan untuk konseptualisasi kognitif konseli yang
melihat lebih jauh kedua terapi jika diterapkan menyimpang dan meluruskannya sehingga
secara bersamaan. Hasil analisa pada dapat membantu konseli dalam penyesuaian
perbedaan rerata self-management klien gagal antara berpikir, merasa, dan bertindak (Dewi,
ginjal kronis sebelum dan sesudah diberikan 2019).
intervensi model CBT berbasis teori self-care Pada penerapan teori Orem dapat
ditemukan bahwa CBT, self-efficacy dan dilakukan saat pemberian terapi selfcare yang
Model CBT berbasis teori self-care masuk pada kebutuhan self-care therapeutic.
berpengaruh terhadap self-management pada Kebutuhan self-care therapeutik (Therapeutic
klien gagal ginjal.namun nilai pengaruhnya self-acre demand) adalah merupakan totalitas
kecil. Penelitian sebelumnya oleh Darnall, dkk dari tindakan self-care yang diinisiatif dan
(2021) menunjukkan peningkatan self-efficacy dibentuk untuk memenuhi kebutuhan self-care
yang signifikan jika dikaitkan dengan CBT dengan menggunakan metode yang valid yang
pada pasien nyeri pinggang. Hasil systematic berhubungan dengan tindakan yang akan
review dan meta-analysis oleh Yang, dkk dilakukan. Teori Orem sendiri
(2022) juga menunjukkan bahwa self-efficacy mendeskripsikan peran dari perawat adalah
mengalami peningkatan yang signifikan menolong seseorang dalam
bersama dengan CBT dilihat dari intensitas ketidakmampuannya dalam melaksanakan
nyeri. Dari hasil Analisa angka mean pada self-care. Tujuan utama sistem Orem ini
hasil post-test kelompok kontrol (77,34 ± 0,83) adalah menemukan kebutuhan self-care (Self-
perlakuan CBT dan self-efficacy lebih besar care demand) pasien hingga pasien mampu
dari pada kelompok perlakuan (76,57 ± 1,24). untuk melaksanakannya (Alligood, 2017). Self
Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh -care management merupakan strategi yang
perlakuan kombinasi tersebut tidak terlalu baru untuk pasien gagal ginjal kronis namun
berdampak pada pasien gagal ginjal dengan penting mengingat dampak positif yang dapat
hemodialisa. Untuk itu perlu adanya penelitian diperoleh pasien. Self-care management pada
lanjut terkait efek CBT terhadap self-efficacy pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
pasien gagal ginjal dengan hemodialisa. hemodialisis merupakan usaha positif pasien
Pemberian terapi CBT, self-efficacy, untuk menemukan dan berpartisipasi dalam
atau keduanya yang efektif dapat terus pelayanan kesehatan mereka untuk
dilakukan guna meningkatkan pelayanan dan mengoptimalkan kesehatan, mencegah
kualitas hidup pasien. Petugas Kesehatan komplikasi, mengontrol gejala, menyusun
khususnya perawat berperan penting dalam sumber-sumber pengobatan, meminimalisir
melakukan terapi ini. Dalam hal ini teori gangguan dalam penyakit yang dapat
caring Jean Watson dan Orem dapat mengganggu kehidupan yang mereka sukai.
diterapkan pada terapi CBT, self-efficacy, atau Penelitian Arova, F. N memberikan gambaran
keduanya pada pasien gagal ginjal kronik self-care management pasien penyakit ginjal
dengan hemodialisa. Teori caring Jean Watson kronis yang menjalani hemodialisis dari aspek
perlu dilakukan pada saat memberikan terapi pemenuhan kebutuhan fisik, kondisi
CBT. Watson mengidentifikasi banyak asumsi psikologis, dan sikap spiritual (Barus, 2019).
dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal
caring. Watson meyakini bahwa jiwa
seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan KESIMPULAN
waktu. Salah satu asumsi yang sesuai dengan Hasil efektiftifitas CBT, self-efficacy training,
terapi CBT yaitu lingkungan asuhan dan model CBT berbasis teori selfcare
keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan terhadap self-management pada klien gagal
kemungkinan perkembangan potensi dan ginjal kronis tahap akhir dengan nilai p value
member keleluasaan bagi sesorang untuk 0,082 artinya CBT, self-efficacy, dan model
memilih kegiatan yang terbaik bagi dirinya CBT berbasis teori selfcare berpengaruh
dalam waktu yang telah di tentukan (Wei, terhadap self-management pada klien gagal
2019). Hal tersebut sesuai dengan prinsip- ginjal.namun nilai pengaruhnya kecil,
prinsip yang ada saat melakukan terapi CBT sehingga model Cognitive Behavior Therapy
salah satunya pada prinsip 1 bahwa Pada dan Self Efficacy Training berbasis teori caring
momen yang strategis, konselor dan teori self care pada pasien gagal ginjal
kronik dapat menjadi salah satu intervensi for major depression in hemodialysis
untuk meningkatkan self efficacy pada pasien patients. Kidney international, 76(4),
gagal gimjal kronis denga hemodialisa. 414–421.
https://doi.org/10.1038/ki.2009.156
Nguyen, T. T. N., Liang, S. Y., Liu, C. Y., &
Chien, C. H. (2022). Self-care self-
DAFTAR PUSTAKA efficacy and depression associated with
Afrida M, Huriah T, Fahmi Fy. Gambaran quality of life among patients undergoing
Tingkat Pengetahuan Tentang Perawatan hemodialysis in Vietnam. PloS one, 17(6),
Diri (Self-Care) Pada Pasien Hemodialisa e0270100.
Rs. Pku Muhammadiyah Yogyakarta. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0270
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan. 100
2018;6(1):46-53. Nurchayati S. Analisis Faktor-Faktor Yang
Alligood Mr. Nursing Theorists and Their Berhubungan Dengan Kualitas Hidup
Work-E-Book: Elsevier Health Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Sciences; 2017. Menjalani Hemodialisa Di Rumah Sakit
Ardestia Rp. Kondisi Psikososial Pada Pasien Islam Fatimah Cilacap Dan Rumah Sakit
Gagal Ginjal Di Kota Cimahi: Umum Daerah Banyumas (Doctoral
Perpustakaan; 2016. Dissertation, Tesis. Depok. Universitas
Bandura A. Self‐Efficacy. The Corsini Indonesia): Tesis. Depok. Universitas
Encyclopedia Of Psychology. 2010:1-3. Indonesia; 2010.
Barus Sb, Zainaro Ma. Booklet Konseling Permana A. Pengaruh Pelatihan Relaksasi
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Zikir Terhadap Kecemasan Pada Pasien
Gagal Ginjal. 2018.
Self Care Management Pada Pasien
Reta R. Studi Fenomenologi: Pengalaman
Gagal Ginjal Kronik (Ggk) Dengan Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Hemodialisa. Holistik Jurnal Menjalani Hemodialisis Dari Aspek
Kesehatan. 2019;13(2):84-91. Psikososial Di Rsud Raden Mattaher
https://doi.org/10.54440/jmk.v4i2.10 Jambi: Universitas Andalas; 2016.
6 Ri Kk. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta:
Darnall, B. D., Roy, A., Chen, A. L., Ziadni, Kemenkes Ri. 2018.
M. S., Keane, R. T., You, D. S., Slater, Situmorang Sh. Pengaruh Dukungan Sosial,
K., Poupore-King, H., Mackey, I., Kao, Self Efficacy Dan Distress Emosi
M. C., Cook, K. F., Lorig, K., Zhang, Terhadap Perilaku Perawatan Diri Pada
D., Hong, J., Tian, L., & Mackey, S. C. Penderita Dm Tipe 2 Di Puskesmas Kota
(2021). Comparison of a Single-Session Matsum Kota Medan Tahun 2018. 2019.
Pain Management Skills Intervention Sulastri S, Nursalam N, Astuti P. Pengaruh
With a Single-Session Health Education Edukasi Self Care Berbasis Interaksi
Intervention and 8 Sessions of Cognitive Perawat Pasien Terhadap Kepatuhan Diet
Behavioral Therapy in Adults With Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik (Di
Chronic Low Back Pain: A Randomized Instlasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam
Clinical Trial. JAMA network Surabaya A. Yani). Jurnal Ilmiah
open, 4(8), e2113401. Keperawatan (Scientific Journal Of
https://doi.org/10.1001/jamanetworkope Nursing). 2018;4(2):77-82.
n.2021.13401 Wei, H., Fazzone, P., Sitzman, K., &
Dewi Nnai, Waruwu D. Efektivitas Cognitive Hardin, S.R. (2019). The Current
Behavior Therapy Untuk Mengatasi Intervention Studies Based on
Kecemasan Pada Orang Tua Anak Watson's Theory of Human Caring:
Berkebutuhan Khusus. Sintesa. 2019.
A Systematic Review. International
Dobson D, Dobson Ks. Evidence-Based
Practice Of Cognitive-Behavioral Journal for Human Caring, 23, 22 -
Therapy: Guilford Publications; 2018. 4.
Duarte, P. S., Miyazaki, M. C., Blay, S. L., & Yang, J., Lo, W. L. A., Zheng, F., Cheng, X.,
Sesso, R. (2009). Cognitive-behavioral Yu, Q., & Wang, C. (2022). Evaluation of
group therapy is an effective treatment Cognitive Behavioral Therapy on
Improving Pain, Fear Avoidance, and
Self-Efficacy in Patients with Chronic
Low Back Pain: A Systematic Review and
Meta-Analysis. Pain research &
management, 2022, 4276175.
https://doi.org/10.1155/2022/4276175

Anda mungkin juga menyukai