Anda di halaman 1dari 10

Upaya Meningkatkan Kemampuan ....

(Faza Kurnia Fitriani) 218

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN PROSES SAINS


MELALUI METODE EKSPERIMEN WARNA PADA ANAK KELOMPOK B DI
TK ABA I IMOGIRI
EFFORTS TO IMPROVE SKILLS OF SCIENCE PROCESS SKILLS THROUGH
EXPERIMENTAL COLORS METHODS IN CHILDREN GROUP B ABA I IMOGIRI
KINDERGARTEN

Oleh: Faza Kurnia Fitriani, pendidikan guru pendidikan anak usia dini,
faza.kurnia2016@student.uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains pada anak Kelompok
B di TK ABA I Imogiri melalui metode eksperimen warna. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
dengan model penelitian Kemmis dan Mc Taggart dengan sistem spiral.Subjek penelitian ini adalah semua anak
Kelompok B di TK ABA I Imogiri yang berjumlah 15 anak, terdiri dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki.
Objek penelitian ini adalah kemampuan keterampilan proses sains melalui metode eksperimen warna.Data pada
penelitian ini diperoleh melalui observasi.Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan
keterampilan proses sains dari siklus I ada 1 anak (7,69%) pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan pada
siklus II meningkat menjadi 11 anak (84,62%) pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan dan 1 anak (7,69%)
pada kriteria Berkembang Sangat Baik.

Kata kunci : keterampilan proses sains, metode eksperimen warna

Abstract
This study aims to improve the ability of science process skills in Group B children in TK ABA I Imogiri
through the color experiment method. This type of research is classroom action research with Kemmis and Mc
Taggart research models with a spiral system. The subjects of the study were all 15 children of Group B in
Imogiri ABA I Kindergarten, consisting of 8 girls and 7 boys. The object of this research is the ability of science
process skills through the color experiment method. The data in this study were obtained through observation.
The results showed an increase in the ability of science process skills from the first cycle there were 1 child
(7.69%) in the criteria of Developing in Accordance with Expectations and in the second cycle increasing to 11
children (84.62%) on the criteria of Developing in Accordance with Expectations and 1 child (7 , 69%) on Very
Good Developing criteria.

Keywords: science process skills, color experiment methods

PENDAHULUAN fisik, dengan memberikan rangsangan bagi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perkembangan jasmani, rohani (moral dan

merupakan jenjang pendidikan sebelum spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan

pendidikan dasar, pendidikan ini adalah salah satu sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan

upaya pemberian rangsangan yang ditujukan bagi berkembang secara optimal. Sedangkan menurut

anak sejak lahir sampai dengan anak berusia Rahman (Susanto, 2017: 17) mengemukakan

enam tahun. Hal ini sejalan dengan Mursid (2015: bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

16) yang mengemukakan bahwa PAUD adalah adalah upaya yang berencana dan sistematis yang

suatu proses pembinaan tumbuh berkembangnya dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak 0-8

anak usia lahir hingga enam tahun secara tahun dengan tujuan agar anak mampu

menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-


219 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun.ke-9 2020
mengembangkan potensi yang dimiliki secara masa ini merupakan masa yang sangat penting
optimal. karena merupakan masa pembentukan pondasi
Kebijakan pemerintah Indonesia di sektor dan dasar kepribadian yang nantinya akan
pendidikan yang mendukung pendidikan menentukan pengalaman anak di kehidupan
sepanjang hayat (Long Life Education), dalam selanjutnya. Hal ini sejalan dengan Rahman
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa adalah (Sunanih, 2017: 4) yang mengemukakan bahwa
diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). pengalaman yang dialami anak pada usia dini
Hal ini terdapat dalam Pasal 28 Ayat 1 Undang- akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan
Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem selanjutnya” pengalaman tersebut akan bertahan
Pendidikan Nasional, yang menunjukkan bahwa lama bahkan tidak dapat terhapuskan. Anak usia
secara yuridis formal, Pendidikan Anak Usia Dini dini adalah anak yang berada dalam proses
(PAUD) merupakan bagian yang tak terpisahkan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat
dari keseluruhan Sistem Pendidikan Nasional, unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan
karena pendidikan pra sekolah sudah merupakan perkembangan, intelegensi, sosial emosional,
suatu kewajiban dan prasyarat sebelum anak bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai
memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan Sekolah Dasar (SD). anak (Mursid, 2015: 14).
Anak usia dini merupakan anak yang Anak usia dini memiliki aspek
berada dengan rentang usia bayi hingga enam perkembangan kemampuan salah satunya
tahun, yang sering juga disebut masa emas perkembangan kognitif yaitu sesuatu yang
perkembangan. Musthafa (Susanto, 2017: 1) menggambarkan proses berfikir anak dalam
mengemukakan bahwa anak usia dini merupakan rangka meningkatkan kemampuan dalam
anak yang berada pada rentang usia satu hingga menggunakan pengetahuannya. Sejalan dengan
lima tahun, hal ini didasarkan pada batasan Piaget, Yusuf (Susanto, 2017: 11) mempertegas
psikologi perkembangan yang meliputi bayi bahwa pada masa perkembangan kognitif anak
(infancy atau babyhood) berusia 0-1 tahun, usia berada pada periode praoprasional, anak belum
dini (early childhood) berusia 1-5 tahun, masa mampu menguasai operasi mental secara logis.
kanak-kanak akhir (late childhood) berusia 6-12 Pada periode ini ditandai dengan
tahun.. National for the Education Young berkembangnya representasional atau symbolic
Children (Susanto, 2017:1) mendefinisikan anak function yaitu kemampuan untuk menggunakan
usia dini atau “early childhood” merupakan anak symbol untuk mewakili sesuatu yang lain dengan
yang berada pada usia nol sampai delapan tahun, menggunakan kata-kata, bahasa gerak, gesture,
pada masa tersebut merupakan proses dan benda. Vygotsky (Susanto, 2017: 11)
pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai menekankan pentingnya konteks sosial untuk
aspek rentang kehidupan manusia. proses belajar anak dan pengalaman interaksi
Karakteristik yang dimiliki anak usia dini sosial ini sangat berperan dalam mengembangkan
sangat khas baik secara fisik, sosial, moral. Pada kemampuan berpikir anak.
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Faza Kurnia Fitriani) 220
Perkembangan kognitif pada anak usia anak dapat diajar belajar sains melalui berbagai
dini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor benda, misalnya air, kertas, tanah liat, daun-
keturunan dan faktor lingkungan yang meliputi daunan, dan pohon sekitar sekolah dan
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.Hal sebagainya.
ini sejalan dengan Khadijah (2016: 41), yang Mengenalkan sains kepada anak dapat
menyatakan bahwa perkembangan intelegtual dilakukan dengan kegiatan dan bahan atau materi
sebenarnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yang dekat dengan kehidupan anak. Penguasaan
yaitu hereditas dan lingkungan. Pengaruh proses sains ditujukan untuk memberikan
kedua faktor itu pada kenyataannya tidak secara kesempatan pada peserta didik untuk ikut
terpisah sendiri- sendiri melainkan seringkali menghayati proses penemuan atau penyusunan
merupakan resultanse dari interaksi keduanya. suatu konsep sebagai keterampilan proses dengan
Hasnida (Arimbi, Saparahayuningsih, Ardina, mengembangkan keterampilan proses sains, anak
2018: 64) menegaskan bahwa pada dasarnya akan menemukan dan mengembangkan sendiri
potensi ini ditentukan pada saat pembuahan yang fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
dipengaruhi oleh faktor hereditas namun dapat mengembangkan sikap nilai yang dianut
berkembang atau tidaknya potensi kognitif (Amalia, dkk, 2018: 4).
tergantung pada faktor lingkungan dan Samatowa (2016: 94) mengemukakan
kematangan kesempatan yang diberikan untuk bahwa keterampilan proses yang dikembangkan
dapat menentukan batas maksimal perkembangan di Calvert County Public School di Amerika
pada tingkatan intelegensi. terdiri dari 10 aspek yaitu: (1) keterampilan
Karakteristik-karakteristik tertentu yang bertanya (questioning); (2) mengamati
dimiliki anak usia dini yang mengalami proses (observing); (3) meramal (predicting); (4)
pertumbuhan dan perkembangan pada masa emas menggolongkan (classifying); (5) melakukan
(golden age). Susanto (2017: 7) mengemukakan percobaan (experimenting); (6) mengukur
bahwa anak usia 4-6 tahun memiliki karakteristik (measuring); (7) mengorganisasi data
pada perkembangan kognitif (daya pikir) yang (organizing data); (8) membandingkan
sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu (comparing); (9) menafsirkan fakta
anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. (interpreting evidence); (10)mengkomunikasikan
Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan (communication).
segala sesuatu yang dilihat.Perkembangan Berdasarkan hasil pengamatan yang
kognitif bertujuan untuk mengembangkan dilakukan pada kelompok B1 di Taman Kanak-
kemampuan berpikir anak melalui pembelajaran Kanak (TK) ABA 1 Imogiri, terdapat beberapa
sains dan matematika. Yulianti (Amalia, keterampilan seperti keterampilan sosial anak,
Saparahayuningsih, Suprapti, 2018:3) keterampilan berhitung, dan keterampilan
mengemukakan bahwa mengenalkan sains berbahasa akan tetapi kemampuan kognitif anak
kepada anak dapat dilakukan dengan mengamati khususnya di bidang keterampilan proses sains
dan menyelidiki fenomena di lingkungan sekitar, belum maksimal. Kegiatan pembelajaran
221 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun.ke-9 2020
mengenai keterampilan proses sains jarang itu, peneliti memiliki ide untuk menggunakan
dilaksanakan pada anak kelompok B1. Guru metode eksperimen warna dalam pembelajaran
lebih sering menggunakan metode pemberian guna mengembangkan keterampilan proses sains.
tugas menggunakan Lembar Kerja Anak (LKA), Penggunaan metode eksperimen warna
sehingga kurang menarik minat anak. Kurang diharapkan dapat menumbuhkan ketertarikan dan
maksimalnya keterampilan proses sains keaktifan anak dalam belajar, sehingga proses
disebabkan karena aktivitas pembelajaran yang belajar mengajar yang dilakukan dapat
masih terpusat pada guru. Anak kurang memberikan pengalaman yang berkesan bagi
mendapatkan kesempatan untuk melakukan anak dan hasil pembelajaran lebih maksimal.
eksplorasi, melakukan percobaan sendiri pada Metode eksperimen adalah metode
kegiatan pembelajaran mengenai keterampilan pembelajaran yang berpusat pada anak dan
proses sains. melibatkan keaktifan anak secara langsung dalam

Anak-anak kelompok B1 di TK ABA I proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan

Imogiri, secara umum belum dapat menguasai Winataputra (Asiyah, 2015:99) yang

keterampilan proses sains yang meliputi mengemukakan bahwa metode eksperimen

keterampilan dalam mengamati atau adalah tindakan atau cara menurut siswa secara

mengobservasi, mengajukan hipotesis, aktif mengamati dan membuktikan sendiri

menggunakan alat dan bahan, mengajukan tentang apa yang dipelajari dengan mengikuti

pertanyaan, mengkomunikasikan. Hal itu proyek, objek, menganalisa dan menarik

disebabkan penggunaan metode pemberian tugas kesimpulan.

dalam bentuk Lembar Kerja Anak (LKA) yang Metode eksperimen akan mendorong
sering diberikan tentunya hanya mampu anak untuk mencoba hal-hal baru. Sukapti,
mengembangkan salah satu dari aspek Suryaman, Leksono (2015: 167) mengemukakan
keterampilan proses sains. Misalnya, melalui bahwa materi pengenalan sains yang sesuai
kegiatan mewarnai dengan pasta, yang hanya untuk anak TK atau prasekolah (usia 4-6 tahun)
mengembangkan keterampilan dalam antara lain: (1) mengenal gerak, missal:
menggunakan alat dan bahan tetapi belum dapat menggelinding dan bentuk benda; (2) mengenal
mengembangkan aspek keterampilan proses sains benda cair, missal percobaan benda tenggelam,
yang lain, dikarenakan sebelum mewarnai, anak terapung, benda larut dan tidak larut; (3)
tidak melakukan percobaan sederhana sendiri mengenal timbangan (neraca); (4) bermain
seperti percobaan mencampur warna. gelembung sabun; (5) pencampuran warna; (6)
Data yang diperoleh dari hasil observasi proses pertumbuhan; (7) percobaan dengan
yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan magnet, dan lain-lain.
bahwa keterampilan proses sains dari 15 anak Untuk itu penelitian ini akan
yang diobservasi terdapat 2 anak tergolong dalam menggunakan eksperimen dalam keterampilan
kriteria mulai berkembang, 11 anak tergolong proses sains, yang dilakukan dengan kegiatan
dalam kriteria belum berkembang. Oleh karena eksperimen warna agar lebih menyenangkan
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Faza Kurnia Fitriani) 222
untuk anak. Swasty (2017: 9) mengemukakan memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-
bahwa secara fisik atau objektif, warna adalah praktik pembelajaran di kelas secara lebih
sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara professional.
psikologis atau subjektif, warna merupakan
Waktu dan Tempat Penelitian
pengalaman indra penglihatan.
Penelitian akan dilaksanakan pada
Berdasarkan uraian di atas maka dapat
semester II di bulan Februari-Maret tahun 2020.
diketahui bahwa keterampilan proses sains pada
Tempat yang akan digunakan dalam penelitian
anak usia dini perlu menggunakan metode
ini adalah TK ABA I Imogiri, Tegal Kembang,
eksperimen warna. Namun metode eksperimen
Imogiri, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
warna belum dicobakan pada kelompok subjek
yang diteliti. Dengan demikian untuk dapat
Target/Subjek Penelitian
membuktikan teori-teori yang telah ada, maka
Subjek penelitian ini adalah semua anak
peneliti hendak meneliti bagaimanakah
Kelompok B di TK ABA I Imogiri yang
peningkatan kemampuan keterampilan sains
berjumlah 15 anak, terdiri dari 8 anak perempuan
melalui metode eksperimen warna pada
dan 7 anak laki-laki.
kelompok B di TK ABA I Imogiri, Imogiri,
Bantul. Prosedur
Prosedur penelitian ini merujuk pada
pelaksanaan yang dikemukakan oleh Kemmis
METODE PENELITIAN
dan Mc Taggart (Jakni, 2017:20), yang
Jenis Penelitian
mengemukakan bahwa rancangan ini dapat
Jenis penelitian yang digunakan dalam
mencakup sejumlah siklus, masing- masing
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan),
(PTK).Suyanto (Jakni, 2017: 3) mengemukakan
pelaksanaan dan pengamatan (act &observe),
bahwa secara singkat penelitian tindakan kelas
dan refleksi (reflect). Tahpan-tahapan ini
dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
berlangsung secara berulang-ulang, sampai
penelitian yang bersifat reflektif dengan
tujuan penelitian tercapai.
melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
praktik pembelajaran di kelas secara lebih Data
Data dari penelitian ini diperoleh dari skor
professional.Penelitian ini dilaksanakan secara
kemampun anak dalam keterampilan proses sains
kolaboratif, artinya peneliti tidak melakukan
yang meliputi (1) mengamati; (2) mengajukan
sendiri namun berkolaborasi dengan guru kelas.
hipotesis; (3) menggunakan alat dan bahan; (4)
Suyanto (Jakni, 2017: 3) juga mengemukakan
mengajukan pertanyaan dan; (5)
bahwa secara singkat penelitian tindakan kelas
mengkomunikasikan. Instrumen penelitian adalah
dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk
alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
penelitian yang bersifat reflektif dengan
data penelitian (Sanjaya, 2016: 84). Instrumen
melakukan tindakan-tindakan tertentu, untuk
223 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun.ke-9 2020
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna
lembar observasi. Lembar observasi ini terdiri dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan
dari bebrapa hal yang akan diteliti oleh peneliti penelitian ( Sanjaya, 2016: 106). Analisis data
yang menyangkut mengenai kegiatan dalam penelitian ini menggunakan analisis data
pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana deskriptif kuantitatif.Perhitungan data kuantitatif
perkembangan anak. Adapun objek yang diamati adalah menghitung rata-rata perkembangan anak
oleh penelitian ini adalah kemampuan anak dalam berdasarkan skor yang diperoleh dari lembar
keterampilan proses sains melalui eksperimen observasi yang telah disusun sebelumnya.
warna. Perhitungan nilai rata-rata yang diperoleh dapat
Teknik pengumpulan data merupakan diketahui berapa persen perkembangan
cara yang ditempuh peneliti untuk keterampilan proses sains anak. Hasil akhir dari
mengumpulkan data dengan alat pengumpul lembar observasi tersebut dapat digunakan untuk
data yang cocok digunakan dalam penelitian mengetahui persentase kemampuan anak dalam
(Jakni, 2017: 69). Nawawi (Jakni, 2017: 69-70) keterampilan proses sains. Hasil yang diperoleh
mengatakan teknik pengumpulan data dapat dalam perhitungan kuantitatif kemudian
dibedakan menjadi lima teknik penelitian diinterpretasikan dalam kalimat. Adapun rumus
sebagai cara yang dapat ditempuh untuk yang digunakan menurut Sudijono (Jakni, 2017:
mengumpulkan data, yaitu teknik observasi 82) adalah sebagai berikut:
langsung, teknik observasi tidak langsung,
f
komunikasi langsung, komunikasi tidak P = 𝑥 100%
𝑁
langsung, teknik pengukuran, dan teknik studi
Keterangan:
dokumenter. Pada penelitian ini teknik P : Angka persentase
pengumpulan data yang dilakukan peneliti N : Jumlah frekuensi atau banyaknya
adalah teknik observasi langsung. individu (number of case)
F : Frekuensi yang sedang dicari
Teknik observasi langsung merupakan
persentasenya
cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti Kriteria keberhasilan dalam penelitian
dengan mengamati secara langsung subjek ini adalah sebanyak 75% anak, berada pada
kriteria berkembang sesuai harapan dan atau
penelitian (Jakni, 2017: 70). Tujuan dari
berkembang sangat baik.
observasi ini untuk melihat secara langsung
peningkatan dalam kemampuan keterampilan HASIL DAN PEMBAHASAN
proses sains pada anak Kelompok B1 melalui Peneliti akan membahas mengenai hasil
eksperimen warna. penelitian peningkatan kemampuan
keterampilan proses saisn melalui metode
Teknik Analisis Data
eksperimen warna pada anak Kelompok B di TK
Teknik analisis data adalah suatu proses
ABA I Imogiri. Amalia, dkk (2018: 4) yang
mengolah dan menginterpretasi data dengan
mengemukakan bahwa penguasaan proses sains
tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi
ditujukan untuk memberikan kesempatan pada
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Faza Kurnia Fitriani) 224
peserta didik untuk ikut menghayati proses anak-anak yaitu metode eksperimen lukisan
penemuan atau penyusunan suatu konsep minyak, dan hari Kamis 27 Februari 2020
sebagai keterampilan proses sains, dengan metode eksperimen warna yang akan dilakukan
mengembangkan keterampilan proses sains anak oleh anak-anak yaitu metode eksperimen walking
akan menemukan dan mengembangkan sendiri water.
fakta dan konsep serta menumbuhkan dan Pada pelaksanaan tindakan Siklus I,
mengembangkan sikap nilai yang dianut. terlihat adanya peningkatan kemampuan
Mursid (2015: 153) mengemukakan keterampilan proses sains pada anak
bahwa keterampilan proses sains yang dapat dibandingkan dengan hasil pada Pra Tindakan.
dikembangkan dalam pembelajaran sains, Hal itu terbukti dari hasil penelitian yang
diantaranya adalah: (1) keterampilan mengamati diperoleh yaitu pada kriteria belum berkembang
dengan seluruh indra; (2) mengajukan hipotesis; terdapat 2 anak dengan persentase 15,38%,
(3) menggunakan alat dan bahan secara benar kriteria mulai berkembang terdapat 11 anak
dengan selalu mempertimbangkan keselamatan dengan persentase 76,93%, dan pada kriteria
kerja; (4) mengajukan pertanyaan; (5) berkembang sesuai harapan dengan persentase
menggolongkan; (6) menafsirkan; (7) sebesar 7,69%.
mengkomunikasikan hasil temuan secara
Pemberian tindakan pada Siklus
beragam; (8) menggali dan memilah informasi
dilaksanakan sesuai refleksi dari Siklus I, yaitu
faktual untuk menguji gagasan atau
menyediakan lebih banyak botol kecil yang
memecahkan masalah sehari-hari.
berisi pewarna agar anak tidak perlu antri dalam
Sebelum dilaksanakan tindakan Siklus I
melakukan eksperimen, ketika menggunakan
dan tindakan Siklus II mengenai keterampilan
tisu, dibuat lebih dari satu lapis, agar tidak
proses sains pada anak, peneliti bersama dengan
mudah sobek, menaruh minyak pada botol yang
guru terlebih dahulu melakukan kolaborasi untuk
lebih kecil, agar mempermudah anak untuk
melaksanakan observasi Pra Tindakan. Hasil
menuangkan minyak ketika melakukan
observasi Pra Tindakan pada kriteria belum
eksperimen.
berkembang terdapat 11 anak dengan persentase
Tindakan pada Siklus II dilaksanakan
sebesar 84,62%, dan pada kriteria mulai
sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada hari
berkembang terdapat 2 anak dengan persentase
Selasa 4 Maret 2020 metode eksperimen warna
sebesar 15,38%.
yang akan dilakukan oleh anak-anak yaitu
Pemberian tindakan pada Siklus I
metode eksperimen hujan pelangi, hari Rabu 5
dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu
Maret 2020 metode eksperimen warna yang
pada hari Selasa 25 Februari 2020 metode
akan dilakukan oleh anak-anak yaitu metode
eksperimen warna yang akan dilakukan oleh
eksperimen tisu pelangi, dan hari Jumat 6 Maret
anak-anak yaitu metode eksperimen air mancur
2020 metode eksperimen warna yang akan
warna-warni, hari Rabu 26 Februari 2020 metode
dilakukan oleh anak-anak yaitu metode
eksperimen warna yang akan dilakukan oleh
225 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun.ke-9 2020
eksperimen susu pelangi.Keterampilan proses kriteria mulai berkembang, sedangkan 11 anak
sains pada Siklus II sudah mencapai kriteria lainnya dengan persentase 84,62% sudah berada
berkembang sesuai harapan dan atau dalam kriteria berkembang sesuai harapan, dan 1
berkembang sangat baik dengan persentase anak dengan persentase 7,69% dalam kriteria
92,31%. Jadi persentase tersebut sudah berkembang sangat baik. Hasil yang didapatkan
mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan pada Siklus II menjadi dasar peneliti dan
sebesar 75%. kolaborator untuk menghentikan penelitian

Terlihat adanya peningkatan antara hasil hanya sampai pada siklus II, dikarenakan hasil

penelitian Pra Tindakan dengan penelitian Siklus penelitian sudah sesuai dengan hipotesis

II. Secara lebih rinci, disajikan tabel tindakan dan sudah mencapai indikator

perbandingan hasil penelitian Pra Tindakan, hasil keberhasilan yang sudah ditentukan.

penelitian Siklus I, dan hasil penelitian Siklus II


SIMPULAN DAN SARAN
sebagai berikut:
Simpulan
Tabel 1. Perbandingan Rekapitulasi data Pra
Berdasarkan hasil penelitian dan
Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
N Kriteria Pra Tindakan Siklus I Siklus II
o
. kemampuan keterampilan proses sains pada
F % F % F %

1. BB 11 84,62 2 15,38 - - anak kelompok B TK ABA I Imogiri dapat


2. MB 2 15,38 10 76,93 1 7,69

- - 1 7,69 11 84,62
ditingkatkan melalui metode eksperimen warna.
3. BSH

4. BSB - - - - 1 7,69 Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan


dalam indikator mengamati, mengajukan
Berdasarkan tabel diatas diperoleh data hipotesis, menggunakan alat dan bahan,
bahwa kemampuan keterampilan proses sains mengajukan pertanyaan, dan
pada Pra Tindakan, terdapat 11 dengan mengkomunikasikan.
persentase 84,2% termasuk dalam kriteria belum Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
berkembang dan terdapat 2 anak dengan persentase kemampuan keterampilan proses
persentase 15,38% termasuk dalam kriteria sains dalam Pra Tindakan terdapat 84,62% anak
mulai berkembang. Sementara itu, pada Siklus I dalam kriteria belum berkembang, dan 15,38%
terjadi peningkatan yang cukup baik, dalam anak dalam kriteria mulai berkembang,
kriteria belum berkembang hanya terdapat 2 sedangkan setelah dilakukan tindakan Siklus I
anak dengan persentase 15,37%, sedangkan 10 terjadi peningkatan yang cukup baik, yaitu
anak dengan persentase 76,93% sudah memasuki 76,93% anak dalam kriteria mulai berkembang,
kriteria mulai berkembang, dan 1 anak dengan 7,69% anak dalam kriteria berkembang sesuai
persentase 7,69% sudah memasuki kriteria harapan, hanya tersisa 15,38% anak yang masih
berkembang sesuai harapan. berada dalam kriteria belum berkembang.
Pada Siklus II terjadi peningkatan yaitu Peningkatan yang maksimal yaitu terjadi
terdapat 1 anak dengan persentase 7,69% dalam pada tindakan Siklus II, karena guru
Upaya Meningkatkan Kemampuan .... (Faza Kurnia Fitriani) 226
melaksanakan refleksi dari Siklus I. Pada dengan maksimal.
pelaksanaan Siklus II ini, terdapat 7,69% anak
dalam kriteria mulai berkembang, 84,62% anak DAFTAR PUSTAKA
dalam kriteria berkembang sesuai harapan, dan Amalia, K., Saparahayuningsih, S., & Suprapti,
7,69% anak dalam kriteria berkembang sangat A. (2018). Meningkatkan kemampuan
sains mengenal benda cair melalui
baik. Sehingga jumlah dari kriteria berkembang metode eksperimen.Jurnal
sesuai harapan dan berkembang sangat baik dari Ilmiah Potensia, 3(2), 1-10.
Siklus II sebanyak 92,31%.
Arimbi, Y.D., Saparahayuningsih, S., & Ardina,
Peningkatan yang maksimal pada anak M. (2018). Meningkatkan perkembangan
kelompok B dalam keterampilan proses sains kognitif melalui kegiatan mind mapping.
Jurnal Ilmiah Potensia, 3 (1), 64-71.
terjadi karena adanya kegiatan metode
eksperimen warna. Metode eksperimen warna Asiyah, N. (2015). Meningkatkan kemampuan
yang diberikan oleh guru beraneka macam mengenal warna dengan metode
eksperimen bermain warna pada anak
seperti, air mancur warna-warni, lukisan minyak, kelompok B TK Khadijah 202
hujan pelangi, tisu pelangi, walking water, dan Karangsari Pring Sewu.Jurnal Ar-
Risalah, 13(1).
susu pelangi. Beberapa macam metode
eksperimen tersebut belum pernah diberikan Depdikbud. (2003). Undang-Undang RI Nomor
20 Tahun 2003, tentang Sistem
kepada anak-anak, sehingga anak-anak terlihat Pendidikan Nasional.
sangat antusias dalam mengikuti kegiatan
Jakni. (2017). Penelitian tindakan kelas.
eksperimen warna. Anak-anak terlihat lebih aktif
Bandung: Alfabeta.
ketika melakukan metode eksperimen warna, dan
anak-anak tidak cepat bosan, hal ini terbukti Khadijah. (2016). Pengembangan kognitif anak
usia dini. Medan: Perdana Publishing.
dengan adanya beberapa anak yang ingin
melakukan metode eksperimen warna lebih dari Mursid. (2015). Belajar dan pembelajaran
PAUD. Bandung: PT. Remaja
1x dalam eksperimen yang sama. Rosdakarya.

Saran Restianingrum, A. (2016). Peningkatan hasil


belajar matematika menggunakan media
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
garis bilangan pada siswa kelas
kelas yang telah dilaksanakan, maka peneliti IV.Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 1438-1445.
memberikan saran bagi sekolah hendaknya
menyediakan alat dan bahan sederhana dan aman Samatowa, U. (2016). Pembelajarana IPA di
Sekolah Dasar. Jakarta Barat: PT.
untuk anak yang dapat digunakan untuk
Indeks.
melakukan eksperimen warna. Bagi pendidik
hendaknya dalam mengenalkan keterampilan Sanjaya, W. (2016). Penelitian tindakan kelas.
Jakarta: Prenadamedia Group.
proses sains, dilakukan menggunakan
eksperimen warna agra anak-anak lebih antusias Sunanih. (2017). Kemampuan membaca huruf
dan mampu melakukan keterampilan proses sains abjad bagi anak usia dini bagian dari
227 Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 3 Tahun.ke-9 2020
perkembangan bahasa. Early Childhood:
Jurnal Pendidikan.

Sukapti, L., Suryaman, & Leksono, I. P. (2015).


Pembangunan pembelajaran sains
sederhana dengan metode eksperimen dan
penerapan keterampilan proses pada siswa
TK Negeri Pembina Sidoarjo. Jurnal
Teknologi Pembelajaran Devosi, 5 (2).

Susanto, A. (2017). Pendidikan anak usia dini.


Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Swasty, W. (2017). Serba-serbi warna.Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai