Anda di halaman 1dari 17

Bapak pendidikan Nasional Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa setiap orang menjadi

guru, setiap rumah menjadi sekolah. Hal ini memiliki makna bahwa pendidikan bukan hanya terbatas
pada sekolah formal namun setiap sisi-sisi kehidupan manusia dan orang-orang yang berada
disekitarnya adalah tempat/sarana pembelajaran. Menjadi seorang guru menjadi nilai tersendiri bagi
penulis. Guru adalah seorang pendidik sebagai insan yang mulia dan berjasa karena merekalah yang
bertanggungjawab mendidik manusia bagi melahirkan generasi yang cerdas dan cakap serta sanggup
melaksanakan tugas terhadap diri, keluarga, masyarakat dan negara. Profesi guru menjadi tonggak dasar
karir pendidikan seseorang secara formal. Dibalik kesuksesan seseorang pasti ada peran guru yang
membimbing dimulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. Guru bukan hanya memiliki tugas
sebagi pengajar melainkan juga sebagai pembimbing dan pendidik. Sebagai seorang freshgraduated
Jurusan Pendidikan Fisika tantangan yang paling mendasar yang dialami penulis adalah pengalaman
mengajar yang masih terbatas. Situasi pandemi Covid19 yang berlangsung selama dua tahun
menyebabkan banyaknya dinamika pembelajaran baru yang muncul baik itu dalam pembelajaran daring
maupun luring. Dibutuhkan pengalaman dan strategi mengajar yang baik untuk mengatasi tantangan
dinamika tersebut. Namun, penulis tetap berusaha mencari jalan keluar agar tantangan tersebut tidak
menjadi halangan untuk mewujudkan motivasi sebagai seorang guru. Program Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) merupakan wadah pertama penulis melaksanakan proses belajar mengajar dengan siswa
secara nyata, yang pada saat itu berada pada situasi pandemi Covid19. Selama menjalani program
tersebut, penulis banyak belajar dan meminta bimbingan dari guru pamong tentang strategi-strategi
yang baik untuk diterapkan pada proses pembalajaran. Selain itu penulis juga banyak melakukan sharing
tentang strategi-strategi pembelajaran dengan sesama rekan mahasiswa PPL maupun guru lainnya
untuk lebih mengenal karakter peserta didik yang dihadapi. Selama proses tersebut penulis
mendapatkan banyak pengalaman dan praktik nyata tentang proses belajar mengajar, baik secara daring
maupun luring. Hal lain yang mendukung penulis mendapat pengalaman yang nyata sebagai seorang
guru adalah linkungan keluarga penulis yang berasal darilatar belakang guru. Penulis banyak
mendapatkan arahan, bimbingan dan gambaran tentang menjalankan proses belajar-mengajar yang
baik dari anggota keluarga yang berprofesi menjadi guru. Saran dan masukan yang diberikan tentunya
sangat bermanfaat bagi penulis untuk di praktikkan pada proses belajar mengajar. Selain pada program
PPL, langkah lain untuk mendapat pengalaman nyata adalah dengan menjadi pengajar sukarelawan
pada Ballata. Ballata merupakan tempat edukasi yang didirikan secara sukarelawan agar anak-anak
memperoleh ruang belajar non formal selain lingkup sekolah. Dengan menjadi pengajar sukarelawan di
Ballata, penulis banyak belajar untuk berinteraksi dengan berbagai macam karakter dan latar belakang
anak. Dimana secara tidak langsung mampu membangun keterampilan dan kecakapan penulis untuk
mengatasi dan menyelesaikan dinamika-dinamika yang muncul selama proses pembelajaran dan
edukasi tersebut.

2. Apa kelebihan yang mendukung peran Anda sebagai Guru? Jelaskan alasannya dan berikan
contohnya!

Profesi guru adalah profesi yang penulis cita-citakan sejak berada di bangku sekolah. Pada saat
pendaftaran seleksi SNMPTN, penulis tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mendaftar pada
universitas keguruan yaitu Universitas Negeri Makassar. Tentunya sejak berada pada bangku SMA pada
semester 1 sampai 5, penulis berusaha untuk terus meningkatkan nilai akademik penulis. Selama kurun
waktu tersebut penulis tentunya banyak menemui hambatan namun berkat bimbingan Bapak dan Ibu
guru penulis berhasil untuk lolos pada seleksi SNMPTN jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri
Makassar. Penulis berhasil menyelesaikan study kurang lebih 4 tahun dan menjadi wisuda terbaik ke 3
pada Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Makassar. Tentunya selama kurun waktu tersebut
berbagai macam pembelajaran baik itu suka dan duka penulis lalui. Namun penulis yakin semua hal
tersebut membangun mental penulis untuk menjalankan profesi guru setelah menyelesaikan studi nanti.
Penulis memiliki tekad kuat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik dan tetap semangat
mencapai cita-cita awal penulis untuk menjadi guru. Berada di tengah-tengah dan berinteraksi dengan
anak-anak adalah hal yang disukai penulis. Penulis senang mendengarkan sharing cerita mereka,
memberika pendapat dan menggerakkan mereka untuk melakukan hal-hal yang positif. Hal ini
menjadikan penulis mudah untuk berinteraksi dengan anak diberbagai kalangan umur.
3. xxxxx

Memaksimalkan diri pada program PPL dan menjadi pengajar sukarelawan pada Ballata merupakan
salah satu usaha yang dilakukan penulis sebagai seorang mahasiswa/freshgraduated yang pada saat itu
masih memiliki pengetahuan yang minim tentang proses belajar mengajar. Tentunya dengan banyak
berinteraksi dengan siswa/peserta didik secara tidak langsung melatih keterampilan, kecakapan,
penguasaan kelas dan proses pembelajaran serta rasa percaya diri penulis untuk memimpin suatu kelas
atau pembelajaran. Kedua wadah tersebut merupakan tempat praktik nyata penulis untuk melakukan
proses belajar mengajar yang selama ini hanya dipelajari secara teori oleh penulis. Pengalaman-
pengaman tersebut membuat penulis memiliki kecakapan dan rasa percaya diri dalam memimpin suatu
pembelajaran sebagai guru. Pengalaman-pengalaman tersebut pula mengantarkan penulis
mendapatkan hal-hal baik dimana pada program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) penulis
mendapatkan nilai A+ serta dinyatakan sebagai wisudawan terbaik ke 3 jurusan Pendidikan Fisika,
Universitas Negeri Makassar. Tentunya hal ini penulis dapatkan tidak hanya dengan dukungan aspek
teori saja melainkan juga didukung dengan praktik pengalaman nyata di lapangan sebagai seorang guru
serta bimbingan dan dukungan dari keluarga, dosen, mentor dan teman sejawat. Mengikuti seleksi PPG
Prajabatan 2022 adalah kesempatan emas bagi penulis untuk berkontribusi langsung menjadi guru
profesional dalam rangka mencerdaskan bangsa.

B. Ceritakan pengalaman ketika Anda perlu mempelajari hal-hal baru untuk meningkatkan performa.
Hal-hal baru apa yang Anda pelajari?

1. Bagaimana cara Anda mengklarifikasi area yang perlu ditingkatkan/dikembangkan? Mengapa Anda
perlu merasa meningkatkan/mengembangkan area tersebut ?

Situasi ini penulis temui pada saat penulis berada di bangku perkuliahan dimana pola belajar sewaktu
penulis masih berada di bangku SMA sangatlah berbeda. Pola belajar di bangku perkuliahan
mengarahkan mahasiswa untuk aktif secara mandiri menggali, mengolah dan mengembangkan materi
yang diberikan oleh dosen. Tugas-tugas yang diberikan pun berfokus untuk mengembangkan aspek
kemampuan berpikir kritis mahasiswa untuk menyikapi fenomena yang ada di sekitarnya sehingga
membiasakan diri mahasiswa mengambil inisiatif yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Contoh
konkrit adalah dengan memberikan tugas praktik dilaboratorium yang berfokus pada pemecahan
masalah. Selain itu, aspek komunikasi mahasiswa pun dilatih dengan membiasakan mahasiswa untuk
menyampaikan pendapat dan berdiskusi dalam sebuah presentasi kelas. Penulis sadar bahwa pada awal
kegiatan perkuliahan penulis kesulitan untuk mengikuti pola belajar seperti ini. Penulis masih seringkali
kesulitan mengidentifikasi masalah dan bergantung pada pendapat orang lain dalam mengambil inisiatif
pemecahan masalah tersebut. Aspek komunikasi pun menjadi tantangan bagi penulis, dimana penulis
sering kali merasa tidak percaya diriuntuk tampil di depan umum. Kurangnya pembiasaan untuk
berkomunikasi dengan gaya komunikasi formal dalam sebuah forum adalah penyebab kesulitan yang
dialami oleh penulis. Dengan meminta pendapat dari teman mahasiswa dan dosen, penulis sadar bahwa
kedua aspek ini adalah hal perlu penulis kembangkan dan tingkatkan. Kemampuan berpikir kritis adalah
salah satu skill utama yang dibutuhkan pada pembelajaran abad 21. Tentunya untuk menjadi seorang
guru, kemampuan ini harus dikuasai pula. Aspek komunikasi juga merupakan hal yang urgen untuk
dikembangkan terutama pada lingkungan akademik. Pada profesi guru, komunikasi yang baik adalah
sarana agar apa yang disampaikan oleh guru mampu terserap baik oleh siswa. Kedua aspek kompetensi
tersebut adalah hal yang penuliskan latih dan kembangkan.

2. Tindakan apa saja yang Anda lakukan untuk mengembangkan diri Anda? Adalah cara-cara di luar
kebiasaan atau berbeda yang Anda lakukan dalam proses pengembangan? Berikan contoh spesifik.

Terdapat beberapa hal yang penulis lakukan untuk mengembangkan aspek kompetensi berpikir kritis
dan komunikasi yang baik. Hal pertama yang penulis lakukan adalah dengan bersikap open minded atau
terbuka terhadap saran dan kritik yang diberikan baik itu berasal dari teman ataupun dosen terhadap
hal-hal apa saja yang masih menjadi kekurangan penulis. Saran atau masukan tersebut menjadi bahan
evaluasi bagi penulis untuk penulis latih dan kembangkan. Sebagai contoh, untuk melatih kemampuan
berpikir kritis penulis, kerap kali penulis mencari contoh kasus di internet kemudian penulis mencoba
untuk menyusun solusi permasalahan untuk situasi tersebut. Penulis meminta bantuan kakak tingkat
atau mentor untuk mengoreksi bagian apa yang perlu diperbaiki. Untuk tugas kelompok di laboratorium
penulis aktif memberikan saran dan mencari referensi yang mendukung pemecahan masalah. Hal-hal
yang didapatkan, penulis diskusikan dengan anggota kelompok untuk mencari pemecahan masalah
terbaik. Dalam hal komunikasi penulis aktif pada forum-forum presentasi mata kuliah dengan bertanya
ataupun menyampaikan pendapat. Penulis yakin dengan banyak berlatih maka secara tidak sadar
kemampuan komunikasi dan percaya diri penulis akan terbangun. Untuk menjadi seorang guru
komunikasi adalah hal yang penting. Untuk melatih kemampuan tersebut penulis belajar tentang teknik-
teknik komunikasi secara otodidak melalui youtube.

3. Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam proses pengembangan diri tersebut? Bagaimana Anda
mengatasinya?

Tantangan yang dihadapi penulis pada umumnya berasal dari dalam diri penulis. Penulis kerap kali
merasa tidak percaya pada kemampuan sendiri. Selain itu penulis kesulitan untuk menjaga semangat
dan motivasi penulis. Hal yang dilakukan oleh penulis adalah terus mendorong diri untuk
mengembangkan aspek kompetensi yang masih kurang dalam diri penulis. Setiap kali penulis merasa
kehilangan motivasi, penulis fokus pada tujuan awal penulis untuk menjadi guru yang profesional. Selain
itu penulis banyak meminta arahan, nasehat dan sharing pengalaman dari pihak-pihak yang
berkompeten di bidangnya. Sharing pengalaman tersebut menumbuhkan semangat dan motivasi
penulis.

4. Apa hasil yang Anda peroleh/rasakan dengan mengembangkan perilaku tersebut?

Bagaimana Anda menerapkan dalam peran Anda?


Hasil dari pengembangan diri tersebut adalah penulis terbiasa untuk mengidentifikasi akar masalah
serta mencari solusi terbaik untuk suatu fenomena yang dihadapi oleh penulis. Kemampuan berpikir
kritis adalah bekal untuk menghadapi pola pembelajaran abad 21. Selain itu kemampuan komunikasi
penulis dalam forum formal pun semakin baik. Hal ini menjadikan penulis lebih percaya diri untuk tampil
di depan umum pada forum formal.

C. Terkadang kita diminta untuk melakukan sesuatu yang menurut kita tidak sesuai dengan nilai, etika,
pedoman kerja, ataupun aturan yang berlaku.

1. Ceritakan satu pengalaman Anda terkait situasi tersebut. Jelaskan secara detail!

Penulis sadar bahwa taat dan patuh pada aturan nilai dan etika adalah suatu keharusan yang mutlak
untuk dipenuhi. Namun seringkali hal ini berada di luar kendali diri individu. Hal ini pun pernah terjadi
pada diri penulis sewaktu dibangku kuliah. Situasi tersebut ketika penulis mendapat tugas kelompok.
Pada hari yang telah ditentukan kami berkumpul untuk mengerjakan tugas tersebut di rumah salah satu
teman penulis. Kami mulai mengerjakan tugas yang diberikan namun tidak lama kemudian salah satu
teman penulis mengajak untuk SOLLE DAN LELE JEJJAK dengan alasan bahwa deadline tugas tersebut
masih lama dan bisa diselesaikan di hari lainnya.

2. Tindakan apa yang Anda lakukan dan mengapa hal tersebut Anda lakukan?

Beberapa teman kelompok setuju dengan ajakan tersebut. Namun penulis dan beberapa teman
kelompok lainnya memberi pendapat dengan menolak secara halus ajakan tersebut. Kami menjelaskan
bahwa tugas kelompok harus diselesaikan terlebih dahulu. Menunda-nunda mengerjakan tugas
menjadikan tugas tersebut tidak selesai secara optimal. Sebagai anggota kelompok kami harus menjaga
kekompakan dan fokus untuk turut berpartisipasi secara aktif menyelesaikan tugas kelompok tersebut.
Selain itu masih banyak tugas mata pelajaran lain yang harus dikerjakan, jika tugas kelompok tersebut
tidak selesai maka tugas-tugas mata pelajaran lainnya akan bertumpuk. Kami pun mengingatkan bahwa
izin yang diberikan orang tua adalah berkumpul mengerjakan tugas kelompok, bukan untuk melakukan
hal lain. Dengan memberikan beberapa penjelasan ini, akhirnya teman kelompok kami mengerti dan
kami bekerja sama menyelesaikan tugas tersebut.

3. Bagaimana hasilnya?

Dengan menjaga kekompakan dan kerja sama antar kelompok tugas tersebut kami kumpulkan sesuai
dengan deadline dengan usaha maksimal dari kelompok kami. Ada beberapa hal yang menjadi penilaian
diantaranya kekompakan kelompok, kreatifitas,originalitas serta ketepatan waktu mengumpulkan tugas.
Dari 6 kelompok di kelas kami, tugas dari kelompok kami mendapat skor tertinggi. Berdasarkan situasi
ini kami banyak belajar tentang kekompakan dan kerja sama team yang solid, manajemen waktu, serta
menjaga amanah yang diberikan orang tua dengan tidak mengambil kesempatan lain saat izin untuk
mengerjakan tugas kelompok. Hal ini mendorong penulis untuk selalu mengusahakan mengerjakan hal-
hal baik yang sesuai dengan norma, adab dan etika.

D. Ceritakan secara spesifik situasi pengalaman Anda saat bekerja sama dengan orang lain yang
memiliki beragam perbedaan, seperti budaya, cara pandang, latar belakang, pendidikan, cara berpikir,
dll.

1.Ceritakan secara spesifik situasinya ? Apa tujuan dari kerjasama yang terjadi ? Keberagaman seperti
apa yang anda hadapi ?

Pada saat melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di bangku perkuliahan terdapat beberapa
program kerja yang telah kami susun diantaranya pelaksanaan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan
bagi siswa SMAN 6 Soppeng. Hal ini mengharuskan penulis untuk berkerjasama dan berkolaborasi
dengan rekan mahasiswa KKN lainnya sebagai panitia, mentor dan bapak/ibu guru di sekolah, siswa osis,
serta kepala sekolah. Kami selalu berusaha untuk menjalin komunikasi serta kerjasama yang baik dengan
berbagai pihak yang terlibat. Hal yang kami hadapi pada saat persiapan kegiatan ini adalah keragaman
sudut pandang dan cara berpikir yang berbeda diantara panitia pelaksana. Penulis dan panitia mendapat
berbagai pendapat dan saran yang berbeda-beda tentang materi, jadwal, anggaran serta proses
pelaksanaan kegiatan LDK. Namun dengan mengadakan musyawarah dan diskusi bersama, perbedaan
pendapat tersebut dapat kami satukan dengan adanya mufakat dalam rapat panitia peksana. Setiap
masalah dan hambatan kami diskusikan dan mencari jalan keluar yang terbaik secara bersama-sama.
Kami yakin bahwa perbedaan pendapat dalam suatu organisasi adalah hal yang lumrah. Perbedaan
pendapat bukanlah sebuah masalah, tetapi perbedaan adalah pemersatu untuk memberikan yang
terbaik demi terlaksananya program kerja kami. Dengan perbedaan tersebut kami terlatih untuk saling
menghargai pendapat masing-masing.

2. Langkah-langkah apa yang anda lakukan untuk mencapai tujuan kerja sama ? Bagaimana Anda
memastikan langkah –langkah tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan semua pihak ?

Ada beberapa langkah-langkah yang penulis dan panitia kegiatan LDK lakukan diantaranya mengadakan
rapat panitia, bermusyawarah untuk mencapai mufakat bersama. Hal ini sangat penting peranannya
untuk mencari kesepakatan bersama dengan anggota panitia yang lainnya. Rancangan kegiatan serta
hambatan-hambatan yang dilalui kami diskusikan bersama dan mencari jalan keluar bersama sehingga
akhirnya mendapat suatu keputusan mufakat sebagai hasil kesepakatan bersama. Hasil dari
musyawarah tersebut kami jalankan semaksimal mungkin sebagai tanggung jawab masing-masing
divisi/team panitia pelaksana. Kami yakin kerjasama dan komunikasi yang baik adalah kekuatan demi
lancarnya pelaksanaan kegiatan LDK ini. Oleh karena itu, semua progress perkembangan atau hambatan
yang kami lalui kami komunikasikan dan diskusikan kembali untuk meminta pendapat dari panitia inti
dan divisi lainnya. Kami juga berusaha untuk menjaga kekompakan antara sesama anggota panitia.
Selain itu kami aktif untuk berkomunikasi dan meminta bimbingan dari pihak sekolah terkait
pelaksanaan kegiatan ini.

3.Apa hasil yang anda capai saat itu ? Adakah komentar atau respon lingkungan (mis. Rekan sejawat
ataupun pihak lain) terhadap tindakan anda ? bagaimana damppaknya terjhadap kerja sama tersebut.

Hasil yang kami capai pada kegiatan LDK ini cukup memuaskan. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi
kegiatan program kerja. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada beberapa hal yang perlu kami
perbaiki dalam pelaksanaan kegiatan ini. Salah satu diantaranya adalah ketepatan waktu dalam
menjalankan acara dan aspek teknis berupa ketersediaan peralatan yang digunakan. Namun, berkat
kerjasama antara anggota panitia yang solid, , masalah tersebut dapat teratasi. Kegiatan ini mendapat
respon yang positif bagi mentor/bapak/ibu guru serta kepala UPT SMAN 6 Soppeng. Beliau berharap
berbagai macam program kegaiatan yang mengembangkan siswa terus dilakukan. Hal ini menjadi
motivasi tersendiri bagi kami untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang membawa dampak positif
baik di lingkungan organisasi ataupun di masyarakat.

E. Ceritakan salah satu pengalaman Anda saat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dari
orang lain (contoh : anak didik, rekan sejawat, anggota komunitas/organisasi).

1. Seperti apa situasinya pada saat itu ? Siapa yang anda kembangkan ? Mengapa Pengembangan itu
diperlukan ?
Pengalaman mengembangkan kemampuan dan keterampilan, penulis dapatkan sewaktu penulis
bergabung menjadi pengajar sukarelawan di Ballata. Ballata merupakan tempat edukasi yang didirikan
secara sukarelawan agar anak-anak memperoleh ruang belajar non formal selain lingkup sekolah. Salah
satu fokus utama yang ditekankan pada kegiatan tersebut adalah peningkatan literasi baca tulis anak
usia sekolah. Kami mendapati banyak sekali anak usia sekolah yang kesulitan dalam hal baca tulis. Salah
satu faktor yang mempengaruhi terutama pada saat itu masih berlangsung situasi pandemi Covid 19
adalah masih terbatasnya proses belajar mengajar PTM di sekolah sehingga terjadinya kesenjangan
capaian belajar peserta didik, terbatasnya akses bimbingan langsung oleh guru serta kurangnya akses
memperoleh buku-buku bacaan. Menyikapi hal tersebut, pada saat daerah kami berada pada zona hijau,
Ballata membantu untuk mengatasi rendahnya literasi baca tulis tersebut dengan cara memberi
bimbingan kepada anak usia sekolah di sekitar Ballata dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan
yang ketat. Penulis sebagai pengajar sukarelawan turut mengambil bagian dalam upaya membantu
mereka memiliki kecakapan baca tulis. Hal ini sangat urgen untuk segera dipenuhi untuk mengatasi
meningkatnya buta aksara anak usia sekolah. Meningkatkan kemampuan literasi melalui minat baca juga
sangat penting karena akan membangun kemampuan berpikir kritis anak sejak dini.

2. Apa yang menjadi fokus pada pengembangan ? Bagaimana cara anda membangun kesepakatan untuk
mencapai hasil yang diingingkan ?

Fokus pengembangan penulis adalah mengurangi buta aksara usia sekolah anak-anak yang berada di
lingkungan sekitar Ballata serta meningkatkan literasi baca anak tersebut. Minat baca anak terhadap
buku juga tergolong masih sangat rendah. Hal ini juga menjadi fokus pengembangan penulis untuk
menggerakkan anak lebih mencintai buku dibandingkan dengan gatget. Cara membangun kesepakan
untuk mencapai tujuan adalah dengan dengan aktif berkomunikasi, saling sharing dan kerjasama antara
sesama pengajar sukarela di Ballata. Selain itu kami juga membangun komunikasi dengan orang tua
anak untuk mendukung pengembangan literasi anak tersebut. Penulis sebagai pengajar sukarela juga
membangun kesepakatan/kontak belajar kepada anak untuk mencapai target yang diinginkan seperti
menyelesaikan tugas baca yang harus harus di setor pada pertemuan berikutnya, namun sifat dari
kontrak tersebut penulis usahakan tidak membebani anak dan mendorong anak untuk mengerjakan
dengan senang hati. Hal ini juga sangat bermanfaat untuk mengajarkan anak komitmen dan tanggung
jawab sejak dini.

3.Langkah-langkah apa yang anda ambil untuk pengembangan tersebut ? Apa hambatan yang anda
temui dan bagaimana cara mengatasinya ? Apa yang anda lakukan untuk mempertahankan motivasi dari
orang tersebut ?

Langkah-langkah yang penulis ambil pada pengembangan tersebut adalah selalu fokus pada tujuan yang
ingin dicapai. Penulis dan beberapa pengajar sukarela lain pada Ballata mengidentifikasi tingkat
kesulitan baca tulis anak kemudian mengelompokkan anak tersebut berdasarkan tingkat
kemampuannya. Kami pun membagi diri untuk melakukan bimbingan pada kelompok-kelompok kecil
tersebut. Setiap progress perkembangan anak dan hambatan yang ada kami catat, laporkan dan
diskusikan bersama dengan pengajar sukarela lainnya sebagai bahan evaluasi peningkatan bimbingan
selanjutnya. Program bimbingan literasi kami jalankan dengan metode bermain sambil belajar untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak. Kami mengajak anak untuk melakukan
bimbingan baca tulis minimal dua kali dalam seminggu. Namun hal itu tidak kami batasi, kapanpun anak
berkunjung ke ballata, kami dengan hati memberikan bimbingan kepada anak tersebut. Hal yang
menjadi hambatan adalah menjaga konsisten anak untuk selalu berkunjung ke Ballata untuk belajar. Hal
ini juga berkaitan dengan menjaga motivasi anak untuk tetap memiliki semangat untuk meningkatkan
kemampuan literasinya. Terkadang pula terdapat anak yang pada saat proses bimbingan kehilangan
semangat dan rasa percaya diri. Untuk mengatasi hal tersebut, penulis selaku pembimbing kelompok
anak tersebut selau berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak mengekang,
sehingga anak termotivasi untuk semangat belajar. Salah satunya dengan teknik bermain sambil belajar,
mempersilahkan anak memilih buku/tema bacaan yang disukainya, menggunakan metode teknik story
telling dengan menceritakan kisah-kisah yang menginspirasi serta memberi reward kepada anak apapun
progress belajar yang didapatkannya. Reward tidak hanya berupa pemberian barang tetapi juga dengan
secara verbal (pujian) atau pemberian penghargaan (pemberian stiker).

4. Bagaimana hasil yang diperoleh dari upaya anda membantu mereka ?

Selama melakukan bimbingan literasi penulis sebagai pengajar sukareka sangat senang karena dari hari
ke hari motivasi anak untuk membaca buku meningkat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kunjungan
anak ke Ballata. Mereka antusias untuk belajar membaca dan menulis ataupun menyelesaikan bacaan
buku bacaan mereka. Mereka datang dengan dengan senang hati untuk belajar dengan mengajak
teman-teman mereka yang lain. Hal ini menandakan adanya respon yang positif dari anak yang
dibimbing. Kedepannya kami sebagai pengajar sukarela berharap Ballata membawa dampak
peningkatan edukasi literasi baca tulis yang lebih luas pada masyarakat sekitar.

F. Ceritakan salah satu keputusan penting dalam suatu kegiatan baik di pekerjaan/ organisasi/
komunitas/ perkuliahan yang pernah Anda ambil.

1. Apa yang menyebabkan anda harus mengambil keputusan tersebut ? Apa peran anda saat itu ?

Salah satu keputusan penting yang pernah saya ambil dalam organisasi adalah ketika saya memilih untuk
menjadi anggota kepanitiaan dalam suatu kegiatan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan Latihan Dasar
Kemimpinan (LDK) tingkat kampus untuk mahasiswa baru. Pada saat kegiatan tersebut berlangsung,
penulis dihadapkan oleh jadwal mata kuliah yang padat yang mengharuskan penulis melakukan praktek
di laboratorium. Pada kegiatan LDK tersebut penulis bergabung pada devisi acara dimana persiapan
acara harus berjalan dengan matang. Divisi ini adalah inti dari pelaksanaan kegiatan dimana penulis dan
beberapa anggota divisi yang lainnya memastikan acara berjalan dengan baik dimulai dari saat persiapan
sampai pada saat hari H pelaksanaan kegiatan. Hal ini menjadi pertimbangan bagi penulis karena jika
tidak menerapkan manajemen waktu yang baik, terdapat salah satu aspek yang terbengkalai. Namun
pertimbangan yang diambil penulis adalah kesempatan untuk bergabung dalam kepanitiaan adalah
kesempatan untuk mengembangkan diri di organisasi. Namun penulis sadar bahwa fokus utama penulis
adalah tetap mengutamakan kegiatan perkuliahan dan berkomitmen untuk menerapkan menejemen
waktu yang baik untuk situasi ini.

2. Bagaimana anda mengidentifikasi dan memeroleh pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan
yang ada ?

Dalam hal ini penulis aktif menjalankan tugas dan amanah dalam kegiatan kepanitiaan. Penus berdiskusi
dan bermusyawarah untuk mendapatkan kata mufakat terhadap semua hal yang dilakukan pada
kegiatan kepanitiaan. Ketika musyawarah pprogress kegiatan dilakukan, maka masing-masing divisi akan
meyampaikan progres divisinya dan divisi lain dipersilahkan untuk saling menyanggah, memberikan
pertanyaan, ataupun memberikan saran untuk kemudian diperoleh suatu keputusan yang disepakati
bersama. Keterbukaan dan kejujuran adalah jenis komunikasi yang paling baik. Berpikir kritis terhadap
permasalahan yang ada juga merupakan sebuah kemampuan yang harus dikuasai, guna dapat
mengatasi segera permasalahan tersebut sebelum masalahanya bertambah besar. Kunci dari situasi ini
adalah menjalin kolabirasi dan komunikasi yang baik.

3. Apa saja yang menjadi pertimbangan anda ? Mengapa ? Jelaskan proses atau langkah-langkah dalam
emngambil keputusan tersebut !

Pertimbangan penulis dalam mengambil keputusan mengikuti kegiatan kepanitiaan adalah


mengembangkan skill dan kompetensi tidak hanya cukup pada jalur akademik saja, dibutuhkan aspek
non akademik mengasah skill tersebut, seperti berkomunikasi, memecahkan maslaah, bekerjasama,
berkolabirasi dan bersinergi bersama. Namun fokus utama penulis tetap pada aspek akademik. Penulis
tetap mengutamakan untuk mengikuti dan menyelesaikan semua aktivitas perkuliahan. Dengan
manajemen waktu penulis mengusahan keduanya berjalan beriringan. Pada saat sela-sela aktifitas
kegiatan rapat kepanitian penulis mengerjakan tugas kuliah. Begitupun pada saat istirahat kegiatan
perkuliahan penulis berkoordinasi dengan anggota divisi lainnya tentang progress perkembagangan
persiapan kegiatan LDK. Penulis mengusahakan bahwa kegiatan diluar perkuliahan jangan sampai
mengganggu aktifitas kuliah penulis
G. Ceritakan secara spesifik saat Anda dihadapkan dengan beberapa tugas dalam waktu yang
bersamaan.

1. Seperti apakah situasinya pada saat itu ? Kapan situasi tersebut terjadi ?

Sebagai seorang mahasiswa yang menjalankan tugas akademik dan anggota suatu organisasi, penulis
kerap dihadapkan oleh adanya beberapa tugas yang harus diselesaikan dalam waktu bersamaan. Salah
satu contoh adalah pada saat penulis menjadi anggota panitia kegiatan LDK kampus dan tanggung jawab
menyelesaikan tugas perkuliahan serta tanggung jawab menyelesaikan tugas rumah. Tugas-tugas
sebagai anggota kepanitiaan adalah hal yang merupakan tanggung jawab penulis sebagai anggota
organisasi, namun aktifitas perkuliahan tetap menjadi prioritas utama penulis. Penulis berusaha untuk
menjalankan tanggung jawab kepanitiaan dengan baik, namun tetap memaksimalkan diri untuk
menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab perkuliahan juga. Pekerjaan rumah juga merupakan
tugas yang memiliki prioritas yang penting untuk diselesikan. Pemanfaatan dan manajemen waktu, skala
prioritas dan penentuan target adalah kunci dari situasi ini. Penilis mengusahakan tidak ada waktu yang
terbuang sebagai contoh, penulis memanfaatkan waktu untuk mengerjakan tugas di sela-sela istirahat
perkuliahan atau pada saat selesai menjalankan tugas kepanitiaan. Penulis yakin dengan manajemen
waktu yang baik semua tugas dapat terselesaiakn dengan baik pula.

2. Apa yang anda lakukan dalam mengatur tugas-tugas tersebut ? Bagaimana anda memastikan tugas-
tugas tersebut sesuai dengan waktu yang ditentukan ?

Dalam situasi ini, penulis menerapkan skala prioritas. Dalam skala prioritas ada beberapa sifat tingkat
kepentingan atau urgensi suatu tugas yaitu penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak,
mendesak tetapi tidak penting, tidak penting dan tidak mendesak. Berdasarkan sifat tersebut penulis
harus pandai untuk mengidentifikasi dan menempatkan tugas sesui dengan sifatnya. Tugas yang penting
dan memiliki deadline mendesak menjadi prioritas utama penulis untuk segera diselesikan. Untuk tugas
yang sifatnya penting tetapi tidak mendesak, penulis menjadwalkan waktu khusus untuk fokus
mengerjakan tugas tersebut. Hal yang penting pula dalam situasi ini adalah komitmen untuk
menyelesaikan tugas/target dalam kurun waktu tertentu. Sebagai contoh umtuk tugas yang penting dan
mendesak, yang telah penulis jadwalkan pada kurun waktu tertentu, penulis harus berkomitmen untuk
menyelaikan pada waktu yang telah ditentukan. Sehingga ketika tugas tersebut telah penulis selesaikan,
penulis dapat mengerjakan tugas lainnya. Untuk memudahkan mengorganisasikan dan mengidentifikasi
tugas tersebut penulis membuat note yang berisi checklist daftar tugas yang harus diselesikan. Dalam
hal ini penulis kadang-kadang melakukan multitasking dalam menyelesaiakn beberapa tugas. Namun
untuk tugas yang bersifat penting penulis menyediakan waktu khusus untuk mengerjakan tugas tersebut
agar dapat fokus secara maksimal sehingga hasil yang diperoleh pun optimal.

3. Sumber daya apa yang anda butuhkan dalam membantu penyelesaian tugas-tugas tersebut ? Apa
hambatan yang anda temui dan bagaimana cara anda mengatasinya ?

Ada berbagai macam tugas yang penulis harus selesaikan dan sumberdaya yang dibutuhkan pun
beracam-macam. Jika tugas berhubungan dengan tugas akademik perkuliahan yang harus diselesaikan
secara individu oleh penulis maka sumberdaya yang dibutuhkan oleh penulis adalah referensi yang
relevan sperti buku, jurnal baik secara online maupun cetakan. Peran internet pun sangat penting dalam
hal ini. Jika berkaitan dengan tugas kelompok atau tugas kepanitiaan suatu organisasi maka sumberdaya
utama adalah anggota kelompok/tim tersebut. Sebagai sebuah tim tentunya harus ada pembagian
tupoksi atau jobdesk agar semua anggota dapat menjalankan tugasnya secara maksimal dalam
menyelesaikan tugas tersebut. Sebagai anggota kelompok/tim penulis sadar akan tanggung jawab yang
harus diselesaikan. Salah satu yang penting juga adalah kolaborasi, koordinasi dan komunikasi antar
anggota tim untuk mendiskusikan tugas tersebut. Ketika penulis menemui hambatan dan memerlukan
bimbingan dan saran maka penulis seringkali meminta bimbingan senior ataupun bertanya kepada
dosen tentang bagian yang kurang saya mengerti. Untuk akses referensi dan informasi penulis secara
pribadi tidak menemui hambatan yang berarti, namun hambatan yang kerap penulis temui berasal dari
diri penulis yang terkadang masih kesulitan melakukan manajemen waktu. Namun hal tersebut dapat
penulis atasi dengan menerapkan skala prioritas tugas yang harus diselesaikan dan memaksimalkan diri
untuk berkomitmen menyelesaikan tugas tersebut berdasarkan tenggat waktu yang telah penulis
tentukan terlebih dahulu.

4. Bagaimana hasilnya ?

Membiasakan diri untuk membagi tugas berdasarkan prioritas dan berkomitmen untuk menyelesaikan
tugas tersebut berdasarkan target yang telah penulis susun sebelumnya menjadikan penulis lebih
disiplin dalam berbagai hal. Hal ini membawa dampak positif dimana tugas-tugas dapat terselesaikan
sebelum deadline yang telah ditentukan. Penulis yakin bahwa kebiasaan ini juga akan memberikan
dampak yang baik pada saat penulis menjalankan profesi guru nanti. Penulis berharap bahwa siswa-
siswa kelak mencontoh kebiasaan ini untuk disiplin terhadap manajemen waktu.

1. Apa visi misi ketika mnjdi guru

2. apa sja fktr pndukung penghmbt jika lolos ppg (dijawab di bawah)
3. knp anda lyk di loloskan
- Karena untuk menjadi seorang guru hendaklah memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Karena kedepannya seorang guru harus berkomunikasi dengan wali siswa, rekan kerja
sesama guru dan kepada siswa-siswa itu sendiri. Hal ini tersebut ada pada dlm diri saya
sehingga hal tersebut dapat mennjang kegiatan kinerj aseorang guru
- Menjadi seorang guru menuntut diri untuk mampu berbaur dengan siswa memposisikan
dirisebagai pendidik, pengajar bahkan teman bagi mereka. Hal ini merupakan penunjang
untuk lebih memahami karakter siswa baik itu karakteristik mereka dalam belajar maupun
karakteristik sosioemosional mereka sehingga hal ini merupakan hal positif untuk menggali
potensi mereka baik dalam proses pembelajaran maupun prosespembentukan karakter
mereka dan hal ini ada dlm diri saya. Saya sangat senang dengan dunia anak-anak dalam hal
ini siswa, saya senang mempelajari karakter mereka dan bergaul namun tidak pula
membatasi norma-norma sebagai guru dan siswa.
- Saat ini saya dalam proses menyelesaikan study S2 di salah satu universitas negeri di
makassar dengan jurusan yang linier dengan jurusan S1 serta mapel PPG yang saya daftar.
Sehingga ini ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan S2 tentunya menunjang profesi saya
sebagai guru dan PPG merupakan kesempatan berharga bagi saya untuk mengembangkan
ilmu tersebut dan menerapkan menjadi guru prefesional. Dengan kemampuan yang saya
miliki saya mampu memberikan kontribusi yang baik di bidang pendidikan.

4. Tujuan hidup dan bgaimna mencapai


Sebagai seorang individu saya percaya bahwa hidup bukan hanya tentang menerima tetapi juga
tentang memberi dan berbagi. Nilai inilah yang saya pegang dalam hidup saya. Saya yakin
dengan berbagi melalui menjadi seorang guru, ilmu yang saya bagi tidak akan habis namun
bertambah. Dengan ini saya dapat menjadi orang bermafaat dan berguna.

Bagaimana mencapainya?
Ceritakanni ero ko ballata sibawa sukarelawan mantaji guru karna kekurangan guru

5. Motivasi menjadi guru


Jawaban: Orang tua menjadi motivasi terbesar saya yang sangat mendukung saya menjadi
seorang guru, Saya tumbuh besar di lingkungan keluarga yang berprofesi menjadi guru. Kakek,
bapak, ibu, kakak saya adalah seorang guru. Dari mereka saya mempelajari satu hal bahwa,
menjadi guru ada hal mulia yang mereka berikan, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu yang
mereka miliki namun menanamkan nilai-nilai kebaikan yang dikenang oleh siswa-siswa. Pada
suatu kesempatan bersama bapak saya pernah bertemu dengan seorang siswa bapak, dan
memperkenalkan diri bahwa dirinya pernah diajar oleh bapak dari percakapan tersebut dia
berterima kasih kepada bapak selama mengajar dirinya. Saya pertemuan tersebut saya menarik
kesimpulan bahwa guru bukan hanya memberikan ilmu tetapi juga menanamkan nilai-nilai
mulia agar siswa menjadi lebih baik dan ini adalah tugas yang mulia. Guru adalah seorang
pendidik sebagai insan yang mulia dan berjasa karena merekalah yang bertanggungjawab
mendidik manusia bagi melahirkan generasi yang cerdas dan cakap serta sanggup melaksanakan
tugas terhadap diri, keluarga, masyarakat dan negara. Selain itu profesi guru menjadi tonggak
dasar karir pendidikan seseorang secara formal. Dibalik kesuksesan seseorang pasti ada peran
guru yang membimbing dimulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah. Hal lain yang saya
pelajari dari mereka adalah kesempatan belajar sepanjang hayat, menjadi guru memberikan
dorongan kepada mereka untuk terus belajar mempelajari hal-hal yang terus berkembang sesuai
denga perubahan zaman yang kemudian mereka bagi kepada siswa-siswanya. Saya juga
merasakan bahwa ada kesenangan tersendiri ketika berbagi dengan siswa-siswa dan hal
kebahagian berbagi ilmu yang dirasakan itu lebih dari kebhagiaan ketika berbagi dalam bentuk
barang. Dimana barang akan berkurang tetapi jika kita berbagi dalam bentuk ilmu maka akan
terus bertambah dan itu merupakan juga ikhtiar saya dalam mendapat amal jariah sesuai agama
yang saya anut.

6. Apa saja yang menjadi penghambat jika diterima PPG


- Saat ini saya terdaftar mahasiswa S2 di salah satu universitas negeri di Makasar. Jika
diterima menjadi mahasiswa PPG tentu kesibukan sebagai mahasiswa S2 juga akan
berpengaruh terhadap pembagian waktu untuk keduanya. Namun untuk mengatasi hal
tersebut saya menerapkan menajemen waktu dengan membagi tugas yang harus saya
selesaikan ke skala prioritas. Saya akan mengerjakan tugas yang memerlukan skala prioritas
yang lebih tinggi dlu, kemudian mengejakan tugas-tugas lainnya. Saat ini saya sudah berada
pda tahap penyusunan proposal tesis sehingga tidak ada lagi perkuliahan tatap muka
sehingga pembagian waktu dapat saya atur lebih fleksibel dan berkomitmen bahwa diakhir
tahun 2023 ini pendidikan saya di S2 sudah dapat saya selesaikan dan mendapat gelar S2.
- Saat ini saya juga menjadi tenaga sukarela di salah satu sekolah, dikarenakan kekurangan
guru mata pelajaran IPA pada sekolah tersebut setelah penerimaan tenaga PPPK. Jika
diterima menjadi mahasiswa PPG dengan perkuliahan yang offline tentunya sangat sulit
membagi waktu antara perkuliahan ppg dan aktivitas mengajar. Untuk dapat fokus
diperkualihan maka saya memilih resign/ berhenti mengajar di sekolah tersebut karena
jarak sekolah sekolah tersebut ke ibu kota propinsi 6 jam perjalanan. Namun, kembali lagi
bahwa menjadi kesempatan menjadi peserta PPG adalah kesempatan berharga dimana ilmu
yang saya dapatkann mendukung profesi saya sebgai guru yang profesional dimanapun
sekolah yg nantinya saya diberikan kesempatan untuk mengabdi.

7. Apa faktor pendkung jika diterima PPG


Faktor Pendukung dari luar:
- Saat ini saya dalam proses menyelesaikan study S2 di salah satu universitas negeri di
makassar dengan jurusan yang linier dengan jurusan S1 serta mapel PPG yang saya daftar.
Sehingga ini ilmu yang saya dapatkan di perkuliahan S2 tentunya menunjang profesi saya
sebagai guru dan PPG merupakan kesempatan berharga bagi saya untuk mengembangkan
ilmu tersebut dan menerapkan menjadi gur prefesional.
- Keluarga saya terutama bapak saya sangat mendukung saya untukmengikuti PPG mulai dari
proses pendaftaran hingga berada pada proses seleksi wawancara ini. Beliau bukan hanya
mendukung secara materil namun juga moril. Beliau memberi support, semangat, pergi ke
rumah etta karung, dan tentunya juga doa agar saya mendapat hasil yang terbaik dari
proses seleksi ini.

Faktor pendukung dari dalam:

- Motivasi saya untuk menjadi guru… (sambungni koro motivasie nange) . Motivasi ini yang
menjadi pendorong saya untuk mendaftar dan menjadi mahasiswa PPG

Bgaimna klo ktmu dngn tmn yg melanggar aturan. Upaya apa yg dilakukan agr org itu tdk menyeleweng.

Jawaban:

Anda mungkin juga menyukai