Tugas Perbandingan Agama
Tugas Perbandingan Agama
Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja Untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Akhir Mata Kuliah Ilmu Perbandingan Agama
Dosen Pengampu: Dr. Drs. I Putu Gede Parmajaya, M.Pd.
JUDUL
Oleh:
I Nyoman Untung Eka Hariawan
NIM. 2125111003
i
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................4
1.3.1 Tujuan Penelitian Umum........................................................................4
1.3.2 Tujuan Penelitian Khusus.......................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................4
1.4.1 Manfaat Teoritis......................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis.......................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI.........................................6
2.1 Kajian Pustaka................................................................................................6
2.2 Konsep...........................................................................................................7
2.2.1 Awig-awig Desa Adat Selat Pandan Banten...........................................8
2.2.2 Keyakinan atau efikasi dalam Agama Hindu........................................10
2.2.3 Era Revolusi Industri.............................................................................14
2.3 Kajian Teori.............................................................................................15
2.3.1 Teori Konstruktivisme..........................................................................21
2.3.2 Teori Harapan/Expectancy Theory........................................................25
2.3.3 Teori Determinisme Teknologi.............................................................28
2.4 Kerangka Berpikir...................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................34
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian..................................................................34
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................36
3.3 Jenis dan Sumber Data.................................................................................36
3.4 Objek dan Subyek Penelitian.......................................................................38
3.5 Teknik Penentuan Informan.........................................................................38
3.6 Metode Pengumpulan Data..........................................................................39
3.6.1 Metode Observasi.................................................................................39
ii
3.6.2 Metode Kepustakaan.............................................................................40
3.6.3 Metode Wawancara...............................................................................40
3.6.4 Metode Dokumentasi............................................................................41
3.7 Metode Analisis Data...................................................................................42
3.8. Teknik Pengujian Keabsahan Data..........................................................44
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................50
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
perubahan dalam berbusana dan sesajen yang dipersembahkan pada saat upacara
keagamaan. Menurut Prof. Dr. Ir. I Nyoman Sutantra MSc dalam sambutannya
kebebasan dan disertai dengan Revolusi Industri 4.0, atau era teknologi informasi
dan internet, berbagai godaan baik internal dan eksternal akan datang
moral, etika, dan tata krama, serta didukung oleh teknologi informasi dan internet,
akan dapat berbuah kreasi dan inovasi manusia yang merusak tatanan kehidupan,
subjek, adalah pelaku utama dari perubahan itu, hendak bagaimana dan mau
signifikan terjadi dewasa ini tentunya adalah perubahan dalam hal budaya.
Istilah industri 4.0 pertama kali digemakan pada Hannover Fair, 4-8 April
2011. Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan bidang
1
Revolusi industry merupakan Transformasi komprehensif dari keseluruhan aspek
berbagi informasi satu dengan yang lain (Schlechtendahl dkk, 2015). Sehingga,
revolusi industri 4.0 adalah era industri di mana seluruh entitas yang ada di
dalamnya dapat saling berkomunikasi secara real time kapan saja dengan
Desa Selat Pandan Banten terjadi akibat pergeseran cara pandang yang
penggunaan busana adat ke pura mengalami perubahan dari tujuan awalnya, yang
perubahan gaya berbusana adat ke pura saat ini disebut gaya busana adat ke pura
kekinian yang mengikuti zaman yang bersumber dari model model busana yang
ada diluar Bali. Menurut Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda dalam kajian
beragama bukan saja hanya terletak pada keyakinan tentang keberadaan agama itu
sendiri melainkan segala sesuatu yang bersangkutpaut dalam keyakinan itu sendiri
2
(https://www.youtube.com/watch?v=06YK48i3njQ., diakses 26 Nopember 2022).
upacara keagamaan yang sesuai dengan keputusan desa adat yang acuannya
bersumber dari keputusan Parisada Hindu Dharma Indonesia. Seperti halnya Desa
konsep Hindu yang sudah disepakati berdasarkan Desa Kala Patra di Desa Selat
Industri 4.0, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Awig-
Awig Desa Adat Selat Pandan Banten dalam Upaya Menjaga Keyakinan Umat
3
1.3 Tujuan Penelitian
awig-awig Desa Adat Selat Pandan Banten dalam upaya menjaga keyakinan
beragama bagi umat Hindu ditengah berkembangnya era Revolusi Industri 4.0.
dengan aturan-aturan yang telah disepakati dan ditentukan oleh awig-awig Desa
4.0.
dapat diketahui dengan jelas dan pasti. Suatu masalah yang diperkirakan tidak
tidak akan diajukan sebagai masalah penelitian. Manfaat penelitian ini dapat
4
1.4.1 Manfaat Teoritis
teoritis tentang bagaimana peranan awig-awig Desa Selat Pandan Banten dalam
Pandan Banten dalam menjaga keyakinan umat hindu di era revolusi industri 4.0.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali
informasi dari buku-buku maupun artikel jurnal dalam rangka mendapatkan suatu
informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang
peran awig-awig dalam masyarakat antara lain: A.A. Mas Adi Trinaya Dewi
(2021), Ch. Suryanti (2010). A.A. Mas Adi Trinaya Dewi (2021) yang berjudul
sangat berperan dimana dalam aktivitas LPD senantiasa awig-awig yang dijadikan
melunasi pinjamannya karena takut akan sanksi adat yang tertuang dalam awig-
awig Desa Pakraman Selat. Terdapat kesamaan metode dalam penelitian ini yaitu
sama-sama meneliti awig dalam suatu Desa Pakraman yang ada di Bali dan
penyajian hasil penelitian yaitu deskripsi kualitatif, disamping itu juga terdapat
perbedaan isi dan tujuan penelitiannya. A.A. Mas Adi Trinaya Dewi meneliti
6
ini berfokus pada upaya peningkatan kesadaran umat Hindu dalam meningkatkan
keyakinannya.
Ch. Suryanti (2010), dalam penelitian Agama Dan Iptek: Refleksi dan
peran agama dan sains dalam mentransformasi moralitas anak muda sebagai
pribadi yang terintegrasi, terutama ketika beberapa percaya bahwa agama tidak
kompatibel dengan sains, dan sebagian lainnya malah menyalahkan sains yang
berkembang pesat sebagai yang utama penyebab krisis moral di kalangan remaja.
Terdapat kesamaan metode dalam penelitian ini yaitu sama-sama meneliti tentang
disamping itu juga terdapat perbedaan jenis dan sumber data. Penelitian terdahulu
meneliti berfokus pada kemajuan Iptek sedangkan penelitian ini berfokus pada
acuan aturan-aturan yang telah disepakati dalam sebuah desa yang berbentuk
awig-awig.
2.2 Konsep
gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang
telah dipikirkan. Agar segala kegiatan berjalan dengan sistematis dan lancar,
perencanaan kegiatan yang matang tersebut terdapat suatu gagasan atau ide yang
7
perencanaan tadi bisa berbentuk ke dalam sebuah peta konsep. Menurut Kant
(2005) yang dikutip Harifudin Cawidu (1999) dalam bukunya “Konsep Kufr
gambaran ide, gambaran yang bersifat umum atau abstrak tentang sesuatu. Fungsi
dari konsep sangat beragam, akan tetapi pada umumnya konsep memiliki fungsi
yaitu mempermudah seseorang dalam memahami suatu hal. Karena sifat konsep
istilah tertentu. Konsep adalah “Ide abstrak yang dapat digunakan untuk
dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Konsep adalah suatu abstraksi yang
Awig-awig adalah sebagian hukum adat Bali yang dibuat untuk mengatur
Bali yang dimaksud seperti, désa pakraman, subak, sekaa, dadia. mengacu pada
Pasal 1 Nomor Urut 11 Perda Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001, tentang Desa
Pakraman, ditentukan sebagai berikut. Awig-awig adalah aturan yang dibuat oleh
krama désa pakraman dan atau krama banjar pakraman yang dipakai sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tri hita karana, sesuai dengan désa mawacara dan
2014).
8
Awig-awig desa adat adalah merupakan keseluruhan hukum yang
mengatur tata cara kehidupan bagi warga desa adat beserta sanksi dan aturan
pelaksanaannya. Awig-awig berasal dari kata wig yang artinya rusak sedangkan
awig artinya tidak rusak atau baik. Awig-awig artinya sesuatu yang menjadi baik.
adalah peraturan-peraturan hidup bersama bagi krama desa di desa adatnya, untuk
mewujudkan kehidupan yang aman, tentram, tertib, dan sejahtera di desa adat.
krama desa adat, keagamaan serta sanksi. Awig-awig desa adat, merupakan
hukum adat yang mempunyai fungsi untuk mengatur dan mengendalikan prilaku
awig adalah merupakan pengikat persatuan dan kesatuan krama desa guna
mewujudkan kehidupan yang aman tertib, dan sejahtera di wilayah desa adat
Kabupaten Buleleng pada tahun 2022 disahkan pada hari Minggu tanggal 13
Maret 2022 di Pura Pamulungan Desa Adat Selat Pandan Banten, Kecamatan
ditandatangani oleh Kelian Desa Adat dan Ketua Team Penyusun, disaksikan
9
oleh Perbekel Desa Selat, PHDI Desa Selat, Camat Sukasada, Majelis Madia Desa
Adat Kecamatan Sukasada, Majelis Madia Desa Adat Kabupaten Buleleng dan
Awig-awig Desa Adat Pandan Banten dibagi atas delapan bab yang dijelaskan
hubungan manusia dengan konsep Tri Hita Karana. Sebagai sebuah aturan dalam
masyarakat Desa Adat Selat Pandan Banten, memiliki peran dan fungsi sebagai
Berpijak dari berbagai pengertian diatas jadi apa yang dimaksud awig-
awig Desa Adat Selat Pandan Banten sehubungan dengan penelitian ini adalah
keseluruhan peran dan upaya yang tertuang dalam aturan untuk menjaga
keyakinan umat hindu di era revolusi industri 4.0 di Desa Adat Selat Pandan
Banten.
efikasi diri pada dasarnya adalah hasil proses kognitif berupa keputusan,
mencapi hasil yang diinginkan. Efikasi diri adalah evaluasi seseorang terhadap
atau mengatasi hambatan,. Jeanne Ellis (2008) menyatakan bahwa efikasi diri
10
mencapai tujuan tertentu. Menurut Baron dan Byrne (2003) efikasi diri adalah
yang diberikan, mencapai tujuan atau mengatasi sebuah hambatan. Pender (1996
dalam Tomey & Alligod,2006) menegaskan bahwa efikasi diri mengacu pada
program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Itu berkaitan bukan
tentang keterampilan seseorang tetapi dengan penilaian tentang apa yang bisa
yang tidak berlaku untuk konsep-konsep terkait seperti harga diri, kepercayaan
diri dan locus of control (Maibach & Murphy,1995 dalam Shortridge-Bagget &
Lens,2002). Dengan kata lain, untuk setiap individu berhak menentukan , apakah
dia harus percaya diri atau tidak. Efikasi diri berkombinasi dengan lingkungan,
beberapa aspek dari kognisi dan perilaku seseorang. Efikasi diri dapat membawa
perilaku yang berbeda diantara individu dengan kemampuan yang sama karena
dalam berusaha (Erez dan Judge,2001). Efikasi diri adalah penilaian diri, apakah
dapat melakukan tindakan baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa
11
yang berbeda mengemukakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan diri (sikap
percaya diri) terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang
akan mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan (Juntika dan Syamsu, 2008).
Jadi, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah
keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa dia mampu melakukan sesuatu untuk
dijelaskan dalam Panca sradha. Umat Hindu berpegang teguh pada dasar
keberadaan Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa. Dasar keyakinan ini terdiri dari
lima aspek yang disebut dengan Panca Sradha. Kelima aspek tersebut antara lain:
Ajaran pertama ini berfokus pada keyakinan pada Brahman atau Tuhan.
Ada banyak sebutan nama Tuhan dalam agama Hindu, seperti Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atau Brahman. Ini artinya, setiap umat Hindu
meyakini dengan benar bahwa Tuhan itu ada, Maha Esa, Maha Kuasa,
Maha segalanya.
Kedua adalah Atman Tattwa atau lebih kerap disebut dengan Roh Suci.
manusia bisa hidup. Atman diyakini memiliki sifat kekal dan sempurna.
12
Keyakinan dasar ketiga dalam ajaran agama Hindu adalah keberadaan dari
sementara phala artinya hasil yang didapat. Jadi, jika dijelaskan secara
singkat, Karmaphala ini artinya hasil yang didapat dari perbuatan yang
dibedakan menjadi tiga bagian waktu, yaitu masa kini atau sekarang, masa
setiap ruh akan kembali lagi kepada Tuhan dan harus dalam keadaan yang
suci.
Secara sederhana, masyarakat Hindu percaya bahwa adanya Panca Sradha akan
membuat mereka lebih mengetahui mana hal yang baik dan buruk. Apa yang
dilakukan saat ini akan memberikan hasil yang setimpal nantinya, seperti
keyakinan tentang keberadaan agama itu sendiri melainkan segala sesuatu yang
13
bersangkutpaut dalam keyakinan itu sendiri yang semestinya diperlukan aturan-
aturan masing masing tempat atau pelemahan dimana aturan itu diberlakukan
Berpijak dari berbagai pengertian diatas jadi apa yang dimaksud keyakinan
atau efikasi dalam Agama Hindu sehubungan dengan penelitian ini adalah
Hindu yang diatur dalam suatu aturan yang diberlakukan dalam suatu masyarakat
Indonesia telah memasuki era baru yaitu Revolusi Industri 4.0. Istilah
industri 4.0 lahir di Jerman pada tahun 2011 pada kegiatan Hannover Fair
Kagermann 2011. Beberapa istilah mengenai Industri 4.0 tidak sama di setiap
negara yaitu ada yang menyebutnya Smart Factories, Instrial Internet of things,
tersebut tidak menjadi masalah, karena memiliki tujuan yang sama yaitu agar
dapat meningkatkan daya saing industri yang dimiliki setiap negara guna
menghadapi persaingan pasar global. Hal ini terjadi karena perkembangan dalam
mana keseluruhan entitasnya selalu terhubung dan dapat berbagi informasi antara
dengan fasilitas internet dan mesin robot. Era Revolusi Industri memiliki
pengaruh terhadap perubahan sikap, perilaku dan pola pikir yang dialami
14
masyarakat yang hidup pada masa digital. Suatu generasi yang tidak asing lagi
dengan dunia digital. Keseharian telah terbiasa dengan kecakapan dan kecerdasan
digital dimana diharapkan mampu memfilter arus informasi dan teknologi indutri
4.0. Sikap yang muncul adalah dengan kecenderungan untuk kecanduan gadget
sepanjang hari, cyber bulliying, atau bahkan turunnya kualitas moral dan akhlak.
Sudah selayaknya masyarakat adat ikut andil dan memiliki daya upaya dan
Berpijak dari berbagai pengertian diatas jadi apa yang dimaksud era
kata, pemakaian busana yang bersumber dari sumber informasi dari luar
masyarakat adat.
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat
besar dalam penelitian adalah teori. Suatu landasan teori dari suatu penelitian
tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan
pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting adalah tulisan itu berdasarkan
Sitirahayu Haditono (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti
yang penting, bila lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan
gejala yang ada. Mark (1963) membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga teori
15
ini berhubungan dengan data empiris. Dengan demikian dapat dibedakan antara
lain: a) Teori yang deduktif: memberikan keterangan yang dimulai dari suatu
perkiraan atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data akan diterangkan, b) Teori
yang induktif: adalah cara menerangkan dari data ke arah teori. Dalam bentuk
ekstrim titik pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist, c)
Teori yang fungsional: di sini tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan
bahwa, suatu teori adalah suatu konseptualisasi yang umum. Konseptualisasi atau
sistem pengertian ini diperoleh melalui jalan yang sistematis. Suatu teori harus
dapat diuji kebenarannya, bila tidak, dia bukan suatu teori. Teori adalah alur
proporsisi yang disusun secara sistematis. Secara umum, teori mempunyai tiga
konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk
teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga
16
Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang
konstruk variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua adalah untuk
teori yang ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga
Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir,
fungsional’ merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di
mana pendekatan fungsionalisme yang diadopsi dari ilmu alam khususnya ilmu
prinsipnya berkisar pada beberapa konsep, namun yang paling penting adalah
konstituennya; terutama norma, adat, tradisi dan institusi (Agung Tri Haryanta
unsur pembentuk masyarakat terjalin satu sama lain yang dikenal dengan sistem.
17
Sehingga jika ada salah satu unsurnya tidak bekerja maka masyarakat tersebut
aktivitas dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Dilihat dari
tujuan hidup, kegiatan manusia merupakan fungsi dan mempunyai fungsi. Secara
kualitatif fungsi dilihat dari segi kegunaan dan manfaat seseorang, kelompok,
organisasi atau asosiasi tertentu. Fungsi juga menunjuk pada proses yang sedang
atau yang akan berlangsung, yaitu menunjukkan pada benda tertentu yang
merupakan elemen atau bagian dari proses tersebut, sehingga terdapat perkataan
misalnya pada fungsi mobil, fungsi rumah, fungsi organ tubuh, dan lain-lain.
target, proyeksi, atau program yang telah ditentukan (George Ritzer, 2012:121).
struktural fungsional. Setiap struktur, baik struktur mikro maupun struktur makro
masyarakat, akan tetap ada sepanjang ia memiliki fungsi. Asumsi dasar struktural
anggota. Setiap anggota masyarakat berada atau hidup dalam struktur sosial yang
saling terkait antara satu dengan yang lain. Orientasi dasar paradigma
18
Asumsi dasar yang digunakan dalam teori struktural fungsional dapat kita
fahami dari apa yang dijelaskan Ralp Dahrendof, sebagaimana dipaparkan Prof
relative mantap dan stabil. Kegiatan setiap individu yang dilakukan secara
mereka, selalu dilakukan setiap hari, relatif sama dan hampir tidak berubah.
yang memebentuk struktur memiliki kaitan dan jalinan yang bersifat saling
pada bertahannya struktur itu sebagai suatu sistem. Semua elemen masyarakat
kesepakatan yang telah ada dalam suatu masyarakat seperti adat kebiasaan,
konstruk variabel yang akan diteliti dan untuk dapat memberikan penjelasan
tentang peran atau pengaruh Awig-awig Desa Adat Selat Pandan Banten dalam
19
2.3.2 Teori Nilai
menyangkut segala sesuatu yang baik atau buruk sebagai abstraksi, pandangan,
atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku yang ketat. Dari
merupakan sesuatu untuk memberikan tanggapan atas perilaku, tingkah laku, dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas masyarakat baik secara kelompok
maupun individu. Nilai yang muncul tersebut dapat bersifat positif apabila akan
berakibat baik, namun akan bersifat negatif jika berakibat buruk pada obyek yang
menunjuk pada sikap orang terhadap sesuatu hal yang baik. Nilai-nilai dapat
saling berkaitan membentuk suatu sistem dan antara yang satu dengan yang lain
Nilai tidak dapat kita lihat dalam bentuk fisik, sebab nilai adalah harga sesuatu hal
yang harus dicari dalam proses manusia menanggapi sikap manusia yang lain.
Nilai-nilai sudah ada dan terkandung dalam sesuatu, sehingga dengan pendidikan
dan memahami kaitannya satu sama lain serta peranan dan kegunaan bagi
(1986:105), nilai berkaitan dengan kebaikan yang ada dalam inti suatu hal. Jadi
nilai merupakan kadar relasi positif antara sesuatu hal dengan orang tertentu.
Antara lain, nilai praktis, nilai sosial, nilai estetis, nilai kultural/budaya, nilai
20
sikap dan norma-norma yang merupakan penjabaran dari nilai, pendapat-pendapat
tersebut tidak dapat lepas dari kebudayaan seperti yang dikemukakan oleh
Suminto (2000:5) bahwa kebudayaan sebagai suatu konsep yang luas, yang di
dalamnya tercakup adanya sistem dari pranata nilai yang berlaku termasuk tradisi
dan harta-harta cultural. Kebudayaan yang di dalamnya terdapat nilai perlu upaya
budaya.
konstruk variabel yang akan diteliti dan untuk dapat memberikan penjelasan
tentang nilai-nilai yang terkandung dalam Awig-awig Desa Adat Selat Pandan
kearifan local untuk menambah dasar keyakinan beragama Hindu di era Revolusi
Industri.
Era revolusi industri 4.0 ini adalah era penerapan teknologi fiber dan
sistem jaringan terintergrasi. Hal ini tentunya membawa perubahan besar pada
masyarakat. Era industri 4.0 atau yang biasa kita tahu sebagai revolusi industri 4.0
pesat. Era 4.0 ini menjadikan manusia berperilaku konsumtif karna masyarakat
lebih menyukai sesuatu yang mudah dan gampang viral. Hal ini yang berdampak
Menurut Aprilia & hartoyo (2013 :73). Era 4.0 ini pun menjadikan manusia lupa
21
akan jati dirinya sebagai umat beragama, karna digitalisasi beberapa nilai nilai
agama luntur dan menjadikan manusia lupa hakikatnya hidup didunia untuk
satu pengaruh dari perubahan sosial di Era 4.0 adalah nilai-nilai agama. Nilai itu
sendiri merupakan sesuatu yang tidak bisa dilihat, diraba dan tidak dapat
dirasakan dalam ruang lingkup. Menurut ahli Frondizi (2001) nilai merupakan
kualitas yang tidak nyata, dimana nilai suatu objek merupakan sifat, kualitas atau
sui generis yang dimiliki objek tersebut. Didalam tingginya perubahan pola hidup
awig-awig.
Keyakinan Beragama
Hindu di era Revolusi
Industri4.0
Awig-Awig Desa
Adat Selat Pandan
Banten
Penerapan awig-
awig-awig Desa
awig Desa Selat Peran awig-awig Desa
Selat Pandan Banten
Pandan Banten Selat Pandan Banten
dijadikan pedoman
dalam menjaga dalam menjaga
dalam menjaga
keyakinan umat keyakinan umat hindu
keyakinan umat
hindu di era di era revolusi industri
hindu di era revolusi
revolusi industri 4.0.
industri 4.0.
4.0.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya tingkah laku,
cara pandang, motivasi dan sebagainya secara menyeluruh dan dalam bentuk
Qualitative Research Methods yang dialih bahasakan oleh Arif Furchan (2007)
seorang pakar ilmu sosial, bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data yang deskriptif, ucapan atau tulisan yang dapat diamati
subyek penyelidikan baik berupa orang ataupun invidu, tidak dipersempit menjadi
secara rinci, dan melukiskan realita yang ada. Diawali dengan adanya minat untuk
1
didukung oleh konseptualisasi yang kuat atas fenomena tersebut. Maka penelitian
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan awig-awig
Desa Selat Pandan Banten dalam menjaga keyakinan umat beragama Hindu di era
penelitian dapat teramati secara tuntas. Peneliti terjun langsung kelapangan untuk
mendapatkan data yang diinginkan, agar data tersebut terasa lebih obyektif, bila
karena itu, peneliti harus mengikuti kegiatan di Desa Adat Selat Pandan Banten.
a) Waktu Penelitian
2
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak
tanggal dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih dua bulan,
1 bulan pengumpulan data dan 1 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian
b) Lokasi Penelitian
karena merupakan salah satu sekolah yang secara nyata menggunakan media
a) Jenis Data
atau keterangan tentang kenyataan atau realitas. Jenis data yang dikumpulkan
diajukan terhadap masalah yang dirumuskan pada tujuan yang ditetapkan. Dengan
Menurut Menurut Lofland (Moleong, 2000:112 jenis data ada dua yaitu:
a. Data primer, yaitu data yang berkaitan langsung dalam penelitian, dalam hal
ini adalah pelaksanaan pembelajaran agama hindu berbasis gadget bagi anak
3
penelitian. Data diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan guru, siswa
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber lain. Seperti, buku, dan
b) Sumber Data
kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Sumber data utama melalui wawancara
langsung dari responden selama kurun waktu penelitian. Data yang didapatkan
merupakan hasil dari wawancara, sehingga yang menjadi sumber datanya adalah
guru dan siswa kelas 4 SD Negeri 2 Kalibukbuk. Dalam penelitian kali ini,
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis
dan melampirkan foto dalam segala kegiatan dan guru dan siswa dalam
b. Sumber tertulis
Sumber tertulis merupakan sumber kedua dari kata dan tindakan. Dilihat
dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat
dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen
pribadi, dan dokumen resmi. Adapun sumber tertulis yang dimaksud peneliti
4
3.4 Objek dan Subyek Penelitian
Metode Penelitian Ilmu Sosial yang ditulis oleh Muhammad Idrus. Yang didasari
pada asumsi bahwa subjek tersebut sebagai aktor dalam tema penelitian yang
diajukan.
Sesuai dengan judul yang peneliti angkat yaitu “Prospek Dan Problem
Sedangkan objek sendiri adalah suatu hal, perkara, atau orang yang
menjadi pokok pembicaraan, atau sasaran yang akan diteliti, dalam penelitian ini,
akan diteliti, informan memiliki peran penting dalam sebuah penelitian kualitatif
dan dapat menunjang data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini
dimana teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria
tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian, dan peneliti terlebih
5
3.6 Metode Pengumpulan Data
Oleh karena itu, data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam penelitian
karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh dari suatu proses yang
bukti yang valid dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode
saksikan selama penelitian (W. Gulo, 2002:116). Dalam observasi ini peneliti
secara langsung keadaan objek, tetapi peneliti tidak aktif dan ikut serta secara
dengan cara mengamati suatu fenomena yang ada dan terjadi. Observasi yang
dilakukan diharapkan dapat memperoleh data yang sesuai atau relevan dengan
topik penelitian. Hal yang akan diamati yaitu proses pembelajaran agama Hindu
6
kelas 4 SD Negeri 2 Kalibukbuk, penelitian berada di lokasi tersebut dan
proses penulisan. ”Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada” (Sugiyono, 2005:83).
Studi pustaka merupakan maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka dapat
Peneliti harus mengajukan pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama
pertanyaan tertulis yang diajukan tetapi pertanyaan lisan yang dilakukan oleh
secara jelas dan terperinci informasi yang dibutuhkan dan memiliki satu daftar
7
memiliki sejumlah pertanyaan yang telah disusun dan mengadakan wawancara
atas dasar atau panduan pertanyaan tersebut. Ketika responden merespon atau
lain yang sudah disusun atau disediakan. Pertanyaan yang sama kemudian akan
ditanyakan kepada setiap orang responden dalam peristiwa yang sama. Dalam
penelitian ini didapatkan sepuluh orang informan yaitu: seorang guru dan
dilakukan dengan dua cara yaitu probing adalah pewawancara meminta reponden
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain oleh subjek. Dokumentasi
merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk
mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis
dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang
bersangkutan.
8
Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen yang
2012:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada
orang lain.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam caatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data dari Miles dan
Huberman, yaitu:
1. Pengumpulan Data
9
Hindu menggunakan gadget di SD Negeri 2 Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng,
Kabupaten Buleleng.
2. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
(Sugiyono, 2008:247).
yang terkait dengan pembelajaran agama Hindu menggunakan gadget bagi guru
dan siswa, direduksi untuk digolongkan kedalam tiap permasalahan sehingga data
3. Penyajian Data
data. Dalam penyajian data, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Display data, maka akan
10
4. Kesimpulan dan Verifikasi
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
Pada penelitian ini, kesimpulan awal yang dikemukakan oleh peneliti akan
didukung oleh data-data yang diperoleh peneliti di lapangan. Jawaban dari hasil
yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji,
2007:270).
sebagai penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji
1. Credibility
11
Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil
penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan
a. Perpanjangan Pengamatan
sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru.
benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau
data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau
12
belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan
c. Triangulasi
1) Triangulasi Sumber
2) Triangulasi Teknik
13
memastikan data mana yang dianggap benar (Sugiyono,
2007:274).
3) Triangulasi Waktu
dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan
yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan,
(Sugiyono, 2007:275).
2007:275).
14
f. Mengadakan Membercheck
data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh dan akan
2. Transferability
3. Dependability
penelitian yang dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang
15
independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti
data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada
4. Confirmability
penelitian telah disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji
Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara
data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada
dipertanggungjawabkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17